Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.
“KIM JONGIN!!!” bentak Jiyoung keras, membuat
Jongin menatap Jiyoung penuh kecewa. “Dengarkan aku dulu!”
“Apa?” Jongin menatap mata Jiyoung dalam,
“Jangan bilang kau masih menyukainya?”
“Ha?” Jiyoung tersontak kaget mendengar kalimat
Jongin, bahkan Jiyoung tidak tau harus menjawab apa. “Apa kau bilang?”
“Benar kan?” Jongin menatap Jiyoung begitu
tajam, Jiyoung berpikir Jongin pasti sudah gila karena menuduhnya seperti itu.
“Jongin dengar…”
“Terserah kau saja Jing!” Jongin memutus
kalimat Jiyoung. Jiyoung hanya memandangnya tidak percaya, Jongin masih
memperlihatkan ekspresi marahnya. Bahkan Jiyoung bisa mendengar Jongin
mengumpat pelan.
“Aku pulang!” kata Jiyoung akhirnya, baru
selangkah Jiyong berjalan Jongin menahannya.
“Tunggu Sehun dulu!” kata Jongin dingin.
“Aku pulang sendiri!” kata Jiyoung kesal,
suaranya sedikit bergetar karena menahan tangis.
“Aku akan mengantarmu!” Jongin menarik
pergelangan tangan Jiyoung dan mengajaknya untuk pergi dari sana menuju ruang
rapat dimana Sehun masih disana.
Jongin dan Jiyoung sempat berpapasan dengan
Chanyeol yang hendak masuk dalam mobil Baekhyun. Jiyoung sempat memandang
Chanyeol dan meminta maaf tanpa suara yang di jawab anggukan oleh Chanyeol.
Jongin yang mengetahui itu menyeringai kesal, menarik Jiyoung agar lebih dekat
dengannya dan berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
Tidak ada yang bersuara sampai mereka sampai di
ruang rapat, hanya terdengar langkah mereka yang bergema di koridor dan deru
nafas Jongin yang cepat menahan marah. Jongin membuka pintu dengan keras bahkan
terdengar seperti di banting. Membuat beberapa orang yang ada di dalam
menghentikan kegiatan mereka untuk melihat ke arah pintu.
“Maaf!” kata Jongin singkat. Sehun dan Taemin
bisa melihat ada yang sedang tak beres dengan Jongin dan Jiyoung. Apalagi
sekarang Jongin duduk di salah satu kursi dan membiarkan Jiyoung yang terlihat
menahan tangis berdiri di dekat pintu.
“Hei duduk sini! Sampai kapan kau berdiri
disana?” tanya Sehun dengan nada memerintah.
“Sebentar lagi selesai kok, kalian bisa
pulang.” Taemin menambahkan, namun Jiyoung tidak bergerak bahkan sepertinya
Jiyoung tidak mendengar mereka.
“Duduk sini Kang Jiyoung!” Suho yang paling
dekat dengan Jiyoung mendorong kursi padanya, Suho tersenyum seolah meyakinkan
bahwa kursi itu tidak akan membuatnya jatuh ketika ia mendudukinya.
“Terima kasih, sunbaenim.” Kata Jiyoung sambil
memaksakan senyum, Suho membalas senyumnya kemudian kembali konsentrasi dengan
tumpukan dokumen di depannya.
“Jiyoung, minum ini selagi hangat.” Jieun
memberinya teh hangat dan Jiyoung langsung meminum tehnya untuk sekedar membuat
perutnya hangat. Jiyoung melirik ke tempat Jongin duduk, hatinya mencelos
melihat Jongin sedang memerhatikannya dengan tatapan yang membunuh.
Cepat-cepat Jiyoung mengalihkan perhatiannya
pada Jieun yang sedang mengobrol dengan Suho, Jiyoung yang duduk di dekat
mereka pura-pura ikut dalam pembicaraan, bahkan Jiyoung ikut membaca kertas
yang sedang Jieun tunjukkan pada Suho.
Di ruangan itu hanya ada Suho, Jieun, Taemin,
Sehun, Jongin dan dirinya sendiri. Jiyoung mulai berdoa agar apapun yang di kerjakan
Sehun segera selesai sehingga dia bisa cepat pulang dan menangis sepuasnya di
kamar. Diam-diam Jiyoung memberi isyarat pada Sehun agar menghampirinya.
Awalnya Sehun menatapnya ogah, memberi ekspresi seakan Jiyoung adalah makhluk
yang paling membuat Sehun enggan mendekat. Tapi karena melihat ekspresi serius
Jiyoung, akhirnya Sehun mengalah dan menghampirinya.
“Kenapa sih?” tanya Sehun penasaran, Jiyoung
memerhatikan Jongin yang sekarang sedang mengobrol dengan Taemin, merasa
situasinya aman, Jiyoung berkata pelan pada Sehun.
“Ayo cepat pulang, aku sudah tidak tahan
disini.” Rengek Jiyoung. Tapi bukan rengek manja yang Jiyoung lakukan barusan,
melainkan permohonan yang kelihatannya datang dari lubuk hatinya yang paling
dalam. Sehun mengernyit, menatap Jiyoung kemudian beralih melihat Jongin.
Kemudian Sehun mengangguk mengerti.
“Habis diapain sama Jongin?” tanya Sehun
terlihat lebih serius.
“Bukan itu…” Jiyoung mencoba untuk mengalihkan
pembicaraan.
“Tengkar ya?” Sehun to the point membuat
Jiyoung bungkam dan menunduk, “Astaga, kalian berdua mengerikan!” sambung Sehun
seraya sekilasmenoleh pada Jongin. Sehun mengambil tasnya yang tergeletak di
lantai bawah meja, kemudian melihat pantulan dirinya pada kaca jendela
merapikan rambutnya.
“Mau kemana?” tanya Taemin yang masih menata
dokumen ke dalam lemari.
“Pulanglah!” jawab Sehun sengak.
“Hyung aku dan Jongin pulang dulu ya!” kata
Sehun pada Suho yang langsung mengangkat kepalanya sambil tersenyum.
“Ya ya, terima kasih ya bantuannya.” Kata Suho
ramah. Jiyoung tidak pernah tau bahwa Suho seramah dan sebaik itu. Karena
selama ini dia hanya tau sisi wibawa dari Suho sebagai wakil ketua.
“Noona kita pulang ya!” pamit Sehun pada Jieun,
Jongin mengawasi Sehun dengan penuh tanya.
“Woi, aku kan bilang aku mau nebeng. Aku tidak bawa mobil!” Taemin
buru-buru menutup lemari.
“Kita pulang sekarang, kalau ingin nebeng ya
ayo!” jawab Sehun seakan dia pemilik mobil itu. Kenyataannya pemilik mobil
masih duduk dengan manis seraya menatap Sehun heran.
“Jongin aja masih belum mau pulang.” Protes
Taemin, sekarang dia memasukkan barang-barang ke dalam tasnya dengan asal.
“Hei kkamjong ayo pulang!” Sehun menyadarkan
Jongin yang sekarang mulai bangkit. Jongin masih diam dengan ekspresi
dinginnya, bahkan Jiyoung bisa sulit tidur malam ini karena dihantui tatapan
Jongin itu.
“Balik dulu ya, Taemin!” suara Jongin terdengar
sangat dingin, Taemin yang mengetahui temannya itu tidak akan menunggunya
seraya berpamitan pada SUho dan Jieun yang masih bertahan disana.
Sepanjang jalan menuju mobil Jongin Taemin
tidak berhenti bicara, tentang bagaimana sibuknya dia, mengeluh dia akan lebih
sering pulang malam, sepertinya Taemin tidak menyadari ada sesuatu yang tidak
beres disana. Seperti Jongin yang tidak menghiraukannya dan teus berjalan
cepat, Jiyoung yang sedari tadi berjalan dengan kepala tertundu dan Sehun yang
hanya membalas ucapannya sesekali.
“Kau yang nyetir ya!” Jongin melempar kunci
mobilnya dan berhasil ditangkap dengan keren oleh Taemin.
“Yah…” keluh Taemin sesaat dan segera duduk di
kursi kemudi. Jongin memilih untuk duduk di belakang, Sehun secara otomatis
duduk di bangku depan sedang Jiyoung sekarang berdiri terpaku di depan mobil.
“Hei ayo!” Sehun menyuruhnya untuk segera masuk
dan Jiyoung menatapnya dengan ragu.
“Cepat masuk!” Jongin membuka pintu untuk
Jiyoung, meskipun nadanya tidak sehangat biasanya tapi setidaknya Jongin
menunjukkan kalau dia masih peduli. Jiyoung segera masuk sebelum Jongin
menyuruhnya untuk kedua kali.
Mobil mulai melaju, Taemin sudah bilang pada
mereka kala dia sedikit ngantuk sehingga memilih untuk mengendarai mobil dengan
pelan saja. Awalnya Sehun sempat protes dan bilang kalau dia ingin cepat sampai
rumah, tapi akhirnya menyerah karena Jongin bilang dia tidak mau mati karena
Taemin menabrak sesuatu. Setelah itu tidak ada yang bicara, hanya menyisakan
Sehun yang sibuk dengan ponselnya.
“Ehem-ehem…” Taemin pura-pura batuk, “Kayanya
ada yang lagi bertengkar nih!” celetuk Taemin santai jiyoung mendongak dan
sekilas mata Jiyoung dan Taemin bertemu ketik ajIyoung melihat kaca spion
depan, Taemin menatapnya dengan jail.
“Ini anak pengen bikin Jongin ngamuk!” tuduh
Sehun tapi Taemin justru semakin menyeringai lebar.
“Makanya hawanya dari tadi aneh. Pasangan baru
kok diem-dieman!”
Plak!
“Ouch!”
Jongin menampar pipi Taemin dengan kuat,
berhasil membuat bekas merah pada pipi Taemin. Sehun tertawa terbahak-bahak
melihat tangan kiri Taemin mengelus pipinya sambil meringis kesakitan.
“Sejak kapan sih kau jadi cerewet begini?”
tanya Jongin sangsi, “Kebanyakan kumpul sama Krystal!”
Jiyoung melirik Jongin yang tepat ada di sebelahnya,
untuk pertama kalinya Jiyoung merasa risih dengan kelakuan Jongin. Memang sudah
biasa di antara Jongin, Sehun dan Taemin untuk saling melayangkan pukulan, tapi
entah darimana datangnya perasaan itu, Jiyoung mulai tidak suka. Atau mungkin
karena beberapa waktu yang lalu Jongin sudah melayangkan pukulan pada Chanyeol?
Ya, mungkin saja.
Sepuluh menit kemudian mereka sudah sampai di
depan rumah Jiyoung, lampu ruang tamu rumah Jiyoung masih menyala menandakan
kedatangannya masih di tunggu. Jiyoung membuang nafas panjang seraya bergegas
membuka pintu mobil untuk segera keluar. Jongin hanya memerhatikannya dalam diam, sampai kaki
Jiyoung mendarat di tanah pun tidak ada yang buka mulut terlebih dulu.
“Terima kasih ya!” kata Jiyoung akhirnya tanpa
benar-benar memandang Jongin yang masih sibuk menatapnya dengan tajam.
“Kembali Jiyoung. Sampai ketemu besok ya!”
Taemin dan Sehun membalasnya kelewat ceria.
“Jongin-ah aku masuk dulu ya!” Jiyoung mencoba
bersikap sebiasa mungkin, Jongin hanya mengangguk sebagai jawaban untuk
Jiyoung. Jiyoung yang sudah tidak tahan segera membuka pagar rumahnya dan masuk
tanpa sekalipun melihat kea rah mobil Jongin. Tidak peduli kapan mobil itu akan
bergerak untuk pergi dari depan rumahnya. Jiyoung tidak peduli!
Ibunya sedang menonton tv ketika Jiyoung masuk
rumah, tatapannya ibunya seakan bertanya apa yang membuat Jiyoung hingga larut.
Jiyoung berkata, “Baru selesai rapat omma!” kemudian segera masuk kamar dan
menguncinya.
Jiyoung memutuskan mandi untuk sekedar membuat
badannya segar, berharap air juga membasuh semua rasa jengkelnya terhadap
Jongin. Tapi masalahnya rasa jengkel bertambah dua kali lipat karena Jiyoung
terus memikirkannya. Sebenarnya Jiyoung memutuskan untuk segera tidur, tapi
ponselnya berbunyi dan terdapat nama Krystal pada layarnya.
“Hallo?”
“Hei,
kata Sehun kau tengkar sama Jongin ya?” tanya Krystal to the point.
“Pacarmu itu ember juga ya!” Jiyoung mendengus
kesal.
“Jangan
ngatain Sehun gitu dong! Lagipula tengkar karena apa sih?” Krystal bertanya dengan sabar. Jiyoung
mengambil nafas dalam kemudian mulai menceritakan kronologi awal
pertengkarannya dengan Jongin. Bahwa kejadian itu terjadi ketika Krystal sudah
di jemput tadi.
“Yaelah
gara-gara Chanyeol doang!” nada
Krystal terdengar menuduh bahwa masalahnya hanya sepele, “Tapi itu tanda cinta kali ya Jing, maksudnya Jongin itu gak mau kalau
kau dekat-dekat sama cowok lain. Apalagi itu Chanyeol yang punya sejarah pernah
dekat denganmu!” Krystal menekankan pada kalimat terakhir.
“Tapi gak perlu main pukul juga kan! Kalau sama
Sehun atau Taemin sih aku gak masalah, apalagi mereka juga sudah berteman
dekat. Masalahnya ini Chanyeol sunbae! Lagipula dia juga bukan siapa-siapaku.”
Jiyoung terdengar kesal, bahkan nada suara terdengar lebih tinggi.
“Wajar
Jing, Jongin cuma cemburu. Tandanya dia benar-benar sayang padamu!”
“Tapi bukan begitu caranya, Jung. Gimanapun
juga Jongin gak bisa main pukul seenak hatinya gitu!”
“Jing,
boleh aku tanya?”
“Apa?”
“Kau
tidak sedang membela Chanyeol oppa karena kau masih menyukainya kan?” suara Krystal terdengar seperti curiga dan
khawatir.
“Sudahlah, aku benar-benar kesal membahas
masalah ini!” Jiyoung segera memutus percakapan mereka. Melempar ponselnya
sembarangan di atas tempat tidur dan menghempaskan dirinya.
***
Kelas sangat ramai karena beberapa anak saling
bercerita dengan hebohya tentang anggota dewan yang akan menjadi panitia
penyambutan hobae. Tentu saja nama-nama yang sudah terterang di madding menjadi
topik hangat untuk dibicarakan. Terutama untuk LP Team, dimana ada dua pasangan
baru yang menjadi anggotanya. Semua membicarakan Jongin, Jiyoung, Krystal dan
Sehun.
Beberapa anak berseru setuju untuk terpilihnya
anggota LP Team, kecuali Jiyoung, banyak dari mereka menganggap Jiyoung kurang
pas diletakkan di LP Team. Banyak rumor yang beredar Jiyoung bisa di tempatkan
disana karena Chanyeol, siapa yang tidak tau Chanyeol? Anggota LP Team tahun
lalu yang berhasil menangkap separuh dari pelanggaran hobae.
Jiyoung sedang bersama Sulli pagi itu seperti
biasanya, Jiyoung terlihat bercerita dan Sulli menyimaknya dengan seksama.
Urusannya dengan Jongin belum selesai, bahkan Jongin masih belum menunjukkan
batang hidungnya padahal kelas sudah hampir mulai.
“Kau lihat kan, sampai sekrang dia masih belum
muncul!” Jiyoung mengakhiri ceritanya seraya mendengus kesal.
“Tapi aku lihat tadi Sehun sudah datang.
Biasanya mereka kan berangkat bersama.”Sulli terlihat memerhatikan pintu kelas,
tidak ada tanda-tanda Jongin akan muncul darisana.
“Palingan juga numpang di kelas Sehun!” ungkap
Jiyoung.
“Ssttt, tuh dia datang!” Sulli menendang kaki
Jiyoung seraya berbisik. Rambutnya yang dibiarkan berantakan dengan sengaja,
tas yang menggantung di satu lengannya dan seragam yang jauh dari kata rapi,
Jongin masuk kelas tanpa melirik pada Jiyoung.
Jongin terlihat sibuk di bangkunya, kemudian
mengeluarkan buku dan membacanya dengan cepat sebelum dia berjalan ke depan
kelas. Jiyoung terus memerhatikan sikap Jongin yang tidak biasa itu.
“Hari ini Lee songsaenim tidak bisa datang,
kita di suruh mengikuti pengambilan nilai para sunbae di aula besar. Dan setiap
anak wajib mengumpulkan laporan dari apa yang kalian lihat nanti, lalu kita
harus membuat rencana perform untuk dua minggu lagi.” Kata Jongin cepat,
beberapa anak terlihat senang karena mereka bisa melihat penampilan para
sunbae.
“AULA BESAR SEKARANG!” seru Jongin,
teman-temannya bergegas untuk menuju aula besar. Begitu pula dengan Jiyoung dan
Sulli, keduanya segera keluar kelas menuju aula besar.
“Kau lihat kan bagaimana sikapnya?” keluh
Jiyoung ketika dia dan Sulli duduk di salah satu bangku penonton di aula besar.
Aula besar sudah di sulap menjadi lebih gelap pagi itu, mereka bisa melihat
sebuah tirai besar terbentang di depan. Menebak-nebak apa yang telah disiapkan
di balik tirai itu, dan mulai berpikir apa yang mereka lakukan jika sudah
waktunya untuk pengambilan nilai.
“Wajar Jing, Jongin cuma cemburu. Mungkin dia
makin kesal karena kau tidak berusaha meghubunginya.” Jelas Sulli sabar. Jiyoung
hanya memutar bola matanya, semua orang membela Jongin.
“Tapi masalahnya apa perlu dia cemburu sampai
seperti itu?”
“Kang Jiyoung, Jongin itu benar-benar saying
padamu. Mana mau dia kalau pacarnya dekat-dekat dengan orang yang pernah dekat
dengannya. Intinya, hanya dengan melihat Chanyeol saja mungkin bisa membuat
Jongin kesal. Apalagi kalau Chanyeol bersamamu!” Sulli bicara pelan, berusaha
agar teman-temannya tidak mendengar apa yang dia bicarakan.
“Tapi tetap saja…..”
“Tanda tangan cepet! Keburu berebut sama yang
lain!” kalimat Jiyoung terpotong karena Jongin sedang menyodorkan daftar nama
pada Jiyoung. Entah kapan datangnya, yang pasti Jongin sedang berdiri di
sampingnya saat itu. Jiyoung segera mengambilnya dan menorehkan tanda tangannya
dengan cepat. Sulli langsung menariknya begitu Jiyoung selesai, dan membubuhkan
tanda tangannya sendiri disana.
Jongin masih berdiri disana, memerhatikan
Jiyoung yang tampak bingung karena ada Jongin disana. Apalagi dia sedang
membicarakan Jongin tadi, apa mungkin Jongin mendengar apa yang dia bicarakan
dengan Sulli.
“Kau duduk dimana?” tanya Jiyoung akhirnya,
bagaimanapun juga sebenarnya Jiyoung sudah tidak sanggup untuk tidak bicara
dengan Jongin.
“Di belakang sama anak-anak.” Jawab Jongin
santai, “Woi Sulli, cepetan dong!” sambung Jongin kemudian, membuat Jiyoung
sedikit kecewa dengan sikapnya.
“Sabar dong!” Sulli mengembalikan daftar nama
itu, Jongin segera mengambilnya kemudian beranjak ke bangku paling depan,
mencari teman sekelasnya. Jiyoung terus memerhatikan Jongin yang menyerahkan
daftar nama pada temannya dan meminta mereka untuk tanda tangan disana.
“Kalau sudah kasih yang lain ya! Aku duduk di
belakang!” kata Jongin pada seorang gadis, kemudian Jongin kembali pada tempat
duduknya di belakang. Jujur saja Jiyoung ingin menarik Jongin agar dia duduk
disampingnya!
“Gak ada salahnya kok kalau kau minta maaf
dulu.” Bisik Sulli.
“Tapi kan sikapnya itu….”
“Kalian bisa bicarakan itu nanti!” kata Sulli
kemudian, Jiyoung hendak menjawab lagi tapi kemudian acara sudah di mulai dan
mereka konsentrasi untuk melihat penampilan para sunbae dan mulai menulis di
buku catatan mereka.
“Aku tunggu di kantin ya, au lapar Jing. Nanti
kau nyusul ya!” Sulli menyerahkan tugasnya pada Jiyoung dan meghilang bersama
anak lain yang berebut ke kantin. Jiyoung berdiri tak jauh dari Jongin yang
menerima tugas teman-temannya. Sesekali Jongin mengumpat jika ada yang
menginjak kakinya, orang waras pasti tau kalau Jongin sangat kerepotan.
Setelah gerombolan yang mengelilingi Jongin
berkurang, Jiyoung menghampirinya. Jongin terlihat kaget karena Jiyoung berdiri
didepannya dengan dua buku di tangannya.
“Sini-sini, biar aku kumpulin!” Jongin memberi
isyarat agar Jiyoung menaruh bukunya di tumpukan buku yang dia peluk. Tapi
Jiyoung malah mengambil seperempat buku yang Jongin bawa.
“Biar aku bantu!” Jiyoung berjalan mendahului
menuju gedung para dosen.
Keduanya tidak ada yang bicara sampai mereka
keluar dari gedung dosen. Jongin baru membuka mulut ketika sadar kemana mereka
akan pergi setelah itu.
“Mau kembali ke kelas atau ke kantin?” tanya
Jongin akhirnya.
“Kantin, Sulli udah nunggu disana.” Jawab
Jiyoung seraya sekilas melirik pada Jongin. Karena Jongin tidak membalas
setelah itu Jiyoung kembali membuka mulut, “Kau sendiri kemana?”
“Sama, kantin juga.” Jongin terdengar sangat
cuek. Demi Tuhan Jiyoung ingin mencekik Jongin, sampai kapan Jongin akan
bersikap seperti itu padanya?
“Kim Jongin!” seru Jiyoung sambil menghentikan
langkahnya.
“Kenapa?” Jongin menoleh melihat Jiyoung ada di
belakangnya dan berhenti berjalan.
“Bisa kan berhenti bersikap seperti itu?” suara
Jiyoung terdengar sedikit bergetar, antara menahan marah dan menangis. Jongin
membuang nafas panjang melihat Jiyoung seperti itu.
“Ayo jalan!” Jongin menatapnya penuh
peringatan, tatapan matanya seakan berkata Hentikan!
“Aku benar-benar tidak ada apa-apa dengan
Chanyeol sunbae! aku juga tidak menyukainya, jadi aku mohon berhentilah seperti
ini!” kata Jiyoung cepat, matanya berair, giginya saling bergeretakan menahan
tangis.
“Iya tau, ayo jalan aku lapar ini!” Jongin
melambai agar Jiyoung mau berjalan. Tapi Jiyoung sama sekali tidak bergerak
sesentipun.
“Tolong…” kata Jiyoung. Jongin yang tidak tega
melihat Jiyoung seperti itu segera menarik tangan Jiyoung dan setengah
menyeretnya agar mau jalan.
“Iya tau, maafkan aku.” Kata Jongin akhirnya
membuat tangis Jiyoung tumpah, “Loh, kok malah nangis sih?” keluh Jongin.
Jongin mengalungkan lengannya pada pundak Jiyoung, merasakan getaran tubuh
Jiyoung karena menangis. Meskipun keduanya masih sama-sama kesal, tapi mereka
benar-benar tidak tahan untuk berlama-lama saling bersikap dingin.
“Iya maaf, jangan nangis dong!” pinta Jongin
seraya membersihkan airmata Jiyoung dengan ujung lengan jasnya. “Jangan
dekat-dekat sama Chanyeol itu!” sambung Jongin penuh penekanan.
“Aku sudah bilang dia bukan siapa-siapa, dia
cuma sunbae.” jelas Jiyoung sesenggukan. Jongin memeluknya sekilas kemudian
kembali menggiring Jiyoung menuju kantin. Jiyoung cepat-cepat membersihkan
airmatanya dan mencoba mendapatkan suaranya yang normal. Ketika mereka masuk
kantin beberapa anak memerhatikan mereka dan saling berbisik. Dasar! Apa mereka
tidak punya pekerjaan lain selain bergosip.
“Hei disini!!!” Krystal melambai pada mereka.
Terlihat ada dua bangku kosong yang sengaja mereka siapkan untuk Jiyoung dan
Jongin. Sehun memandang Jongin dan Jiyoung bergantian sebelum akhirnya dia
tersenyum kecut.
“Sudah baikan ya? Dasar labil!” Sehun berkata
ketika Jiyoung dan Jongin baru mendaratkan pantat mereka pada kursi.
“Diam kau!” sergah Jongin sambil memukul kepala
Sehun pelan. Detik berikutnya Jongin yang mendapat pukulan dari Krystal,
sepelan apapun Krystal harus tetap membalas karena Jongin sudah memukul
pacarnya.
“Cuma bercanda Jung, kau mukul aku beneran!”
protes Jongin sambil menggosok kepalanya yang sakit. Krystal menatap Jongin
dengan jijik sebelum dia melanjutkan makan.
“Oh ya, nanti jam tiga kita rapat ya!” Sulli
memberitahu mereka semua. Mungkin Minho baru saja mengirim pesan pada Sulli
agar memberitahu teman-temannya jika nanti ada rapat.
Jongin, Sehun dan Sungjae sedang berdebat seru
tentang peraturan-peraturan yang akan mereka buat untuk para hobae. Ketiganya
tidak berhenti tertawa setiap kali selesai mengucapkan ide-ide konyol mereka.
Krystal yang sedari tadi mendengarkan sesekali mengingatkan bahwa semua ide
mereka akan ditolak.
Sampai akhirnya ruang rapat sunyi ketika Suho
mulai bicara, hanya terdengar guman setuju dan gores pena selama Suho
menjelaskan tentang progam kerjanya. Bae Suzy terlihat kurang setuju ketika Lee
Jieun membagikan tugas para masing-masing team.
“Jujur saja kalau boleh aku usul, aku rasa ada
benarnya juga kalau Kang Jiyoung kurang pantas untuk berada di LP Team.”
Jelasnya setelah mengangkat tangan.
“Aku juga, aku rasa Kang Jiyoung kurang tepat.
Bukankah dia lebih tepat di tempatkan pada Coordinator Hobae?” Kang Seulgi,
gadis dengan wajah tak ramah itu ikut angkat bicara. Krystal sempat melotot
padanya ketika pandangan mereka saling bertemu.
“Dia sudah fix menjadi anggota LP Team. Kenapa
baru dipermasalahkan sekarang?” Chanyeol berkata membuat Jongin tersenyum kecut
karena pembelaannya.
“Lagipula tidak ada criteria khusus untuk
menjadi LP Team kan? Kurasa Jiyoung bisa menjalankannya!” Krystal ikut membela.
Situasi seperti ini benar-benar tidak membuat Jiyoung senang. Apa masalahnya
jika dia di LP Team? Kenapa dua gadis itu ngotot sekali ingin Jiyoung di
pindahkan ke CH Team?
“Tentu saja ada Jung Krystal, apa kau tidak
pernah membaca rangkuman latihan dasar kepemimpinanmu? LP Team adalah anak-anak
terpilih, dia harus tegas dan memiliki pengalman dalam hal kedisiplinan. Harus
benar-benar bersih atau sebaliknya.” Seulgi melirik pada Jiyoung, terlihat ada
tatapan kurang suka dari gadis itu.
“Aku akui Kau, Sehun, Jongin dan Sungjae sangat
memenuhi criteria ini. Tapi untuk Kang Jiyoung… ehm… aku rasa dia urang cocok.
Aku berpendapat dia cocok sebagai coordinator hobae dengan sifat ramahnya itu.” Seulgi menekankan dua kata terakhir.
“Hmmm maaf saja, tapi rumor yang beredar juga
membuat nama anggota dewan penerimaan hobae jadi sedikit tidak baik. Kalian
pasti dengar kan rumor Jiyoung dan err Chanyeol
sunbae…” oke, Bae Suzy memang terdengar hati-hati, tapi tetap saja
kalimatnya membuat beberapa anak geregetan ingin menjambak rambut indahnya.
“Memangnya siapa yang cocok menggantikan
Jiyoung di LP Team? Kurasa Jiyoung oke!” Taemin mencoba menengahi.
“Dasar cewek kurang kerjaan, kau tidak punya
urusan lain apa selain membicarakan orang?” celetuk Jongin dingin sambil
menatap Suzy kesal, “Sukanya ngegosip!”
“Aku baik-baik saja jika memang harus di
pindah!” kata Jiyoung tegas. Tentu saja dia kesal jika dituduh seperti itu.
Chanyeol sama sekali tidak membantunya selama ini, kenpa semua orang berpikir
bahwa Jiyoung jadi LP Team karena Chanyeol?
“Sebentar-sebentar, anggota team sudah kita
sepakati kemarin kan?” Suho angkat bicara, “Sekarang sudah bukan waktunya
membahas ini lagi.”
“Jadi kau tidak mendengar pendapat anggotamu?”
Seulgi bicara dengan nada yang dibuat-buat, “Sayang sekali, sepertinya memang
banyak yang berada di pihak Kang Jiyoung.”
“Hei kau tidak bisa jaga mulutmu ya?!?!” bentak
Jongin, Seulgi terlihat kaget dengan perlakuan kasar Jongin. Jiyoung bersumpah
dia melihat mata Seulgi berair ketika Jongin membentaknya.
“Kita hanya berpendapat Kim Jongin!” Suzy
berkata, terlihat dia menepuk punggung Seulgi pelan.
“Oke-oke. Masalah ini biar kita serahkan pada
Jieun dan Minho nanti. Suzy dan Seulgi pendapat kalian kami hargai, tapi untuk
sekarang kita akan membahas proker. Waktu kita sudah tidak banyak.” Suho
kembali membuka buku agendanya. Seulgi tidak bersuara setelah itu, dia hanya
diam dan menunduk sampai rapat selesai.
“Bae Suzy dan Kang Seulgi itu benar-benar tidak
punya kerjaan. Kalau mereka cowok, sudah kutonjok daritadi.” Kata Jongin ketika
semua anggota mulai beres-beres karena rapat sudah selesai.
“Mereka cuma berpendapat.” Jiyoung
mengingatkan, “Mungkin ada benarnya sebaiknya aku di CH Team.”
“Mereka cuma iri. Suzy sudah lama suka pada
Chanyeol. Dan Seulgi itu –Kim Jongin kau bodoh kalau tidak menyadari bahwa dia
menyukaimu!” Sulli berbisik pada Jongin dan Jiyoung. Jiyoung hanya mengangguk,
jadi itu Seulgi, yang suka pada Jongin itu. entah darimana datangnya, yang
pasti Jiyoung ingin menunjukkan pada Seulgi bahwa Jongin itu miliknya. Jangan
harap Seulgi bisa merebut Jongin darinya.
“Jiyoung, kau oke kan kalau dipindah ke EC
Team? Awalnya kau ditempatkan disana.” Jieun menghampiri Jiyoung dengan pena di
atas buku, siap menuliskan sesuatu.
“Aku tidak masalah dengan itu!” jawab Jiyoung
tegas, sekilas Jiyoung melirik Seulgi yang memerhatikannya dalam diam.
“Tapi P Team juga ingin mempertahankannmu di LP
Team. Begini saja, aku akan bicarakan ini nanti dan besok kau sudah dapat
jawabannya!” kata Jieun hangat, membuat Jiyoung bersyukur memiliki sunbae
sepertinya.
“Seulgi itu, awalnya dia di LP Team, lalu
dipindah ke CH Team. Dia tidak terima kalau kau masuk LP Team Jing.” Gerutu
Krystal, Jiyoung hanya tersenyum menanggapi Krystal kemudian.
“Jiyoung kemana sih?” Jongin mencoba
menghubungi telepon Jiyoung, namun Krystal yang duduk di sebelahnya tiba-tiba
mengangkat tangan menunjukkan ponsel Jiyoung sedang ada padanya.
“Aku sudah bilang ponsel Jiyoung kubawa.”
Krystal menyentuh gambar gagang telepon berwarna merah dilayar ponsel Jiyoung.
“Kenapa bisa kau bawa?” balas Jongin kesal.
“Tadi aku pinjam, terus Jiyoung ngilang sebelum
aku mengembalikannya!” Krystal ikutan sewot.
“Tunggu saja, mungkin lagi sama Jieun noona.”
Sehun ikut berkata menyadari Krystal dan Jongin sudah siap saling cakar.
Rapat sudah selesai sekitar tiga puluh menit
yang lalu, tetapi pada ssat itu juga Jiyoung menghilang. Jongin sudah berkata
pada yang lain dan mereka hanya menjawab bahwa mereka melihat Jiyoung keluar
tanpa tau pergi kemana Jiyoung. Jongin sudah berkeliling untuk mencarinya,
tetapi sampai saat ini belum menemukannya dan berakhir dengan duduk bersama
Sehun dan Krystal di lobby gedung.
“Aku lihat dia tadi keluar sama Sulli sih!”
Yook Sungjae yang duduk tak jauh dari mereka memberitahu.
“Mereka jalan ke arah mana?” tanya Jongin.
“Kemana ya…..” Sungjae memutar bola matanya
tampak berpikir, “…ruang P team mungkin. Sudah cek kesana belum?”
“Belum sih!” jawab Jongin.
“Cari sana, kita nunggu disini!” Sehun berkata
yang langsung di iyakan oleh Jongin. Jongin segera keluar setelah mengucap
terima kasih pada Sungjae. Krystal mendelik pada Jongin dan mengatakan sesuatu
yang tidak bisa Jongin dengar.
Hari sudah gelap, Jongin berjalan cepat menuju
ruang P team. Dia berdiri di depan pintu, mendekatkan telingganya sebelum
mengetuk pintunya. Jongin bisa mendengar dengan jelas ada orang berbincang di
dalam, dengan mudah dia mengenali suara Jiyoung. Jongin menyeringai puas,
akhirnya dia bisa menemukan Jiyoung. Tangannya sudah terangkat untuk mengetuk
pintu, ketika sebuah suara yang dia kenal terdengar dan ingin membuat Jongin
ingin mendobrak pintu itu.
“Kalau kau ingin bertahan di LP Team, aku akan
membantumu…”
Suara
itu…
“Aku tidak masalah meskipun di tempatkan di CH
Team.” Terdengar suara Jiyoung.
“Kau tidak perlu sungkan padaku, kau
menganggapku seperti orang asing saja.”
“Chanyeol
oppa…”
Braaakk!!!
“Brengsek!”
umpat Jongin seraya menarik
bagian depan kerah Chanyeol.
“Jongin! Hentikan!” bentak Jiyoung, Jongin
tidak melepas Chanyeol begitu saja.
“Kim Jongin, berhenti seperti ini padaku!” kata
Chanyeol penuh peringatan. Jongin justru menarik kerah Chanyeol semakin kuat,
membuat Chanyeol sedikit kesulitan bernafas.
“Berhenti mendekati Jiyoung!” Jongin
mengatakannya penuh penekanan.
“Jongin, hentikan!” Jiyoung kembali
membentaknya, meminta Jongin untuk menghentikan aksinya. Jongin menoleh untuk
melihat Jiyoung, tatapannya penuh tanda tanya.
“Kau tidak mendengarku?” Jiyoung berkata begitu
tegas, “Le-pas-kan!”
“Kau?”
“Iya, lepaskan Chanyeol sunbae sekarang!” ulang
Jiyoung, terlihat Jiyoung sudah tak sabar dengan kelakuan Jongin.
“Aku melihat pacarku sdang berduaan dengan
cowok lain lalu aku harus diam saja?” Jongin menyeringai kesal, “Kang Jiyoung…”
“Aku bilang lepas! Kau berlebihan!” Jiyoung
memotong kalimat Jongin.
“Brengsek!” Jongin mendorong Chanyeol sebelum
melepasnya, membuat punggung Chanyeol membentur lemari yang ada di belakangnya
dengan keras. “Terserah!” ucap Jongin kemudian. Belum pernah Jongin melihat
Jiyoung seperti itu. Pacarnya itu baru saja membentaknya dan menatapnya seakan
Jongin adalah makhluk yang paling mengerikan.
“Hei Kim Jongin!” panggil Chanyeol begitu
melihat Jongin pergi dari sana. Jongin tidak kembali untuk mengindahkan kalimat
Chanyeol, Chanyeol berbalik menatap Jiyoung. Keningnya berkerut melihat gadis
itu hanya diam, tidak ada niatan untuk mengejar Jongin.
“Biar saja oppa!” kata Jiyoung yang makin
membuat Chanyeol heran.
A/N: Sebenernya udah siap upload dari jauh hari, tapi karena kendala internet jadi baru bisa upload hari ini. Trims buat yg masih setia sama ff ini, meskipun udah kerasa agak kepanjangan ceritanya. tapi mungkin bakal berakhir di chapter 16 atau 17 lah. masih bingung mau happy atau sad ending. kkk
uhm, chapter ini cukup berdarah-darah. kenapa? karena jiyoung sama jongin berantem melulu. baikan bentar, eh berantem lagi. saya jadi bingung mau di pihak siapa. soalnya menurutku overall jiyoungnya nggak salah. toh dia sama chanyeol juga nggak ngapa2in. hanya saja aku tidak berani ngejudge juga sih. jongin lagi pms kayanya. dia gampang marah di chapter ini. beralasan sih, tapi bila diibaratkan melihat buah durian, jongin baru melihat kulitnya doang. isinya belum. aah, aku berharap happy end lah kak. ini udah berdarah darah gini, masa akhirnya bakalan sad sih... :( update soon yah. thanks for updating
BalasHapus