Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Chapter
Author: YRP
Happy read all...
Jangan lupa comment.. I hate silent reader. ^^
“Hyung,
apa yang kau lakukan jika kau menyukai seseorang?” Jongin bertanya pada
Baekhyun yang terlihat asik dengan komiknya.
“Mendekatinya,
mengambil perhatiannya, dan buat dia menjadi milikmu.” Jawab Baekhyun tanpa
mengalihkan perhatiaannya.
“Bagaimana
jika dia menyukai orang lain?”
“Bunuh
saja orang itu.”
“Tapi
orang itu yang bisa membunuhmu.”
“Sebaiknya
kau segera membunuhnya sebelum dia membunuhmu.” Baekhyun masih saja konsentrasi
pada komiknya.
“Haruskah
aku membunuhnya lebih dulu?” Jongin melempar bantal pada Baekhyun.
“Ya!
Sebenarnya apa yang kau bicarakan?” Baekhyun melihat Jongin sekarang.
“Aku
bertanya sungguh-sungguh padamu hyung.” Wajah Jongin terlihat serius, Baekhyun
jadi berpikir sejenak, dari tadi dia hanya menjawab seenaknya.
“Oh,
siapa gadis beruntung itu?” Baekhyun tersenyum, membuat wajah Jongin memerah.
“Ah
sudahlah hyung, aku tidak mau membicarakan ini lagi.” Belum sempat Baekhyun
menjawabnya Jongin sudah menghilang masuk ke dalam kamarnya.
***
“Disekolah
ini memang banyak lelaki tampan, tapi yang seperti Sehun itu seribu lawan
satu.” Jiyoung berkata ceria pada kedua sahabatnya, Sulli hanya mendengarnya
sambil lalu sedangkan Krystal hanya mengagguk lemah.
“Sudah
berulang kali kau mengatakan itu Jiyoung-ah..” Sulli menatapnya malas, namun
Jiyoung justru memberinya senyum terlebarnya.
“Sejak
kita satu kelas dengan Oh Sehun itu, Jiyoung semakin menjadi-jadi.” Krystal
memberi tatapan ngeri pada Jiyoung.
“Ah,
aku bahagia...” Jiyoung berputar, tanpa sadar seseorang membuka pintu kelas dan
membuat Jiyoung terjatuh karena menabraknya.
“Ouch!”
Jiyoung memekik lirih.
“Maaf,
aku tidak sengaja.” Seseorang yang membuka pintu itu membantu Jiyoung berdiri.
“Jing,
kau tak apa kan?” Krystal menghampirinya diikuti Sulli. Jiyoung hanya
mengangguk.
“Maafkan
aku Kang Jiyoung, aku benar-benar tidak sengaja.” Gadis cantik bernama Suzy itu
memegang pundak Jiyoung, Jiyoung terlihat sedikit kesal.
“Sudahlah,
lagipula Jing juga baik-baik saja, kau boleh pergi sekarang.” Sulli membiarkan Suzy
meninggalkan mereka dan mendapat pandangan protes dari Jiyoung.
“Aku
tidak baik-baik saja Sulli-ah.” rengek Jiyoung ketika dua sahabatnya
menuntunnya dalam kelas.
“Kang
Jiyoung ada apa denganmu?” suara itu membuat jantung Jiyoung berhenti mendadak.
“Oh
Sehun, ini bukan apa-apa. Hanya kecelakaan kecil.” Jawab Jiyoung terbata,
Krystal dan Sulli menahan senyum mereka.
“Boleh
kulihat kakimu? Sepertinya itu sakit.” Sehun dengan pelan meraih kaki kiri
Jiyoung, melepas sepatunya kemudian memeriksanya.
“Aouh!”
pekik Jiyoung ketika Sehun memutar pergelangan kaki itu.
“Ini
akan sedikit sakit, bertahanlah.” Dengan gerakan cepat Sehun membuat bagian
depan kaki Jiyoung ke atas membuat Jiyoung berteriak kesakitan.
“AAHHH!!
ITU SAKIT!” Jiyoung berteriak, airmatanya berhasil keluar.
“Maaf,
tapi mungkin setelah ini kakimu akan lebih baik.” Sehun kembali memasang sepatu
Jiyoung dan menali sepatunya.
“Sehun
kau baik sekali, terimakasih sudah membuat kaki Jiyoung sembuh.” Sulli berkata
dengan penuh senyum bahagia.
“Untung
ada kau Sehun, jika tidak kita tidak tau apa yang harus kita lakukan.” Krystal
menambahi membuat wajah Jiyoung memerah sekarang.
“Itu
bukan apa-apa, Jiyoung-ah jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa meminta bantuanku.”
Jawab Sehun seraya menatap Jiyoung membuat Jiyoung ingin mati di tempat.
“Ne...
gomawo..” Jiyoung tersenyum, dia tidak bisa menyembuyikan rasa bahagianya saat
itu. Sehun bangkit dan kembali duduk di bangkunya dengan cool, Jiyoung ingin
pingsan saat itu juga.
“Katakan
ini bukan mimpi!” Jiyoung berkata pelan, Sulli dan Krystal hanya tersenyum
penuh arti.
“Aku
tidak bisa mengantarmu siang ini, aku harus megantar eonniku membeli kado.”
Krystal memberi tahu Sulli dan Jiyoung.
“Aku
juga tidak bisa mengantarmu siang ini, aku harus latihan teater.” Sulli
memandang takut ke arah Jiyoung. Seperti dugaan mereka, Jiyoung yang paling
manja di antara mereka membuang napas panjang.
“Dan
intinya aku harus pulang sendiri siang ini. aiisshh!” Jiyoung mengacak poninya.
“Mianhae
Jing.” Kata Sulli lirih.
“Kau
minta bantuan Sehun saja, bukankah dia akan membantumu.” Krystal memberi ide,
sekilas mereka bisa melihat senyum di wajah Jiyoung tapi,
“Tidak,
aku tidak ingin pulang dengannya sekarang, karena aku tau setiap hari Senin dia
selalu berkumpul bersama teman-temannya, dan aku tau itu tidak bisa diganggu.”
Jelas Jiyoung panjang lebar.
“Tapi
kakimu Jing, kau butuh seseorang untuk membantumu.” Krystal mengingatkan
tentang kakinya.
“Tidak
jadi masalah, aku bisa berjalan dengan pelan. “ Jiyoung berjalan menjauh dari
mereka.
Ternyata
benar apa kata Krystal, Jiyoung benar-benar membutuhkan seseorang untuk
membantunya. Baru saja Jiyoung sampai gerbang sekolah, tapi kakinya sudah sakit
lagi. Jiyoung ingin menangis, tapi mau bagaimana lagi, dia harus pulang jalan
kaki. Jiyoung menahan rasa sakitnya dan terus berjalan melewati rute yang
paling dekat. Jalanan kecil itu cukup menakutkan karena sepi, tapi Jiyoung
harus melewatinya karena itu merupakan jalan tercepat menuju rumah barunya.
“Tuhan,
tolong aku ini sangat sakit.” Jiyoung berhenti dan bersandar pada pagar tembok
tinggi, dia memijat kakinya pelan.
“Kau
butuh bantuan?” tiba-tiba seseorang ada di sebelah Jiyoung, Jiyoung yang kaget
kembali terjatuh.
“Ahh!”
Jiyoung memegang kakinya yang bertambah sakit.
“Kau
baik-baik saja? Sepertinya kau benar-benar membutuhkan bantuanku.” Orang itu membantu Jiyoung berdiri, Jiyoung
merasa terima kasih pada orang itu.
“Gomawo..”
“Sepertinya
itu tidak baik, biar aku mengantarmu.” Jiyoung menatap orang itu, hmm
sepertinya Jiyoung pernah melihatnya. Ah tentu saja, bukankah dia juga di
sekolah sama dengan Jiyoung.
“Kau
mengenalku?” Jiyoung bertanya karena merasa heran dengan kebaikannya.
“Aku
tau dirimu!” jawabnya singkat, “Ayo, dimana rumahmu?”
“Ah,
disana. Kau tau sebuah gereja tua di ujung jalan itu? Rumahku tak jauh
darisana.” Jiyoung menjelaskan dan orang itu menjawab dengan anggukan, dia
membantu Jiyoung berjalan dengan menuntunnya.
Hening
selama mereka memulai berjalan, Jiyoung sibuk memerhatikan teman sekolahnya itu
namun yang di perhatikan malah menatap lurus ke depan. Lengan Jiyoung dengan
anggun berada di pundak namja itu, posisi mereka sangat dekat saat ini tapi tak
ada percakapan diantara keduanya. Jiyoung sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai
namja itu bersuara.
“Kita
sudah di depan gereja, dimana rumahmu?” suara namja itu membuyarkan lamunannya.
“Oh,
benarkah? Kau lihat rumah dengan pagar tinggi di ujung sana? Itu rumahku!”
Jiyoung menunjuk sebuah rumah tua di ujung jalan sana. Namja itu kembali dengan
lembutnya menuntun Jiyoung.
“Hmm...
Dimana rumahmu?” tanya Jiyoung ragu.
“Rumahku
tak jauh dari sini.” Jawabnya tanpa menatap Jiyoung, “Kau baru pindah kesini?
Setauku rumah ini kosong sebelumnya.”
“Ne,
sudah seminggu aku pindah kesini. Rumah itu terlihat menyeramkan, sebenarnya
aku tak pernah mau untuk pindah kesini.” Runtuk Jiyoung membuat namja itu
tersenyum miring.
“Kita
sudah sampai, maaf aku tak bisa mengantarmu sampai dalam. Sampai jumpa.” Namja
itu dengan gampangnya meninggalkan Jiyoung di depan rumahnya.
“Ya!
Aku bahkan belum tau namamu! Siapa namamu?” Jiyoung berteriak sebelum punggunya
benar-benar hilang di belokan.
“Kim
Jongin!” jawabnya seraya menoleh, “Sampai jumpa, Kang Jiyoung!”
“He?”
Jiyoung hanya terdiam, punggung Jongin benar-benar hilang sekarang. Tatapan
itu, sepertinya Jiyoung akan dihantui tatapan itu selama beberapa waktu ke
depan.
***
“Hyung,
apa kau percaya pada cinta?” Jongin kembali mengganggu Baekhyun.
“Tentu
saja, tanpa mereka kau bisa apa?” Baekhyun menjawab enteng.
“Kau
sangat mencintainyakan? Lee Jieun itu..” pertanyaan Jongin membuat senyum
Baekhyun hilang. Baekhyun diam sejenak, Jongin sudah merasa bersalah karena
menanyakan hal itu, “Mianahe hyung...”
“Gwenchana,
kau tau aku begitu mencintainya kan? Karena itu, jangan menjadi bodoh
sepertiku.” Baekhyun menepuk pundak Jongin kemudian meninggalkannya sendiri.
***
Jiyoung
sudah duduk di bangkunya ketika Krystal dan Sulli masuk dalam kelas dan membuat
semuanya jadi berisik.
“Jiyoung-ah!
Bagaimana kemarin, kau baik-baik saja sampai rumah kan?” Krystal duduk di
sebelahnya.
“Kenapa
kau tak menjawab teleponku Jing? Apa kau marah?” Sulli memerhatikan wajah
Jiyoung yang sengaja dia buat sebosan mungkin.
“Jing?”
rengek Krystal.
“Kang
Jiyoung?” Sulli mengikuti Krystal.
“Ah
kalian! Apa yang kalian lakukan? Bisakah kalian tidak membuatku ingin
muntah?!?!” Jiyoung berteriak seraya tersenyum lebar. Krystal dan Sulli secara
otomatis mengacak rambut Jiyoung.
“Selalu
saja! Ah ya, kalian tau Suho sunbae kan?” Krystal secara tiba-tiba membuat
sebuah topik.
“Uhm,
kenapa? Kau menyukainya?” Jiyoung bisa membaca Krystal dengan cepat.
“Ah,
tidak, tidak secepat itu. Tapi aku rasa aku tertarik padanya.” Jawab Krystal
seraya tersenyum.
“Jung
jatuh cinta pada Suho sunbae yang terkenal itu. Apa jadinya jika kalian menjadi pasangan? Pangeran dan
putri..” Sulli berbicara sendiri.
“Ya,
Sehun datang.” Jiyoung berbisik pada kedua sahabatnya. Tepat setelah itu
songsaenim sudah datang membuat Jiyoung tak bisa mengobrol dengan Sehun.
“Jing,
bagaimana rumah barumu? Ah sudah seminggu kau tinggal disana tapi aku belum
berkunjung.” Krystal berkata seraya memerhatikan setiap orang yang lewat
dihadapannya.
“Aku
baru ingat kalian belum berkunjung ke rumahku, omma mencari kalian!” Jiyoung
berkata keras.
“Mian,
kita akan segera kesana. Bagaimana pulang sekolah nanti?” ajak Sulli yang sudah
mendapat pandangan protes dari Krystal.
“Aiisshh,
kau tau aku harus menemani eonniku hari ini.” Krystal memperingatkan Sulli.
“Terserah
kapan kalian akan berkunjung, aku mau menemui Sehun, kelihatannya dia
sendirian.” Jiyoung meninggalkan kedua
sahabatnya yang siap melempar sepatu padanya. Jiyoung mendekati Sehun yang
duduk sendiri di bawah pohon di tengah lapangan.
“Sehun-ah
annyeong!” Jiyoung duduk disebelahnya.
“Annyeong
Jiyoung-ah, bagaimana kakimu?”
“Ini
tak seburuk kelihatannya. Terimakasih untuk kemarin, ne.” Jiyoung tersenyum dan
dibalas oleh Sehun.
“Dimana
Krystal dan Sulli?”
“Kau
bisa meliahat mereka disana!” Jiyoung menunjuk dimana Krystal dan Sulli duduk
saat itu. Sehun hanya mengangguk.
“Sehun-ah,
kau disini!” Jiyoung membelalakkan matanya ketika Suho sunbae sudah bergabung
dengannya dan Sehun.
“Hyung,
kau mencariku?” Sehun terlihat kaget dengan kedatangan Suho.
“Sebenarnya
ada yang harus kukatakan padamu, tapi sebaiknya kita menikmati waktu santai
dulu.” Kata Suho seraya menatap Sehun penuh arti. Jiyoung yakin dia melihat
Suho menahan senyumnya.
“Jika
kalian memang perlu bicara, aku bisa pergi sekarang.” Jiyoung berdiri hendak
meninggalkan mereka ketika Sehun menatapnya.
“Duduklah
kembali, waktu istirahat masih panjang.-hmm, tapi jika kau tak keberatan.”
Sehun membuat Jiyoung tersenyum. Tapi Jiyoung merasa seseorang memerhatikannya,
Jiyoung membuat gerakan cepat ketika Jongin lewat tak jauh darinya.
“Ya
kau! Kim Jongin!” Jiyoung berteriak, secara otomatis Sehun dan Suho menatap ke
arah dimana Jongin sekarang berdiri. Jongin menatap Sehun dan Suho yang duduk
di bawah pohon, kemudian menatap Jiyoung yang kini menghampirinya.
“Kita
bertemu lagi, aku lupa tidak mengucapkan terimakasih untuk kemarin. Terimakasih
Jongin-ssi.” Jiyoung menunduk.
“Kau
pikir hanya terimakasih?” jawaban Jongin membuat Jiyoung tercengang.
“Ah,
aku akan mentraktirmu lain kali.” Jawab Jiyoung canggung.
“Lupakan!
Aku hanya bercanda. Annyeong!” Jongin meninggalkannya membuat Jiyoung kembali
bergabung dengan Sehun dan Suho.
“Kau
mengenalnya Kang Jiyoung?” Suho bertanya.
“Tidak
juga.” Jiyoung menggeleng lemah. Jiyoung bisa melihat Sehun dan Suho saling tatap
penuh arti, tapi Jiyoung tidak memikirkannya. “Aku rasa sebaiknya aku kembali
pada Krystal dan Sulli. Annyeong!” Jiyoung membungkuk pada Sehun dan Suho.
***
Jiyoung
berjalan sendiri pulang sekolah seperti biasanya, Jiyoung bisa menikmati
perjalanannya dari sekolah ke rumah meskipun daerah itu terkesan menakutkan.
Jiyoung mendengarkan lagu dari ponselnya, sengaja untuk membuat perjalanannya
lebih menyenangkan.
Click!
“Aiiissshh,
kenapa mati?” Jiyoung mengutuk kesal menyadari ponselnya mati, kemudian dia
melepas earphone yang sedari tadi dia gunakan. Jiyoung melanjutkan jalannya
tanpa mendegarkan apapun.
Setelah
melepas earphonenya, Jiyoung yakin sekarang ada seseorang yang sedang
mengikutinya. Entah orang itu benar-benar mengikutinya atau hanya seseorang
yang kebetulan memiliki rute yang sama dengan Jiyoung. Jantungnya berdebar
memikirkannya, bagaimana jika orang itu punya niat jahat pada Jiyoung?
Jiyoung
mempercepat langkahnya, lebih cepat, dan lebih cepat lagi sampai akhirnya
Jiyoung berlari. Jiyoung menoleh untuk melihat siapa yang ada di belakangnya, tapi
nihil, tidak ada orang. Jiyoung kembali menghadap ke depan dan meneruskan
jalannya. Setelah sampai di rumah barunya Jiyoung segera masuk.
“Aku
pulang!” teriak Jiyoung ketika membuka pintu utama.
“Nona
Jiyoung sudah datang, makanan sudah siap jika nona Jiyoung sudah lapar.”
Seorang pembantu di rumah Jiyoung menjawab. Orangtuanya pulang setelah hari
gelap, Jiyoung yang anak tunggal sering menghabiskan waktunya di kamar.
“Ajeomma,
jika ada yang mencariku bilang saja aku tidak ada di rumah. Aku ingin merapikan
kamarku, masih banyak barang yang harus kubereskan.” Kata Jiyoung seraya
tersenyum.
“Jika
nona butuh bantuan, nona bisa memanggil saya.” Jawab pembantunya dan Jiyoung
mengangguk dan segera naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Jiyoung
segera mengganti bajunya dan melihat beberapa kardus yang ada di sudut ruangan,
dia membuang nafas panjang. Kamar ini masih berantakkan, Jiyoung harus bekerja
keras. Jiyoung memulai dengan membersihkan lemari pakaiannya, setelah yakin
semua bajunya masuk almari dengan rapi, Jiyoung kembali membuka kardus yang
lain.
“Ah,
kenapa ini banyak sekali!” Jiyoung berkata sendiri. Jiyoung memilih untuk
membersihkan sebuah meja belajar dengan banyak laci di sudut ruangan, meja itu
bukan milik Jiyoung melainkan milik penghuni rumah itu sebelumnya. Ommanya sudah
bilang jika Jiyoung tak suka dengan meja itu, ommanya akan menyuruh orang untuk
membuangnya. Jiyoung melihat meja dengan banyak laci itu, “Ini tidak buruk. Aku
bisa menggunakannya.” Kata Jiyoung lirih, Jiyoung mulai membersihkan meja itu.
“Kenapa
mejini memiliki banyak laci?” Jiyoung membuka laci pertama, berisi bebagai
kunci. “Apa ini masih dibutuhkan?” Jiyoung mengeluarkan kunci-kunci dari
tembaga itu. Jiyoung membuka laci yang terletak paling bawah dan
“Kyaaa!!!”
Jiyoung berteriak, Jiyoung kaget dengan apa yang dilihatnya.
“Nona
Jiyoung, ada apa?” ajeomma mengetuk pintu kamar Jiyoung.
“Aku
baik-baik saja ajeomma!” Jiyoung berteriak seraya masih melihat barang yang ada
di dalam laci.
“Biar
ajeomma bantu merapikan kamarnya nona.”
“Tidak
perlu, aku akan membersihkannya sendiri. Ajeomma sebaiknya kau kembali ke
bawah!” teriak Jiyoung. Jiyoung beisa mendengar ajeomma menuruni tangga,
Jiyoung mengeluarkan semua boneka voodoo yang ada di dalam laci itu.
To be continued
Aaaszzek di post juga akhirnya.. jongin disini masih polos ya masih nanya2 cinta ke baekhyun/? Jiyoung bener2 childish lucu. Aku masih penasaran yang vampire itu kai/sehun.. aku merasa ada sesuatu anta sehun-suho-jongin/? Nah lho main nya voodoo dool ngeri ../? Hahah update soon ne ;) like it
BalasHapusterimakasih..
Hapushayo siapa vampirenya? Tunggu next chap ya. Author usaha update secepat mungkin... ^^
annyeong^^
BalasHapusaku suka ceritanyaaaa. kyaknya kisah cinta segitiga antara jongin jiyoung sehun ya? suka sama karakter jongin yang cool cool gitu hihi terus jiyoungnya yang kyak anak kecil. yang vampire itu jongin kan._.? gatau kenapa jongin pantes jadi vampire hehe
ditunggu next chapternya ya author ^^
iya tunggu next chapternya a.. ^^
Hapusgak tau siapa vampirenya.. hehe... kk^^
Nebak2,kai yg ngikutin jjing...
BalasHapusSehun baik bgt n care yah mau bantu kaki jjing
aku suka karakter Jongin di sini >.< pokoknya mau dibikin cool atau childish aku sukaaa, hahaha. aku juga suka dialognya >.< trus Voodoo itu punya siapa? ada hubungannya ama Jongin kah? ah penasaraaan, aku lanjut duluuu >.<
BalasHapusPerasaan panggilan jiyoung gak enk amat dah di panggil nya jing kwkwkwk tapi tak apalah ^^
BalasHapus