Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.
“Bagaimana cinta pertamamu Jongin? Aku ingin
mendengarnya.” Jiyoung menatap Jongin dengan penasaran, Jongin masih menatap
peta Jiyoung. Kemudian Jongin mengangkat kepalanya, melirik Jiyoung sekilas
dan….
“Hehe..” Jongin terkekeh pelan, mengundang rasa
penasaran dari empat temannya, “Bagaimana jika aku benar-benar gay?”
“Kau lebih menakutkan dari LP team kalau
begitu.” Sulli tercengang, memandang wajah tak berdosa Jongin, “Apa kau perlu
bantuan kami untuk menyembuhkannya?”
“Bodoh! Jangan percaya padanya!” sentak Krystal
seraya melempar penghapus karet pada Jongin membuatnya terkekeh. Sehun sudah
tidak memerhatikannya dan sibuk dengan peta, Sulli masih dipenuhi tanda tanya
dengan kalimat Jongin. Dan Jiyoung, memerhatikan Jongin mencoba mencari
kebohongan dari kalimatnya, Jiyoung tersenyum ketika melihat kebohongan di
matanya.
***
Pagi itu lebih ramai dari biasanya, bagaimana
tidak karena pertengkaran selalu dimulai setiap kali Sehun dan Krystal bertemu.
Sulli yang duduk antara mereka terus mengeluh karena ulah mereka sedang Jongin
membantu Sehun untuk membuat Krystal makin marah.
Setelah turun dari mobil, Sehun dan Jongin
berjalan cepat sampai mereka jauh di depan Jiyoung, Sulli dan Krystal. Hari ini
mereka menginap di sekolah, dan ini membuat Jiyoung mengerti kenapa Sulli dan
Krystal membawa banyak barang ke rumahnya.
Aula besar sudah penuh ketika mereka datang,
Jiyoung bisa melihat Jongin berdiri di paling depan di kelas B. Mungkin sudah
menjadi kebiasaan Jongin memberi tempat untuk Jiyoung tepat di sebelahnya.
“Minseok oppa! Apa agenda hari ini?” tanya
Sulli akrab, Minseok mendekatinya seraya memberi sebuah kertas pada Jiyoung.
“Ini agendanya!” Minseok memberi kode pada
Sulli dan Sulli segera mendekat ke Jiyoung untuk membacanya. “Jiyoung, kau bawa
daftar nama kelas B kan? Bisa kau berikan padaku sekarang?”
Jiyoung mengaduk tasnya untuk mencari, bahkan
baju tidur, alat mandi dan beberapa barang lainnya sudah di keluarkan dan
Jiyoung tidak menemukannya. Jongin yang memerhatikannya sedari tadi mendapat
firasat buruk. Jiyoung menatap Minseok seperti kucing yang berharap di beri
makan pada majikannya.
“Kau tidak membawanya kan?” tuduh Jongin, Jiyoung mengangguk.
“Tapi aku sudah membawanya tadi pagi, Sulli kau
melihatnya kan?” Jiyoung menatap SUlli yang terkesan tidak mau ikut campur,
tapi Sulli mencoba mengingat.
“Sepertinya tadi aku melihat Krystal
memberikannya padamu sebelum kita naik ke mobil. Coba cari lagi, mungin terselip!”
Sulli mencoba membantu Jiyoung.
“Kau coba cari dulu Jiyoung-ah, aku coba
memberitahu EC Team sebelum LP Team yang menemukan kalian.” Minseok berjalan
menuju Eunji yang tengah memberi instruksi untuk Kyungsoo dan Luhan. Jiyoung
ingin menangis sekarang, tasnya sudah kosong dan sepertinya dia benar-benar
tidak membawanya.
LP Team sudah masuk aula dengan teriakan
mereka, Jiyoung sudah kebal untuk yang satu ini. Sulli dan Jongin membantu
memasukkan barang Jiyoung dengan asal ke dalam tasnya.
“Sudah jangan menangis, sekolah ini pasti punya
daftar nama kelas kita yang sudah dicopy beberapa lembar.” Jongin mencoba
menenangkan Jiyoung yang matanya memerah menahan tangis. “Nanti aku minta
tolong Taemin agar mengambilnya ke rumahmu!”
“Tapi….”
“Sudah kau diam saja!” potong Jongin dingin,
Jiyoung hanya menunduk.
“Untuk kegiatan hari ini, pertama aku minta
kalian untuk mengumpulkan daftar nama yang sudah diberikan oleh EC Team.” Minah
berkata dan sontak membuat Jiyoung makin ingin menangis. Sehun, Ilhoon, Sungjae
dan Hyuk yang masing-masing merupakan ketua kelas maju dan mengumpulkan daftar
nama mereka pada Luna.
“Kelas B?” Baekhyun mengerutkan kening, mencoba
mencari jawaban kenapa Jongin tidak maju.
“Aku lupa tidak membawanya.” Jawab Jongin
santai, Jiyoung meringis mendengarnya.
Krystal menatap Jiyoung dan Jongin galak.
“Aku sudah memberinya pada Jiyoung tadi pagi.”
Bisik Krystal pada Sehun.
Minseok mendekati Luna mencoba menjelaskan
sesuatu, tapi Luna hanya menggeleng pada Minseok seakan penjelasan Minseok
tidak akan berguna.
“Daftar nama yang kalian bawa itu penuh
catatan! Bagaimana bisa kau tidak membawanya?!” Tao berteriak tapi Jongin tidak
mau pura-pura takut untuk ini.
“Sebenarnya aku yang salah, aku yang lupa tidak
membawanya!” Jiyoung membuka mulut membuat Sulli mendelik padanya dan Jongin
membuang nafas berat.
“Mereka tidak sedang main drama kan?” bisik
Sehun pada Krystal.
“Baiklah, matahari pagi baik untuk kesehatan
kalian. Chanyeol, kau antar dua anak ini untuk menjalani hukumannya.” Baekhyun
menatap Jiyoung dan Jongin horror, Jongin segera berjalan keluar aula mengikuti
Chanyeol. Dengan langkah berat Jiyoung mengikuti mereka.
Jiyoung merasa bersalah atas kecerobohannya,
setiap kali Jiyoung berbisik untuk meminta maaf pada Jongin, Jongin hanya
menggeleng dengan kening berkerut. Saat itu juga Jongin ingin menjahit mulut
Jiyoung agar gadis itu diam.
“Kalian hanya perlu berdiri disana, jangan
pindah tempat dan pastikan kalian dalam posisi tegap.” Chanyeol menyuruh Jongin
dan Jiyoung berdiri di lapangan dekat aula besar, tidak ada pepohonan di dekat
mereka membuat sinar matahari dengan asyik menyengat kulit mereka. Panas.
“Aku tidak bisa menjaga kalian disini, tapi ada
beberapa senior disana dan jangan sekali-kali melanggar aturan!” Chanyeol
menunjuk dua orang senior yang sedang duduk di bawah pohon rindang yang
memerhatikan mereka. “Baiklah, aku pergi dulu.” Chanyeol berkata dengan suara
rendah, baru beberapa langkah Jongin sudah memanggilnya.
“Sampai kapan?” teriaknya, “Berapa lama kita
harus disini?”
“Jika dirasa cukup, akan ada LP Team yang
menjemput kalian!” jawab Chanyeol tanpa senyum dan langsung melengos berjalan
cepat menuju aula besar.
“Oppa! Tadi aku sudah memberi daftar nama itu
pada Jiyoug, bagaimana bisa ketinggalan?” Krystal berbisik pada Jongdae.
“Mungkin dia meninggalkannya setelah kau beri.”
Jawab Jongdae enteng seraya memeriksa catatannya.
“Tidak mungkin, aku memberinya ketika kita mau
naik mobil. Aneh sekali!” keluh Krystal, bagaimanapun dia merasa bersalah.
Dialah yang tadi menyerahkan daftar nama Jiyoung, tapi sekarang Jiyoung dihukum
karena tidak membawa daftar nama.
“Jatuh mungkin!” celetuk Sehun, Krystal memukul
pundak Sehun berkali-kali, “APA?”
“Iya, mungkin saja jatuh. Kau memang pintar.”
Krystal tersenyum.
“Kalau begitu makin parah, jika hilang
bagaimana? Setidaknya jika ketinggalan daftar nama itu masih bisa diambli.”
Jelas Jongdae membuat senyum Krystal menghilang.
“Semoga saja ada yang menemukannya, dan dia mau
mengembalikannya.” Pinta Krystal sedih.
“Taemin, adakah seseorang yang bisa mengambil
daftar nama di rumah Kang Jiyoung?” Minseok masuk ruang panitia yang tidak
banyak orang.
“Eh? Biar aku tanya siapa yang tidak memiliki
tugas sekarang.” Jawab Taemin seraya bertanya pada rekan panitianya disana.
“Sepertinya Sungjong tidak ada kerjaan yang
penting, dia bagian kesehatan kan?” Minseok juga mencoba ikut berpikir.
“Ya, lagipula kesehatan mempunyai anggota tim
yang paling banyak. Sungjong-ah!” Taemin berteriak, yang dipanggil mendekat
dengan wajah penasaran.
“Bisa kan kau mengambil daftar nama di rumah…
eh rumah siapa hyung?” Taemin tidak benar-benar mendengar ucapan Minseok tadi.
“Kang Jiyoung, ini alamatnya. Tidak terlalu
jauh kok!” Minseok memberi kertas kecil berisi alamat rumah Jiyoung, tapi bukan
Sungjong yang mengambil dari tangannya melainkan Taemin yang merebutnya dengan
kasar.
“Kang Jiyoung, yang cantik itu? Di kelas B itu?
Anak asuhmu kan hyung?” Taemin menyerang Minseok dengan pertanyaan.
“Sudah berikan padaku, lebih cepat lebih baik!”
Sungjong hendak merebut kertas itu tapi Taemin menghalanginya.
“Biar aku saja yang pergi. Bye!” Taemin segera
memakai jaketnya dan melompat, keluar ruangan dengan senyum mengembang.
“Woi Taemin, kau itu EC Team. Tugasmu banyak!”
tapi sepertinya teriakan Minseok tidak dihiraukan Taemin yang terus berlari.
“Dasar!”
“Bagaimana Jieun? Pembagian kelompok untuk
malam nanti sudah selesai?” Kyungsoo mendekati Jieun yang membawa setumpuk
kertas, Kyungsoo mengambil setengah darinya.
“P dan LP Team masih belum selesai membaginya.
Kau tau kan kelas Minseok oppa tidak membawa daftar namanya, kita tunggu sampai
seseorang yang mengambil datang.” Jelas Jieun, keduanya berjalan dengan cepat
menuju aula.
“Dan apa ini?” tanya Kyungsoo seraya meneliti
kertas yang dia pegang, “Untuk apa not angka ini?”
“Sebenarnya ini untuk besok, tapi EC Team
meminta kita membaginya sekarang. Mereka harus membacanya, oh ini akan
melelahkan!” keluh Jieun yang hanya dijawab Kyungsoo dengan senyum.
.
Mungkin sudah satu jam Jiyoung dan Jongin
bermandikan matahari, keringat mulai mengalir di pelipis masing-masing. Poni
Jiyoung dan Jongin juga sudah basah karena keringat, tapi tidak ada tanda-tanda
seseorang akan menjemput mereka untuk kembali ke aula besar. Jongin menoleh ke
arah dua sunbae yang duduk di bawah pohon rindang, keduanya tampak sibuk dengan
catatan masing-masing, entah apa yang mereka lakukan.
“Panas…” keluh Jiyoung.
“Iya tau.” Jawab Jongin sekenanya, tanpa
diberitahu Jiyoung pun Jongin sudah merasakannya. Jongin mengibas poninya
beberapa kali, membuat bulir-bulir keringat menyiprat di sekitarnya, tak
terkecuali Jiyoung.
Hening kemudian, keduanya sama-sama tidak ingin
membuang sisa tenaga mereka dengan bicara. Bagi Jongin berlari lebih baik dari
pada berdiri diam seperti ini, setidaknya dengan berdiri semua anggota tubuhnya
bisa bergerak bebas dan angin akan menerpa wajahnya. Tapi hukuman ini, ini
benar-benar membuat pusing, apalagi sinar matahari yang semakin terasa
menyengat.
“Hosh!!!” Jongin mengendurkan dasinya,
mengibaskan bagian depan kemejanya, membujuk angin agar mau masuk kesana.
“Aku rasa ini sudah satu jam lebih.” Kata
Jiyoung begitu lirih, membuat Jongin tau Jiyoung sedang berusaha sekuat tenaga
untuk tetap berdiri.
“Ya, sudah satu jam lebih. Aku sudah kering.”
Balas Jongin seraya melirik Jiyoung yang berdiri dengan kepala tertunduk di
sebelahnya. Poni Jiyoung basah, beberapa keringat terlihat mengalir di
pelipisnya, sejenak membuat Jongin tersenyum melihatnya.
“Tidak bisakah kita kembali?” tanya Jiyoung
tanpa mengangkat kepalanya, kedua tangannya terlihat mengepal di kedua sisi
roknya.
“Kita harus tunggu LP Team. Kau kenapa? Sakit?
Aku panggilkan sunbae yang duduk disana ya?” Jongin menunduk seraya menolehkan
wajahnya untuk melihat Jiyoung. Pucat.
Jongin segera menoleh pada sunbae yang duduk
cukup jauh dari tempatnya berdiri. Jongin membuang nafas lega ketika melihat
Chanyeol sedang berjalan menuju lapangan.
“Chanyeol sudah datang, sebentar lagi kita
kembali ke aula.” Jongin memegang pundak Jiyoung seraya mengguncangnya pelan.
“Jongin, ayo cari tempat yang teduh….” Jiyoung
memegang lengan Jongin, tapi detik berikutnya cengkraman Jiyoung melemah dan
tubuhnya melemas memaksanya untuk jatuh. Untung Jongin cepat menangkap Jiyoung dan mendekapnya. Dengan sisa
tenaganya Jongin menggendong Jiyoung.
“Sunbae!” teriak Jongin memberitahu Chanyeol
yang segera berlari ke arahnya.
“Kesehatan, kesehatan! PANGGIL KESEHATAN!”
teriak Chanyeol pada dua panitia yang sedari tadi duduk di bawah pohon.
Sinar matahari masih menyengat kulit Jongin
dengan sangat. Jongin melangkan kakinya dengan berat, seharusnya Jongin kuat
menggendong Jiyoung jika saja keadaannya tidak seburuk ini. Tubuhnya juga
tarasa lemas karena hukuman ini, tapi Jongin tidak menyerah dan terus berusaha
melangkankan kakinya yang semakin berat.
Dug…
Jongin merasa lututnya membentur lantai
lapangan, Jongin masih berusaha untuk bangkit lagi ketika Chanyeol merebut
Jiyoung dari pelukannya. Jongin merasakan bebannya menghilang, tapi Jongin
benci itu, bukankah itu berarti Jiyoung tidak ada di pelukannya lagi?
“Kau masih bisa berjalan kan?” tanya seorang
sunbae yang sudah memegang lengan Jongin dengan kuat, Jongin bisa melihat
nametagnya, Lee Sungyeol.
“Ya..” jawabnya singkat, Jongin melihat ke
depan untuk melihat Jiyoung. Beberapa sunbae sudah membawa Jiyoung dengan
tandu, Jongin meringis seraya terus berjalan.
***
Sehun dan Krystal mengendap-endap mendekati
pintu bertulisan “Perfect Team”. Keduanya menajamkan pendengaran mereka, berniat
mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan para sunbae di dalam.
“Orang gila seperti apa kau? Membiarkan dua
anak itu berjemur hampir dua jam?” terdengar suara Nicole, Krystal dan Sehun
mengangguk, merasa tempat mereka sempurna untuk mencuri dengar.
“Mungkin ini bodoh, tapi aku lupa noona.” Suara
Chanyeol yang sekarang terdengar.
“EC Team sudah memperingatkan kami, terutama
kau! Jangan sampai ini terjadi lagi, kami tidak mau membantu.” Tidak ada suara
lagi setelah itu, Sehun dan Krystal mengerutkan kening. Kemudian mereka sadar,
bukankah itu artinya pintu akan segera terbuka dan mereka akan melihat Sehun
dan Krystal yang sedang asyik menguping?
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Luhan
yang berdiri di belakang mereka, “Bukankah kalian sedang dihukum?”
“Ssttt oppa jangan keras-keras!” Krystal
mendorong Luhan menjauh dari ruang P Team, Sehun mengikutinya.
“Kalian tidak sedang menguping kan?” Luhan
memandang keduanya dengan curiga, Krystal buru-buru menggeleng sedang Sehun
hanya memandang Luhan dengan santai.
“Kita dihukum untuk membersihkan gedung ini,
jadi wajar kita disini.” Kata Krystal.
“Aku tidak melihat sapu, lap atau pel di tangan
kalian…” jawab Luhan sambil tersenyum.
“Oh ayolah hyung! Aku tau kau tidak akan
melaporkan pada siapa-siapa.” Sehun mengeluh, tapi tatapan Luhan membuat Sehun
dan Krystal mengerut, “Baiklah hukuman kami memang bukan membersihkan gedung
ini dan kami akan kembali bekerja!”
“Aku percaya kau tidak akan bilang pada
siapa-siapa oppa!”Krystal mengedikkan sebelah matanya, Luhan hanya menggeleng
pada dua pembuat onar itu. Memang Luhan tidak akan memberitahu siapapun jika
Sehun dan Krystal baru saja menguping di ruang P Team, kecuali Jongdae.
***
Jongin memerhatikan seseorang yang sedang
membantu Jiyoung untuk minum obat, Jiyoung sudah sadar beberapa menit yang lalu
tapi wajahnya masih jelas terlihat pucat. Jiyoung tersenyum samar ketika
pandangan mereka bertemu, Jongin membalasnya dengan anggukan kemudian menarik
selimutnya sampai leher.
“Sakitmu tidak perlu dikhawatirkan, hanya perlu
istirahat.” Kata Yura, sunbae mereka yang merupakan tim kesehatan. “Selamat
istirahat, kau juga Kim Jongin!” lanjutnya seraya tersenyum pada Jongin yang
cepat-cepat menutup mata pura-pura tertidur.
Tak banyak orang di ruang kesehatan hari itu,
hanya Jongin dan Jiyoung yang sedang beristirahat dan dua sunbae yang bernama
Sungyeol dan Yura. Tapi semua itu tidak membuat Jongin tertidur karena matanya
tidak mau dipejamkan dan memaksanya untuk melihat Jiyoung sesering mungkin.
Jiyoung terlihat sudah tertidur, Jongin bisa mendengar nafas Jiyoung berhembus
dengan teratur. Jongin tidak berniat untuk menghitungnya, tapi hembusan nafas
Jiyoung berhasil menjadi penghantar tidur untuknya.
“Sudah jangan menangis, tidak ada apa-apa…”
Jongin mendengar suara Yura sedang menenangkan seseorang yang tengah menangis.
Jongin mencoba membuka matanya dan mendapati Yura duduk di ranjang Jiyoung
sedangkan Sungyeol berdiri di samping ranjang.
“Tadi ada orang disini, aku tidak sedang
bermimpi…” Jiyoung berkata dalam tangisnya.
“Mungkin Jongin, dia tidur disini juga kan…”
Sungyeol mencoba menenangkan Jiyoung.
“Jongin masih tidur, lagipula aku melihat
seorang perempuan…” elak Jiyoung. Kemudian tirai di sekitar ranjang Jiyoung
terbuka. Taemin masuk dengan tampang khawatir.
“Kenapa? Ada apa? Kenapa Kang Jiyoung
menangis?” Taemin menghampiri Jiyoung, Sungyeol memberinya pandangan penuh
arti, selang beberapa waktu Taemin mengangguk tanda mengerti.
“Aku rasa dia bermimpi buruk.” Yura memberi
Jiyoung minum.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kau bisa
istirahat sampai kau benar-benar merasa baik Kang Jiyoung.” Jelas Taemin.
Jongin yang kini sudah bangun menatap penasaran ke arah Jiyoung. “Sudah
bangun?” Taemin memandang Jongin.
“Hem..” jawabnya tanpa menatap Taemin,
“Kenapa?” Jongin menunjuk Jiyoung dengan dagu.
“Kang Jiyoung baik-baik saja?” belum sempat
Taemin menjawab Jongin, Chanyeol sudah muncul disana.
“Kenapa kau kesini? Gara-gara kau hyung dua
anak ini jadi begini. Kau pikir mereka ikan di jemur segala.” Sahut Taemin
dengan penuh penekanan, Jongin tersenyum mendengar Taemin bicara seperti itu
pada Chanyeol.
“Aku hanya memastikan mereka baik-baik saja.”
Jawab Chanyeol dingin.
“Permisi sunbaenim, kami minta ijin untuk
membersihkan ruangan ini. Setelah selesai, kami mohon pada kalian untuk tandatangan
disini.” Kata Krystal nyaring yang tiba-tiba masuk bersama dengan Sehun dan lap
di tangan masing-masing. Semua orang menatap ke arah dua orang yang datang
tanpa diundang itu. Awalnya Krystal dan Sehun member senyum dan hormat mereka,
tetapi ketika mereka mendapati Jiyoung sedang ada disana, berbaring di ranjang
dengan mata merah, dengan cepat lap terlempar dari tangan mereka. Sehun dan
Krystal segera menyeruak mendekat ke Jiyoung.
“Minggir-minggir!” kata Sehun ketika Taemin,
Chanyeol dan Sungyeol menghalangi jalannya.
“Kau kenapa Jiyoung-ah? Aku pikir kau sudah
kembali ke aula setelah mendapat hukumanmu tadi.” Krystal memeluk Jiyoung
sekilas dan memeriksa apa ada yang kurang dari Jiyoung.
“Kau kenapa? Sakit?” Sehun ikut panik, dua
orang itu benar-benar berlebihan.
“Dia hanya pingsan tadi, dan sepertinya baru
saja mendapat mimpi buruk.” Jelas Yura yang hampir terjungkal karena Sehun
menariknya agar menjauh dari Jiyoung.
“Pingsan, hukuman apa yang diberi Chanyeol itu?
Lihat saja akan aku balas perbuatannya untukmu.” Celoteh Krystal tanpa pernah
menyadari Chanyeol ada disana. Semuanya terkikik mendengar Krystal.
“Aku baik-baik saja, Krystal-ah.” Jawab
Jiyoung.
“Kasihan sekali Jongin, temannya tidak ada yang
peduli padanya.” Celetuk Taemin membuat Sehun dan Krystal menoleh dan menatap
orang yang sedang berbaring diranjang tepat di sebelah Jiyoung. Jongin
mendengus sambil tersenyum miring.
“Jongin-ah, kau juga pingsan?” Krystal pindah
ke ranjang Jongin sedang Sehun hanya menatapnya.
“Tidak, hanya perlu waktu tidur.” Jawab Jongin
sambil tersenyum.
“Acting!” kata Sehun yang kemudian mendapat
tatapan tajam dari Jongin.
“Maaf semuanya tapi Jiyoung perlu istirahat,
aku mau kalian keluar dari sini sekarang.” Yura mengusir semua orang yang sudah
mengganggu Jiyoung dan Jongin, “Tapi jika kau sudah merasa baikan, kau boleh
kembali ke aula besar.” Yura kini menatap Jongin. Jongin pura-pura memegang
kepalanya dan meringis kesakitan.
“Baiklah kau bisa tinggal.” sambung Yura.
Kemudian dia menatap Taemin, Chanyeol, Krystal dan Sehun. “Aku yakin tugas
kalian masih banyak!”
Chanyeol adalah orang pertama yang keluar dan
berhasil membuat Krystal menjambak rambutnya sendiri karena baru sadar akan
keberadaan Chanyeol. “Mati!” pekiknya.
“Baiklah, cepat sembuh Kang Jiyoung!” kata
Taemin kemudian pergi, tak lupa tersenyum pada Jiyoung.
“Dan kalian berdua!” kali ini Sungyeol yang
menatap Sehun dan Krystal tajam.
“Ijinkan kami membersihkan ruangan ini. Ini
hukuman yang diberi LP Team pada kami.” Krystal memohon, Sungyeol terlihat
menimbang tapi kemudian dia mengangguk.
“Jangan ganggu dua temanmu ini!” Sungyeol
memperingatkan dan duduk di sebuah kursi tak jauh dari mereka, membuka buku
catatannya dan menulis disana. Yura duduk di balik meja sudut ruangan,
menyiapkan obat dan vitamin untuk Jiyoung dan Jongin nanti.
Sudah hampir satu jam Jongin tiduran di
ranjangnya tanpa benar-benar ingin jatuh tertidur, begitu juga yang dilakukan
Jiyoung. Jongin yang penasaran kenapa Jiyoung terlihat gelisah dan waspada
akhirnya memilih untuk bertanya.
“Ada apa sih?” tanya Jongin terdengar cuek.
“Ehm…” Jiyoung menggigit bibir bawahnya dan
melihat tepat di sebelah ranjang Jongin, Jongin yang sangsi juga ikut melihat
ke arah sisi ranjangnya. “Tadi disitu ada orang, perempuan, rambutnya panjang…”
“Disini?” tana Jongin seraya menunjuk sisi
ranjangnya, Jongin menoleh dan hanya mendapati tirai yang sedikit bergoyang,
“Hantu maksudmu?” Jongin bisa melihat Jiyoung mengangguk pelan. “Kau percaya
yang seperti itu?”
“Tidak, tapi aku melihatnya… Sebenarnya aku
juga tidak yakin, tapi…”
“Mungkin kau habis mimpi, terus terbawa ketika
kau bangun…”
“AARRRRGHHH!!!!”
Kalimat Jongin terpotong karena teriakan
Jiyoung, dan ketika Jongin menoleh untuk melihat apa yang membuat Jiyoung
teriak, Jongin juga ikut teriak.
“WOOAAH!” Jongin tersentak karena tirai di
sebelahnya sudah terbuka, menampakkan sesosok gadis dengan rambut panjang yang
menutupi wajahnya. Mungkinkah dia hantu yang dilihat Jiyoung tadi?
“Ada apa?!?!?!” tirai di sebelah Jiyoung
terbuka, membuat Jiyoung segera menyembunyikan wajahnya pada Sehun. Jongin
terus memerhatikan sosok hantu yang
ada di sebelahnya, perlahan pundah hantu
itu bergetar.
“Ada apa ini?” Sungyeol yang diikuti Yura ikut
bergabung, keduanya juga kaget dengan sosok yang berdiri di sebelah Jongin.
Sosok yang semakin diperhatikan semakin aneh, karena kini pundaknya bergetar
hebat, kedua tangannya memegang perutnya, dan dia tertawa terbahak.
“Muahahahahaha….!” Jongin menjambak rambut
Krystal asal, membuat tawanya terhenti sesaat. Namun dia kembali tertawa,
Karena sadar sebagian orang disana takut padanya.
“Krystal!” pekik Jiyoung setelah berani membuka
matanya.
“Sinting! Kau membuat Jiyoung takut!” sentak
Sehun kesal, tapi Krystal terus tertawa seraya mengangkat dua jari telunjuk dan
tengahnya.
“Apa aku harus melapor pada LP Team agar
hukumanmu ditambah, Jung Krystal!” kalimat Yura berhasil membuat Krystal
bungkam, menit berikutnya Sehun dan Krystal kembali membersihkan ruang
kesehatan, meskipun sudah sangat jelas tidak ada lagi yang bisa dibersihkan
disana.
Minseok datang ke ruang kesehatan, berniat
menjemput Jiyoung dan Jongin yang terlihat mengobrol di atas ranjang
masing-masing. Menurut Yura keduanya sudah bisa kembali, tapi dia tidak memaksa
jika Jiyoung dan Jongin masih ingin istirahat.
“Selamat sora, sudah baikan?” Minseok
menghampiri mereka dengan dua kotak makanan, Jongin menatapnya dengan semangat.
“Baik hyung.” Jawab Jongin seraya menerima
kotak itu, kotak itu tidak sama seperti biasanya. Terlihat lebih baik dan
mahal. Apa ada makanan khusus untuk siswa yang sakit?
“Kalian makan dulu, sekarang free time untuk
hobae. Kalian bisa mandi atau sekedar berkumpul dengan yang lain.” Kata Minseok
yang kini duduk di kursi tak jauh dari ranjang mereka, “Apa aku perlu menelpon
orangtuamu agar mereka menjemputmu, Jiyoung?”
“Tidak, aku sudah baik. Setelah makan aku
berniat untuk bergabung dengan yang lainnya.” Jawab Jiyoung dengan senyum,
kemudian mulai melahap makannya.
“Ini terlihat mahal, Tim Konsumsi melakukan
tugasnya dengan baik.” Kata Jongin seraya menatap makanannya dengan sayang.
“Sebenarnya ini dari Chanyeol, dia merasa
bersalah pada kalian berdua. Kemudian dia memberi ini untuk kalian.” Jawab
Minseok santai, “Orangtuanya punya restoran! Beruntung kalian bisa makan itu
dengan gratis, aku dengar menunya cukup mahal.” Sambung Minseok sambil
berbisik.
Jongin terus melahap makanannya dengan baik,
berbeda dengan Jiyoung yang terlihat berpikir setelah mendengar penjelasan
Minseok tadi. Orangtua Chanyeol punya restoran? Tunggu, bukankah cinta
pertamanya dulu juga anak dari pemilik restoran? Mungkinkah ini petunjuk?
“Minseok oppa!” teriak Krystal yang sudah
kembali ada di samping ranjang Jongin, “Apa kita tidak mendapat jatah makan
juga? Ini sudah jam empat sore dan kami tidak mendapat makan siang kami…”
rengek Krystal seraya menatap iri pada Jongin dan Jiyoung.
“Jangan bohong!” kata Minseok, tapi tidak ada
bohong yang bisa dia temukan dari wajah Krystal, Sehun ikut bergabung dan juga
mengeluh lapar.
“Jadi benar kalian belum makan siang?” tanya
Minseok lagi, Sehun dan Krystal mengangguk mantap.
“Sini Krystal, aku bisa berbagi untukmu.” Ajak
Jiyoung.
“Tidak perlu, biar kutelpon Jongdae. Seharusnya
dia mencari kalian berdua, bukan karena kalian dihukum lalu kalian tidak dapat
makan.” Kata Minseok seraya mendekatkan ponsel di telinganya. Setelah
berbincang singkat dengan lawan bicaranya, tak lama setelah itu Jongdae datang
dengan dua kotak makan ditangannya.
“Hyung, kau ini bagaimana kita sudah
kelaparan!” Sehun merebut kotak itu dan memberinya satu pada Krystal.
“Aku mencari kalian berdua daritadi. Kalian
pikir aku tidak tau apa yang kalian lakukan? Menguping di ruang P Team, bermain
di ruang latihan dance, mencoba masuk di studio radio sekolah. Kalian pikir aku
tidak tau?” omel Jongdae membuat Sehun dan Krystal terkikik.
“Oppa jangan marah, tapi kami sudah
membersihkan banyak ruangan. Dan kami juga mendapat tandatangan dari penjaga
ruangan.” Krystal menyerahkan sebuah map yang berisi tandatangan, sebagai bukti
jika mereka melakukan hukumannya.
“Tapi kalian membuatku berkeliling sekolah ini.
Cepat makan saja, seharusnya itu makan siang kalian. Kalian sendiri yang
membuatnya tidak segera datang karena berpindah seenaknya.” Jongdae memukul
kepala Sehun pelan. Minseok, Jiyoung dan Jongin hanya terkikik.
“Loh, kenapa makanan kami berbeda dengan milik
Jiyoung dan Jongin?” teriak Krystal sambil menatap makanannya.
“Kalian pilih kasih, apa kita harus sakit dulu
baru makan makanan mahal?” protes Sehun.
“Apa yang berbeda?” Jongdae melihat kotak Sehun
dan Jongin bergantian, “Kenapa dua anak ini makan mewah, bahkan panitia juga
tidak makan ini.” Jongdae ikut protes seraya menatap Minseok.
“Chanyeol yang memberi makanan itu untuk
Jiyoung dan Jongin. Kalau mau minta saja padanya.” Minseok mengangkat kedua
bahunya.
“Orang aneh pecinta kupu-kupu.” Kata Krystal
kemudian melahap makanannya, Jiyoung menatap Krystal tajam.
“Kupu-kupu? Kenapa dengan kupu-kupu?” tanya Jiyoung penasaran.
“Aku melihatnya menari dengan kupu-kupu tadi,
di taman belakang. Orang sinting!” jawab Krystal, Jiyoung menatap Krystal tak
percaya. Mungkinkah? Cinta pertamanya?
To Be Continued
Author's Note: Itu ceritanya Jiyoung beneran ngeliat hantu di ruang kesehatan, hihi. Terus untuk sunbae memang banyak, cuman gak semua tim dikenalin di awal. Trims buat yg masih mau baca fanfic ini. Jangan lupa komen. ^^
Duh maaf baru bisa komen di sini-_- oh sial. Chanyeol?first love jiyoung? Mengapa oh mengapa;_; padahal suka banget sama kaijing disini.. kenapa jadi chanyeol?;_; tapi chanyeol juga keliatan diem diem perhatian gitu ke jiyoung. Apa chanyeol udah tau jiyoung duluan?atau sebenernya first love nya itu jongin,cuma dia udah ga punya restoran/? Terus jongin diem diem suka nari gaya kupu kupu/? Aaaaaaa kepo abis;; update soon kaaakkkkk!!!!♡
BalasHapusChap 3 is out.. huhu, akhirnya aku tahu cinta pertamanya jing.. ahahahahah #ketawa ketawa evil
BalasHapusNggak nyangka kalau itu chanyeol, tapi emang chanyeol kah? Wah daebak, bener2 nggak ketebak. Tapi bau baunya si jing udah mulai suka jongin tuh, nah si chanyeol dikesampingin ke mana? Dan di sini pun kukira chanyeol belum tau juga kalau jiyoung cinta pertamanya. Wah butuh nebak nebak nih , gimana reaksi mereka berdua kalau ternyata emang sahabatan dulu. Si sulli jangan2 sama minseok nih? Dianya konyol banget di sini. Sulli bener2 ceplas ceplos. Tapi aku suka juga karakter dia di sini. Jadi pembawa happy lah. Ditunggu next chapnya yah, thanks for updating. Fast update , yeyy :D #Bow
Sorry banget baru baca. Telat banget ya gue. Q_Q
BalasHapusHeh? Seriusan first lovenya Jiyoung Chanyeol? Yah gue kecewa. Padahal pengennya Jongin atau Taemin. Tapi gapapa sih kalo Chanyeol first lovenya juga, soalnya Jiyoung kayanya udah mulai suka nih sama Jongin. Apalah artinya first love kalo udah ketemu cinta yg sekarang.
Ada hint hint Jimin gitu gue suka hahaha. #jiminshipper
Oya have I told you I love the idea of the setting? Kayanya ini pertama kalinya gue baca fanfic yg fokus ke cerita MOS-nya, walo gue yakin di Korea ga ada MOS-MOSan. Oh who cares namanya juga fanfic.
Serius gue kira waktu Jiyoung kehilangan daftar nama absen itu dan dia ngeliat cewek di ruang UKS, gue udah mikir ada yg jahat dan iseng ke dia. Eh taunya emang ketinggalan beneran sama liat hantu ya. Hahaha -___-
Very nice chapter, one again sorry for the late read.