Destiny
Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Jung Krystal, Oh Sehun, EXO member, Choi Sulli, Bae Suzy, Jung Eunji.
Pairing: Kai/Jiyoung, Kai/Krystal, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, hurt, sad
Lenght: series
Author: YRP
Jiyoung
mengingat semua yang pernah dia lakukan bersama Chanyeol, bagaimana pertama
kali Chanyeol mengajaknya berkenalan, bagaimana mereka kemudian dekat, cara
Chanyeol mengungkapkan perasaannya pada Jiyoung, kencan pertama mereka, dan
masih banyak lagi. Semakin diingat semakin membuat Jiyoung ingin menangis, dia
begitu mencintai Chanyeol. Jiyoung juga begitu yakin bahwa Chanyeol memiliki
perasaan yang sama dengannya, tapi mengapa harus seperti ini?
Jiyoung
kembali ingat kejadian yang dia lihat di sekolah, dimana Chanyeol dan Eunji
berciuman. Apa Chanyeol tidak memikirkan perasaan Jiyoung? Apa arti Jiyoung
untuk Chanyeol? Kenapa Chanyeol tega melakukan ini padanya? Apa Jiyoung pernah
berbuat salah pada Chanyeol?
Ponsel
Jiyoung terus berdering, panggilan dari Chanyeol yang tidak akan pernah dia
jawab. Jiyoung masih sayang pada Chanyeol, tapi hatinya terlalu sakit. Jiyoung
tidak bisa menerima perlakuan ini, Jiyoung tidak bisa menerima Chanyeol membagi
hatinya untuk gadis lain. Ah, ini benar-benar menyebalkan.
Esoknya
Jiyoung ke sekolah diantar sopirnya seperti biasa. Sebenarnya Jiyoung tidak
ingin masuk sekolah hari ini, tapi berhubung dia ingat ada dua ulangan harian
hari ini dia mengurungkan niatnya. Jiyoung sudah tau dia pasti akan bertemu
Chanyeol nanti, dan Jiyoung sudah memikirkan cara untuk menghindar darinya.
Jiyoung
berjalan menuju kelasnya ketika matanya menangkap sosok tinggi itu berdiri di
pintu kelasnya. Tepat ketika Jiyoung mau kembali untuk ke perpustakaan,
Chanyeol melihatnya dan segera menghampirinya.
“Jiyoung-i...”
panggilnya seraya menarik tangan Jiyoung, “Bisakah kita bicara? Aku mohon
dengarkan penjelasanku dulu Jiyoung-ah.”
“Jangan
ganggu aku.” Kata Jiyoung tegas, meskipun suaranya terdengar begitu rapuh.
“Jiyoung,
semua tidak seperti yang kau pikirkan. Aku mohon percayalah padaku, aku hanya
menyukaimu Jiyoung. Apa kau tidak percaya padaku?” Chanyeol masih berusaha
mendapatkan kembali hati Jiyoung dan semua itu membuat hati Jiyoung makin
hancur.
“Oppa,
jangan ganggu aku. Aku sudah tau semuanya.” Jiyoung menarik tangannya dari
pegangan Chanyeol dengan kasar. Beruntung bel segera berbunyi, Jiyoung segera
masuk dalam kelasnya tanpa menghiraukan beberapa mata yang sedang asyik
melihatnya.
Pelajaran
pertama hari itu olahraga, Suzy dan Jiyoung mengikuti pemanasan dengan teman
yang lainnya. Suzy sangat mengerti pasti Jiyoung menangis semalaman karena
matanya bengkak akibat terlalu lama menangis.
“Kita
olahraga dengan kelas B kan? Tapi kenapa aku tidak melihat Sulli?” tanya
Jiyoung seraya mengedar pandang mencari Sulli.
“Oh
aku belum mengatakan padamu bahwa Sulli sakit?” tanya Suzy, Jiyoung hanya
mengangguk. “Ya, Sulli sakit. Dia tidak masuk hari ini.”
Hari
itu pengambilan nilai lempar bola, setiap siswa harus memiliki pasangan untuk
pengambilan nilai. Sialnya Jiyoung terlalu malas untuk olahraga hari itu,
lempar bola basket yang seharusnya menyenangkan pun menjadi sangat menyebalkan.
“Kalian
berpatner sesuai absen, absen satu dengan dua dan begitu seterusnya.” Jelas Lee
songsaenim pada muridnya. “Ayo cepat lakukan, olahraga itu harus cepat!”
“Jiyoung-ah,
absenku ada di depan. Aku kesana dulu ya!” pamit Suzy dan segera bertemu dengan
patnernya. Jiyoung terlalu malas untuk mencari patnernya sampai seseorang
menghampirinya dan memukul pundaknya pelan.
“Jongin-ah?
Ada apa?” tanya Jiyoung melihat Jongin duduk di sebelahnya sekarang.
“Aku
patnermu!” katanya singkat, “Sudah jangan dipikirkan orang itu. Tidak lama lagi
dia juga lulus, akan sulit bertemu dengannya.”
“Apa
yang kau bicarakan?”
“Tidak
usah pura-pura bodoh, aku tau alasan matamu bengkak seperti ini pasti gara-gara
putusmu dengan Chanyeol hyung. Sudah jangan dipikirkan, kau tidak mau
berlatih?” Kai berdiri dan mengambil bola basket yang terdekat. Jiyoung tau Kai
sedang menghiburnya sekarang, tapi yang tadi itu terlalu kasar bagi Jiyoung.
“Tidak
usah latihan, nilaiku nanti juga tidak akan maksimal.”
“Ush,
sudah menyerah!” ledek Kai kemudian meninggalkan Jiyoung dan memilih bermain
bersama Sehun.
“Kang
Jiyoung, Kim Jongin!” panggil Lee songsaenim. Keduanya segera berlari memenuhi
panggilan.
Bola
pertama dipegang oleh Kai, Kai melemparnya pada Jiyoung dan mulai berlari
miring. Sial, Jiyoung tidak bisa menangkapnya dengan baik. Kemudian Jiyoung
melemparnya asal pada Kai, untungnya Kai bisa menangkap meskipun lemparannya
sangat buruk. Kai kembali melempar dan Jiyoung lagi-lagi tidak bisa
menangkapnya.
“Kang
Jiyoung apa yang kau lakukan? Lakukan dengan baik! Apa aku tidak pernah
mengajarimu?” teriak Lee songsaenim.
“Maaf
songsaenim!” teriak Jiyoung. Kai menatapnya tajam seakan berkata ‘konsentrasi Kang Jiyoung!’ Jiyoung hanya diam dan melanjutkannya.
“Kau
jangan kebayakan melamun!” protes Kai ketika mereka sudah selesai mengambil
nilai.
“Iya
maaf, lagi pula nilaimu akan tetap bagus kok. Cuma nilaiku saja yang jelek.”
Bela Jiyoung. Kai hendak membalasnya tapi Jiyoung sudah melesat jauh
menghampiri Suzy. Kai hanya mengacak rambutnya dan mengumpat kesal.
“Sudahlah
Kai, suasana hatinya sedang tidak baik.” Sehun menghampiri Kai, Kai hanya
menatapnya sekilas, heran.
***
Hari
itu semuanya terasa begitu lama, dua ulangan harian dengan soal yang super
sulit membuat kepala Jiyoung makin ingin pecah. Sampai pelajaran terakhir pun,
Jiyoung merasa waktu berjalan begitu lama.
Suzy
juga mengeluh disebelah Jiyoung, mengutuk waktu yang seakan berhenti. Mereka
sudah lelah, lelah semua semua pelajaran hari itu. Dan khusus untuk Jiyoung,
luka hatinya masih baru, dan itu mempersulit semuanya.
Ketika
bel sudah berdering, Suzy menjadi orang pertama yang keluar kelas. Dia sudah
pamit pada Jiyoung harus pulang lebih dulu karena kepalanya sudah sakit akibat
ulangan hari ini. Jiyoung hanya mengiyakan, dia juga berpikir akan pulang cepat
hari ini. ya, sudah tidak ada yang bisa ditunggu atau menunggunya sekarang.
Tapi
siapa sangka Chanyeol sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Jiyoung juga
bisa melihat Jongdae, Baekhyun, Kyungsoo dan Suho sebagai teman seangkatan
Chanyeol. Kemudian Jiyoung sadar Sehun, Kai dan Krystal berjalan di belakangnya.
“Jiyoung,
aku mohon beri waktumu sedikit saja.” Chanyeol menarik Jiyoung untuk minggir.
“Apa
lagi sekarang?”
“Aku
mohon, aku hanya menyukaimu. Aku minta maaf atas kejadian kemarin, aku mohon
jangan pergi. Tetaplah menjadi Jiyoungku.” Kata Chanyeol cepat. Ingin rasanya
Jiyoung menarik Chanyeol dalam pelukannya dan memaafkan semua kesalahannya.
Kembali menjadi pasangan dan melupakan semua kesalahan Chanyeol, tapi rasa
sakitnya terlalu kuat.
“Aku
tidak bisa....” jawab Jiyoung.
“Aku
mohon Jiyoung-ah. Aku tau aku salah, aku minta maaf. Tidak bisakah kau kembali
bersamaku? Aku menyukaimu Jiyoung, aku mencintaimu lebih dari apapun. Aku mohon
maafkan aku.”
“Aku
sudah memaafkanmu, tapi maaf aku tidak bisa kembali padamu. Aku mohon jangan
ganggu aku lagi, jangan muncul dihadapanku lagi.” Kata Jiyoung dengan suara
bergetar.
“Tapi
Jiyoung-ah..”
“Apa
kau tidak mendengarku? Apa kau tidak tau bagaimana perasaanku? Oppa! Aku sangat
menyukaimu, tapi apa balasanmu padaku? Aku benar-benar tidak bisa untuk kembali
lagi padamu, aku mohon jangan pernah muncul dihadapanku lagi!” dengan satu
hentakan jiyoung mendorong Chanyeol yang berlutut dihadapannya dan segera
berlari.
“KENAPA
KALIAN DIAM SAJA?” teriak Chanyeol pada semua temannya.
“Aku
mengerti perasaan Jiyoung, maaf kami tidak bisa membantumu untuk kembali pada
gadis sebaik itu.” sahut Baekhyun.
“Setidaknya
salah satu dari kalian mengantarnya pulang dan pastikan dia selamat sampai
rumahnya! Apa kalian tidak mau membantuku dengan itu?” kata Chanyeol lagi,
membuat semua temannya haru melihat keadaanya. Kai segera melesat tapi kemudian
Krystal menahannya.
“Sehun-ah,
bisakah kau mengantar Jiyoung? Cepatlah, sebelum dia jauh.” Kata Krystal, Sehun
menuruti permintaan itu dalam diam.
“Jiyoung!”
Sehun memanggil Jiyoung yang berjalan cepat di depannya. Jiyoung dengan cepat
menghapus airmatanya sebelum Sehun mendekat.
“Ada
apa?”
“Aku
akan mengantarmu pulang, tapi aku tidak bawa motor hari ini.” jawabnya santai
seperti biasanya. “Kau baik-baik saja?”
“Seperti
yang kau lihat.”
“Ah
berarti kau tidak baik-baik saja. Kau mau berhenti untuk sekedar minum?” tawar
Sehun, tapi tanpa menunggu jawaban Jiyoung dia langsung menarik Jiyoung masuk
dalam cafe yang mereka lewati dan memesan dua minuman.
Sehun
mencoba menghibur Jiyoung dan Jiyoung menghargai niat baik itu. Entah mengapa
Sehun memang orang yang paling membuatnya nyaman setelah Chanyeol dan Baekhyun.
“Kau
itu cantik, aku yakin banyak yang menyukaimu. Kau juga sangat baik, jadi
maafkan Chanyeol hyung. Aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.” Kata Sehun di
akhir membuat Jiyoung hanya diam.
“Sudah
sore, sebaiknya aku cepat mengantarmu pulang. Ayo!” Sehun menyadari kalimat
terakhirnya itu sangat sensitif dan memilih untuk segera pulang saja.
***
Hari-hari
Jiyoung terasa begitu berat selama Chanyeol belum lulus. Selalu ada saja
kesempatan untuk mereka bertemu, Chanyeol selalu memberi senyumnya yang tulus
sedang Jiyoung hanya diam tak ada niatan untuk membalasnya. Pernah suatu hari
Jiyoung bertemu dengan seniornya Eunji, rasanya Jiyoung benar-benar ingin
menjambak rambutnya hingga terlepas semua dari kepalanya. Tapi apa Jiyoung bisa
melakukan itu?
Kadang
Jiyoung merasa menyesal tidak menerima Chanyeol kembali dulu, tapi disisi lain
dia merasa beruntung karena tau Chanyeol yang sesungguhnya. Dan sejak saat itu
juga Jiyoung tidak ada pikiran untuk dekat dengan seseorang. Ya, Jiyoung tidak
sadar jika dia dekat dengan Sehun sekarang.
“Sudah,
hari kelulusan tidak jauh lagi. Park Chanyeol itu akan segera pergi dari
sekolah ini.” kata Sulli ketika mereka di kantin.
“Ya,
tapi dia akan kuliah di Universitas terusan dan setiap istirahat dia akan
kesini untuk melihatmu.” Sambung Suzy membuat mereka tertawa. Meskipun rasa
sakit Jiyoung masih ada, tapi dia sudah bisa menjadikan Chanyeol sebagai sebuah
candaan sekarang.
“Aku
perhatikan akhir-akhir ini kau bersama Oh Sehun terus.” Tuduh Sulli.
“Apa?
Aku hanya dekat dengannya. Jangan berpikiran yang macam-macam!” kata Jiyoung
tegas membuat Sulli dan Suzy terkikik.
***
Hari
kelulusan sudah tiba, Jiyoung bisa melihat Chanyeol bersama Eunji hari itu dan
itu membuatnya sakit. Tapi setidaknya setelah ini dia tidak akan bertemu dengan
Chanyeol dan Eunji di sekolah. Jiyoung hanya mengucapkan selamat pada Baekhyun,
Kyungsoo, Jongdae dan Suho. Bahkan mereka juga berfoto bersama, tak lupa dengan
Sehun, Kai dan Krystal juga.
Chanyeol
terlihat bergabung dengan mereka dan tepat ketika itu juga Sehun menarik
Jiyoung untuk menjauh dari sana.
“Trims,
Oh Sehun.” Kata Jiyoung ketika mereka sudah berpisah dari gerombolan.
“Apa
kau ingin berfoto dulu dengannya?” tanya Sehun.
“Tidak,
jangan memperparah keadaan.” Protes Jiyoung dan Sehun hanya tertawa.
“Chanyeol
hyung sakit.” Kata Sehun tiba-tiba dengan nada serius.
“Ya
aku tau dari dulu otaknya memang sedikit sakit.” Jawab Jiyoung sebagai candaan.
***
Jiyoung
pikir sekolah akan menyenangkan ketika Chanyeol dan Eunji sudah lulus.
Nyatanya? Jiyoung hampir dibuat gila karena tugas sekolah dan belajar untuk
ujian nanti. Untungnya dia satu kelas bersama Sulli dan Suzy. Dan ya, Kai dan
Sehun. Mungkin sudah menjadi takdir Jiyoung satu kelas bersama Kai dan Sehun.
“Bagaimana
keadaan appamu? Sudah baikan?” tanya Kai ketika dia dan Jiyoung menjadi
kelompok. Mereka tidak tau sudah berapa kali mereka menjadi satu kelompok,
karena inisial nama mereka yang sama, absen merekapun selalu bersebelahan dan
itu membuat mereka sering menjadi kelompok.
“Lebih
baik, appa sudah bisa dirawat di rumah.” Jawab Jiyoung ramah.
“Omma
menyuruhku untuk mengajakmu jalan-jalan.”
“Eh?”
Jiyoung seakan tak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Iya,
tapi akhir pekan aku selalu pergi bersama Krystal. Jika kau mau, kau boleh ikut
dan aku sudah melaksanakan perintah omma.” Jelas Kai.
“Lalu
aku melihat kalian berdua pacaran? Begitu? Kau bahkan lebih kejam dari
Chanyeol.” Kata Jiyoung tak percaya.
“Tentu
saja tidak begitu, aku akan mengajak Sehun juga biar kau ada temannya. Ah kau
ini!” keluh Kai.
“Terserah
kau saja.” Jawab Jiyoung singkat.
***
Recana
akhir pekan Kai dilaksanakan, pagi itu Kai sudah menjemput Jiyoung di rumahnya
tanpa ada yang tau Krystal dan Sehun sudah ada di dalam mobil. Setidaknya
dengan begitu keluarga mereka akan senang mengira Kai dan Jiyoung keluar berdua
meskipun kenyataannya tidak begitu.
“Adik
Jongin hati-hati ya, kalau Jiyoung macam-macam kau telepon saja noona!” kata
kakak kedua Jiyoung, Kai hanya mengangguk.
“Ya
sudah, kami berangkat.” Pamit Jiyoung malas.
“Udah
gak usah cemberut gitu.” Goda Kai.
“Mana
Sehun sama Krystal?”
“Udah
di mobil, yuk cepet!” ajak Kai. Benar saja, Jiyoung langsung disambut tawa
konyol Sehun.
Hari
itu tidak membosankan seperti yang Jiyoung bayangkan, bahkan Jiyoung cenderung
menikmatinya. Meskipun hanya menonton film kemudian dilanjutkan jalan-jalan di
mall, hari itu terasa menyenangkan dan berbeda bagi Jiyoung.
Setelah
lelah bermain di pusat game, mereka memutuskan untuk makan. Dan seperti biasa,
Kai dan Krystal mengumbar kemesraan membuat Jiyoung dan Sehun canggung.
“Ehem-ehem,
bisakah kalian hentikan itu?” tanya Sehun ketika Kai dan krystal tidak berhenti
saling menyuapi satu sama lain.
“Oh
maaf.” Kata Krystal lirih, wajahnya memerah.
“Kau
memang butuh pacar Oh Sehun.” Kata Kai dan Sehun hanya mendelik kesal.
“Lalu
bagaimana dengan anak ini?” Sehun menunjuk Jiyoung, dengan cepat Jiyoung
memukul lengan Sehun dengan keras.
“Diam
kalian berdua.” Katanya, Jiyoung sedang tidak ingin dibahas sekarang.
Sehun
menjadi orang yang minta diantar pulang malam itu, Kai segera melajukan
mobilnya ke rumah Sehun. Kemudian dia mengantar Krystal karena rumahnya tak
jauh dari sana. Jiyoung menjadi orang terakhir yang dia antar.
“Terimakasih
ya, kau sudah mau pergi hari ini.” kata Kai memecah keheningan.
“Ya,
aku menikmatinya. Eh, bukankah itu mobil orangtuamu?” tanya Jiyoung melihat
mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
“Benar,
berarti mereka disini?” Kai memasukkan mobilnya ke halaman rumah Jiyoung dan
memakirnya disana.
“Kau
mau masuk?” tanya Jiyoung ragu.
“Omma
sudah mengirim pesan agar aku masuk dulu.” Kedua anak itu masuk rumah Jiyoung
tanpa memikirkan apa yang terjadi selanjutnya.
Jiyoung
bisa melihat orangtuanya dan orangtua Jongin sedang mengobrol asyik di ruang
tamu, semuanya langsung mengalihkan perhatian ketika Jiyoung dan Jongin masuk.
“Kami
datang!” seru Jiyoung.
“Kalian
berdua, duduk sini!” kata omma Jiyoung. Jiyoung dan Jongin duduk bersebelahan,
sama herannya dengan apa yang sedang terjadi.
“Jiyoung,
kau masih menyimpan cincin yang appa beri padamu kan?” tanya ayahnya, suara
ayahnya begitu lemah mengingat kesehatannya yang tidak begitu baik akhir-akhir
ini.
“Ehm,
aku masih menyimpannya. Aku tidak pernah memakainya karena ukurannya terlalu
besar.” Jelas Jiyoung.
“Ambil
dan bawa kesini.” Perintah ayahnya. Jiyoung segera naik menuju kamarnya dan
mencari cincin yang dia simpan di laci. Setelah menemukan dia segera turun
untuk kembali dalam perkumpulan kecil itu.
“Jongin,
kau juga masih menyimpan cincin yang appa beri kan?” tanya ayah Kai, Kai
mengangguk ragu. Begitu banyak hal yang ada dipikiran Kai saat ini. Jiyoung
sudah kembali dengan cincinnya. Jiyoung memperlihatkannya pada ayahnya. Kai
membelalakkan matanya mengetahui cincin itu sama persis seperti miliknya.
“Jongin,
kau membawa cincinmu nak? Setau omma kau tidak pernah melepasnya.” Tanya
ibunya. Kai dengan ragu menarik kalung dilehernya. Melepas kalung itu dan
mengambil cincin yang menjadi bandul hiasan kalung itu.
“Mwo?
Ini sama!” seru Jiyoung mengambil cincin dari tangan Jongin.
“Omma
sangat senang mendengar Jongin mengajak Jiyoung jalan-jalan hari ini, dan omma
rasa sekarang waktunya kalian tau.” Kata ibu Jiyoung.
“Sebenarnya
ada apa ini?” tanya Kai sedikit kasar.
“Sebelum
kalian lahir, kami sudah menjodohkan kalian.” Kata ayah Kai membuat Jiyoung dan
Kai hampir berteriak.
“Kesehatan
appa sudah memburuk sekarang, appa ingin perjodohan ini segera berlangsung.”
Lanjut ayah Jiyoung dengan suaranya yang lemah.
“Tapi
kami masih sekolah.” Protes Jiyoung.
“Appa
sudah memikirkan itu. Tinggal hitungan bulan kalian akan lulus, jadi appa ingin
kalian konsentrasi masuk universitas. Dan kalian akan menikah setelah kalian
lulus. Appa tidak punya banyak waktu.” Jelas ayah Jiyoung. Kalimat panjang itu
seakan sebuah tamparan bagi Kai. Ide gila apa ini? Apa yang sebenarnya
orangtuanya pikirkan?
“Tapi
aku tidak bisa melakukan ini!” kata Kai tegas, Jiyoung menoleh padanya. Jiyoung
tau alasan Jongin, semua karena Krystal.
“Kalian
sudah terikat. Asas sus servanda, setiap perjanjian mengikat semua pihak yang
terlibat. Pernikahan akan tetap dilaksanakan.” Kata ayah Kai jauh lebih tegas
membuat Kai bungkam. Dan malam itu, Jiyoung yakin dia tidak akan bisa tidur
karena berita perjodohan konyol ini.
***
“APA?
Kau dijodohkan dengan Kai?” Sulli dan Suzy berkata bersamaan.
“Sttt!
Pelankan suara kalian.” Pinta Jiyoung frustasi.
“Kenapa
kau selalu berhubungan dengan orang-orang itu, Chanyeol, Sehun, Kai.” kata
Sulli.
“Aku
dan Sehun hanya teman!” bela Jiyoung.
“Tapi
sebenarnya aku sudah menduga ini. Mendengar setiap cerita keluargamu dan
keluarga Kai. Sebenarnya kau dan Kai yang bodoh karena tidak curiga dari awal.”
Kata Suzy memberi pendapat.
“Lalu
bagaimana reaksi Kai?” tanya Sulli lirih.
“Tentu
saja dia menolaknya. Kau tau kan dia sangat menyukai Krystal. Aku berani
bertaruh Jongin tidak akan meninggalkan Krystal.” kata Jiyoung.
“Tapi
kau tidak kecewa kan, jika pada akhirnya Kai mempertahankan hubungannya bersama
Krystal?” tanya Suzy.
“Aiish!
Apa yang kau tanyakan?!?!” Jiyoung panik.
***
“Benar
kan kau dijodohkan dengan Jiyoung. Benar kan apa yang aku bilang dari dulu?”
Krystal berkata dengan penuh penekanan, Kai menyudutkannya di tembok.
“Aku
menolaknya, aku hanya ingin menikah denganmu!” tantang Kai.
“Seharusnya
kita memang putus dulu, aku menduga hal seperti ini akan terjadi. Seharusnya
kita tidak pernah menjalin hubungan apapun. Benar kan?” airmata Krystal siap
tumpah dan itu membuat hati Kai teriris.
“Dengarkan
aku, aku menolak perjodohan itu.”
“Lalu
apa ini?” Krystal memegang dada Kai dan menemukan kalung dengan bandul cincin.
“Kau memakainya, jujur saja hatimu menerima perjodohan itu kan?” Krystal
menangis sekarang.
“Tidak,
aku hanya akan menikah denganmu. Apapun akan aku lakukan untuk membatalkan
perjodohan itu.” Kai memeluknya erat, membiarkan Krystal menangis di
pelukannya.
***
Semua
jadi canggung dan buruk semenjak mereka tau tentang perjodohan itu. Setiap kali
menjadi satu kelompok, Kai maupun Jiyoung tidak ada yang mau memulai
percakapan. Dan itu menyulitkan mereka untuk mendapat nilai bagus.
“Kalian
itu patner, kalian harus bicara!” tegur Sehun pada suatu kesempatan karena tau
nilai kelompok Kai dan Jiyoung terburuk di kelas. “Sebenarnya kalian mau lulus
tidak sih?! Ujian sudah dekat!”
Mau
tidak mau Jiyoung selalu berusaha mengawali percakapan dan mencoba memimpin
setiap kali mereka berkelompok. Kecuali olahraga, Kai dengan baik mengajari
Jiyoung berbagai trik agar nilai mereka bisa baik.
“Sudahlah,
kita fokus untuk sekolah. Jangan pernah pikirkan masalah perjodohan, lupakan
itu untuk sejenak. Dan aku juga akan membantumu untuk membatalkan itu. Aku tau
kau sangat menyukai Krystal!” kata Jiyoung ketika Kai hanya diam dalam suatu
pelajaran dan membuat Jiyoung muak.
Jiyoung
menceritakan semuanya pada Sehun, memang tidak ada lagi yang bisa memberi
pendapat baik selain Sehun jika itu menyangkut Kim Jongin.
“Aku
tau dia menolak perjodohan itu, tapi bukan berarti aku harus mengerjakan setiap
tugas kelompok kan? Aku salah apa? Dia pikir aku senang dengan perjodohan
konyol itu!” oceh Jiyoung.
“Mungkin
Kai bingung. Bingung memilihmu atau Krystal.” jawab Sehun malas.
“Jawaban
apa itu? Sudah jelas kan Kai tidak akan
meninggalkan Krystal!” Jiyoung
melakukan penekanan di kalimat terakhir.
“Dibanding
Kai, aku lebih penasaran padamu. Kau tidak kecewa kan Kai menolak perjodohan
itu?” Sehun mendekatkan wajahnya pada Jiyoung.
“Kau
seperti Suzy, tentu saja tidak. Aku tau bagaimana rasanya mencintai seseorang
dengan sungguh. Dan aku tidak mau jadi orang ketiga diantara mereka karena aku
tau bagaimana perasaan Krystal.” jelas Jiyoung penjang lebar.
“Kau
lagi curhat masalahmu sama Chanyeol hyung dulu?” goda Sehun semakin membuat
Jiyoung naik pitam.
“OH
SEHUN!”
“Oh
ya, kau tidak ingin bertemu Chanyeol hyung? Dia sakit.” Jiyoung benar-benar
kesal sekarang, dia menjambak rambut Sehun dengan asal dan segera pergi dari
sana.
***
Ujian
sudah semakin dekat, Jiyoung juga semakin disibukkan dengan belajar. Jiyoung
benar-benar melupakan tentang perjodohan dan hal-hal lain yang menurutnya tidak
penting. Baginya yang terpenting saat ini adalah belajar untuk mendapatkan
nilai yang baik dan bisa masuk universitas.
Orangtuanya
juga mengerti, mereka tidak pernah membahas tentang perjodohan. Tau putri
bungsunya sedang bekerja keras dalam belajar.
“Kau
jangan terlalu serius belajarnya, nanti stres!” Sehun menghampiri Jiyoung di
bangkunya. “Mana Suzy dan Sulli?”
“Ke
kantin.” Jawabnya singkat.
“Kau
gak ikutan? Gak lapar atau lagi diet?” tanya Sehun lagi dengan menyebalkan.
“Aku
nitip ke mereka. Oh Sehun sebenarnya apa yang akhir-akhir ini kau makan? Kenapa
kau semakin menyebalkan?” tanya Jiyoung, Sehun malah pura-pura tidur di
sebelahnya.
Krystal
masuk kelasnya, dan Jiyoung baru sadar sekarang mereka tidak bertegur sapa.
Sejak kapan Jiyoung juga tidak sadar, yang dia tau sikap Krystal tidak seperti
dulu. Apa mungkin Krystal tau masalah perjodohan? Jongin bodoh kalau sampai
Krystal tau!
“Gitu
banget lihatnya, kalau berani samperin!” kata Sehun, lagi-lagi Jiyoung dibuat
kesal.
“Sehun-ah!”
rengeknya. Jiyoung merasa Krystal sedang memerhatikannya sekarang.
“Udah
sana belajar lagi.” Kata Sehun.
“Jongin,
ini kau saja yang mengumpulkan.” Jiyoung menyerahkan tugas kelompoknya.
“Han
songsaenim kan?” tanya Kai, Jiyoung hanya mengangguk.
“Kalian
sekarang jadi canggung banget ya?” kata Sulli memerhatikan Kai dan Jiyoung.
“Bagaimana
tidak, perjodohan itu hal yang paling mengerikan di dunia. Aku turut prihatin
kau harus mengalaminya Jing.” Kata Suzy. Jiyoung hanya diam merenungi nasibnya.
Dulu dia diduakan sama seseorang yang begitu dia sukai, sekarang dia dijodohkan
dengan seseorang yang tidak akan meninggalkan pacarnya. Sungguh sial kisah
cinta Jiyoung.
***
Ujian
sudah datang, Jiyoung sudah menyiapkan semuanya dan dia yakin akan mengerjakan
dengan baik. Sulli dan Suzy juga bertukar semangat dengannya. Sehun juga tak
berhenti memberi Jiyoung semangat dan terus meminta maaf karena Sehun tidak
bisa memberinya contekan.
“Aku
bahkan tidak ada pikiran untuk mencontek pekerjakaanmu OH!” protes Jiyoung
kembali membuat Sehun senang.
Jiyoung
memerhatikan Kai, ingin sekali dia memberi Kai semangat. Tapi dia terlalu
takut, dan Sehun terus menyuruhnya untuk memberi Kai semangat. Tepat ketika
Jiyoung hendak menghampiri Kai, Krystal memeluk Kai dan tertawa bersama membuat
Jiyoung mengurungkan niatnya. Sehun menarik tangannya dan membawanya menjauh
dari sana.
“Ingat,
kerjakan dengan baik!” kata Sehun dengan senyum tulus, bukan senyum konyol
seperti biasanya. “Kang Jiyoung hwaiting!” Jiyoung hanya tersenyum dan
mengangguk.
Ujian
selesai, Jiyoung merasa lega dan ingin memanjakan dirinya dengan berbagai
hiburan. Tidak peduli bagaimana hasilnya nanti, yang penting dia sudah berusaha
dan Jiyoung yakin usahanya itu tidak akan mengkhianati. Jiyoung menghabiskan
waktunya dengan selalu bermain bersama Sulli dan Suzy. Dan tidak terasa hari
lulusan pun datang.
Jiyoung
merasakan ada yang aneh dengan dirinya, entah kenapa dadanya terasa sesak
ketika melihat Kai dan Krystal sedang berfoto bersama dengan karangan bunga.
Keduanya tersenyum bahagia dan sangat tulus, kemudian terlintas dibenak Jiyoung
tentang perjodohan itu. Ya, Kai akan menikah dengannya.
“Jiyoung
ayo! Kenapa kau melamun?” teriak Sulli, Jiyoung segera tersadar dari lamunannya
dan bergabung bersama Sulli dan Suzy untuk mengabadikan moment bahagia itu.
“Jiyoung,
ayo foto denganku!” Sehun tiba-tiba menyeretnya, meminta Kai untuk membantu
mengambil foto mereka. Jiyoung merasa sedikit canggung setiap kali ada Kai
didekatnya, berbeda dengan Kai yang terlihat biasa saja. Sehun merangkul
Jiyoung dan tertawa pada camera, Kai tersenyum dan memberikan jempolnya untuk
mereka berdua.
“Kalian
sangat cocok!” kata Kai. Sehun segera mengambil camera dan melihat hasilnya
kemudian tertawa.
“Yang
seperti ini tidak cocok sama sekali, aku terlalu tampan. Eh Kai, coba kau
dengan Jiyoung, aku akan foto kalian!” Sehun mendorong Kai agar mendekat dengan
Jiyoung tanpa memikirkan Krystal yang ada disana. “satu, dua, tiga!” teriak
Sehun. Jiyoung berusaha untuk tersenyum, dia melirik sekilas ke arah Kai yang
juga tersenyum pada camera.
“Sudah
kan?” tanya Kai menghampiri Sehun, Jiyoung hanya menunduk. Perasaan apa ini?
kenapa Jiyoung begitu senang bisa berfoto dengan Kai?
“Kai
ayo pulang, kau tidak ingin pulang?” ajak Krystal, nadanya sedikit berubah
entah mengapa. Sehun menggoda Krystal agar mau menetap lebih lama, tapi
sepertinya mood gadis itu sudah rusak dan akhirnya Kai memenuhi permintaannya
untuk pergi.
“Kau
tidak pulang juga? Mana Sulli dan Suzy?” tanya Sehun dan Jiyoung hanya
menggeleng, “Oh itu mereka, ayo!” Sehun berjalan mendahului dan Jiyoung
mengikuti di belakangnya menuju Sulli dan Suzy.
***
Mereka
sudah menjadi mahasiswa sekarang, entah ini disebut kebetulan atau takdir tapi
mereka semua melanjutkan ke Universitas yang sama. Meskipun berbeda jurusan,
Jiyoung berjanji akan tetap berteman baik dengan Sulli, Suzy dan Sehun.
“Jiyoung,
keadaan appa memburuk. Aku, eonni dan omma akan ke rumah sakit. Kau di rumah
atau ikut?” tanya kakaknya yang tiba-tiba muncul di kamarnya.
“Tentu
saja aku ikut!” Jiyoung segera bersiap. Dia bisa mendengar appanya kesulitan
bernafas, membuat Jiyoung takut dengan sebuah perpisahan.
Sesampainya
di rumah sakit keluarga hanya bisa menunggu di luar selama tuan Kang diperiksa.
Meskipun sangat khawatir, tapi ibu Jiyoung bisa menunjukkan ketenangan di depan
tiga putrinya. Jiyoung sudah ingin menangis dari tadi, tapi melihat ibunya yang
begitu kuat dia menahannya.
“Keluarga
tuan Kang?” seorang dokter keluar dan semua berkumpul di depan dokter. “Tuan
Kang baik-baik saja, beliau hanya perlu dirawat untuk beberapa hari kedepan.
Kalian tidak perlu khawatir karena kami sudah berhasil menanganinya. Tuan Kang
harus menjalani rawat jalan setelah ini.” jelasnya kemudian pergi. Sebuah
harapan kembali hidup, ya kepala keluarga mereka baik-baik saja.
“Jiyoung
sebaiknya kau pulang, kau harus menyiapkan untuk kuliahmu besok kan?” ibunya
bertanya, Jiyoung hanya mengangguk. “Baik-baik di rumah. Jika terjadi apa-apa
segera telepon omma” ibunya mengecup kening Jiyoung dan Jiyoung mulai berjalan.
Di
koridor dia bisa melihat Sehun, dengan cepat Jiyoung menghampirinya.
“Sehun-ah!
Sedang apa kau disini?” Jiyoung berhasil membuat Sehun kaget setengah mati,
Sehun memegang dadanya karena kaget.
“Gadis
ini! Ada temanku sakit, kau mau lihat?” tawar Sehun.
“Siapa?
Apa aku mengenalnya?” tanya Jiyoung.
“Ikut
tidak?” tanya Sehun lebih tegas, Jiyoung hanya mengangguk dan mengikuti Sehun.
Sehun membawa Jiyoung ke sebuah koridor yang sepi, sepertinya ini ruangan
dengan pasien sakit parah. Disana sangat sepi dan tenang.
“Sebenarnya
siapa...”
“Oh!
Kang Jiyoung?” pertanyaan Jiyoung terpotong karena Luhan yang terlihat kaget
melihatnya.
“Luhan
sunbae, apa kabar?” sapa Jiyoung canggung. Luhan terlihat melihat Sehun penuh
tanya namun Sehun hanya mengangguk kecil.
“Ayo
Jiyoung, masuklah.” Sehun membuka pintu, Jiyoung masih belum bisa melihat siapa
yang terbaring di ranjang tinggi itu. “Hyung aku datang, lihat siapa yang aku
bawa.”
Seketika
Jiyoung terpaku, melihat Chanyeol sedang terbaring lemah di atas ranjang.
Wajahnya juga begitu pucat, pipinya lebih tirus dan badannya terlihat kurus
dari terakhir kali Jiyoung melihatnya. Chanyeol menatap Jiyoung yang terpaku,
sebuah senyum tipis terlihat di bibirnya.
“Jiyoung...”
katanya lemah. Jiyoung masih diam dan menatap tajam ke arah Chanyeol.
“Kenapa
kau diam disana? Kesini!” Sehun menyuruhnya untuk mendekat. Perlahan Jiyoung
mendekat, senyum Chanyeol terlihat lebih jelas dari dekat. Tapi senyum itu
tidak seceria dulu, senyum itu terlalu lemah.
“Kau
sakit apa?” tanya Jiyoung sedikit kasar, bagaimanapun dia masih merasa sakit
hati setiap kali melihat Chanyeol.
“Aku
baik-baik saja. Apa kau masih marah padaku, Jiyoung?” tanya Chanyeol, sebuah
perasaan bersalah hidup di hati Jiyoung.
“Tidak,
untuk apa aku marah padamu.” jawab Jiyoung cepat, “Sebenarnya kenapa dirawat?”
kini Jiyoung bertanya pada Sehun.
“Karena
dia sakit, kau aneh!” jawab Sehun asal seperti biasanya, Jiyoung memukul
lengannya pelan dengan kesal. Chanyeol tertawa melihat itu.
“Aku
tidak percaya kalian sedekat ini. Jiyoung-ah, gomawo!” kata Chanyeol. Jiyoung
hanya tertawa canggung, untungnya Luhan kembali setelah itu dan tidak membuat
suasana menjadi canggung. Mereka mengobrol sebentar sampai Jiyoung ingat dia
harus pulang. Sehun berkali-kali menawarkan diri untuk mengantarnya pulang,
tapi Jiyoung menolaknya karena ada sopir yang mengantarnya.
***
Kuliah
pertama berlangsung begitu cepat, dan Jiyoung dengan tergesa berjalan seraya
mengetik sesuatu di ponselnya.
“Jongin?
Kau dimana? Kau bisa ke rumah sakit sekarang?” Jiyoung berbicara dengan
ponselnya.
“.........”
“Setelah
ini kau masih ada kelas? Oh baiklah akan aku sampaikan pada semuanya nanti.”
Jiyoung mematikan ponselnya dan segera pergi ke rumah sakit.
Jiyoung
bisa melihat orangtua Kai disana, Jiyoung tersenyum pada mereka.
“Kau
tidak bersama Jongin, sayang?” tanya ibunya.
“Jongin
bilang dia masih ada kelas sehingga dia tidak bisa kesini. Sebenarnya ada apa?”
tanya Jiyoung.
“Percuma
jika Jongin tidak ada disini.” Kata ayah Kai, Jiyoung bisa melihat kekecewaan
di matanya.
“Akan
aku pastikan Jongin datang besok. Hari ini kita hanya berkunjung untuk
menjenguk, besok kita akan membicarakannya.” Sambung ibu Kai. Jiyoung bisa
dengan mudah mengira itu masalah perjodohan. Lagi-lagi Jiyoung dibuat pusing
dengan masalah konyol ini. Jiyoung memilih pamit dan pergi darisana. Sepertinya
menjenguk Chanyeol akan sedikit membuat hatinya tenang.
“Kau
bohong, tidak ada kelas setelah ini. Siapa sebenarnya yang menelpon?” tanya
Krystal penuh selidik.
“Bukan
siapa-siapa, sudahlah.” Jawab Kai malas.
“Kang
Jiyoung kan? Kenapa? Pernikahan kalian akan segera dilangsungkan?” tanya
Krystal lagi, membuat Kai sedikit kesal karena itu.
“Bisakah
kau berhenti membahas tentang itu? Sudah berapa kali aku bilang padamu aku akan
menolaknya? Apa kau tidak percaya padaku?” tanpa terasa Kai bicara begitu keras
pada Krystal. Membuat Krystal tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.
“Kenapa
kau begitu kasar? Ya! Aku khawatir kau akan menikahi Kang Jiyoung itu! Apa kau
tidak mengerti Kai? Aku benci Kang Jiyoung, kenapa kau harus dijodohkan
dengannya? Aku sangat benci Kang Jiyoung!” teriak Krystal.
“Bahkan
Jiyoung juga berusaha membantuku untuk membatalkannya, lalu itu balasanmu
untuknya?” Kai semakin meninggikan nada bicaranya.
“Dan
sekarang kau membelanya? Atau jangan-jangan kau bahagia dengan perjodohan itu?”
“Jung
Krystal! Berapa kali aku harus bilang! Aku akan mempertahankanmu! Kenapa kau
tidak bisa mengerti posisiku? Aku mencintaimu dan aku berusaha untukmu!” jelas
Kai keras, airmata jatuh di pipi Krystal. Untuk sesaat Kai hanya diam, tapi
kemudian Kai menarik Krystal dalam pelukannya. “Mengertilah dan percayalah
padaku.” Kata Kai lembut.
“Aku
takut Kai, aku takut...” kata Krystal dalam tangisnya. Kai mengeratkan
pelukannya, tidak memedulikan ponselnya yang bergetar karena panggilan Jiyoung.
***
“Siapa
yang kau telepon? Sehun?” tanya Chanyeol, Jiyoung menggeleng dan kembali sibuk
dengan ponselnya.
“Jiyoung,
jika kau lapar kau bisa ambil makanan disini, oke?” kata Baekhyun.
“Baik
oppa, gomawo.” Jawab Jiyoung ceria. Baekhyun kembali sibuk dengan laptopnya.
Chanyeol memerhatikan Jiyoung yang duduk di samping ranjangnya, Chanyeol bisa
tau Jiyoung sedang mengkhawatirkan sesuatu sekarang, Chanyeol tau Jiyoung
sedang punya masalah hanya dengan melihatnya. Keceriaannya berbeda, Jiyoung
terlihat menyembunyikan sesuatu.
“Oppa
sebenarnya kau sakit apa?” tanya Jiyoung sambil tetap menatap ponselnya.
“Sudah
kubilang aku tidak sakit.” Jawab Chanyeol.
“Sudah
kubilang dia begini karena kau menolaknya Jiyoung!” sahut Baekhyun berhasil
membuat Jiyoung tertawa.
“Baekhyun
oppa, apa Eunji eonni tidak pernah kesini?” tanya Jiyoung sambil tertawa.
“Aku
tidak akan menjawabnya karena seseorang pasti akan membunuhku.” Jawab Baekhyun
menatap Chanyeol penuh arti. Chanyeol memberi pandangan Baekhyun yang seakan
berkata ‘kau cari mati?’
“Aku baik-baik
saja, jika memang kau masih bersamanya itu akan baik.” Kata Jiyoung.
“Kau
tidak sedang salah makan kan?” tanya Baekhyun.
“Ya
meskipun setiap kali melihat Eunji eonni dan orang ini aku ingin melempar
mereka ke planet lain.” Jiyoung melirik ke arah Chanyeol kemudian disambut tawa
Baekhyun. Jiyoung tertawa, tapi Chanyeol hanya diam menunjukkan rasa bersalah
dan penyesalannya.
“Chanyeol
hyung, aku datang!” suara yang sudah tak asing bagi Jiyoung terdengar dari
pintu. Dengan jelas Jiyoung bisa melihat Kai bersama Krystal yang mengaitkan
tangannya di lengan Kai. Senyum keduanya seketika hilang ketika melihat Jiyoung
tertawa dan duduk di samping Chanyeol.
“Kai
dan Krystal, sudah lama kalian tidak datang!” sambut Baekhyun. Kai menyerahkan
oleh-oleh yang dia bawa pada Baekhyun. Jiyoung menatap Kai lekat, kemudian dia
sadar seseorang juga sedang menatapnya. Krystal menatap Jiyoung dengan
pandangan yang begitu berbeda pada saat pertama kali mereka bertemu. Wajah
Krystal tetap sombong seperti dulu dan biasanya, tapi tidak ada senyum tulus
yang dia berikan untuk Jiyoung seperti dulu.
“Oppa
sepertinya aku harus pulang.” Jiyoung bangkit dan mengambil tasnya.
“Kenapa
buru-buru, kau belum makan apapun.” Kata Baekhyun.
“Aku
sudah ada janji dengan Sehun. Chanyeol oppa, aku akan mengunjungimu lagi
besok.” Jiyoung tersenyum sekilas pada Chanyeol dan Baekhyun. Dan ketika mata
Jiyoung bertemu dengan mata Krystal, Jiyoung tersenyum namun hanya wajah dingin
Krystal yang dia dapat.
“Jiyoung-ah,
hati-hati!” kata Chanyeol sebelum Jiyoung menghilang di balik pintu.
To be continued
Lagi-lagi maaf atas keterlambatan ff ini, alasannya masih sama author sakit lagi. Disini konfliknya sesungguhnya udah mulai kelihatan, tapi ruwetnya masih belum ada. Inget ya, ff ini isinya sedih sedih sakit hati gitu. kkk. Semoga suka sama ficnya. jangan lupa komen. Author juga mulai nulis Brother Angel lagi, sayang banget kalo sampe ga di lanjutin.
Waah kereeen , jng sampe akhirnya tetep sedih . Kasian uri jing. Daebak authooor. Gwsm ditunggu lanjutannya
BalasHapusakhirnya udah chap 2 aja...ayolah kai buka hatimu buat jiyoung dan lempar krystal dari pikiranmu..blum jelas jg perasaan sehun ke jiyoung,sebenernya dia suka apa nggak ya..ok nex chap lanjut!!!
BalasHapusaahh,, akhirnya update juga. author tau nggak kalau aku bolak-balik blog ini buat ngecek update.an. #nggak tau juga nggak papa sih. ih akhirnya update juga. di sini jing nelangsa banget ya.. mungkin akan lebih baik kalau jing sama sehun yang sexy free and single gitu. kan jadi lancaaarr.. tapi jing sama kai yah? oke ditunggu penyelesaiannya sajo, semoga berakhir indah update soon author.. :D
BalasHapushaaaaaa akhirnya update juga hehe . jiyoung chanyeol putus ya hmm agak kasian juga sih, sebenernya aku suka jiyoung sama chanyeol ._. sehun care ya jiyoung pas jiyoung putus sama chanyeol. tapi bingung deh sebenernya sehun tuh ada rasa gak sih sama jiyoung? kok kayaknya dia kyak yang makcomblang gitu ya bikin jiyoung supaya deket sama kai --"
BalasHapusorangtua kaijing udah ngebet sama perjodohan kayaknya. tapi kai gak mau ngelepasin krystal. semoga kai cepet sadar deh kalo jiyoung lebih baik dari krystal :p *eh
ditunggu next chapnya ya ^^