Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.
“Jiyoung! Jongin! Akhirnya kalian kembali!”
Sulli menyambut kedatangan Jiyoung dan Jongin dengan gembira. Jiyoung dan
Jongin menatap aneh di sekelilingnya, ruang kelas telah berbeda. Tidak ada
bangku yang memenuhi ruangan ini karena semua bangku sudah ditata rapi di sudut
kelas, menyisakan tempat yang cukup lapang untuk Jongin salto disana. Sulli
yang mengerti dengan keadaan ini langsung tersenyum.
“Malam ini kita tidur disini!” katanya nyaring
disambut anggukan oleh Jongin.
“Semuanya disini?” tanya Jongin kemudian.
“Hobae perempuan dari kelas A, B dan C disini.
Laki-laki di kelas A, jadi kau kesana.” Jelas Sulli, bukannya pergi Jongin
malah rebah di lantai, mengambil tas yang sudah dia tau milik Sulli dan
membuatnya sebagai bantal. “Loh, kenapa tidur disini?” rengek Sulli.
“Krystal juga disini kalau begitu?” tanya
Jiyoung dan Sulli mengangguk. Jiyoung duduk di sebelah Jongin yang sedang asyik
tiduran, Jiyoung menata ulang isi tasnya yang tadi pagi sudah dia acak-acak.
Sulli terlihat sibuk dengan kertas yang sedari tadi dibawanya.
“Semuanya!” Krystal berteriak menghampiri
Jiyoug dan yang lain, membuat Jongin tersentak karena kaget, “Tasku hilang! Tas
Sehun juga!” rengeknya.
“Tidak hilang, ini tasmu. Aku yang membawanya
kesini tadi.” Sulli menunjuk tas yang ada di belakang Jiyoung. Krystal berterimakasih
dan langsung mengambil tasnya. Membukanya dengan kasar dan mengeluarkan roti
yang segera dia makan dengan lahap.
“Mengerikan, baru beberapa menit yang lalu dia
makan.” Sorot mata Sehun menuju Krystal yang melahap nikmat rotinya, “Bagaimana
dengan tasku?”
“Jongdae oppa yang membawanya, punya Jongin
juga ada di Jongdae oppa.” Jelas Sulli tanpa melepas pandangan dari kertas yang
sedang dia baca.
“Jongin-ah, kita cari tempat yang oke di kelas
sebelah. Aku ingin tidur dekat tembok malam nanti.” Sehun menendang kaki
Jongin, tapi Jongin kelihatan tidak mau pergi dari posisi tidurnya. “WOI! Kau
sudah tidur dari tadi siang! Ayo pergi!”
“Aiisshh!” keluh Jongin, secepat kilat Jongin
merebut roti yang dimakan Krystal sebelum dia melompat dan berlari mengikuti
Sehun.
“Wooaaah! Kim Jongin kurang ajar!” teriak
Krystal kesal, roti coklat favoritnya baru setengah dia makan dan Jongin sudah
merebutnya. “Aku menyesal sudah mengkhawatirkannya tadi.”
“Kkk ini makan punyaku.” Jiyoung menawarkan
roti miliknya tapi kemudian Krystal menggeleng.
“Sebenarnya aku bawa banyak.” Krystal meringis,
“Dan apa itu Sulli? Kau terlihat sibuk dengan kertas itu.”
“Ini tugas! Membaca not angka, malam nanti kita
akan di tes. Kalian tidak mempelajarinya?” Jiyoung dan Krystal melotot ke
arahnya, “Oh kalian sudah bisa baca not angka dengan baik? Hmm, kalian
beruntung, aku harus belajar dulu.”
“KITA BAHKAN TIDAK TAHU ADA TUGAS SEPERTI ITU,
CHOI SULLI!!!” teriak Jiyoung dan Krystal bersamaan membuat Sulli tercengang
menatap mereka.
***
Jiyoung membaca kertas berisi jajaran angka dan
mencoba membacanya, sesekali menatap jam yang ada di pergelangan tangan
kirinya, hari sudah semakin sore tapi antrian panjang di kamar mandi perempuan
belum juga memendek. Krystal mulai mengumpat dan menggerutu tak jelas, sesekali
menggedor pintu kamar mandi dan meminta pengguna segera menyelesaikan
aktifitasnya di dalam, beberapa anak memandang takut ke arah Krystal. Tapi
Krystal hanya cuek dan kembali berdiri di antara Jiyoung dan Sulli.
“Sudah jam lima, antrian masih panjang!” keluh
Krystal, bahkan Jiyoung sendiri ikut kesal. Memang benar Jiyoung memiliki
catatan waktu lama untuk mandi, tapi jika dalam keadaan seperti ini, bukankah
mereka harus cepat? Lagipula apa enaknya mandi di sekolah?
“Memang ada air hangatnya ya? Betah banget yang
mandi disini.” Sulli ikut mengeluh.
“Ssstttt…” Jiyoung merasa seseorang sedang
berusaha mencuri perhatiannya, “Sssttt…” Jiyoung berusaha mengabaikannya dan
terus membaca jajaran angka di kertas yang dia bawa.
“Heh! Kalian bertiga!” Jiyoung mendongak dan
mendapati Sehun berada tepat di depan pintu masuk toilet perempuan, “Cepat
sini!” Sehun melambai dan segera menghilang.
“Siapa yang mau menemuinya? Jika kita keluar,
maka kita akan berada di antrian paling belakang.” Kata Krystal dingin, Jiyoung
dan SUlli setuju dengan Krystal dan memilih mengabaikan panggilan Sehun.
Ketiganya mengobrol pelan sambil menatap bilik-bilik kamar mandi, berharap
pintu membuka dan menutup dengan cepat sehingga tiba waktu mereka untuk mandi.
Kemudian teriakan beberapa anak memekakan
telinga mereka, Jiyoung baru saja menoleh untuk melihat apa yang terjadi ketika
Sehun sudah menarik tangannya, tangan yang lainnya menarik rambut panjang
Krystal dan Sulli dalam satu genggaman dan menarik mereka bertiga keluar.
“HEI COWOK TIDAK BOLEH MASUK SINI!” teriakan
beberapa anak seraya menunjuk-nunjuk tapat di depan wajah Sehun.
“Oke oke maaf, aku pergi.” Balas Sehun
seadanya. Ketiga gadis yang ditarik juga ikut berteriak, terutama Krystal dan
Sulli yang berteriak memaki Sehun karena anak itu menarik rambut mereka dengan
kuat.
“SINTING! Kau merusak antrian kami dan kau
menjambakku!” Krystal mencoba melepaskan tangan Sehun dari rambutnya,
“LE-PAS-KAN!”
“Sorry-sorry, kalian budek sih.” Jawab Sehun
enteng.
“Kami harus antri dari awal! Ada apa sih dengan
kau ini?” tanya Sulli seraya menggosok kepalanya yang sakit.
“Aku hanya membantu kalian. Antrian itu tidak
akan memendek sampai jam tujuh nanti!” kata Sehun, tersenyum sekilas pada
Jiyoung.
“Yang kau lakukan tidak membantu Sehun-ah!”
kata Jiyoung sambil melirik kesal pada Sehun. Sehun mengangkat kedua bahunya.
“Sebaiknya kalian ikut aku mandi di tempat
lain. Kalian tidak perlu antri.” Jawabnya santai, ketiga gadis itu semakin
kesal pada Sehun tapi mereka tetap berjalan mengikutinya. Krystal melihat ke
arah kamar mandi laki-laki, memang antrian disana tidak begitu panjang, tapi
mana mungkin Sehun menyarankan mereka untuk mandi disana???
“Aku tidak mau mandi di kamar mandi laki-laki!”
tukas Krystal, Sehun mengerutkan kening.
“Sinting, siapa juga yang mengajakmu kesana.
Pervert!” kata Sehun meledek, Krystal memaki Sehun setelah itu, mengeluarkan
semua kata-kata kotor untuk Sehun.
Mereka berjalan ke arah gedung tua, gedung ini
tepat berada di sebelah gedung hobae dan Sehun mengajak mereka kesana. Matahari
yang sudah mulai bersembunyi, tidak menyediakan banyak cahaya disana membuat
Jiyoung tak mau jauh-jauh dari Sulli. Gedung tua ini sedikit menakutkan bagi
Jiyoung. Sehun mengajak mereka menaiki tangga menuju lantai dua, Sehun memimpin
mereka seakan sudah mengenal gedung ini dengan baik.
“Jongin!” panggil Sulli ketika Jongin muncul
dari arah berlawanan dengan menenteng handuk dan tas kecil berisi alat
mandinya.
“Kau menjemput mereka.” Kata Jongin pada Sehun,
“Aku pikir kau sudah ke kelas dulu tanpa menungguku.”
“Kasihan juga mereka kalau mandi disana,
terlalu ramai.” Kata Sehun. Jiyoung yang awalnya mengira Jongin tidak akan
bergabung karena sudah menyelesaikan urusannya ternyata salah ketika Jongin
balik arah dan kembali masuk toilet.
“Memangnya tidak apa-apa kita mandi disini?”
Sulli meletakkan tas kecilnya di dekat wastafel dan melihat bayangannya di
cermin.
“Selama tidak ada yang tau! Ini gedung
pertemuan yang digunakan untuk urusan-urusan sekolah, rapat dan lain-lain yang
sifatnya tertutup. Jadi tidak banyak yang datang kesini.” Kata Sehun
menjelaskan.
“Kamar mandinya juga bersih dan luas, kalian bisa
mandi sekarang.” Kata Jongin membuat ketiga gadis itu cepat-cepat masuk ke
bilik masing-masing.
Sebenarnya ada sepuluh bilik kamar mandi di
tempat Jiyoung, Sulli dan Krystal antri tadi,
tapi masalahnya memang karena para hobae lainnya mengambil jatah mandi
mereka selama dua puluh menit dan menyebabkan antri panjang. Berbeda dengan
hobae laki-laki yang hanya menggunakan waktu mandi sepuluh menit. Tapi Sehun
dan Jongin yang tadinya iseng jalan-jalan masuk gedung ini, kemudian memutuskan
untuk mengambil keperluan mandi dan mandi disini.
“Kami pergi dulu ya!” kata Sehun yang mulai
bosan menunggu.
“JANGAN!!!” teriak mereka bersamaan, Sehun dan
Jongin saling bertukar pandang dan membuang nafas berat. Sepertinya memang
harus menunggu…
Jiyoung orang pertama yang keluar dari
biliknya, handuknya dia biarkan menutupi kepalanya dan sebagian wajahnya.
Jiyoung berjalan ke arah wastafel dan meminta Sehun untuk minggir sehingga dia
bisa meletakkan barangnya disana.
“Sini biar aku bawakan.” Kata Sehun kemudian.
Jiyoung bercermin seraya mengacak poninya yang basah, kemudian mengambil
pelembap dari tasnya yang berada di pangkuan Sehun.
“Dandan?” tanya Sehun dengan alis terangkat.
“Hem..” jawab Jiyoung malas, dia mulai meratakan
pelembap pada wajahnya kemudian menepuknya pelan. Disisi lain Jongin terlihat
menikmati pemandangan itu.
Tak lama Sulli keluar, melakukan hal sama
seperti Jiyoung yaitu bercermin seraya memakai pelembapnya. Bedanya, Jongin
yang membawa tas berukuran sedang milik Sulli. Krystal yang paling terakhir
keluar dengan rambut basahnya yang ditutupi handuk. Krystal melihat sekilas
Sehun yang sedang asyik memainkan beberapa alat kecantikan Jiyoung, kemudian
segera berpaling dan menghampiri Jongin. Krystal meletakkan tas kecilnya di
pangkuan Jongin tanpa berkata apapun.
“Woah, aku jadi penitipan barang.” Sahut Jongin
tapi Krystal tidak memedulikannya yang mencoba mengeringkan rambutnya dengan
handuk.
“Keramas, makanya lama!” celetuk Sehun tapi
Krystal hanya meliriknya sesaat kemudian melanjutkan aktifitasnya. Krystal
mengarahkan semua rambutnya ke depan dan mengeringkannya dengan handuk saat
Sulli memekik.
“Krystal! Aku takut!” kata Sulli sambil berjengit,
“Kau seperti hantu!”
“Kau takut hantu tapi erteman dengan Krystal. Krystal
dan hantu tidak ada bedanya.” Kata Sehun sambil tertawa, Krystal hanya
mendengus kesal.
“Ngomong-ngomong soal hantu, memang benar ya
kau lihat hantu tadi di ruang kesehatan?” tanya Krystal pada Jiyoung.
“Aku melihat perempuan dengan rambut panjang
tadi, berdiri di sebelah ranjang Jongin.” Jiyoung sengaja memelankan suaranya
seakan takut akan di dengar para hantu itu sendiri.
“Mungkin mimpi…” jawab Jongin dan Jiyoung
menggeleng cepat.
“Tapi aku dengar dari teman yang lain, ruang
kesehatan memang banyak hantunya. Itu yang membuat mereka tidak mau sakit,
banyak kan teman kita yang sakit tapi mereka malah bilang ingin di aula besar
saja.” Jelas Sulli dramatis, membuat atsmosfir di kamar mandi sedikit tegang.
Jiyoung memegang bagian belakang lehernya dan merasakan ruangan ini jadi
menakutkan sekarang. Ditambah langit sudah gelap dan tidak ada orang lain
selain mereka disana.
“Kata Jessica eonni juga begitu.” Sambung
Krystal, “Dia kakakku yang dulu juga sekolah disini.” Krystal memberi kalimat
penjelas.
“Ayo kembali, aku tidak mau berlama-lama
disini.” Pinta Sulli dan mereka segera bersiap keluar.
Jika pada saat mereka datang masih ada sedikit
sinar matahari yang masuk melewati jendela-jendela panjang di sisi tangga,
sekarang tangga sedikit gelap. Hanya hanya bias lampu taman di luar gedung ini
yang menjadi penerang mereka. Sedang lampu di gedung ini mati, kecuali lampu
depan dekat pintu masuk.
Para gadis berjalan di depan, sedangkan Jongin
dan Sehun berjalan di belakang ketiganya sambil sesekali terkikik melihat
mereka takut. Terutama Sulli yang bersikeras untuk berjalan ditengah Jiyoung
dan Krystal.
Mereka melewati jalan setapak yang
menghubungkan gedung pertemuan tua tadi dengan gedung hobae, ketegangan sedikit
berkurang ketika banyak hobae yang bermain-main di taman gedung hobae. Rupanya
masih ada tiga puluh menit sisa waktu free time sebelum mereka harus berkumpul
kembali di aula besar.
Tanpa dirinya sendiri sadari, Jiyoung mulai
mencari Chanyeol sepanjang perjalanan. Tapi Jiyoung tidak menemukan satupun
sunbae berlencana LP Team, kemudian Jiyoung merasakan kekecewaan yang tidak
bisa digambarkan.
***
Minseok berjalan menuju kelas A, dimana tempat
hobae dari kelas A, B dan C akan bermalam. Mata Minseok mencari sosok tegap
Jongin, yang setelah dia cari-cari ternyata ada di sudut sedang membaca kertas
yang sepertinya not angka.
“Jongin! Belajar?” tanya Minseok yang dijawab
gelengan oleh cepat.
“Hanya baca ini, hehe. Ada apa hyung?” Jongin
meletakkan kertas tadi dan bertanya apa yang membuat Minseok kesini.
“Daftar nama, jangan hilang ya. Kau harus
mengabsen temanmu sebelum tidur nanti.” Minseok menyerahkan map yang sudah
membuatnya di jemur pagi tadi, Jongin menatapnya dengan penuh tanya, meminta
penjelasan Minseok dari sorot matanya. “Taemin tadi yang mengambil ke rumah
Jiyoung. Baiklah, siap-siap untuk berkumpul di aula besar sepuluh menit lagi!”
“Ya, gomawo hyung.” Kata Jongin santai.
Jongin memakai jaketnya karena malam ini terasa
dingin, dia dan Sehun bermain di tangga sambil menunggu waktu untuk berkumpul
di aula besar. Ada rasa yang bisa membuat Jongin senang saat ini, dimana saat
malam hari dia bisa di sekolah, beberapa temannya lalu lalang melewati tangga sambil
bercanda, dan bahkan beberapa gadis yang sengaja naik-turun tangga hanya untuk
melihatnya dan Sehun –Jongin risih dengan yang satu ini –semunya membuat hatinya bergetar senang. Memang begini
rasanya berada di sekolah baru.
“Kita tidak membawa apa-apa kan ke aula besar?”
tanya Sehun yang duduk di pagar tangga.
“Bawa not angka saja, setelah makan malam kita
di tes itu, terus tidak tau lagi deh mau apa.” Jawabnya seraya merogoh kantong
jaketnya, memastikan kertasnya ada disana.
Malam itu Jongin memakai celana jeans panjang
dan kaos lengan pendek ditambah dengan jaket tebalnya, begitu pula dengan
Sehun. Bedanya Sehun hanya meyampirkan jaketnya di pundaknya saat ini, dan
Jongin menyadari sahabatnya itu sedang tebar pesona. Khusus malam itu mereka
memang di bebaskan dalam berpakaian. Katanya sih, malam ini akan sedikit santai
karena LP dan P Team tidak ikut hadir dalam makan malam.
“Semuanya, cepat berkumpul di depan gedung!
Kita akan segera ke aula besar!” teriak Kyungsoo pada hobae yang sedang
duduk-duduk santai di depan gedung. Jongin dan Sehun yang sedang ada di tangga
langsung merapat dan membantu untuk mengatur temannya, ya mereka ketua kelas.
“Luhan hyung, tolong ke atas dan beri tau hobae
yang masih ada dalam ruangan.” Kata Kyungsoo keras, Luhan dan Jieun segera naik
untuk memanggil hobae yang masih disana.
“WOI! Kelas B disini!” kata Jongin ketika
mendapati teman sekelasnya bingung mencari tempat, anak itu langsung mengambil
tempat di belakang Jongin. Jongin tidak bisa melihat wajah temannya dengan jelas
karena penerangan lampu yang dirasa kurang cukup olehnya. Ditambah para hobae
mulai berisik dan mengganggu konsentrasinya untuk mencari Jiyoung.
“Ayo Jiyoung, Jieun eonni sudah menunggu!” kata
Sulli di pintu sambil melihat Jiyoung yang sibuk mengaduk tasnya.
“Aku tidak membawa jaket!” kata Jiyoung,
mendorong tasnya menjauh dan bangkit, menuju Krystal, Sulli dan Jieun yang
sudah menunggunya.
“Kenapa kau selalu lupa membawa sesuatu sih?”
selidik Krystal sangsi, “Untung kau pakai lengan panjang.”
“Kau terlalu banyak pikiran sih!” sahut Sulli.
“Nanti kau bisa pakai jaketku kalau kedinginan,
kita gantian pakainya.” Kata Krystal cepat, Jiyoung hanya mengangguk.
Jiyoung, Krystal dan Sulli menuruni tangga
dengan cepat mengabaikan teriakan Jieun yang menyuruh mereka hati-hati. Sepertinya
tiga anak itu adalah hobae terakhir yang bergabung, karena tak lama setelah itu
kelas A mulai berjalan menuju aula besar diikuti lainnya.
“Gak pakai jaket? Gak dingin?” tanya Jongin
ketika Jiyoung berdiri di sampingnya.
“Lupa tidak bawa.” Jawab Jiyoung sambil
tersenyum garing. Jiyoung menatap kedepan ketika dia merasakan Jongin
menyenggol lengannya beberapa kali.
“Nih, pakai!” Jongin sudah melepas jaketnya dan
menyodorkan pada Jiyoung dengan paksa.
“Err, gomawo. Tapi kau pakai saja, kau hanya
mengenakan lengan pendek gitu.” Jiyoung menolak, tapi Jongin tetap menyodorkan
jaketnya seraya menatap mata Jiyoung dalam. Jongin kembali menyodorkannya,
tapi Jiyoung hanya menatapnya ragu.
“Tiga… dua… sa…”
“Oke oke, gomawo Jongin-ah!” Jiyoung merebutnya
dan segera memakainya. Jujur saja Jiyoung bersyukur karena ada yang mau
meminjaminya jaket.
“Ush, main drama lagi.” Kata Sulli kemudian dia
mendapat tatapan penuh ancaman dari Jongin, “Maaf Jongin, maaf. Hanya
bercanda.” Tambahnya.
Aula besar telah di dekorasi berbeda dari
biasanya. Ada lima meja panjang yang mengelilingi aula besar, membuat ruang
lapang di tengahnya. Di tengah meja sudah di sediakan sebuah panggung, dan
disana ada Eunji yang berdiri di atasnya sambil menyambut para hobae yang baru
datang. Sama seperti sunbae yang lain, mereka hanya memakai kaos seragam tanpa
jas mereka malam ini. Para hobae juga tidak bisa menemukan LP Team, seakan
menjelaskan ini akan menjadi malam yang menyenangkan.
“Baiklah dengarkan aku, kalian ikuti instruksi
dari ketua kelas dan koordinator kalian. Aku ingin tanpa suara sehingga kita
bisa cepat mengisi perut kita!” Minho terlihat memimpin. Para hobae berjalan
tertib menuju meja kelas mereka dengan mengikuti instruksi ketua dan
koordinator.
Jiyoung dan Sulli sudah duduk manis, mereka
mengambil tempat paling ujung dan berdekatan dengan kelas C. Krystal memilih
duduk di dekat kelas B sehingga dia bisa bergabung bersama Sulli dan Jiyoung.
Jiyoung sudah menyisakan tempat untuk Jongin di sebelahnya, sehingga setelah
Jongin selesai mengerjakan tugasnya dia langsung mengambil posisi duduk di
sebelah Jiyoung.
Jongin datang dan duduk di sebelah Jiyoung,
Sehun yang tadi berjalan bersama Jongin kini berdiri mematung di belakang
Krystal. Sehun memandang Krystal horror, sementara Krystal sedang asyik
berbisik bersama Sulli yang ada di sebelahnya.
“Geser-geser!” kata Sehun seraya memukul pundak
Krystal pelan.
“Suruh dia yang geser, kau mau aku jatuh!”
balasnya memandang Sehun kesal karena telah mengganggunya.
“Harusnya kau seperti Jiyoung, dia menyisakan
tempat untuk Jongin disana!” gerutunya, kemudian dia meminta seorang gadis yang
duduk sebelah Krystal agar mau bergeser dan membiarkan Sehun duduk disana.
Krystal tidak memedulikannya dan kembali mengobrol dengan Sulli.
“Jongin, kata Krystal daftar nama sudah di
kembalikan tadi. Bagaimana ini, aku belum mengambilnya di rumah?” kata Jiyoung
gusar.
“Sudah ada di aku.” Jawab Jongin mencoba
mengalahkan hiruk pikuk di aula besar, Jongin melihat kening Jiyoung mengerut
tanda tak mengerti dan Jongin mendekatkan mulutnya ke telinga Jiyoung, “Tadi
Taemin mengambil ke rumahmu!”
“Oh ya, syukurlah!” kata Jiyoung canggung,
jantungnya berdetak cepat ketika Jongin mendekat padanya tadi.
Eunji mengambil perhatian dari pada hobae,
senyum ramahnya di sambut baik oleh para hobae. Mereka bersorak membuat Eunji
hanya tersenyum, sampai kemudian Taemin memberi isyarat agar semuanya diam dan
mengijinkan Eunji berbicara.
“Banyak yang harus disampaikan, tapi sebaiknya
kita mengisi perut kita dulu karena aku juga sudah merasa sangat lapar!” kata
Eunji sambil tertawa. Sorakan semakin nyaring memenuhi aula besar, beberapa
sunbae sudah datang dengan makanan di tangan mereka dan segera membaginya.
Jongin dan Sehun beserta ketua kelas lain ikut berdiri dan membantu pembagian
makan malam.
“Heol, aku lapar!” kata Krystal, matanya
berbinar ketika Sehun datang dengan dua kotak makan di tangannya. Krystal sudah
bersiap menerimanya tapi Sehun melewatinya.
“Selamat makan Jiyoung!” seru Sehun sambil
tertawa renyah, Krystal cemberut melihat aksi Sehun itu. Tapi kemudian Jongin
datang dengan tiga kotak makan, sepertinya kotak itu untuknya, Jiyoung dan
Sulli. Tapi Jongin memberi satu untuk Krystal karena tau Jiyoung sudah memegang
makanannya.
Mata Jongin berbinar setelah membuka kotak
makanannya, dua ayam goreng dengan ukuran besar beserta nasi dan saos. Jongin
tidak ingin membuat ayamnya terlalu lama untuk disentuh dan segera melahapnya.
Jiyoung yang tau ayam goreng adalah favorit Jongin memberi satu ayam miliknya
pada Jongin, ketika Jongin menatapnya dengan heran tapi senang Jiyoung segera
berkata, “Aku tidak bisa menghabiskan dua ayam.” Jongin tersenyum, matanya
membentuk lengkungan membuatnya terlihat, lucu?
“Go-a-o…” begitu yang didengar Jiyoung, karena
Jongin berterimakasih dengan mulut penuh ayam.
Krystal dan Sehun tak kalah brutal, Jiyoung
baru tau sejak Krystal menginap di rumahnya bahwa gadis itu selalu merasa
lapar. Sedang Sehun, sudah sangat jelas dia pemakan yang baik.
“Aku tidak bisa menghabiskan dua ayam ini…”
keluh Sulli, Krystal dan Sehun dengan cepat menanggapinya.
“Be-i-kan-ba-a-ku…” kata Krystal yang mulutnya
penuh makanan.
“A-u-sa-a..” kata Sehun juga mencoba bersuara,
Sulli menatap dua anak itu ngeri. Kecantikan dan ketampanan tidak menjadi
jaminan ketika mereka bertemu makanan. Yang membuat Sulli heran, bagaimana dua
anak itu kurus seperti tidak pernah makan?
“Ambil-ambil!” kata Sulli, Krystal yang duduk
disampingnya dengan senang hati menyambut kedatangan paha ayam. Krystal meledek
pada Sehun, tapi Sehun pura-pura tidak peduli. “Uoh! Kalian menjijikan!” pekik
Sulli.
Belum semua hobae menyelesaikan makan malamnya,
para sunbae sudah kembeli membagikan sebuah tart kecil dan pudding. Lagi-lagi
membuat Sehun dan Krystal memekik bahagia dan lupa jika mereka sedang
bertengkar tadi. Sedangkan Jongin sepertinya sudah tidak menaruh minat pada
makanan penutup memilih untuk diam dan memerhatikan sekitar.
Jiyoung memilih pudding malam itu, dia makan
sambil masih mencoba untuk mencari Chanyeol. Kenapa LP Team tidak terlihat
batang hidungnya. Tanpa terasa Ketua Murid sudah ada di atas stage dan mulai
mencari perhatian para hobae.
“Aku harap kalian suka dengan makan malam
ini….” Katanya sebagai pembuka, terdengar sorakan dari hobae. Dan seperti biasa
Sungjae menarik perhatian dengan tarian guritanya yang membuat semua
terpingkal.
“Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan,
kabar baiknya LP Team tidak akan ikut serta dalam acara malam ini karena mereka
menyiapkan sesuatu yang special untuk kalian…” beberapa hobae bersorak dan
beruhu untuk itu. Bersorak karena tidak ada LP Team dan beruhu karena sesuatu
yang special dari LP Team jelas sesuatu yang buruk bagi hobae.
“Aku harap kalian siap dengan tes sederhana
kita malam ini, tentunya kalian tidak lupa dengan lembaran not angka yang sudah
kalian terima siang tadi…” beberapa hobae terlihat sedikit tegang, “…dan akan
ada beberapa penampilan special dari para sunbae –yang satu ini aku harap bisa
memantapkan hati kalian dalam memilih sunbae mana yang akan kalian pacari-“
“Huaah… daebak!” Sulli bertepuk tangan paling
keras.
“Tapi sebelum itu kita akan bermain-main dulu
dengan kalian, dan sepertinya Eunji sudah siap untuk mengajak kalian
bersenang-senang.” Jinki menunduk sebagai akhir dari pidatonya, terdengar
sorakan dari pada hobae yang entah dari mana mendapat energy lebih malam itu.
Eunji sudah kembali memimpin, menyapa mereka
dengan beberapa peraturan untuk malam mereka nanti. Dari tidak ada yang boleh
keluar ketika jam tidur dan lain-lain. Kemudian ada satu yang membuat Jiyoung menepuk
keningnya, dia tidak membawa kertasnya.
“Jongin, aku lupa tidak membawa kertasku.”
Keluhnya, Jongin memutar bola matanya sudah bosan mendengar sesuatu yang tidak
di bawa Jiyoung. Sementara itu Sulli bergerak gelisah di sebelah Jiyoung,
berbisik pada Jiyoung.
“Aku ingin ke kamar mandi.” Bisiknya.
“Aku harus mengambil kertasku, kau minta antar
Krystal saja!” kata Jiyoung. Jongin sedang menghampiri Minseok yang berdiri tak
jauh darisana, meminta ijin untuk kembali ke kelas mengambil kertas not nya.
“Krystal antar aku ke kamar mandi ya!” kata
Sulli memohon.
“Kau tidak dengar apa kata Eunji sunbae,
Myungsoo sunbae akan menyanyikan sebuah lagu sebentar lagi. Aku tidak mau
melewatkannya.” Keluh Krystal.
“Sehun, antar aku ke kamar mandi ya?” Sulli
beralih ke Sehun yang langsung mengangkat alisnya tinggi-tinggi.
“HAH? AKU?” kata Sehun congak, “Aku tidak mau
dicurigai sunbae ingin berbuat mesum…”
PLAK!
Krystal memukul Sehun keras. “Ayo aku antar!”
kata Krystal seraya mendelik ke arah Sehun. Krystal dan Sulli minta ijin untuk
ke kamar mandi, mereka menghilang ketika berjalan keluar aula. Sehun masih
mengusap puncak kepalanya yang dipukul Krystal, mengumpat tak jelas karena rasa
sakitnya.
“Ayo ambil kertasmu!” kata Jongin, Jiyoung
segera beranjak dan berjalan cepat di belakang Jongin.
Mereka berjalan dalam diam, udara dingin
langsung menyentuh kulit mereka ketika keluar dari aula besar. Jiyoung merasa
kedinginan padahal dia sudah memakai jaket, lalu bagaimana dengan Jongin yang
hanya mengenakan kaos lengan pendek itu.
Gedung hobae terlihat sepi membuat Jiyoung
bergidik takut, Jiyoung berjalan dekat-dekat dengan Jongin, takut sesuatu akan
menerkamnya jika dia jauh dari jangkauan Jongin. Jongin yang menyadari keanehan
Jiyoung kini menyeringai.
“Kau takut?” kata Jongin dengan tawa tertahan.
“Aku tidak bohong dengan apa yang aku lihat di
ruang kesehatan siang tadi.” Jiyoung membela diri, setidaknya takutnya
beralasan karena dia sudah bertemu dengan penghuni
sekolah siang tadi. Jongin hanya tertawa mendengarnya.
Jiyoung semakin mendekatkan dirinya pada Jongin
ketika mereka menaiki tangga, suara langkah mereka menggema membuat Jiyoung
menyentuh tengkuknya sesering mungkin.
“Kau masuk sendiri ya, aku juga harus mengambil
sesuatu.” Kata Jongin tapi Jiyoung dengan jelas menolaknya. Jiyoung menyeret
Jongin agar masuk ke dalam kelas B bersamanya. Jongin menurut saja, berdiri
tidak jauh-jauh dari Jiyoung ketika gadis itu berjongkok mengambil kertasnya.
“Sudah! Ayo kembali, aku tidak mau lama-lama
disini. Menyeramkan!” keluhnya dan masih saja membuat Jongin tersenyum.
“Jiyoung, aku ingin ganti baju dulu. Terlalu
konyol untuk mengenakan kaos lengan pendek di malam sedingin ini.” Jongin
membuka pintu kelas A, Jiyoung menahannya.
“Aku ikut masuk ya?” pintanya.
“Aku mau ganti baju, kau mau ikut?” alis Jongin
terangkat, Jongin masih cukup waras untuk melakukan hal itu. “Tunggu disini,
pintunya tidak kututup kok.” Katanya kemudian masuk dalam kelas.
Jongin mengambil baju lengan panjangnya dan
berganti pakaian secepat kilat tidak mau membuat Jiyoung terlalu lama
menunggunya. Tapi kemudian Jongin mendengar ada yang datang, dan sepertinya
sekarang Jiyung berbincang dengan seseorang. Jongin tidak bisa mendengar dengan
jelas apa yang mereka katakan, sekarang Jongin jadi sangsi jangan-jangan benar
Jiyoung bisa melihat hantu?
Setelah bajunya terpasang dengan baik, Jongin
langsung melesat keluar dan mendapati Jiyoung sedang mengobrol dengan
seseorang.
***
Krystal berlari menuju aula besar ketika
mendengar sorakan dari para hobae dan sebagian dari mereka meneriakkan nama
Myungsoo.
“Oh ijinkan aku melihatnya meskipun hanya tiga
puluh detik!” katanya.
“Krystal tunggu!” Sulli mengejar Krystal,
karena Sulli sebenarnya takut.
Krystal duduk di bangkunya ketika Myungsoo
menyanyikan bait terakhir lagunya, Myungsoo bernyanyi dengan bermain gitar!
Ouh! Bukankah ini terlalu kejam untuk hobae yang tergila-gila padanya,
bagaimana jika mereka mendapat serangan jantung karena Myungsoo tersenyum
dengan manisnya seperti saat ini.
“WUUUUAAHHH!” teriakan Krystal berhasil
memekakkan telinga Sehun, Sehun menatapnya tajam tapi Krystal terlalu sibuk
meneriaki Myungsoo. Sehun melihat Sulli yang terengah kehabisan nafas duduk di
sebelah Krystal.
“Ada obat tidak untuk penyakit yang diderita
Krystal seperti ini?” tanya Sehun pada Sulli yang hanya menggeleng pelan.
“Sulli, untung aku hanya melihatnya di detik
akhir. Mungkin aku pingsan jika melihatnya dari awal.” Kata Krystal, Sulli
benar-benar heran karena Krystal sudah tidak terlihat sangar seperti biasanya.
Setelah Myungsoo turun dari stage, Krystal mendapat kembali kesadarannya dan
kembali berlagak cool seperti biasanya.
“Perempuan memang aneh…” decak Sehun seraya
menggelengkan kepalanya.
***
“Jongin!” panggil Jiyoung seraya tersenyum,
tangannya terangkat dengan jaket yang Jongin pinjamkan tadi, “Kau bisa pakai
jaketmu sekarang, biar tidak kedinginan.”
“Eh?” Jongin mengambil jaketnya seraya
memerhatikan Jiyoung yang sudah memakai jaket lain sekarang, “Darimana mana kau
dapat itu?”
“Taemin sunbae yang membawanya!” jelas Jiyoung,
namun tanpa bertanya Jongin sudah mendapat jawabannya karena Taemin berdiri tak
jauh dari mereka, tersenyum bangga.
“Hai! Kalau urusan kalian sudah selesai,
sebaiknya kita segera kembali ke aula besar!” kata Taemin. Jongin memakai
jaketnya kasar, dia merasa kesal karena Jiyoung mengembalikan jaketnya dan
memilih jaket dari Taemin. Jongin mengeluarkan ponselnya dan menutup telinganya
dengan earphone, dengan begitu Jongin tidak perlu berbincang dengan keduanya.
Jongin berjalan enam langkah lebih cepat dari Taemin
dan Jiyoung, kemudian langkahnya terhenti karena seseorang sudah berdiri di
depannya. Jongin melepas earphonenya dan mendongak untuk melihat siapa orang
itu.
“Kenapa kau tidak ada di aula besar Kim
Jongin?” sosok tinggi Chanyeol yang berdiri di depannya bertanya dengan suara
rendah.
“Aku mengambil sesuatu di kelas.” Jawabnya
malas, tapi pandangan Chanyeol kemudian beralih pada dua orang yang ada di
belakang Jongin.
“Mereka berdua baru saja mengambil sesuatu di
kelas hyung. Tenang saja, mereka tidak melakukan pelanggaran.” Jelas Taemin
membuat Chanyeol hanya mengangguk singkat.
Jiyoung merasa dadanya mau meledak, orang yang
sedari tadi dia cari sekarang muncul di depannya. Jiyoung yakin Chanyeol baru
saja menatapnya karena sekarang Chanyeol sedang menyibukkan diri menyuruh
Jongin segera kembali ke aula. Jongin menoleh sekilas, kemudian memilih untuk
berjalan cepat tanpa menunggu Jiyoung untuk berjalan bersama.
“Sunbae…” kata Jiyoung, suaranya bergetar.
Chanyeol menatapnya menunggu kelanjutan kalimat Jiyoung, kening Chanyeol
berkerut menyadari Jiyoung tidak segera melanjutkannya dan hanya menggigit
bibir bawahnya.
“Kenapa? Kau sakit lagi?” tanya Chanyeol,
meskipun tegas tapi ada nada khawatir dalam kalimatnya.
“Hmm… bukan… terima kasih makan siangnya tadi…”
Jiyoung berkata dengan cepat, Chanyeol hanya mengangguk singkat.
“Taemin, bawa anak ini kembali ke aula!” kata
Chanyeol seraya melengos pergi dari sana. Taemin yang tidak ambil pusing segera
mengajak Jiyoung berjalan.
Jiyoung bergabung bersama temannya ketika Jieun
tengah menyanyikan sebuah lagu diiringi instrument gitar yang dia mainkan.
Jiyoung melirik Jongin yang menopang dagu dengan tangannya menatap Jieun tanpa
berkedip, kemudian dia menoleh ke kiri melihat Sehun yang sama terbiusnya oleh
suara Jieun. Sedang Sulli dan Krystal menatap kagum tanpa kehilangan kesadaran
seperti Sehun dan Jongin.
Tepuk tangan mengembalikan kesadaran Sehun,
Jongin dan para siswa lainnya. Sehun bersorak ketika Jieun melambai pada para
hobae.
“D-A-E-B-A-K! Jieun noona jjang!” teriak Sehun,
Sulli, Krystal dan Jiyoung hanya memandangnya takut.
Malam itu benar-benar menyenangkan, para sunbae
memberikan penampilan yang mampu membius para hobae. Jadi itu hasil selama
mereka belajar disini? Jiyoung jadi membayangkan apakah dia juga bisa
menampilkan sesuatu seperti sunbae-sunbaenya saat ini? Jiyoung sudah berusaha
mati-matian masuk sekolah ini karena cinta pertamanya, tapi sekarang Jiyoung
bersyukur karena sekolah ini luar biasa. Seandainya cinta pertamanya sudah tak
ingat lagi padanya, dia tak akan menyesal sudah masuk sekolah ini.
Para hobae kembali bersorak, Jiyoung
mengerjapkan mata untuk melihat siapa yang ada di atas panggung dan mendapatkan
teriakan yang mampu memecah gendang telinga ini. Jiyoung menyadari Lee Taemin
sedang disana, tubuhnya bergerak teratur ketika music mulai dan Jiyoung sadar
orang di sebelahnya ini ikut bersorak.
“WAH SI KEREMPENG!” Jongin berteriak, Jiyoung
sedikit kesal karena Jongin selalu memanggil Taemin kerempeng, menurut mata
Jiyoung Taemin tidak krempeng.
Sulli sesekali memekik melihat Taemin,
berkali-kali mengguncang pundak Jiyoung ketika Taemin melakukan gerakan-gerakan
rumit. Oke, Jiyoung ikut panas untuk mala mini. Aula besar benar-benar panas.
Apalagi ketika Taemin turun dari panggung, Taemin menuju kea rah Jiyoung. Oh
tidak ini gawat, Taemin terlihat sangat keren berjalan sesuai ketukan irama
seperti saat ini. Oh tidak, baru beberapa menit yang lalu Taemin terlihat
seperti sunbae biasa ketika bersamanya tapi sekarang Taemin punya tatapan yang bisa
membuat Jiyoung pingsan kapan saja.
Kenapa Taemin berjalan ke arahnya? Tuhan ini
pasti salah, apa yang harus Jiyoung lakukan? Dia hanya membekap mulut dengan
kedua tangannya supaya tidak berteriak seperti yang dilakukan SUlli, Krystal
dan semua gadis saat ini. Taemin
tersenyum sekilas, tapi ternyata bukan Jiyoung yang Taemin tuju melainkan anak
laki-laki yang sedari tadi duduk di sebelahnya. JONGIN!
Semuanya kembali berteriak ketika Jongin
tiba-tiba bangkit, naik ke atas meja dan kemudian turun dengan coolnya seakan
menerima tantangan Taemin untuk unjuk kebolehan. Dan semuanya tolong jangan
abaikan ini karena Jongin terlihat sangat keren menari seperti itu. Bahkan
Jongin terlihat lebih keren dari Taemin – oke ini untuk mata Jiyoung.
“Kenapa aku tidak sadar Jongin sekeren itu?”
teriak Krystal melihat Taemin dan Jongin yang menggerakkan tubuhnya sesuai
music saat ini. Sulli bahkan tidak bisa berteriak lagi sekarang, otaknya sibuk
merekam dua cowok criminal yang sedang menari di tengah aula. Sulli berharap polisi
segera menangkap Taemin dan Jongin karena membuatnya beku sesaat.
Music berhenti, Taemin dan Jongin saling
menertawakan satu sama lain di tengah pose terakhir mereka. Setelah melakukan
high five, Jongin kembali ke tempat duduknya –yang kali ini tidak naik meja.
“Kalian gak ngajakin aku!” kata Sehun ketika
Jongin melewatinya, Jongin hanya tertawa.
“Jongin keren banget, aku senang jadi temanmu!”
kata Sulli mengacak rambut Jongin yang basah keringat. Jongin meneguk air
mineral dari botol Jiyoung hingga isinya tinggal setengah.
“Minum aja kau keren di mataku, Jongin-ah!”
kata Krystal terkagum.
“Kalian memang gak konsisten ya? Tadi Myungsoo
juga kalian bilang gitu, dasar cewek!” kata Sehun meremehkan.
“Bilang aja iri!” timpal Sulli yang didukung
tawa Krystal dan Jiyoung. Setelah itu beberapa sunbae lainnya juga menampilkan
sesuatu, dan Jiyoung sangat suka dengan suara Kyungsoo. Jiyoung sudah
memutuskan untuk menjadi fansnya sejak mendengar Kyungsoo menyanyi barusan. Dan
yang lebih mengagetkan lagi adalah Minseok, Jiyoung tidak tau
koordinatornyayang terlihat diam dan berwibawa itu bisa beryanyi dan menari
sebaik itu. Begitu juga Krystal dan Sehun, keduanya terbius oleh suara Jongdae.
“Aku rasa para sunbae sudah brhasil mencuri
hati kalian…” Eunji berkata, “…sekarang waktunya kami untuk menilai sejauh mana
kalian belajar membaca not angka yang sudah kami beri sejak siang tadi…”
beberapa hobae ber-uhu, “…aku tau ini tidak sulit bagi kalian.” Eunji
mengakhirinya.
Para hobae sibuk membuka kertas mereka, membaca
jajaran angka yang menjadi nada dengan suara mereka. Beberapa beranggapan ini
terlalu mudah, seperti Krystal yang sekarang terlihat menyimak Sehun dan
membenarkannya sesekali.
Sunbae sudah berdiri di tengah aula, bagi hobae
yang sudah siap bisa langsung maju dan memilih dengan sunbae mana dia ingin
dinilai. Tentu saja ini dijadikan kesempatan bagi para hobae untuk dekat dengan
sunbae yang mereka sukai. Beberap hobae sudah mulai maju, termasuk Krystal yang
ikut antri di depan Myungsoo. Banyak siswi yang ingin dinilai olehnya.
“Aku ingin dengan Minho, tapi lihat berapa anak
yang ingin dinilai olehnya…” bisik Sulli pada Jiyoung, benar saja, bisa
dibilang Minho mempunyai antrian terpanjang. Bahkan para hobae yang berdiri di
depan Minho tidak memedulikan teriakan Hagyeo yang meminta mereka pergi ke
sunbae lainnya. “Aku bersama dengan Minseok oppa saja, aku mau dapat nilai baik
darinya. Hehe…” Sulli berjalan ke deretan Minseok.
“Kau mau ambil nilaidengan siapa? Taemin?”
tanya Sehun penuh selidik, Jiyoung masih bingung. Siapa yang menilainya itu
tidak penting, yang penting dia bisa melakukan tugas dengan baik dan dapat
nilai.
“Entahlah!” jawab Jiyoung, Sehun dan Jongin
berdiri di kanan kirinya sama-sama tidak bergerak menuju sunbae mereka.
Kemudian Sehun menarik Jiyoung dan Jongin untuk mengambil nilai.
“Aku ingin dengan Jieun noona.” Kata Sehun
sambil tertawa, “Kau juga kan?” lanjutnya sambil menatap Jongin yang juga
tertawa penuh arti padanya. Keduanyaa tanpa disuruh berdiri di depan Jieun,
antri cukup panjang memang, tapi Sehun dan Jongin tidak peduli. Jiyoung yang
ditinggal sendiri secara tidak sadar dia berdiri di barisan Luhan. Tanpa sadar
juga dia sudah mendapat giliran untuk mengambil nilai.
“Hai Kang Jiyoung!” sapa Luhan ramah, “Bisa
kita mulai?” tanya Luhan, Jiyoung hanya mengangguk dan membuka kertasnya. Luhan
menunjuk deretan angka dan Jiyoung membacanya, Luhan mendengarnya dengan teliti
dan sesekali mengajarinya. Tidak seperti bayangan Jiyoung, pengambilan nilai
ini sangat menyenangkan. Bahkan Jiyoung bisa mendengar Eunji tertawa sambil
membenarkan salah seorang murid di sebelahnya. Tidak ada teriakan marah ketika
hobae melakukan kesalahan, oh dunia memang indah tanpa LP Team.
“Konsentrasi Jiyoung!” Luhan mencoba menarik
perhatian Jiyoung.
“Eh, maaf sunbae.” Katanya, tapi Luhan hanya
tersenyum dan melanjutkan pengambilan nilai.
Pengambilan nilai selesai dalam satu jam, para
hobae kembali duduk di bangku mereka tadi. Sudah jam sepuluh malam ketika
Jiyoung melihat arloji Jongin, ini waktunya mereka tidur. Suho memberitahu
mereka agar segera tidur ketika mereka sudah sampai kelas karena jadwal mereka
akan sangat padat. Tepat ketika Suho mengakhiri pidatonya, para hobae sudah
mulai berjalan kembali ke dalam kelas untuk istirahat.
Jiyoung membuang nafas lega ketika melihat
kasur lipat sudah tertata di dalam kelas, terimakasih sunbaenim sudah
menyiapkan ini untuk hobae. Jiyoung, Sulli dan Krystal langsung menuju tempat
tidur yang paling dekat dengan tas mereka. Semuanya sudah bersiap untuk tidur,
tapi tidak untuk Krystal karena dia membuka tasnya dengan brutal, mengambil
roti yang sudah dia bawa.
“Hehe, kalian mau?” tawar Krystal pada Jiyoung
dan Sulli, tapi keduanya menggeleng teratur
“Krystal, segera tidur setelah menyelesaikan
makanmu!” teriak Jongdae dari arah pintu.
“Baik-baik oppa tersayang!” balas Krystal,
Jongdae hanya memutar bola matanya. Jiyoung dan Sulli sudah siap tertidur
ketika mendengar seseorang berkata.
“Aku dengar akan ada jerit malam. Tadi waktu
aku ke kamar mandi aku melihat para sunbae LP Team tengah menyiapkan sesuatu…”
kata seseorang yang bernama Hyeri, tidur tepat di sebelah Sulli.
“Lalu kalian takut? Aku rasa itu seru.” Sela
Krystal di tengah dia mengunyah rotinya.
“Aku takut dengan yang seperti itu.” Sahut
Sulli keluar dari selimutnya, “Kau dengar darimana? Apa itu benar?” Sulli
terlihat khawatir. Hyeri hanya mengangguk, Jiyoung juga ketakutan di balik
selimutnya.
“HEI TIDAK ADA YANG MENGOBROL! CEPAT TIDUR!” Luna
berteriak menyadari semua hobae di ruang itu belum tidur. Krystal cepat-cepat
masuk ke dalam selimut Jiyoung, tidak
ada yang berani bersuara. Ketika mereka yakin LP Team sudah pergi, mereka mulai berbisik lagi.
Krystal keluar dari selimut Jiyoung, dan rebah
di tempat kosong sebelah Jiyoung. Sulli yang tadi ketakutan sudah tertidur,
tapi tidak untuk Jiyoung dan Krystal. Jiyoung terlihat gelisah dan Krystal
menyadari itu.
“Kau kenapa?”
“Krystal, aku tidak bohong soal aku melihat
hantu itu…” kata Jiyoung jujur, Krystal mengambil nafas.
“Kau tidak perlu takut. Mungkin soal jerit
malam itu Hyeri hanya mendengar gossip. Sudah tenang saja.” Kata Krystal
mencoba menangkan, “Eh Jiyoung, ehm… menurutmu Sehun itu bagaimana?”
“Sehun siapa?”
“Oh Sehun, teman kita. Siapa lagi?”
“Ow, dia baik, menyenangkan. Ehm, dia juga
sangat menarik. Meskipun sedikit menyebalkan, tapi dia pribadi yang baik. Kenapa?”
Jiyoung menoleh pada Krystal, dia tidak bisa melihat wajah Krystal karena
ruangaan gelap.
“Ya dia menarik, bukan apa-apa sih. Tapi, apa
kau tertarik padanya?” Krystal menggigit bibir bawahnya, sedikit takut
mendengar jawaban Jiyoung.
“Aku menganggapnya teman yang baik, aku tidak
mau kehilangan teman sepertinya untuk saat ini. Jadi, yah, aku rasa aku
tertarik untuk menjadi teman baiknya.” Jelas Jiyoung, tanpa tau Krystal
tersenyum mendengar jawabannya, “Kenapa sih?”
“Tapi sepertinya Sehun tertarik padamu…”
“Jangan bodoh!”
“Aku serius!”
“Lupakan!” kata Jiyoung akhirnya.
“Bagaimana dengan Jongin, sepertinya kau
tertarik padanya. Apa kau menyukainya? Kau butuh bantuan?” Jiyoung merasa
Krystal bergerak dan tidur miring menghadapnya.
“Hmm… Jongin…”
“Iya kan? Kau suka padanya?” desak Krystal,
Jiyoung bingung harus menjawab apa.
“Krystal, bagaimana dengan Chanyeol sunbae? Bagaimana
dia menurutmu?” Jiyoung mengalihkan pertanyaan.
“CHANYEOL???”
TBC...
Author's Note: Looooooong post Sebenernya mau edit dan ngurangi, tapi keburu males jadi aku post semuanya. Jiyoung masih belum ketemu first love nya. Gak tau deh kapan ketemunya, yg pasti di next chapter bakal banyak Chanyeol Jiyoungnya. Oh ya, mungkin ini jadi ff terakhir di blog ini. Trims buat yg baca entah yg komen atau gak. semoga kalian hidup bahagia.
Wah seneng akhirnya update. :) uhm.. chanyeol jiyoung? aku penasaran sih sama interaksi mereka. oke next chap bakalan nggak kalah seru nih. belum nemu pencerahan tentang kai jiyoung di chap ini. yah si jonginnya masih susah ditebak. dia kayak cuma biasa biasa ke jiyoungnya. ya tapi eho knows ya sama perasaan dia yang sebenernya. ya hanya author, Tuhan, dan jonginlah yang tau. kita mah asumsi mulu bawaannya. haha si krystal makin ketahuan deh kalau suka sama sehun. dan serupa dengan jongin. perassan sehun juga belum bisa ketebak. oke, mungkin perasaan para lelaki di sini masih belum out of the box. khikhi. chanyeol? dia juga belum ketahuan gimana perasaannya. kalau dia emang first lovenya jing, so jiyoung akhirnya move on dong ya.? oh my, bener2 berasumsi akunya. hehe. nice chap. menarik banget, dan penasaran sama jurit malamnya. LP team bakalan beraksi tuh pastinya.
BalasHapusini beneran jadi fanfic terakhir author? itu brother angelnya gimana? penasaran sama kelanjutannya thor.. kenapa jadi fanfic terakhir? you have a lot of great stories.. and i enjoy that. i hope that you'll keep this blog and keep in writing. sorry for everything, and thanks for this update. update soon.. i'll wait :D :) ^^
Knp jd ff terakhir saeng..
BalasHapusGa ada rencana bwt ff lg selain ini kah..
Taemin jg pny rasa ya ma jiyoung, tp jiyoung ada rasa2'a sama chanyeol..
Ciyee ada yg ngambek wkt jaket'a dibalikin..
Mau pindah blog. Tapi kayanya ini juga masih di pake, cuman bukan buat fanfic. ^^ thank's for comment
Hapusfirst of all, maaf banget buat komen telatnya. kurasa kemarin udah komen, tapi kok gak muncul. ya udah komen lagi. hehe
BalasHapussuka banget sama karakter kai di sini. entah mengapa, kurasa dia care banget. tapi sifatnya yang kurang mudah ditebak itu juga something banget.tapi perasaan dia ke jing masih belum keliatan. dia keliatan biasa biasa aja, yah walau carenya minta ampuun. masih belum out of the box nih si kai. sehun ttep yang bikin ngakak. ah, akhirnya krystal ketahuan kalau suka sehun. hihihi. bakal jadi couple unik nih. chanyeol jing bakalan nongol di next chap? wah penasaran nih.. mereka jarang keliatan berduaannya soalnya. ditunggu nextchapnya ya thor..
ini bakalan jadi ff terakhir beneran? kenapa? ff kakak keren2 lho, i like both of them.. so i hope that you'll keep in writing ff, keep this blog, and keep jing pairing. thanks a lot author nim.. #bow
mau pindah blog ^^. mungkin nanti blog ini gak di pake ff.
Hapustrims ya udah komentar... ^^
This chapter is my fave so far. Asik dan nyantai banget bacanya, remaja banget. Bisa banget ngebayangin mereka nginap-nginap di sekolah gitu. Sehun Jongin lucu banget deh, baik banget ke cewek2 sampe ditemenin buat mandi. Udahlah Krystal Sehun jadian aja, udah kocak parah nih dua. Sehun sih kayanya gak suka romantically sama Jiyoung, cuma iseng2 doang.
BalasHapusSeriusan nih Chanyeol first lovenya Jiyoung? Emangnya Jiyoung suka ya? Siapa tahu Jiyoungnya malah suka Jongin.
Wait, you won't write anymore atau kamu bakal pindah blog? Sayang lho kalau berhenti nulis. Tapi yah kalau itu memang sudah keputusannya. Berarti berkurang blog Kaijing langganan gue.
bakal pindah blog kak. ^^ entar gak tau deh ini di tetep di pake atau gak. yg pasti gak update ff di blog ini lagi.
Hapustrims komentarnya kak miki.