Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris etc
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Series
Author: YRP
“Apa
yang kau baca oppa?” Sulli bertanya pada Minho yang terlihat asik dengan
bukunya.
“Mendeteksi
Sihir!” Minho mengangkat bukunya, “Kau mau membacanya?”
“Sepertinya
menarik.” Sulli menjawab seperlunya. Entah sejak kapan Sulli juga mulai
menyukai sesuatu yang berbau horror dan magic. Mungkin karena Minho
–kekasihnya- menyukai yang serupa, dan Sulli juga mulai menikmati kegemaran
Minho itu.
“Bawalah,
sebenarnya aku sudah membacanya.” Minho menyerahkannya pada Sulli, Sulli
menerimanya dan segera memasukkan dalam tas.
“Ayo,
aku sudah lapar! Lagipula sebentar lagi kau ada latihan basket kan?” Sulli
menarik tangan Minho dan mengajaknya keluar. Sekolah sudah cukup sepi sore itu,
hanya menyisakan beberapa siswa yang menunggu waktu latihan ekstra mereka di
mulai. Jiyoung dan Krystal juga pasti sudah sampai rumah sekarang. Dan seperti
biasa, Minho selalu pulang melewati gerbang belakang. Sulli berjalan lebih
dekat pada Minho, rasanya sore itu begitu dingin di tambah taman belakang
sekolah yang biasa memberi kesejukan, kini berubah menjadi mesin ac.
“Kau
dengar sesuatu?” Minho meminta Sulli untuk diam.
“Oppa,
jangan membuatku takut!” Sulli terlihat takut.
“Tunggu
sini!” Minho berjalan, Sulli segera mengikutinya karena takut. Minho berjalan
menuju gudang belakang sekolah, di koridor itu dia bisa melihat seorang siswa
tergeletak di lantai.
“hei,
kau baik-baik saja?” Minho mendekatinya, yang ditanya hanya menjawab lirih
menahan sakit.
“Kai-ssi!”
teriak Sulli setelah tau itu Kai.
“Dia
temanmu?” tanya Minho yang di jawab anggukan oleh Sulli. “Kau masih bisa bangun
kan?” Kai mengangguk, Minho memapahnya. Dengan cepat Sulli membantu memapahnya.
“Apa
yang terjadi padamu Kai-ssi? Kau tidak berkelahi kan?” Sulli bertanya, Kai
hanya diam seraya meringis menahan sakit,
“Jangan
bawa aku ke UKS...” kata Kai lirih.
“Lalu
aku harus membawamu kemana?” tanya Sulli kesal.
“Antar
aku sampai gerbang, aku akan menelpon hyungku.” Jawab Kai. Minho memerhatikan
Kai dengan seksama, sesekali Minho menggeleng tak percaya dengan apa yang dia
pikirkan. Minho dan Sulli meninggalkan Kai di ruang tunggu jemput siswa dan
meninggalkannya sendirian disana.
***
Malam
itu seperti biasa, Jiyoung mengerjakan tugasnya hingga tengah malam. Dan
menjadi kebiasaannya juga untuk melihat ke arah jalanan depan rumahnya. Lagi,
Jiyoung melihat gadis berambut panjang itu, gadis itu berdiri di belokan gang
memandang ke arah rumahnya. Jiyoung yang membuat tirainya bergoyang membuat
gadis itu sadar Jiyoung ada disana. Dengan seringaian dingin gadis itu
menghilang dengan cepat membuat Jiyoung spontan berteriak,
“AAARRGGGGHHHH!!!
OPPA!” Jiyoung berteriak, Luhan yang kamarnya tepat di sebelah Jiyoung langsung
menghampirinya.
“Ada
apa Jing?” tanya Luhan khawatir, dia mendapati Jiyoung duduk di lantai,
bersandar pada ranjangnya.
“Oppa,
aku takut!” Jiyoung mulai merengek seperti biasa. Tapi kali ini beda, Jiyoung
terlihat sangat ketakutan, Luhan segera menghampiri dan memeluknya.
“Ada
apa? Tidak ada apa-apa disini. Apa yang kau takutkan?” Luhan mengelus rambut
panjang Jiyoung.
“Ada
seseorang di luar sana, dia melihat kesini oppa! Aku takut!” Jiyoung menangis
di pelukan Luhan.
“Ayo
bangkit, kau mungkin terlalu lelah. Kau harus tidur!” Luhan membantu Jiyoung
untuk tidur di ranjangnya. Jiyoung masih tetap tidak mau membuka matanya. “Jing?”
“Oppa,
kau tidur disini saja ya!” Jiyoung meminta Luhan untuk tidak pergi.
“Baiklah,
tapi buka matamu. Tidak ada apa-apa disini.”
Jiyoung membuka matanya dan mendapati Luhan duduk di sampingnya.
Drrrttt
drrrrttt....
“Yeobosaeyo?”
Jiyoung menjawab telepon dengan suara serak.
“Kau
baik-baik saja Jiyoung-ah?” suara Sehun terdengar khawatir disana.
“Ne,
aku baik-baik saja. Aku bersama Luhan oppa disini.”
“Siapa?”
suara Sehun terdengar sedikit tinggi.
“Luhan
oppa, dia sepupuku dari Beijing.”
“Ah,
baiklah. Segera tidur, aku akan menemuimu besok di sekolah. Jalja!” Sehun
menutup panggilannya dengan cepat tanpa menunggu tanggapan dari Jiyoung.
Jiyoung meletakkan ponselnya asal. Luhan menatapnya...
“Kau
terlalu lelah! Cepat tidur!” Luhan membungkus tubuh Jiyoung dengan selimut
tebal, sedangkan Luhan memilih untuk duduk di sampinya seraya membaca buku.
Tidak lama Jiyoung sudah terlelap. Malam itu terasa lebih sepi, dan Luhan bisa
mendengar suara di depan rumah. Dengan cepat Luhan bangkit dan melihat dari
jendela.
Luhan
bisa melihat sosok namja, tinggi dengan rambut hitam. Sekilas Luhan bisa
melihat sosok itu, yang dia kenali sebagai, “Jongin?”
Baekhyun
duduk di ruang tamu dengan gelisah, ini sudah lewat tengah malam dan Kai belum
pulang juga. Baekhyun mencoba menghubungi ponselnya, tapi nihil, Kai tidak
membawa ponselnya. Baekhyun membuka kotak musik miliknya dan terdengarlah
alunan musik orgel. Wush! Seketika hawa dingin menyapa Baekhyun, membuat bulu
kuduknya berdiri.
“Hyung?”
Kai datang dengan tampang tak bersalah, Baekhyun bangkit dan memukul kepalanya.
“Kenapa
kau keluar di malam seperti ini? Kau tau ini berbahaya kan?” Baekhyun tak
terlihat main-main sekarang.
“Sakit
hyung!” Kai mencoba menghindar dari pukulan Baekhyun.
“Dari
mana kau?” tanya Baekhyun penuh selidik.
“Aku
mencari udara segar hyung.”
“Di
udara sedingin ini? Jangan bohong Kim Jongin!” bentak Baekhyun.
“Rumah
Jiyoung.” Jawab Kai singkat sambil menunduk, Baekhyun tersenyum pahit.
“Aku
tidak pernah melarangmu untuk mengunjunginya, tapi aku mau kau tau waktu! Ini
bahaya Kai! Bahaya untuk dirimu sendiri, juga untuk Jiyoung!” Baekhyun
meninggikan suaranya. “Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kalian!
Aku berulang kali berkata padamu dan kau....”
“Kau
tak pernah benar-benar memberitahuku hyung! Kau hanya memberitahuku apa yang
tidak boleh aku lakukan! Kau tak pernah menceritakan yang sesungguhnya! Apa kau
sadar itu hyung?” Kai memotong perkataan Baekhyun dan bicara dengan nada yang
tinggi, Baekhyun terpaku.
“Aku
tau kita bukan saudara kandung, tapi apa kau menganggapku adikmu hyung?” Kai
bertanya pada Baekhyun yang masih membeku.
“Aku
butuh tau yang sesungguhnya! Tapi mulai sekarang aku akan melakukannya dengan
caraku!” Kai meninggalkan Baekhyun di ruang tamu rumahnya, menutup pintu
kamarnya dengan membantingnya keras.
***
Pagi
itu di luar benar-benar dingin, Jiyoung membalut tubuhnya dengan jaket super
tebal. Luhan sudah menunggunya di bawah untuk mengantarnya sekolah.
“Kau
sudah siap?” Luhan bertanya ketika Jiyoung berjalan seperti robot ke arahnya.
“Ne...”
jawab Jiyoung ceria, Luhan bernafas lega. Adik sepupunya itu sudah kembali seperti
biasa, Luhan jadi berpikir jangan-jangan semalam Jiyoung hanya mimpi buruk.
“Hwa,
ini sangat dingin. Oppa kau harus hati-hati di universitasmu!” Kata Jiyoung
ketika mereka sudah berada di mobil.
“Ya?
Apa kau menghawatirkanku?” Luhan tersenyum dan di jawab anggukan oleh Jiyoung.
“Jing,
bukankah itu Jongin? Kenapa dia jalan kaki di udara sedingin ini?” Jiyoung
mengikuti arah mata Luhan.
“Berhenti
oppa! Kenapa dia tidak menunggu di rumah saja untuk berangkat bersama.”
“Cepat
bawa dia masuk!” kata Luhan seraya menghentikan mobilnya.
“Jongin-ah!”
Jiyoung memegang lengan Kai dari belakang, betapa kagetnya Jiyoung karena
Jongin terhuyung.
“Jiyoung-ssi?”
Jiyoung bisa melihat dengan jelas Kai pucat.
“Kau
sakit? Cepat masuk, disini sangat dingin!” Jiyoung menggiring Kai masuk dalam
mobil, Jiyoung duduk di samping Kai yang kini sedang memejamkan matanya.
“Dia
baik-baik saja kan Jing? Kelihatannya dia sakit.” Luhan melihat Kai dari
sepion.
“Oppa,
badannya sangat panas, sepertinya dia demam.” Jiyoung memegang kening Kai yang
sangat panas. Jiyoung melepas syalnya dan memakaikannya pada Kai.
“Aku
baik-baik saja Jiyoung-ssi..” kata Kai lirih.
“Ini
tidak baik-baik saja, kau demam. Dan kau berjalan dari rumahmu menuju sekolah
dengan udara sedingin ini? Kau bisa mati membeku Jongin-ah!” Jiyoung memukul
dada Kai kesal.
“Ouch!”
Kai memegangi dadanya.
“Ah
maaf, apa sangat sakit? Jongin-ah aku hanya bercanda.” Jiyoung berkata pada
Kai, Luhan terkikik melihat adiknya.
“Oppa,
sebaiknya sebentar lagi kau mengantar Jongin ke rumah sakit. Aku tidak mau tau,
kau harus mengantarnya.” Kata Jiyoung penuh peringatan pada Luhan.
“Aku
akan mengantarnya.”
“Tidak
perlu hyung.” Kai mencoba menolak.
“Tidak
masalah, nanti aku akan mengantarmu kembali ke sekolah dan mengurus surat
ijinnya.” Kata Luhan.
“Tapi
tidak perlu hyung aku....”
“Kau
harus pergi karena aku memaksamu!” kata Jiyoung membuat Kai diam. “Bagus
Jongin-ah, kau memang tidak bisa menolak perintahku.” Kata Jiyoung seraya
tersenyum penuh kemenangan, Luhan yakin dia bisa melihat Kai tersenyum di balik
sakitnya itu.
“Oppa
hati-hati! Bawa Jongin dengan selamat!” Jiyoung melambai pada mobil Luhan yang
makin jauh. Jiyoung setengah berlari untuk segera memasuki gedung sekolahnya
karena tidak kuat dengan dingin di luar. Jiyoung bisa melihat Sehun menunggunya
disana.
“Sehun-ah!”
panggil Jiyoung, Sehun tersenyum.
“Kau
sudah kembali normal, kalau begitu?” Sehun memerhatikan Jiyoung yang selalu
ceria.
“Seperti
yang kau lihat!” Jiyoung berjalan di sebelah Sehun. Beberapa mata melihat
mereka berdua, Jiyoung merasa sedikit bangga. Bagaimanapun juga banyak gadis
yang menyukai Sehun.
“Bagaimana
semalam? Kau baik-baik saja kan?” tanya Sehun tanpa menoleh pada Jiyoung.
“Hmm..”
Jiyoung terlihat berpikir, “Sebenarnya aku tidak tau siapa gadis itu, pencuri
atau hantu. Tapi yang aku heran, kau selalu meneleponku setelah aku
melihatnya.”
“Benarkah?
Berarti aku hebat.” Sehun tersenyum bangga.
“Apa
kau peramal?” tanya Jiyoung penuh selidik. Kemudian tawa mereka meledak.
“Apa
yang kau bicarakan?” Sehun mengacak poni Jiyoung, membuat topinya sedikit
miring.
“Ah
kau membuatnya berantakan.” Jiyoung membenarkan posisi topi rajutnya. “Apa kau
tidak dingin hanya mengenakan jaket seperti itu?” Jiyoung memerhatikan Sehun
menggunakan jaket tidak setebal yang lainnya.
“Aku
hanya memakainya ketika di luar.” Jawab Sehun singkat.
“Jiyoung-ah!”
seseorang memanggil Jiyoung dari belakang.
“Ah,
Minho oppa! Wae?” Jiyoung berhenti untuk menunggu Minho mendekatinya.
“Tolong
beri ini pada Sulli, dia sudah lama ingin meminjamnya.” Minho menyerahkan dua
buku tua pada Jiyoung.
“Buku
misteri!” tuduh Jiyoung yang di jawab senyum oleh Minho.
“Sampaikan
maafku karena tidak bisa mengantarnya sendiri, aku belum mengerjakan tugas.
Gomawo Jiyoung-ah!” kata Minho ramah.
“Ne
ara!” Jiyoung berbalik dan mendapati Sehun sudah tidak ada disana. “Dimana
Sehun, kau melihatnya oppa?”
“Dia
sudah meninggalkanmu ketika aku memanggilmu, apa dia cemburu?” tanya Minho
heran.
“Tidak,
baiklah aku ke kelas oppa!” Jiyoung melambai singkat.
“Jing!!!”
Krystal memeluknya ketika Jiyoung masuk dalam kelas.
“Ada
apa?”
“Suho
oppa menyapaku pagi ini!” Krystal terlihat begitu berbinar.
“Sulli-ah,
ini dari Minho. Dia minta maaf karena tidak bisa mengantarnya sendiri karena
dia belum mengerjakan tugasnya!” kata Jiyoung dengan cepat.
“Gomawo
Jing!” Sulli mulai membuka buku-buku itu dan membacanya.
“Kau
tak melihat Sehun?” tanya Jiyoung pada Krystal.
“Arah
jam sepuluh!” Jawab Krystal keras. “Ah Suho oppa kesini?” Krystal hebring melihat
Suho berjalan di belakang Sehun.
“Pangeranmu
disini?” Sulli melihat Suho tak percaya, “Jarang-jarang dia kesini meskipun dia
dekat dengan Sehun.”
“Mungkin
dia ingin bertemu denganku!” Krystal merapikan rambut panjangnya. “Hei apa
ini?” Krystal terlihat kesal, Jiyoung juga merasa hal yang sama karena mereka
melihat Suzy bergabung dengan Sehun dan Suho.
“Apa
yang sebenarnya dia lakukan? Dia ingin merebut Suho dariku?” Krystal meremas
buku yang dibaca Sulli, berhasil membuat satu lembar sobek sempurna.
“Apa
yang kau lakukan? Minho oppa bisa marah karena ini!” Sulli mencoba meratakan
kertas yang sudah rapuh itu.
“Bilang
saja buku itu memang sudah tua.” Jawab Jiyoung enteng.
“Apa
ini masih terbaca? Ooh, semoga Minho oppa tidak marah.” Sulli menyetrika buku
itu dengan tangannya.
“Hei
mau kemana mereka?” Krystal melihat Suho mendekati pintu, kemudian Suho melihat
Krystal, mata mereka bertemu.
“Annyeong
Krystal-ah!” sapa Suho.
“Ah,
ann—annyeong oppa!” jawab Krystal. Jiyoung melihat Suzy tersenyum pahit melihat
Krystal. Sebenarnya apa masalah gadis itu? Dia berusaha merebut Sehun darinya,
dan sekarang? Dia juga berniat merebut Suho dari Krystal?
“Kau
saudaranya?” dokter muda itu bertanya pada Luhan.
“Ya,
aku hyungnya.” Jawab Luhan mantap, “Apa Jongin baik-baik saja? Dia hanya demam
biasa kan?”
“Sebenarnya
apa yang adikmu lakukan? Untuk siapa sebenarnya dia mendonorkan darahnya sampai
dia tidak mengkhawatirkan kesehatannya sendiri?” dokter balik bertanya pada
Luhan.
“Donor
darah?”
“Saya
sudah menduga pasti anda tidak tahu. Kim Jongin selama ini mendonorkan
darahnya, tapi tidak seperti orang normal. Aku juga bertanya-tanya dimana dia
donor, kenapa mereka tidak memikirkan kesehatan pendonor dan membiarkannya
hampir menghabiskan darahnya.” Kening Luhan mengerut mendengar penjelasan
dokter.
“Tapi
dia baik-baik saja kan?”
“Ya,
tapi tolong jaga dia lebih baik. Dia sudah bisa pulang sekarang.” Luhan memberi
salam kemudian segera keluar untuk menemui Kai yang menunggunya.
“Hyung!”
panggil Kai.
“Jongin-ah,
ayo aku akan mengantarmu ke sekolah.”
“Sebenarnya
kau tidak perlu melakukan ini hyung.” Kata Kai ketika mereka sudah ada di
mobil.
“Sudahlah,
kau teman Jiyoung. Aku menganggapmu seperti adikku sendiri.” Kata Luhan ramah.
“Gomawo
hyung. Aku sangat berterimakasih padamu.” jawab Kai. kemudian keduanya
melanjutkan dengan obrolan hangat sampai mereka sadar mereka sudah sampai
sekolah.
“Biar
aku mengurus surat ijinmu.”
“Tidak
perlu hyung, surat dari dokter itu sudah mewakilinya. Gomawo hyung.” Kai keluar,
dan segera masuk dalam sekolahnya. Luhan menatap punggung Jongin, untuk siapa
Kai mendonorkan darahnya?
Jiyoung,
Sulli dan Krystal menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin yang hangat.
Sulli terlihat masih asik dengan buku Minho, Krystal menoleh kesana kemari
melihat siapa saja yang ada di kantin, sedangkan Jiyoung menatap kosong ke
depan.
“Aku
dengar kau sudah semakin dekat dengan Sehun?” Krystal menyadarkan lamunan
Jiyoung.
“Entahlah,
dia datang dan pergi sesuka hatinya.” Jawab Jiyoung lemah, “Apa kalian pikir
aku terlalu bodoh selama ini?”
“Aku
rasa Sehun memberi perhatian padamu.” kata Sulli, wajahnya masih tertutup buku.
“Hanya
saja, Sehun memang terlalu lama untuk menyatakan padamu, aku setuju dengan
Sulli, dia memerhatikanmu.” Krystal meminum susu coklat hangatnya.
“Semalam
dia menelponku, juga malam sebelumnya.” Kata Jiyoung berhasil membuat kedua
temannya melotot.
“Sudah
bisa di pastikan Sehun menyukaimu, aku sudah yakin dari awal!” Krystal meninju
udara.
“Eh,
bukankah itu Kai?” Sulli berbisik, melihat Kai berjalan sendiri masuk area
kantin, Kai memilih bangku di pojok.
“Ah
kau benar itu Jongin.” Jiyoung tersenyum melihatnya, Krystal dan Sulli
mengerutkan keningnya.
“Jing,
sebenarnya aku heran bagaimana bisa kau mengenalnya. Kau tau kan, Kai itu orang
yang dingin, dia tidak berteman di sekolah. Banyak yang tidak tau siapa dia.”
Tanya Krystal penuh selidik.
“Kau
salah, dia orang terhangat yang pernah aku temui.” Elak Jiyoung.
“Aku
tidak akan pernah tau keberadaan Kai kalau dia bukan temanmu.” Sulli ikut
penasaran dengan topik ini.
“Apalagi
kau memanggilnya Jongin, beberapa orang yang mengenalnya hanya memanggil Jongin
itu Kai. Dia terlihat tidak begitu senang ketika orang memanggil nama aslinya.”
Krystal melihat ke arah Kai yang tidak begitu jauh.
“Kalian
hanya belum mengenalnya..” Jiyoung tertawa lirih.
“Apa
kau yakin kau mengenalnya?” Sulli bertanya membuat Jiyoung berpikir sejenak.
“Eh...
Tentu, aku mengenalnya..” Jawab Jiyoung terbata, Jiyoung baru sadar, sepertinya
dia tak begitu mengenal Kai.
“Aku
tau kau tak mengenalnya dengan baik.” Kata Krystal membuat Jiyoung
menggembungkan pipinya. Dengan gerakan cepat Jiyoung berdiri dan menghampiri
Kai di mejanya. Krystal dan Sulli tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
“Jongin-ah
annyeong!” teriak Jiyoung membuat beberapa pasang mata di kantin melihat ke
arahnya. Kai menatapnya dengan penuh tanya.
“Ne?”
“Bagaimana
keadaanmu? Kau baik-baik saja kan?” Jiyoung duduk kursi kosong di depan Kai.
“Seperti
yang kau lihat.” Jawab Kai singkat. Murid di kantin mulai berbisik, bagaimana
bisa Kang Jiyoung sosok yang cukup di kenal di sekolah, ternyata mengenal Kim
Jongin a.k.a Kai yang hampir tidak di ketahui keberadaannya.
“Kau
harus jaga kesehatanmu!” kata Jiyoung ceria, beberapa anak memandang ngeri.
“Kang
Jiyoung, untuk apa kau disini?” Sehun sudah berdiri di sebelah Jiyoung, senyum
Jiyoung semakin mengembang.
“Sehun-ah
kau disini!” kata Jiyoung masih ceria.
“Ayo
ikut aku!” Sehun menarik pergelangan tangan Jiyoung, Jiyoung bingung dan dengan
cepat dia melambai pada Kai. Kai tak menatapnya, hanya memandang ke depan
dengan tajam. Krystal dan Sulli hampir kehabisan napas di tempatnya.
“Jika
Kang Jiyoung dengan Oh Sehun, itu baru bisa di percaya.” Krystal dan Sulli mendengar
pembicaraan dua orang gadis.
“Aku
rasa Jiyoung dan Sehun itu memang cocok. Bukan dengan Kai aneh itu.” jawab
temannya.
***
Baekhyun
terlihat membaca buku super tebal di perpustakaan sekolah, beberapa gadis
terlihat menikmati memandang Baekhyun siang itu, namun Baekhyun tidak
mengacuhkannya.
“Baekhyun-ah!”
seseorang memanggilnya, Baekhyun bisa melihat Kyungsoo meedekat ke arahnya.
“Oh
kau, perlu sesuatu?” tanya Baekhyun, gadis-gadis yang sedari tadi
memperhatikannya berteriak dalam diam melihat Baekhyun akhirnya bersuara.
“Tadi
aku melihat adikmu di rumah sakit, aku pikir dia bersamamu tadi.” Kyungsoo
duduk dengan santai di sebelahnya, merebut buku yang di baca Baekhyun.
“Rumah
sakit?” Baekhyun menatap Kyungsoo tajam.
“Hei,
kau tidak tau? Dia terlihat sangat pucat tadi. Ah, hyung macam apa kau ini?”
Kyungsoo berniat bercanda, tapi dia melihat raut wajah Baekhyun sangat serius.
“Baek,
jangan bilang kau benar-benar tidak tau?” Kyungsoo menjadi curiga.
“Sebenarnya
aku tidak bicara padanya.” Baekhyun mengambil ponselnya, dan segera menghubungi
Kai.
“Tidak
di jawab?” tanya Kyungsoo ketika melihat Baekhyun memasukkan ponselnya lagi
dalam saku seragamnya.
“Ne,
terima kasih sudah memberitahuku.” Baekhyun bangkit, melihat gadis-gadis yang
terkikik, “Kalian, jangan berisik dalam perpustakaan!” kata Baekhyun pada gerombolan
gadis itu. Mereka malah senang mendapat teguran dari Baekhyun. Baekhyun memberi
isyarat pada Kyungsoo agar mengikutinya keluar perpustakaan.
“Sehun-ah,
hati-hati di jalan! Aku pulang dulu!”” Jiyoung melambai pada Sehun melihat
Luhan sudah menjemputnya.
“Kau
juga, hubungi aku jika kau sudah sampai rumah!” jawan Sehun, Krystal dan Sulli
berlagak muntah melihat itu.
“Oh,
aku tidak percaya jika kalian belum resmi menjalin hubungan.” Kata Sulli
membuat wajah Jiyoung memerah.
“Ayolah,
Sehun belum mengatakannya!” Jiyoung merengek frustasi.
“Kau
hanya tinggal menunggu Kang Jiyoung!” Krystal menepuk pundak Jiyoung.
“Baiklah,
Minho oppa sudah menunggu. Kau juga, Luhan oppa sudah menunggumu lama, kau
malah bersenang-senang dengan Sehun.” Kata Sulli seraya berlari menghindari
pukulan Jiyoung.
“Ya!
Aku hanya mengobrol sebentar.” Jiyoung melihat Sulli menjulurkan lidahnya.
“Jing!”
Luhan memanggilnya.
“Maaf
oppa, apa aku terlalu lama?” Jiyoung tersenyum pada sepupunya.
“Bukan
itu, cepat masuk mobil, disini sangat dingin.” Luhan segera menghilang masuk
dalam mobil.
“Krystal,
kau menunggu sopirmu?” tanya Jiyoung, Krystal hanya tersenyum tak jelas.
“Sebenarnya
bukan.”
“Lalu
siapa?”
“Krystal-ah!”
Suho memanggil Krystal dengan senyum di wajahnya, spontan Jiyoung membekap
mulutnya agar tidak berteriak. “Kau sudah lama menunggu?”
“Suho
oppa! Tidak, tidak lama sama sekali.” Krystal memberi isyarat pada Jiyoung, “Hati-hati
di jalan Jing, beri salamku pada Luhan oppa.” Krystal memeluk Jiyoung sekilas
kemudian berlari mengahmpiri Suho dan masuk dalam mobil Suho.
“Ini
tidak bisa di percaya.” Jiyoung menggeleng, kemudian segera masuk dalam mobil. Dan
yang lebih aneh lagi, Luhan tidak segera menjalankan mesinnya.
“Oppa,
apa yang kita tunggu?” tanya Jiyoung heran.
“Jongin,
kau tidak melihatnya?” Luhan mencoba menemukan Kai.
“Jongin...
Sepertinya itu dia.” Jiyoung kembali keluar dan segera menarik tangan Kai untuk
masuk dalam mobil.
“Jongin-ah,
kau sudah lebih baik kan?” tanya Luhan.
“Aku
baik-baik saja hyung. Tapi aku merasa di culik setiap kali Jiyoung menarikku
masuk dalam mobil.” Kata Kai membuat Luhan terbahak. Jiyoung yang duduk di
belakang menoleh untuk melihat Kai, dan memberikan senyuman terlucu yang pernah
Kai lihat.
Seperti
biasa, Kai menolak setiap Luhan akan mengantarnya sampai rumah. Dan seperti
biasa Jiyoung mengomel karena Kai terus menolak kebaikannya dan oppanya.
“Sudahlah,
aku turun di rumahmu saja. Lagipula rumahku sudah tidak jauh.” Kai turun dari
mobil, Luhan menyerah dan ikut keluar dari mobil.
“Hati-hati,
ini benar-benar dingin.” Kata Luhan. Jiyoung masih berdiri disana ketika Luhan
masuk rumah.
“Jiyoung-ssi
gomawo.” Kai berjalan menjauhinya dan menghilang di belokan.
“Sampai
kapan dia memanggilku dengan panggilan formal?” Jiyoung kesal, kemudian dia
melihat benda berkilat dari dalam mobil Luhan. Jiyoung tersenyum penuh
kemenangan.
Baekhyun
sudah duduk di ruang tamu ketika Kai datang, Kai berniat tidak menyapa
hyungnya, merasa terlalu canggung karena pertengkaran mereka.
“Kim
Jongin!” baekhyun memanggilnya.
“Aku
tidak punya waktu untuk bertengkar hyung.” Jawab Kai, Baekhyun berarti sudah
marah besar karena dia memanggil nama aslinya.
“Aku
sudah merasa cukup hanya dengan minum darah rusa, untuk apa kau memberi darahmu
untuk ku minum setiap pagi?!?!” Baekhyun berkata sangat keras, membuat Kai
terpaku di tempatnya berdiri.
“Kau
sudah tau?” tanya Kai, dia berusaha sesantai mungkin.
“Kau
bilang darah manusia itu kau dapat dari rumah sakit. Tapi itu darahmu sendiri
kan? Apa kau ingin mati?” Baekhyun berdiri, Kai terlihat tidak takut sama
sekali.
“Aku
sangat tahu, makhluk sepertimu akan menjadi sangat lemah jika tidak minum darah
manusia.”
“Tapi
aku baik-baik saja hanya dengan minum darah rusa!!!”
Braaakk!!!
Terdengar
suara pot pecah dari luar rumah. Kai segera berlari keluar rumah, Baekhyun
merasa semakin marah karena ada orang yang pasti sudah mendengar apa yang dia
bicarakan.
“Kang
Jiyoung, untuk apa kau kesini?” Kai berteriak pada Jiyoung yang diam terpaku. Baekhyun
keluar untuk melihatnya.
“Jongin-ah....
ponselmu,.. hmm... tertinggal di mobil...” jawab Jiyoung terbata.
“Kau
mendengarnya?” tanya Kai takut, Jiyoung mengagguk lemah.
Vampire Detected....
A/N: Udah terdeteksi satu vampire. Silahkan deteksi vampir lainnya di next chapter. Sebenernya aku bingun, karena fanfic ini terkesan panjaaaaaaaaaaaang banget, aku aja sampe mual. Spoiler, next-next chapter bakal lebih gelap. Semoga kalian suka, jangan lupa comment, I hate silent reader.
Semoga Vampire berikutnya Keren...! , but i hate Krystal and Oh sehun >.<
BalasHapusAaa jeongmal. Akhirnya ketauan siapa yg vampire tapi baru ketauan 1 :( kai masih malu gitu sama jiyoung. Sehun udah mulai deketin jiyoung ciee. Haha sebenernya masih bingung sama perlakuan nya sehun ke jiyoung ada yg nge ganjel. Oke fighting ne! Aku tunggu ;)
BalasHapusWoaaaa makin keliatan klo sehun n kai suka ma jjing..aduhh pilih siapa ya jjing
BalasHapusSehun qo bs pas bgt nelpon jjing?pas dia lg liat sesuatu yg aneh.apaan tuh suho mau2nya ma krystal huh
ternyata tebakan aku bener baekhyun itu vampir,tapi kayaknya vampir yang sebenernya itu IU deh??iya gak??#sok tau^^
BalasHapuskasian kai stiap hari ngorbanin bwat ngasih darahnya ke baekhyun,,mudah"an jiyoung gak ngejauhin kai pas dya tau kenyataan yang sebenarnya..masih agak bingung sehun itu siapa??apa jangan" dya paranormal?atau bahkan janagn" dya serigala??abisnya dya tau baekhyun itu vampir
next chapt d'nanti^^
maaf sebelumnya baru bisa komen sekarang-_-..biasanya aku baca ff kamu dari hp dan itu selalu gagal kalo mau kirim komenan,,,tapi menurutku ff yang kamu buat keren" kok,,apa lagi cast nya jiyoungie lengkap deh,,
Terimakasih reader yg udah comment!!! I love you! ^^
BalasHapusKeep penasaran ya...
Uwah uwah uwah!!! Ada elemen mystery dan seram! Kombinasi yang bagus sekali dgn elemen cinta! XD
BalasHapusSo many questions appeared in mind when I read this fic and I like how you keep readers guessing. I like how you gradually provide the clues.
Good job, author! Update soon!