Sweet Love
Cast: Kang Jiyoung, Oh Sehun
Suport cast: Jung Krystal, Choi Sulli, Kim Jongin, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo
Pairing: Sehun/Jiyoung
Genre: comedy, romance
Lenght: Oneshot
Author: YRP
Summary: Jiyoung sadar pacarnya agak sedikit gila, tapi justru itu yang makin membuat Jiyoung jatuh pada sosok Sehun yang berhasil membuat jantungnya meloncat kesana kemari.
Happy reading....
“Jadi bagaimana? Kenapa kau
malah diam saja? Apa kau tidak malu menjadi tontonan seperti ini?” tanya Sehun
tidak sabar pada Jiyoung. Hei? Bukankah yang membuatnya menjadi tontonan
seperti ini Sehun?
“Sehun-ah, cepat cium saja
Jiyoung kalau dia tidak bersuara juga!” teriak Baekhyun dan di ikuti tawa yang
lainnya. Jiyoung makin gelisah, situasi seperti apa ini? Dia baru keluar kelas
dan berencana langsung pulang ke rumah sebelum Sehun tiba-tiba menarik
tangannya dan mengajaknya ke taman belakang sekolah. Di hadapan teman-temannya
Sehun berteriak jika dia ingin menjadi pacarnya, dan hasilnya Jiyoung hanya
bisa diam dan menatap Sehun yang berdiri terlalu dekat di depannya.
“Kau sangat cerewet biasanya,
kenapa sekarang kau diam?” tanya Sehun lagi, kesal. Jiyoung menarik nafas
panjang, orang bodoh manapun tau kalau Jiyoung sangat terkejut sekarang.
“Sebenarnya apa maksudmu?”
Jiyoung akhirnya bersuara, semua temannya diam untuk mendengar percakapan
mereka.
“Apa? Daritadi aku bicara
panjang lebar dan kau masih tidak mengerti?” Sehun mengacak rambutnya asal dan
sialnya makin membuatnya terlihat, keren!
“Kau sangat aneh.” Kata Jiyoung
lirih.
“KANG JIYOUNG APA KAU MAU
MENJADI PACARKU? CEPAT JAWAB KARENA AKU SUDAH TIDAK TAHAN MENJADI TONTONAN
SEPERTI INI!” Sehun berteriak dan teman-temannya tertawa, sangat berisik.
“Apa kau yakin?”
“Kalau aku tidak yakin aku tidak
akan mempermalukan diri seperti ini, CHAGI!” Sehun kesal, Jiyoung hanya
menatapnya datar. Meskipun jantungnya saat ini berdetak beratus-ratus kali lebih
cepat, Jiyoung bisa menyembunyikannya.
“Aku tidak bisa menjawabnya
sekarang. Maaf aku harus pulang! Annyeong Sehun-ah!” Sehun hampir pingsan
melihat Jiyoung yang tiba-tiba berlari. Teman-temannya tertawa seakan melihat
sesuatu yang pantas untuk ditertawakan. Sulli dan Krystal tertawa seraya
mencoba mengejar Jiyoung. Sehun hanya menarik nafas panjang.
***
Jiyoung berangkat lebih siang
dari biasanya, dan penyebabnya jelas Oh Sehun. Jiyoung terlalu nerveous untuk
berangkat ke sekolah hari itu. Dia juga tidak bisa tidur nyenyak semalam karena
memikirkan Sehun. Sebenarnya mudah saja menjawab “Iya” untuk pertanyaan Sehun
kemarin, tapi.... Ah Jiyoung benar-benar malu untuk mengakuinya.
Jiyoung bisa melihat Sehun dan
teman-temannya berkumpul di depan kelas. Apa mereka sengaja menunggu Jiyoung?
Sengaja memblok pintu kelas agar Jiyoung tidak bisa masuk? Dan Jiyoung
mengumpat ketika menyadari Sulli dan Krystal juga bergabung disana. Tuhan,
tolong!
“Jiyoung-ah, akhirnya kau datang
juga.” Kata Sehun.
“Kang Jiyoung, apa kau tidur
dengan nyenyak semalam?” Chanyeol bertanya dengan suara dibuat-buat, Sehun
memukul kepalanya pelan.
“Jing, daritadi orang ini terus
menayakannmu.” Sulli menyenggol Sehun dan membuat muka Sehun memerah.
“Haruskah sekarang?” tanya Jiyoung.
Semuanya menahan tawa kecuali Sehun yang menatapnya tenang.
“Aku akan menunggumu sampai kau
benar-benar ingin menjawabnya.” Sehun menarik Jiyoung untuk berjalan dan menuju
bangkunya. Jiyoung sadar sekarang, dia bisa menjadi diam jika di sebelah Sehun.
Dan dia rasa dia butuh oksigen karena dadanya pasti sesak setiap Sehun
berdekatan dengannya.
Sepanjang pelajaran Jiyoung
tidak bisa membiarkan pandangannya lurus ke papan tulis dan berhenti menoleh ke
belakang hanya untuk melihat apa yang Sehun lakukan. Setiap kali mata mereka
bertemu Sehun akan memberikan senyumnya dan langsung terdengar temannya
terkikik karena itu.
“Tenang saja Hun, sepertinya
Jiyoung hanya ingin mempermainkanmu. Aku yakin dia pasti mau menjadi pacarmu.”
Kata Kyungsoo membuat Jiyoung memukul kepalanya sendiri ketika mendengar itu. Sulli
dan Krystal tak henti-hentinya menggoda Jiyoung. Mereka juga menanyakan kemana
Jiyoung yang super cerewet itu.
Jiyoung, Krystal dan Sulli
mengobrol di bawah pohon rindang ketika istirahat. Dan jelas saja, rombongan
Sehun datang untuk bergabung. Seperti yang sudah bisa di prediksi, Sehun akan
duduk di samping Jiyoung dan itu terlalu detat. Jiyoung takut Sehun akan
mendengar detak jantungnya.
“Jing, kau tidak berniat membuat
Sehun mati penasaran kan?” tanya Krystal dan disambut antusias yang lainnya.
“Sebenarnya aku sudah mempunyai
jawaban.” Kata Jiyoung, Sehun langsung menatap Jiyoung yang ada di sampingnya.
“Katakan kalau begitu.” Perintah
Sehun, Jiyoung terlihat bingung dan mulai salah tingkah.
“Sehun-ah, boleh aku hanya
bicara berdua denganmu?” tanya Jiyoung penuh harap.
“Oh, bukan masalah...”
“TIDAK BISA!” semua temannya
memotong perkataan Sehun.
“Kau harus memberi jawabannya di
depan kami!” kata Kai tegas, Jiyoung membuang nafas panjang.
“Haruskah?” tanya Jiyoung lagi.
“Sudah, anggap saja mereka semua
kucing.” Jawab Sehun asal, Baekhyun memukul kepala Sehun cukup keras. Dan
terlihat Sehun sangat kesakitan akan itu. Jiyoung memejamkan matanya,
mengumpulkan semua keberaniaannya. Sehun tak kalah takut untuk mendengar
jawaban Jiyoung.
“Bagaimana Jiyoung-ah, kau mau
jadi pacarku?” Sehun mengulangi pertanyaannya dan itu membuat Jiyoung bersyukur
karena Jiyoung hanya tinggal mengangguk dan terdengar sorakan. Jiyoung masih
menutup matanya terlalu malu untuk membalas tatapan temannya dan Sehun. Sehun
meninju udara dan tanpa meminta ijin memeluk Jiyoung yang sekarang hampir
pingsan karena sesak nafas.
“Aku tau kau akan menjawab iya.”
Kata Sehun percaya diri.
***
Setelah menjawab pertanyaan
Sehun dan resmi menjadi pacar Sehun, Jiyoung kembali seperti semula. Jiyoung
kembali cerewet seperti biasanya, kegugupannya sudah sedikit hilang, meskipun
masih terus muncul jika Sehun mendekatinya.
Jiyoung sudah tidak memedulikan
ejekan teman-teman Sehun, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah bosan
menggoda Jiyoung. Jiyoung dan Sehun hampir tidak punya waktu berdua di sekolah
karena teman-temannya itu akan senantiasa mengganggu mereka. Waktu yang paling
ditunggu-tunggu Jiyoung adalah akhir pekan, karena Sehun akan mengajaknya
jalan-jalan dan mereka terbebas dari pengganggu itu.
Jiyoung sudah siap ketika Sehun
datang untuk menjemputnya, Jiyoung mengenakan celana jeans pendek dan kaos
motif garis-garis ditambah dengan rompi jeans hari itu. Jiyoung segera keluar
kamar dan mendapati Sehun sedang duduk di ruang tamu, menunggunya. Seketika
Jiyoung tersenyum ketika pandangan mereka bertemu. Hari itu Sehun memakai
celana pendek selutut, memakai kaos berwarna putih sebagai dalaman dan kemeja
kotak-kotak yang tidak di kancing. Demi apapun Jiyoung tidak akan pernah bosan
melihat pacarnya itu.
“Sekarang?” tanya Jiyoung, Sehun
hanya mengangguk. Setelah Sehun meminta ijin pada omma Jiyoung untuk
mengajaknya jalan-jalan mereka langsung berangkat.
Jiyoung mengajak naik bus untuk
ke pusat kosa, meninggalkan mobil Sehun yang terparkir di halaman rumahnya.
Jiyoung pikir, akan lebih menyenangkan berlama-lama menunggu bus dengan Sehun.
Sepanjang perjalanan Sehun tidak melepas genggaman tangan mereka dan Jiyoung
tak berhenti bercerita.
Mereka memilih pusat game di
kota untuk kunjungan pertama mereka, dengan antusias mereka memainkan berbagai
permainan. Dan tentu saja Jiyoung selalu kalah dalam semua permainan dan Sehun
tidak mau repot-repot mengalah unutk pacarnya itu.
“Ayolah Hun, sekali saja biarkan
aku menang!” Jiyoung mengeluh ketika mereka berlomba memasukkan bola basket ke
dalam ring.
“Cium dulu baru aku mau
mengalah!” kata Sehun jahil dan segera mendapat pukulan dari Jiyoung. Sehun hanya
terbahak dan Jiyoung tak henti memukulnya.
Setelah lelah dengan semua
permainan dan Jiyoung yang kesal karena Sehun tak henti menggodanya,
terang-terangan Jiyoung meminta Sehun untuk membelikan es krim.
“Coklat Hun, ingat hanya coklat
tanpa campuran lainnya!” teriak Jiyoung ketika Sehun menjauh untuk
membelikannya. Jiyoung tersenyum melihat punggung Sehun yang menjauh dan gabung
dalam antrian es krim.
“Murni coklat tanpa campuran
lainnya.” Sehun kembali dan menyerahkan es krim Jiyoung, Sehun duduk di
sebelahnya dan menikmati es krimnya. Jiyoung memerhatikan Sehun, ya Tuhan
terimakasih telah mengirim Oh Sehun!!!
“Ayo kita jalan lagi, aku ingin
melihat pernak-pernik sekarang.” Jiyoung menarik tangan Sehun, Sehun
mengikutinya. Mengingat itu hari sabtu, jalanan sangat ramai penuh pejalan
kaki. Sehun melingkarkan lengannya di leher Jiyoung, memastikan Jiyoung terus
berada di sampinya dan tidak terpisah terbawa gelombang manusia yang ramai.
“Disana Hun, ayo masuk!” Jiyoung
menunjuk salah satu toko accesoris. Sehun lega karena di dalam toko banyak
ruang untuknya dan Jiyoung, kemudian Sehun sadar dia satu-satunya laki-laki
yang ada di toko itu.
“Eh, Jing apa yang ingin kau
cari?” tanya Sehun, beberapa gadis secara terang-terangan melihat ke arah Sehun
dan tak jarang yang menahan tawanya.
“Karet rambut, pita rambut,
jepit hiasan, bandana... Hmm, apa lagi yang aku butuhkan ya?” Jiyoung sedang
asik memilik jepitan kecil di depannya.
“Kau sudah sebesar ini dan masih
mau memakai jepit hiasan?” Sehun melihat jepitan yang ada di depannya, “Kau
beli ini saja, ikat rambutmu ke atas biar terlihat sexy!” Sehun mengambil
sebuah jepitan besar dan langsung saja mendapat tatapan kesal dari Jiyoung.
“Jing Jing, ini lucu!” Sehun
mengambil sebuah karet rambut dengan hiasan kelinci, Jiyoung membuang muka.
“Itu untuk anak 5 tahun, aku
mencari yang lebih sederhana.” Sehun mengangguk mendengar perkataan Jiyoung dan
memisahkan diri dari Jiyoung untuk memulai pencarian lagi. Gadis-gadis yang
tadi menertawakan Sehun kini terlihat iri dengan pasangan itu.
“Sehun-ah aku sudah selesai. Apa
itu?” Jiyoung sudah berdiri di belakang Sehun yang terlihat memilih bandana.
“Pakai ini di sekolah ya! Aku
akan belikan untukmu!” Sehun mengangkat sebuah bandana berwarna biru seraya
tersenyum dan segera menuju kasir untuk membayarnya. Jiyoung tak pernah
berhenti tersenyum sejak Sehun resmi jadi pacarnya. Ada saja yang selalu
membuat Jiyoung tidak bisa tidur karena ulah Sehun.
Tidak terasa hari sudah sore dan
banyak tas belanjaan yang Sehun dan Jiyoung bawa. Mereka berjalan-jalan,
berhenti di toko satu ke toko lainnya, membeli sesuatu untuk mereka berdua
mulai dari yang penting sampai yang mereka tidak tau alasan mereka membeli
barang itu. Sehun memutuskan untuk mengajak Jiyoung makan, mengingat mereka
telah melewatkan makan siang mereka.
Di restoran pun Sehun tak
hentinya menggoda Jiyoung dan Jiyoung juga tak henti mengomel. Jiyoung sampai
berpikir kapan Sehun berhenti menggodanya dan membiarkan Jiyoung sedikit
tenang. Tapi apapun yang Sehun lakukan, tetap saja Jiyoung tidak pernah bosan
untuk mengomeli pacarnya itu.
“Sebentar lagi mau kemana?”
tanya Jiyoung melihat Sehun sudah menghabiskan makanannya.
“Terserah kau saja, aku akan
mengantarmu.” Jawab Sehun seadanya. Jiyoung melanjutkan makannya dan Sehun
sibuk memerhatikan Jiyoung makan.
“Kau cantik sekali Jing, bahkan
ketika kau belum mandi seperti ini kau tetap cantik!” kata Sehun dan berhasil
membuat Jiyoung tersedak.
“Uhuk! HUHukk!” Sehun segera
memberi Jiyoung minum, setelah Jiyoung selesai mengatasi batuknya Sehun berulah
lagi.
“Dipuji begitu saja reaksimu
berlebihan seperti itu Jing.” Katanya dengan senyum konyol.
“Bodoh! Kau mau aku mati
tersedak!” Jiyoung menjambak rambut Sehun sekenanya. Sehun mengumpat seraya
mengelus kepalanya.
“Bagaimana bisa aku jatuh cinta
pada preman sepertimu!” ledek Sehun.
“Aigoo Sehun-ah!!!!” rengek
Jiyoung dan Sehun tersenyum penuh kemenangan.
Jiyoung tidak berhenti mengomeli
Sehun sejak dari restoran, yang diomeli malah terlihat bangga. Jiyoung terus
saja mengomel dalam rangkulan Sehun, tidak menghiraukan tawa Sehun yang
mendengar omelannya.
“Aku sebenarnya tidak mengerti
sebenarnya kau itu bodoh atau apa. Apa karena kau banyak bergaul dengan
teman-temanmu itu kau jadi ikutan tidak waras. Atau sebenarnya kau memang tidak
waras dari dulu.”
“Tapi tetap saja kau
menyukaiku.” Sehun berkata penuh percaya diri.
“Demi Tuhan sepertinya aku sudah
gila menyukaimu.” Goda Jiyoung tapi memberi reaksi berbeda pada Sehun. Sehun
menghentikan langkahnya dan menatap Jiyoung tajam.
“Apa kau bilang?” tidak ada
tatapan jahil sekarang, yang ada tatapan berapi-api dari Sehun dan itu membuat
Jiyoung takut.
“Aku hanya bercanda, kenapa kau
serius sekali?” elak Jiyoung kemudian mengajak Sehun untuk berjalan ke tempat
yang lebih sepi dan mengistirahatkan kaki mereka.
“Sehun-ah aku hanya bercanda,
apa kau marah?” Jiyoung mencoba menatap Sehun yang terus Sehun hindari.
“Sehun-ah, kenapa kau seperti
ini? Ayolah aku hanya bercanda.” Sehun malah duduk di salah satu bangku taman
kota, sibuk memerhatikan beberapa anak muda yang melakukan street dance.
“Sehun-ah kau mendengarku kan?”
Jiyoung menaruh semua belanjaannya, memegang wajah Sehun dengan kedua tangannya
dan membuat wajah itu menghadap padanya.
“Apa? Minta cium?” tanya Sehun
tanpa rasa bersalah dan seketika terbahak melihat wajah Jiyoung memerah.
Jiyoung menyesal sudah merasa bersalah menggoda Sehun, nyatanya Sehun yang
selalu menggodanya dan sepertinya Jiyoung tidak bisa menyaingi kemampuan Sehun
yang satu itu.
“Tuhan! Kenapa aku bisa ada disini
bersama laki-laki gila seperti Oh Sehun!!!” Jiyoung berteriak dan mengacak
rambutnya, Sehun memeluknya sambil terus tertawa.
“Mianhae KangJi!” bisik Sehun
dan membuat jantung Jiyoung melompat kesana kemari.
“Sampai kapan kau seperti itu?
Tolonglah Hun berhenti menggodaku, aku hampir mati ketika kau...hhmmmpppp..”
Mulut Jiyoung terkunci, Jiyoung merasa kakinya sangat lemas. Untungnya dia
duduk sekarang, kalau saja dia berdiri pasti dia sudah jatuh sekarang.
Jiyoung tidak tahu sejak kapan
Sehun berdiri di depannya, membungkukkan tubuhnya untuk mencium Jiyoung.
Jiyoung tercengang karena nyawanya sebagian terbang entah kemana, Sehun melepas
ciumannya untuk membiarkan Jiyoung mengisi paru-parunya dengan oksigen. Jiyoung
membalas tatapan Sehun, dan
“Cerewet, kau menikmatinya??”
Sehun berkata tanpa tawa di wajahnya, spontan Jiyoung memukulnya dan mengejar
Sehun yang berlari untuk menghindari pukulan Jiyoung.
“OH SEHUN!!!” Jiyoung mengejar
Sehun dan memukulinya tanpa ampun setelah menangkapnya.
“Lagi-lagi kau membuat kita jadi
tontonan.” Kata Sehun mengingatkan Jiyoung ada beberapa mata yang melihat
mereka. Jiyoung makin malu dibuatnya, Jiyoung menutup mukanya dengan kedua
tangannya.
“Sehun-ah, aku ingin pulang!”
kata Jiyoung membuat Sehun tersenyum.
“Saranghae Kang Jiyoung.”
perlahan Sehun mengangkat dagu Jiyoung, menatap kedua mata itu dengan tatapan
penuh sayang. Sehun mencium Jiyoung untuk kedua kalinya, namun kali ini Jiyoung
membalasnya dan membiarkan Sehun terus menciumnya entah sampai kapanpun. Jiyoung
makin yakin, dia mencintai orang gila yang sibuk mencium bibirnya saat ini.
END
Author's Note: Yehet! Fanfic ini ringan banget gak ada masalah, isinya seneng-seneng mulu. Gak tau bagaimana tanggapan reader. ^^ semoga kalian semua suka. Jangan lupa comment. Di tunggu fanfic yang lainnya ya... Ohorat!
ohorat.. mereka unyu unyu banget di fanfic ini.. sehun jahil banget, tapi bener2 keliatan manly-nya pas liat cara dia ngungkapin perasaannya ke jiyoung. hahaha, keren! ditunggu fanfic berikutnya ya author, semangat semangat! :D
BalasHapusyehet terimakasih ya... hehhehe
Hapustunggu ya fanfic berikutnya~~
This is super duper cute. Lucu banget pas Sehun nembak Jiyoung-nya dan temen-temennya itu ngeselin yah, kepo banget XD Sehun-nya karakternya unik juga disini, jahil banget. Plotnya fluff banget, suka sama fic yang kayak gini. Thanks for writing :)
BalasHapusterimakasih kak Miki...
HapusLama gak mampir kesini ini kak Miki. :D
Aaaaaaa aku bacanya gemesssss wkwkek seru,keren,ringan dibacanya unsur komedi sama romancenya dpt bgt. Aaaaaaa aku ampe senyum2 sendiri bacanya hihihi
BalasHapushehe yehet terimakasih...
Hapustunggu yang lainnya ya...
Ahhhhhhh,,,,, sooooo sweeeet bgt siih mereka berdua.
BalasHapusJadiii ngiriii deh, pngen punya pacar ky Sehun gt.
Beruntung bgt sii Jiyoung ini.
Ditunggu update ff selanjutnya yaa thooorrr,,,, ^^v
SEMANGAAAAATTTT!!! ^^9
terimakasih ya, jangan lupa baca ff lainnya. hehe ^^
Hapusealah thor ceritanya rada ordinary yaw.. so sweet harus dibuat sekuel nih thor tapi ayaknya lebih seru kalo sad ending kakakakakkakk..
BalasHapusharusnya mereka pulang terus kecelakaan gitu ya. Terus mati. Aduh, jangan deh... haha
HapusOmo! So sweet!!! It is a nice change that you write a light story. Haih, you can write anything, author-nim!
BalasHapusThanks for writing this!
Thank's bibi... I post the newest ff, hope you comment there.. hehe
HapusRingan banget ceritanya, tp beneran deh cute couple bgt mereka di sini, jd senyum2 sendiri ngebayanginnya.. Yakin deh, ntar lama2 Jjing bisa ketularan gilanya Sehun, hhe.. Temen2 Sehun keliatan bgt pada jomblo semua, gak ada kerjaan selain gangguin mereka.. Nice story!!
BalasHapusTrims... Iya, kayanya mereka pada jomblo semua. kkk
HapusMampir ke ff lainnya ya...