Langsung ke konten utama

Ways of Breaking Up (fanfict)

Cast:     Park Gyuri
    Cho Kyuhyun
    Lee Donghae
    Jessica Jung
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
    Jung Ilwoo

    Prolog
   
    “Eonni, wae? Wae kau harus pindah rumah?” gadis kecil berparas cantik itu menangis dalam pelukan gadis yang lebih tua darinya.
“gwenchanayo Gyul. Nanti kita tetap main bersama. Aku akan sering mengunjungimu.” Katanya menghibur gadis itu. Seorang anak laki-laki mengusap punggung Gyuri dengan halus.
“Gyul, nanti kita akan mengunjungi rumah baru Ahra Eonni.” Kata omma Gyuri seraya menggendongnya.
“iya, nanti aku juga akan sering main kesini Gyul.” Anak laki-laki dengan gigi yang rusak itu bersuara. Giginya habis karena terlalu sering mengkonsumsi permen cokat. Gyuri terus menangis dipelukan ommanya.
“Ahra, ayo kita berangkat. Bawa adikmu juga.” Kata appa dari kedua kakak adik yang sibuk menghibur Gyuri.
“Gyuri Annyeong!” Ahra melambai, sambil tersenyum.
“Gyuri annyeong haeseyo!” teriak sang anak laki-laki omma Gyuri dan appanya tertawa melihat anak itu.
“mengapa kau mengucapkan annyeong haeseyo?” tanya appanya sabar.
“karena aku tak mau mengucapkan salam perpisahan.” Jawabnya polos.
“Gyul, berhenti menangis. Kau bisa berkunjung kesana nanti.” Kata pria paruh baya itu. Gyuri hanya mengangguk sambil terus menangis.
“annyeong.” Ucapnya kemudian. Gyuri bisa melihat mobil yang mereka tumpangi hilang di kelojan. Gyuri terus menangis, sambil memegang boneka barbie pemberian Ahra, dan setumpuk permen coklat dari adik Ahra.

***


    “Gyuri-ah!!” teriak Jessica tepat di belakang Gyuri. Gyuri menoleh mencari sang sumber suara. Tak lain dan tak bukan suara itu berasal dari teman kentalnya Jessica. Jessica terlihat ngos-ngosan mengejar langkah Gyuri.
    “Jessica, berhentilah berteriak ketika jarak kita sudah dekat.” Protes Gyuri sambil celingukan melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan tiap kali melewati Gyuri dan Jessica.
    “bagaimana aku tak teriak? Pendengaranmu sedikit kacau, kau tau itu?” bantah Jessica tak mau kalah.
    “ah, sudahlah!” Gyuri mengakhirinya dengan menggandeng lengan Jessica, keduanya berjalan bersama menyusuri halaman seklah yang luas. Tiap siswa laki-laki yang melihat mereka langsung tak sadarkan diri karena kecantikan keduanya. Pagi itu, rambut Gyuri dibiarkan terurai tanpa hiasan rambut bando, jepit, atau yang lainnya. Seragamnya terpakai rapi dibadannya, dengan kaos kaki berwarna biru panjang sewarna dengan seragam sekolahnya, membuat Gyuri tampak manis. Sedangkan Jessica, rambut panjangnya diikat dengan pita berwarna kuning. Kaos kaki panjang berwarna kuning, dan accecoris lainnya juga berwarna kuning.
    “Gyuri-ah, apa kau sudah mengerjakan tugas bhs. Inggrismu?” tanya Eunhyuk ketika Gyuri baru mendaratkan pantatnya di kelas.
    “tentu saja sudah!” jawabnya sambil memberi pandangan meledek.
    “ah ya ya, ara!” Eunhyuk menimplai dengan mengacak-acak rambut Gyuri.
    “aiiisshh! Kau membuat rambutku berantakan.” Gyuri merapikan rambutnya dengan pandangan kesal.
    Gyuri sekolah di SMA Kyunghee, salah satu SMA favorit di Seoul. Dia duduk di kelas XI sekarang, dan 1bulan lagi akan segera naik ke kelas XII. Di kelas XI, Gyuri masuk kelas favorit II. Yaitu kumpulan murid talenta, sebenarnya nama Gyuri tercantum di favorit I (kelas fevorit I kumpulan anak-anak pandai) tapi Gyuri lebih memilih di kelas favorit II. di kelas favorit II Gyuri satu kelas dengan Jessica, sahabatnya. Namun awalnya Gyuri sempat menyesal menolak Favorit I karena laki-laki yang sudah lama disukainya berada di kelas favorit I. Jung Ilwoo, dia anak laki-laki cool yang begitu banyak menarik perhatian siswi di SMA Kyunghee.

***

    “Gyuri, kau mau ikut aku? Aku harus membeli buku pesanan ommaku.” Kata Jessica ketika bel sekolah berdering.
    “store mana?” jawab Gyuri seraya memasukkan buku-bukunya ke dalam tas birunya.
    “GyuLine Store. Kau mau? Daerah longstreet.”
    “ah, toko itu. Baiklah aku ikut, ada buku yang harus kucari disana.” Gyuri dan Jessica berjalan melewati lorong kelas, begitu banyak pasang mata yang melihat mereka berdua. Terutama Gyuri, kecantikannya membuat teman laki-lakinya jatuh cinta, dan teman perempuannya berdecak kagum, bahkan iri.
    “Jessica-ah!” seseorang memanggil Jessica dengan santainya, seraya Jessica menoleh diikuti oleh Gyuri.
    “ah, Ilwoo oppa!” suara Jessica terdengar berlebihan ketika menjawab panggilan kakak sepupunya itu, Gyuri yang ada di sebelahnya memperlihatkan ekspresi senang yang beralasan.
    “Jess, kau mau kemana setelah ini?” tanya Ilwoo seraya memakai jaket kulit berwarna coklatnya. Spontan Gyuri terpesona melihat pemandangan indah itu.
    “aku mau ke GyuLine Store, ada yang harus aku dan temanku cari.” Jessica memberi isyarat memberi tau Gyuri.
    “ah, kau Gyuri kan?” tanya Ilwoo tiba-tiba, namun kesigapan Gyuri dalam menjawab tidak membuatnya terlihat bodoh. Ilwoo justru terkesan pada Gyuri.
    “ne, kita pernah bertemu sebelumnya, oppa.” Jawab Gyuri sangat manis. Ilwoo tersenyum.
    “ara,”Ilwoo merapikan ujung rambutnya, “Jess, bleh aku ikut? Ada sesuatu yang ingin kucari disana. Kalian bisa naik mobilku.” Lanjutnya.
    “ah ne, biar Krystal yang membawa mobilku. Gyuri juga tak membawa mobilnya hari ini” kata Jessica seraya mengirimkan pesan ke adik perempuannya. Kemudian Jessica dan Gyuri menunggu Ilwoo di bangku depan tempat parkir, tak lama kemudian  mobil Ilwoo terlihat dan berhenti di depan mereka. Gyuri tertegun melihat seorang siswa yang memperhatikannya dari seberang, tak menyadari kedatangan Ilwoo.
    “Gyuri-ah! Masuklah.” Kata Ilwoo membuyarkan lamunan Gyuri.
    “Gyuri, gwenchanayo?” kata Jessica yang sudah berada dalam mobil.
    “gwenchana, Jessica-yo wae kau duduk di belakang?” Gyuri berkata gelagapan.
    “aku lelah sekali Gyuri-ah, aku butuh tempat yang lebih luas.” Jawab Jessica sambil mengedipkan matanya. Gyuri hanya tersenyum menanggapi bantuan temannya itu.
    Setelah lima belas menit, akhirnya mereka sampai di depan GyuLine Store. Ketiganya segera memasuki toko yang memberikan rasa nyaman itu. Bangunan itu tampak bersih dengan cat berwarna merah tua, berbagai buku tertata rapi di rak-rak yang sudah dibedakan menurut tipenya.
    “aku akan mencari di deretan sebelah sana. Kita berpisah saja ya!” Jessica berpamitan kepada kakak sepupu dan sahabatnya yang hanya dibalas dengan senyum.
    “apa yang kau cari?” tanya Ilwoo pada Gyuri yang tertarik pada miniatur pabrik buku di dekat kasir.
    “aku mencari kliping.” Jawab Gyuri santai.
    “mwo?” Ilwoo heran dengan jawaban Gyuri, “kliping?”
    “ne oppa, biasanya ada di deretan paling belakang. Aku baru menemukannya satu bulan yang lalu, aku harus merogoh kantongku sedikit dalam, karena sudah banyak seri yang keluar.” Jawaban Gyuri semakin membuat kening Ilwoo berkerut. “sebaiknya oppa ikut jika ingin tau.” Tanpa pikir panjang Gyuri menarik lengan Ilwoo, mengajaknya ke jajaran paling belakang toko tersebut.
    “disana!” Gyuri menunjuk tempat dimana dia bisa mendapatkan kliping itu. Kemudian keningnya berkerut melihat seorang laki-laki memakai seragam yang sama dengannya, sedang berjongkk di tempat itu.
    “biasanya tidak ada yang datang kesitu, itu tempat buku, kliping atau bahkan buku harian yang di jual. Buku harian yang sudah terisi tentunya.” Kata Gyuri menjelaskan. Keduanya mendekati lelaki itu, lelaki itu mendongak membuat Gyuri kaget sehingga Ilwoo harus memegangi lengannya. Laki-laki itu, siswa yang di lihatnnya tadi, di depan parkiran sekolah.
    “Cho Kyuhyun-ssi.” Kata Ilwoo, ternyata dia mengenal laki-laki itu.
    “Jung Ilwoo-ssi.” Jawab Kyuhyun tanpa melihat Gyuri, seakan Gyuri tak ada disana.
    “apa yang kalu lakukan disini?”
    “ada sesuatu yang harus kucari. Tapi tak ada.” Jawabnya enteng, “ilwoo-ah, aku pergi dulu, annyeong!”
    “ne, annyeong!” Ilwoo menjawab seperlunya, “dia teman sekelasku.” Kata Gyuri menjawab pandangan penuh tanya Gyuri.
    “dia seangkatan dengan kita? Dan dia di kelas favrit I? sulit di percaya.” Gyuri berkata sambil mulai mencari kliping yang dinantinya. Tak sulit menemukan, karena kliping seri terbaru ada di bagian atas tumpukan kliping yang lainnya. Gyuri membuka kliping itu dan melihat tanggalnya, ya ini edisi terbaru, bahkan edisi ini di luncurkan hari ini. Batin Gyuri.
    “apa itu yang kau cari?” Ilwoo merebut kliping itu dari tangan Gyuri. “GyuLine, apa ini nama pengarangnya?” cermat Ilwoo ketika melihat kliping itu.
    “mungkin, nama itu yang selalu ada di semua seri kliping itu.” Jawab Gyuri.
    “berarti, kliping ini dibuat oleh pemilik toko ini.” Ilwoo berkata sambil terus melihat isi kliping itu. “bercerita tentang kehidupan seseorang. Geurae?”
    “geuraeso, kliping ini bercerita tentang hidup GyuLine itu. Dan apa saja yang pernah ia lihat dan di alaminya.” Jelas Gyuri, seolah dia mengenal GyuLine.
    “ya! Ternyata kalian ada disini, apa kalian tak ingin pulang?” tiba-tiba Jessica sudah berada di belakang mereka. “apa kalian sudah mendapatkan yang kalian carri?”
    “aku sudah, tapi Ilwoo oppa…” jawab Gyuri sambil melirik ke arah Ilwoo.
    “barang yang aku cari ada di rak kasir. kajja!” Ilwoo menyambar tangan Jessica dan Gyuri menuju kasir. Ilwoo membeli sebuah majalah mobil terkenal, sesuai kepribadian Ilwoo yang begitu mewah. Kemudian mereka langsung berencana pulang. Ilwoo mengantar Gyuri ke rumahnya, berhenti di depan rumahnya. Jessica pindah duduk di depan ketika Gyuri turun di rumah. Mereka saling mengucapkan salam, dan Gyuri menyusuri halaman rumahnya. Gyuri heran karena dia tak boleh membayar atas kliping yang dibelinya. Sang pramuniaga  bilang karena Gyuri pembeli pertama, tetapi Gyuri tetap heran. Ini bukan pertama kalinya Gyuri sebagai pembeli pertama. Bahkan sepertinya hanya Gyurilah yang membeli kliping itu. Gyuri benar-benar heran dibuatnya.
   
***

Donghae POV
    Aku masih shock tiap kali aku mengingat perkataan appa, bagaimana bisa appa telah menjodohkanku dengan anak gadis rekan kerjanya. Ini sungguh tak bisa dipercaya. Aku telah menemukan gadis yang benar-benar aku cintai. Mengapa appa begitu egois, mengapa appa tak pernah memikirkan perasaanku?
    Ini memang salahku tak segera menyatakan perasaanku pada gadis yang kusukai. Seandainya aku memberitahu tentang perasaanku ini padanya, dan dia menerimaku, aku bisa mengenalkannya pada appa dan omma. Hingga tak akan pernah aku temui perjodohan konyol itu.
    Aku masih merepotkan diri dengan seragamku, aku sengaja berlama-lama dikamarku. Rasanya aku tak ingin sarapan bersama kedua orangtuaku. Karena mereka pasti akan membahas perjodohan itu. Aku kembali memeriksa isi tasku, yang sebenarnya sudah aku siapkan semalam. Hanya ingin membuat waktuku habis, hingga ku dengar pintu kamarku diketuk seseorang.
    Tok-tok-tok
    “jhagiya, apa kau belum selesai bersiap-siap? Segeralah turun dan sarapan.” Suara omma terdengar dari balik pintu yang tertutup. Aku tak bisa lagi mengelak, aku membawa tasku dan segera keluar kamar memenuhi panggilan omma.
    “ne omma.” Jawabku seraya membuka pintu kamar.
    “kajja, appamu sudah menunggu.” Omma memegang lenganku dengan sejuta senyum diwajahnya. Aku hanya membalasnya dengan senyum simpul, hanya sebagai syarat atas kebaikan ommaku.
    “Donghae-ah!” ternyata Eunhyuk juga ada di meja makan, aku sedikit mengerutkan keningku, sejak kapan dia ada disini?
    “hei! Sejak kapan kau ada disini?” tanyaku sambil mengacak rambutnya yang telah dirapikan menggunakan minyak rambut.
    “ya! Jangan rusak penampilanku! Aku hanya ingin menjemputmu, tapi appa dan ommamu memintaku ikut sarapan.” Eunhyuk menjawab sambil cengengesan, menampakkan anak kecil yang senang karena diberi permen.
    “kemana ommamu? Apa dia tak memasak untukmu!” godaku sambil mulai  memakan serealku.
    “tentu saja sudah, tapi aku bilang aku terburu-buru hingga tak sempat sarapan.” Jawab Eunhyuk cuek, melahap serealnya.
    “kau bisa sarapan disini tiap pagi Eunhyuk-ah!” omma berkata.
    “bahkan kau bisa tiap malam tidur disini.” Appa ikut angkat bicara.
    “baiklah, agar noonaku menjadi putri di rumah.” Jawaban Eunhyuk mengundang tawa, hanya aku yang memaksakan tawaku. Appa tak bisa membahas tentang perjdohan, tentu saja karena ada Eunhyuk disini.
Setelah menyelesaikan sarapan, aku dan Eunhyuk segera berangkat sekolah dengan motor Eunhyuk. Selama 15 menit aku baru sampai sekolah, dan sialnya lagi gerbang sudah hampir ditutup ketika kami sampai. Omelan satpam terdengar sayup-sayup ketika Eunhyuk menambah kecepatan di halaman sekolah. Tapi aku dan Eunhyuk hanya tertawa, hingga tempat parkir telah didepan mata.
“ayo cepat, kalau kau tak ingin dimarahi Choi songsaenim!” aku berteriak di telingga Eunhyuk yang tertutupi headphone berwarna merah dan hitam. Kami berlari hingga sampai di depan kelas. Untung, Choi songsaenim belum tiba.
“oppa, kenapa kau baru datang?” suara Jessica menyambut kedatangan kami, dia selalu memanggilku seperti itu, oppa dengan nada manjanya. Aku hanya menjawab dengan mengacak rambutnya yang terurai, dia membalas dengan senyuman.
“aku tau kenapa Donghae oppa jadi terlambat,d pasti karena dia berangkat bersama Eunhyuk oppa!” tuduh Gyuri sambil menunjuk kepada Eunhyuk.
“kkk,, wae jhagiya?” jawab Eunhyuk, dia berlutut di depan bangku Gyuri. Itulah yang biasa dilakukan Eunhyuk, dengan mudahnya dia bisa mendekati Gyuri. Karena Gyuri adalah mantan pacar Eunhyuk. Dan aku tau Eunhyuk ingin kembali pada Gyuri.
“molla!” kata Gyuri sambil membuat gerakan seakan dia tak peduli pada Eunhyuk. Hal itu semakin membuat Eunhyuk gemas,  namun dia hanya memegang lengannya dan kembali ke bangkunya.

***

Author POV
Gyuri membawa klipingnya ke kantin, kantin sudah mulai ramai ketika dia dan Jessica sampai disana. Mereka memilih tempat duduk dekat taman, disitu sangat sejuk dan nyaman. Ada sebuah meja payung bundar besar dengan enam kursi di sekelilingnya.
“kau mau pesan apa Gyuri-ah?” tanya Jessica setelah melihat bayangannya di cermin kecil miliknya.
“hmm, aku ingin minum saja. Aku butuh teh panas Jess.” Jawab Gyuri sambil membbuat gerakan seakan ada yang tidak beres pada tubuhnya.
“aku ingin lemon tea saja. Aku akan pesan dulu.” Jessica beranjak dari tempat duduknya. Dan tak lama kemudian Ilwoo dan segerombolan teman eksisnya tiba di kantin, menarik sebagian siswi yang berada disana. Gyuri hanya menoleh sejenak, kemudian kembali pada klipingnya.
“Ilwoo oppa tak berhenti memandangimu!” Jess berkata ketika dia sudah kembali di bangku dengan secangkir dan sebuah gelas panjang di nampan yang dibawanya.
“jinjha?” jawabnya malu.
“ne, kelihatannya dia menyukaimu Gyuri-ah.” Jess berkata sambil melirik ke arah Ilwoo.
“anio, pasti aku bermimpi. Mana mungkin Ilwoo menyukaiku. Begitu banyak gadis menyukainya, mengapa dia harus memilih aku?” elak Gyuri.
“Gyuri-ah, kau adalah gadis tenar disini. Banyak yang menyukaimu, tentu saja Ilwoo oppa menyukaimu. Tapi kau harus hati-hati, dia sedikit playboy.” Jelas Jessica sambil meminum lemon teanya. Gyuri hanya tersenyum mendengar penjelasan sahabatnya itu.
“hei, two goodes!” suara Eunhyuk yang tiba-tiba ikut duduk di bangku Gyuri dan Jessica. Donghae yang ada di belakangnya, membuat gerakan cool ketika mendaratkan pantatnya di sebelah Gyuri.
“Donghae oppa!” kata Jessica ceria, Donghae tersenyum melihat perlakuan Jessica.
“selalu Donghae, mengapa kalian tak jadian saja?” sela Eunhyuk sambil meminum lemon tea milik Jessica.
“ah ne, mengapa kalian tak jadian saja?” sahut Gyuri sambil memandang Donghae dan Jessica bergantian. Ada sesuatu yang bergetar di hati Donghae, dan wajah Jessica memerah.
“apa yang kalian bicarakan?” jawab Jessica, wajah cantiknya terlihat menyimpan perasaan. Sedangkan Donghae, hanya tersenyum tak henti-hentinya. Menammbah nilai plus di wajah tampannya.
“kau terlihat salah tingkah Jess.” Goda Eunhyuk.
“Gyuri-ah, apa yang kau baca?” tanya Donghae, tersirat rasa penasaran di wajahnya.
“kliping. Tentang kehidupan GyuLine. Kelihatanya dia sakit parah. Sial, aku melewatkan 2 seri penting, seri itu menceritakan tentang penyakitnya.” Jelas Gyuri sambil menatap Donghae, Jessica dan Eunhyuk yang tak mengerti hanya mendengarkannya sambil lalu.
“coba kulihat.” Donghae merebutnya dengan halus, Gyuri menyerahkannya. Donghae memlihat halaman demi halaman, sesekali keningnya berkerut melihat apa yang dibacanya. Kemudian dia menyerahkannya pada Gyuri.
“apa kau tidak penasaran dengan penulisnya?” tanya Donghae ketika mengembalikan kliping Gyuri.
“aku sangat penasaran. Sangat, sangat dan sangat!” jawab Gyuri. Dan saat itu juga bel berbunyi, mereka berempat kembali ke kelas bersama-sama.

Saat itu pelajaran matematika, dan Gyuri tak bisa konsentrasi karena kelihatannya dia demam. Gyuri meletakkan kepalanya di bangkunya.
“Gyuri-ah! Sebaiknya kau ke UKS saja!” bisik Jessica.
“gwenchanayo.” Jawab Gyuri lirih. Wajahnya pucat, Gyuri memejamkan matanya, kepalanya di taruh di bangku di atas tumpukan buku matematikanya yang terbuka. Kemudian Gyuri merasakan ada tangan menyentuh dahinya, namun Gyuri tak kuasa untuk membuka matanya.
“Jessica Jung, apa yang kau lakukan?” teguran Lee songsaenim terdengar di kelas melihat Jessica beranjak dari bangkunya menghampiri Gyuri yang ada di bangku sebelahnya.
“Gyuri sakit songsaenim!” jawab Jessica segera. Lee songsaenim menghampirinya. Semua siswa di kelas melihat ke arah Gyuri tanpa kecuali.
“badannya panas.” Kata Lee songsaenim ketika menyentuk kening Gyuri.
“gwen..cha..na song..sae..nim..” kata Gyuri terbata-bata.
“Gyul! Kau sakit, sebaiknya aku mengantarmu ke UKS.” Kata Jessica tak sabar.
“Gyuri-ah, gwenchanayo?” kini Eunhyuk ikut berhambur mengelilingi Gyuri.
“songsaenim, aku akan mengantar Gyuri ke UKS.” Kata Jessica.
“tidak Jung, siapa piket UKS hari ini. Biar piket yang mengantar. Sebentar lagi kalian ujian, aku tidak mau ada yang meninggalkan kelas ini. Kecuali Gyuri, dia sedang sakit.” Kata-kata Lee songsaenim membuat Jessica dan Eunhyuk jengkel.
“biar aku yang mengantar songsaenim. Aku piket hari ini, aku juga termasuk anggta palang merah.” Donghae beranjak dari tempat duduknya menghampiri Gyuri.
“ah, Lee Donghae. Geurae, nilaimu selalu baik di pelajaranku, kau boleh mengantarnya.”
“jaga Gyuri untukku!” bisik Eunhyuk di telingga Donghae yang hanya di balas dengan anggukan.
“oppa,” tersirat pandangan sedih dari mata Jessica.
“aku mengantar Gyuri dulu.” Kata Donghae segera, Jessica hanya mengangguk. Donghae meraih lengan Gyuri yang terkulai lemas, memapahnya dan membantunya berjalan.
“Gyul, gwenchanayo?” Donghae berbisik ketika hampir mencapai pintu UKS.
“ne,” jawab Gyuri berbohong. Donghae membuka pintu UKS, memberi salam kepada perawat penjaga UKS. Kemudian membantu Gyuri merebahkan dirinya di ranjang UKS, membalut Gyuri dengan selimut UKS.
“aku kembali ke kelas Gyul.” Kata Donghae.
“gomawo oppa.” Jawab Gyuri lirih. Setelah Donghae keluar, perawat menghampiri Gyuri memeriksa Gyuri yang lemas.
“kau demam Park Gyuri.” Kata perawat cantik itu setelah melihat nama di seragam Gyuri.
“ne, aku hanya butuh istirahat.” Jawab Gyuri. Setelah minum beberapa obat yang dibawa oleh perawat, Gyuri merasa kantuk yang tak bisa ditahan. Gyuripun tertidur.

Gyuri POV
Braaakk!!!
Aku mendengar seseorang membuka pintu UKS dengan paksa, sehinnga menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Perlahan aku membuka mataku.
“hei, ini tempat orang sakit! Jangan berisik!” aku mendengar perawat UKS memberi tau sang pengacau.
“sunbaenim, Cho Kyuhyun mimisan tak henti-hentinya.” Kata siswa yang membuka pintu dengan paksa itu. Aku bisa melihat ekspresi bingung diwajahnya.
“Cho Kyuhyun? Dimana dia sekarang?” tanya perawat itu. Sepertinya eonni itu sudah mengenal yang mereka panggil Cho Kyuhyun.
Dan tiga detik kemudian, ada dua siswa sedang memapah seseorang yang penuh darah. Seragamnya terkena noda merah itu, laki-laki itu sangat pucat dengan darah mengucur dari hidungnya. Aku tak tega melihat pemandangan ini, laki-laki itu sungguh menyedihkan. Darah, menghiasi sebagian wajahnya saat ini.
“cepat bawa kesini. Rebahkan di ranjang sebelah gadis itu!” perintah perawat itu sambil menunjuk ke arah ranjang kosong di sebelahku. Aku masih memperhatikan laki-laki yang berlumuran darah itu.
“gwenchana.. gwenchana..” Cho Kyuhyun itu akhirnya bersuara, apa yang ada dipikirannya? Dia bilang dia baik-baik saja? Micheoso!
Diieenngg!
Laki-laki itu, Cho Kyuhyun. Dia adalah laki-laki yang memperhatikanku ketika di depan tempat parkir, dan laki-laki yang aku temui di GyuLine Store.
“apa yang menyebabkan dia mimisan?” tanya perawat itu pada seorang siswa, yang setauku bernama Lee Sungmin.
“aiissshhh, ketika ganti pelajaran dia ingin keluar untuk menemui Lee songsaenim. Namun dia bertabrakan dengan Jung Ilwoo di dekat pintu, dan wajahnya menghantam meja. Dan itulah yang dia dapatkan.” Jelas Sungmin panjang lebar, dia sungguh pencerita yang baik.
“apa kau masih pusing?” tanya perawat pada Cho Kyuhyun itu. Namun dia hanya menjawab dengan anggukan. Perawat itu memberi obat herbal padanya, mengkompresnya, dan banyak obat-obat lainnya yang harus dia minum. Hanya karena terjatuh saja harus memakan obat sebanyak itu? Aku sakit demam saja hanya memakan 2 macam obaat, dan kesehatanku sudah mulai pulih sekarang. Tapi kenapa laki-laki ini membutuhkan banyak sekali macam obat?
“aku akan menelphone orang tuamu Kyuhyun-ah.” Perawat itu mengambil handphonenya namun dicegah oleh Kyuhyun.
“hajima!” kata Kyuhyun, aku bisa melihat tatapan tajam penuh peringatan itu. Sungguh aneh, hanya mimisan biasa saja, orang tuanya akan dihubungi. Bukankah sakitku lebih parah?
“gwenchanayo! Ini hanya mimisan biasa.” Kata Kyuhyun, perawat itu mengiyakan dan meninggalkan kami berdua. Aku mengamati Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa aku tak mengenalnya? Padahal dia ada di kelas favorit I.
“Cho Kyuhyun!” panggilku dan berhasil membuatnya tersentak. Kyuhyun mengerutkan dahinya.
“ne?” jawab Kyuhyun penuh tanya.
“ani, Park Gyuri imnida.” Aku mengulurkan tanganku untuk menjabatnya.
“Cho Kyuhyun imnida.” Kyuhyun membalas jabatanku dengan susah payah.
“sepertinya, ini bukan pertama kalinya kita bertemu.” Kataku.
“geuraeso. Aku sering melihatmu di sekolah ini. Gadis yang selalu menarik perhatian semua siswa maupun siswi di sekolah ini.” Jawaban Kyuhyun seperti tamparan diwajahku. Apa dia tidak menyukaiku?
“jinjha, aku tidak seperti itu. Tapi mengapa aku baru-baru ini melihatmu, apa kau siswa pindahan?”
“anio, aku disini sejak tahun pertamaku. Kelas X, mungkin yang ada di matamu hanyalah Jung Ilwoo.” Daar!! Perkataannya seperti bom meledak, lancang sekali anak ini?
“mwo? Lancang sekali kau?” nadaku meninggi.
“siapa yang tak tahu, jika sejak tahun kedua di Kyunghee, kau menyukai saudara dari sahabatmu. Jung Ilwoo.” Perkataannya, seakan dia tak bersalah.

“Gyuri-ah? Gwenchanayo?” Jessica tiba-tiba datang dan menghambur ke pelukannya. Di belakang Jessica terdapat Ilwoo, Eunhyuk dan Donghae.
“ne, gwenchanayo.” Aku manjawab pertanyaan Jessica. Kyuhyun langsung membuat badannya menghadap ke tembok.

Author POV
Ilwoo menghampiri Gyuri membelai rambut panjangnya, pemandangan ini membuat hati Eunhyuk panas.
“ah, ayo. Aku sudah menelpon ommamu. Park ajeoma sebentar lagi akan datang.” Jessia menetralisir keadaan itu.
“mwo? Kau menelpon omma?” Gyuri meremas rambutnya.
“ne.” jawab Jessica bingung.
“sudahlah Gyul, ommamu perlu tau jika kau sakit. Mungkin dia sudah ada di depan sekarang.” Kata Eunhyuk seraya melepas selimut Gyuri, mencoba membantunya untuk bangun.
“aku bisa sendiri.” Kata Gyuri tiba-tiba, matanya melihat ke arah Kyuhyun sejenak, memandang punggung laki-laki itu. Kemudian kembali berkonsentrasi memakai jas seragamnya.
Ilwoo dan Eunhyuk memapah Gyuri, terlihat rasa saling benci di antara keduanya. Tapi Gyuri tidak memperhatikan itu, dia sudah menganggap Eunhyuk sebagai kakaknya sendiri. Dia tak pernah tau bahwa Eunhyuk masih menyukainya. Jessica berjalan di depannya sambil membawa tas Gyuri. Sedangkan Donghae memutuskan untuk tidur di UKS.
“ajeoma!” teriak Jessica sambil melambai ke omma Gyuri.
“Jessica-yo, gomawo kau sudah mau menghubungi ajeoma.” Omma Gyuri memeluk Jessica,
“ne, cheomnanaeyo ajeoma.” Jawab Jessica.
Ilwoo dan Eunhyuk membantu Gyuri masuk dalam mobil, Jessica meletakkan tas Gyuri di tempat duduk depan. Mereka memberi salam perpisahan. Ilwoo segera mengambil mobilnya setelah itu, Eunhyuk mengambil motornya setelah pamit pada omma Gyuri (mereka saling mengenal), dan Jessica pulang bersama Krystal.
“Gyuri yang, gwenchana?” tanya sopir pribadi Gyuri padanya.
“gwencana ajeosi.” Gyuri menjawab dengan senyumnya yang manis.
“Gyul, apa kita pulang sekarang?” tanya omma Gyuri memasuki mobil dan duduk di sebelahnya.
“ne omma.” Jawabnya lirih. Namun tiba-tiba handphone ommanya berbunyi, ommanya pun menjawab.
“yeobosaeyo?.... ah ne… jeongmalyo?... dimana kau sekarang?... aku akan segera kesana sebentar lagi..” ommanya menutup telp. “Gyuri-ah, tunggu sebentar, omma ada urusan di sekolahmu ini sebentar saja.” Kata omma Gyuri dan langsung melesat keluar, memasuki gedung sekolahnya.
Gyuri menunggu cukup lama, dia mulai diserang rasa bosan. Ini sudah hampir 45menit. Namun ommanya belum juga kembali. Kemudian Gyuri melihat bayangan Cho Kyuhyun bersama dua orang di kanan kirinya. Sepertinya itu orangtua Kyuhyun. Dan Gyuri juga kaget melihat ommanya bersama mereka, apa ommanya mengenal keluarga Kyuhyun? Ini sungguh rumit.
Keluarga Kyuhyun memasuki mobilnya, dan ommanya kembali ke mobilnya setelah mengucapkan salam. Gyuri siap mencerca ommanya dengan sejuta pertanyaan. Namun setelah ommanya masuk mobil dan mobil mulai melaju, Gyuri mengurungkan niatnya untuk marah, untuk mengutarakan berjuta pertanyaan di kepalanya. Dia melihat ommanya seperti menahan tangis. Ada apa ini? Gyuri hanya menyandarkan kepalanya ke bahu ommanya. Mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif di otaknya.

***

June 26, 2011
GyuLine Story

Segala keanehan yang kualami akan segera terjawab sebentar lagi. Aku memutuskan untuk pergi ke dokter hari ini. Aku berangkat di temani sahabatku, sahabat yang benar-benar mengerti aku dan selalu ada di sampingku. Aku mengendarai mobilku dengan laju santai, sahabatku *sebut saja dia barbie* telah menungguku di ujung jalan dekat rumahnya. Dia menyambutku dengan senyum hangatnya, aku tersenyum tipis membalasnya.
Kami berbincang dalam perjalanan menuju rumah sakit, sampai akhirnya kami tiba di rumah sakit. Barbie memberi senyum menyemangatiku, “lakukan!” itu katanya untuk membuat rasa percayaku kembali tumbuh.
Aku benci rumah sakit, aromanya, suasananya dan segalanya yang ada di rumah sakit. Aroma obat menyambut hindungku, suasana duka terlihat di setiap wajah orang yang kutemui. Aku tak pernah menyangka akan berada dalam rumah sakit sebagai pasien. Tuhan, semoga saja tak terjadi apa-apa.
Barbie membantuku mengambil kartu urutku. Aku mendapat no 13, dan sekarang masih no 4. masih lama aku berada disini. Barbie tak henti-hentinya memberiku semangat, semua keanehan yang terjadi padaku akhir-akhir ini bukanlah penyakit yang berarti. Itu semua hanya gejala sakit biasa. Dari kebiasaanku mimisan, kepalaku pusing, dan lain-lain.
Rasa bosan mulai menyerangku, aku ingin jalan-jalan sejenak, namun aku tak mengijinkan barbie ikut denganku, “tunggu aku disini!” kataku pada barbie. Aku memulai langkahku, aku tak tau akan kemana. Aku hanya mengikuti langkahku saja. Aku melewati sebuah ruang operasi, banyak orang duduk di kursi yang di sediakan di dekat ruang operasi. Wajah mereka sedih, lesu, tak bersemangat, namun ada harapan pada padangan mereka. Ya, mereka menyimpan sebuah harapan, seperti aku saat ini. Setelah lorong itu berakhir, kakiku mengajak untuk berbelok ke kanan dan.. ah, gadis itu, gadis yang aku sukai ada disini. Gadis itu baru datang di rumah sakit ini, langkahnya tergesa. Ada apa? Siapa yang sakit? Apa dia yang sakit? Aku menghindari pertemuan kami, aku berpura-pura tertarik pada poster di dinding rumah sakit itu. Dia melewatiku, tanpa menyadari ada orang yang begitu mencintainya berdiri disana. Rambutnya berkibas ke kanan dan ke kiri, seirama dengan langkah kakinya. Dia hanya mengenakan celana panjang dan jaket berwarna biru sederhana, rambutnya terurai, namun dia sungguh terlihat luar biasa. Aku sungguh menyukainya.
Tiba-tiba handphoneku berdering. Barbie menelponku memberitau bahwa sekarang giliranku untuk diperiksa. Aku tak sadar sudah berjalan begitu lama, akupun memutuskan untuk berlari menuju ruang dokter penyakit dalam tadi.
Barbie menyambutku dan berkata, “sudah waktunya.” Aku mengangguk dan masuk ke ruang dokter itu, siapa sangka seorang gadis cantik menabrakku. Dia keluar dari ruang dokter itu dengan tergesa. Dan lebih parahnya lagi, gadis itu adalah gadis yang aku sukai, *sebut saja dia Dewi*. Dia meminta maaf dengan singkat tanpa benar-benar melihatku, kemudian pergi dengan tampang kesal.
Aku menemui dokter itu, dokter Park. Dokter yang sudah tak muda lagi, namun wajahnya tak menunjukkan dia sudah tua, dokter yang tampan. Aku mulai menceritakan apa yang aku alami akhir-akhir ini, aku sering pusing tiba-tiba, dan sering sekali mimisan. Dokter Park mulai memeriksaku, dia tampak tidak puas, dia memintaku untuk ronsen. Setelah melewati prosedur medis yang telah ditetapkan, aku berbincang lagi dengan dokter Park. Beliau bilang, aku harus datang kesini 3hari lagi, untuk benar-benar bisa memastikan sakitku. Aku mengucapkan terima kasih, memberi salam padanya dan segera pulang.
Barbie menunggu dengan cemas, aku tersenyum menjawab semua pandangan penuh tanya darinya. “apa semua baik-baik saja?” dia bertanya, dan akhirnya aku menceritakan semua padanya. Tak lupa, aku juga menceritakan tentang pertemuanku dengan “dewi”. Aku masih penasaran untuk apa dia ke rumah sakit. Dan aku mengakhiri hariku dengan istirahat di rumah.
 Donghae menutup klipingnya, kliping GyuLine yang serinya dilewatkan oleh Gyuri. Tentu saja gyuri tak memilikinya, karena kliping itu sudah dibeli Donghae. Donghae sungguh penasaran siapa dibalik nama GyuLine itu? Donghaae membolak-balik kliping itu, mencoba mencari petunjuk. Kliping itu masih terus terbit dengan tanggal yang update, Donghae berpikir pasti GyuLine seumuran dengannya. Donghae melihat foto-foto pemandangan di kliping itu. Mungkin saja dia mengenal tempat dari salah satu foto hasil jepretan GyuLine. Tentu saja, salah satu tempat itu adalah longstreet. Jajaran toko di longstreet tepatnya. Donghae menutup klipingnya, memakai jaket merahnya dan segera keluar kamar. Mengambil mototrnya di garasi rumahnya, dan segera melaju menuju longstreet.
Donghae mengendarai motornya dengan pelan ketika sampai di longstreet. Berbagai toko berjajar disitu, café, store, toko baju, pernak-pernik, boneka, dan masih banyak lagi. Disini merupakan pusat jajanan dan tempat nongkrong para anak muda. Donghae tak tau mengapa dia harus bersusah payah ke longstreet tanpa tau apa yang dicarinya. Yang dia tau, dia bisa mendapatkan informasi dari longstreet ini. Dia pasti bisa memecahkan teka-teki GyuLine. Dia pasti segera tau siapa GyuLine itu.
Tiba-tiba Donghae menangkap sosok yang begitu dikenalnya. Gadis itu sedang mencari taxi kosong. Tapi sepertinya tak segera menemukannya. Gadis itu mengenakan dres selutut berwarna jingga, sebuah kotak besar dipelukannya dengan salah satu tangannya membawa tas. Rambutnya dibiarkan terurai, gadis itu cantik dan mungil. Menarik perhatian tiap orang yang melewatinya. Donghae berhenti tepat di depan gadis itu, dia membuka kaca helmnya. Gadis itu terperanjat melihat Donghaae di depannya.
“ah! Donghae oppa!” teriak gadis itu senang.
“naiklah! Aku akan mengantarmu.” Perintah Donghae.
“tapi aku tak membawa helm, dan kau lihat bajuku.” Gadis itu memperlihatkan ekspresi menyesal.
“tak akan terjadi apa-apa. Naiklah.” Paksa Donghae dengan senyum yang begitu memesona.
“ne oppa.” Gadis itu naik dibelakang Donghae, dia membenahi roknya sebelum akhirnya berkata siap.
“Jessica, sewaktu-waktu polisi bisa mengejar kita. Eratkan peganganmu!” kata Donghae dan dia melaju dengan kencang.
“oppa, apa aku sudah bilang padamu kalau aku akan ke rumah Gyuri?” teriak Jessica mencoba mengalahkan suara angin.
“mwo?” Gyuri?” jawab Donghae ikut teriak.
“ne! Gyuri oppa, kita akan ke rumah Gyuri.” Donghae langsung menuju rumah Gyuri, Jessica memeluknya begitu erat seakan Donghae bisa jatuh kapan saja. Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Gyuri.
Jessica dan Donghae memencet bel rumah Gyuri, rumah itu begitu ramah, memberikan rasa nyaman bagi siapa saja yang ada disana. Pintu rumah terbuka, dan mereka dipersilahkan masuk
“Jessica-yo!” kata Park ajeoma ketika melihat Jessica.
“ne ajeoma. Apa Gyuri ada di rumah?” tanya Jessica sambil membungkukkan badan.
“ada, kalian langsung ke atas saja.” Kata omma Gyuri/
“annyeong haeseyo!” kata Donghae sambil membungkukkan badan.
“annyeong haeseyo. Naiklah, Gyuri ada di kamarnya. Aku akan membuatkan minuman untuk kalian.” Park ajeoma tersenyum. Jessica yang sudah terbiasa di rumah Gyuri, menuntun Donghae menuju kamar Gyuri.
Tok-tok-tok
“masuklah omma, tidak dikunci.” Jessica dan Donghae tersenyum, Gyuri tidak tau bahwa merekalah yang datang. Jessica membuka pintu dan berteriak, “Gyuri-ah!”
Gyuri yang konsentrasi pada laptopnya kaget mendengar suara itu, dan lebih kaget lagi ketika melihat Jessica dan Donghae masuk kamarnya.
“ya! Wae kau tak bilang sebelum datang kesini?” Gyuri bersikap seakan dia marah, tapi terdapat senyum di wajahnya.
“it’s surprise Gyul!” Jessica memeluk Gyuri singkat, meletakkan kotak besar yang dibawanya di meja belajar Gyuri.
“Donghae oppa!” kata Gyuri kemudian.
“kau baik-baik saja kan? Cepatlah masuk sekolah, kau ketinggalan banyak pelajaran.” Goda Donghae.
“ne, besok aku masuk sekolah oppa. Aku sudah sangat merindukan Kyunghee.” Jawab Gyuri sambil melirik ke tempat seragamnya digantung.
“kau tidak masuk 3hari. Aku sangat kesepian, apalagi Eunhyuk oppa yang tak henti-hentinya melaksanakan kejailannya. Ilwoo oppa yang terus bertanya kapan kau sembuh. Victoria juga, dia tak henti-hentinya menanyakan keadaanmu.” Jelas Jessica sambil merebut laptop dari tangan Gyuri, Jessica duduk di sebelah Gyuri sekarang, di atas ranjang.
“Victoria? Untuk apa dia tanya keadaanku. Aku pikir dia membenciku.” Gyuri heran mendengar pernyataan Jessica.
“ne, Victoria. Dia tak henti-hentinya menanyakan keadaanmu Gyul! Aku rasa dia tak membencimu, dia sangat baik.” Jessica berkata tanpa mengalihkan pandanganya dari laptop.
“victoria memang anak yang baik.” Sela Donghae tiba-tiba. Donghae merebahkan badannya di sofa kamar Gyuri.
“tentu, kalian di ekskul yang sama bukan. Dance?” tanya Gyuri.
“ne, dia dance yang baik. Badannya sangat lentur.” Jawab Donghae, sambil memainkan gitar Gyuri.
“aku tau, dia sangat lentur, rambutnya yang panjang itu semakin membuatnya terlihat seperti barbie.” Jawab Jessica asal.
“mwo? Barbie?” tanya Donghae tersentak.
“ne oppa, dia terlihat seperti barbie. Rambutnya, kelenturannya. Gyul, kau sudah pernah mendengar lagu ini?” kata Jessica spontan ketika melihat lagu yang ada di laptop Gyuri.
Donghae berusaha memikirkan sesuatu, sesuatu yang dia lupa. Victoria seperti barbie? Ada apa dengan kalimat itu? Donghae mencoba berpikir sangat keras. Mengapa dia bisa melupakan hal itu, tapi apa yang dia lupakan.
“oppa!!” teriakan Gyuri dan Jessica membuyarkan lamunan Donghae.
“ah, mworago?” jawab Donghae gelagapan.
“apa yang kau pikirkan oppa?” tanya Jessica khawatir.
“eobseo! Kalian bicara apa?” ulang Donghae tolol, namun itulah letak karisma nya.
“lagu itu oppa. Beautiful. Lagu ciptaanmu yang baru kau beri padaku beberapa hari lalu.” Gyuri menjelaskan.
“oh lagu itu. Iya, memang aku.” Jawab Donghae santai.
“mengapa kau tak memberiku oppa, tapi Gyuri kau beri. Anak-anak membicarakan lagu itu, tapi aku tak pernah tau kalau itu lagumu.” Jessica cemberut, memberitahu bahwa dirinya marah.
“mianhae Jess.” Kata Donghae sambil memperhatikan Jessica.
“nyanyikan lagu itu oppa!” ide Gyuri meluncur tiba-tiba. Donghae menyanyikan lagunya. Dan mereka melanjutkan dengan bersenda gurau di kamr Gyuri.

***

Seragam sudah terpakai rapi dibadanya. Kini Gyuri duduk di meja riasnya, memperhatikan parasnya yang cantik. Dia sungguh bersyukur dengan apa yang dia miliki sekarang. Gyuri banyak belajar dari kliping GyuLine, dia sungguh menyukai tokoh itu. Caranya menghadapi masalah, caranya menyukai seseorang, dan banyak lainnya yang membuatnya berdecak kagum.
Gyuri memakai pelembapnya, dilanjutkan dengan bedaknya. Untuk ke sekolah Gyuri tidak pernah memakai make up, berbeda dengan Jessica yang tak bisa lepas dari make up. Gyuri mengenakan bando berwarna merah, dia juga memilih kaos kaki merah yang sewarna dengan bandonya. Jam warna hitamnya sudah terpasang di pergelangan tangannya. Dia siap untuk berangkat.
Tak tau mengapa Gyuri merasa sangat senang hari ini. Gyuri membuka pintu kamarnya, menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orangtuanya. Namun setelah sampai di lantai dasar, siapa sangka bukan hanya orangtuanya yang menunggunya untuk sarapan. Ada kakak laki-lakinya yang memberi senyum jail padanya.
“oppa!” teriak Gyuri seraya menghambur kepelukan kakaknya itu.
“Gyul, mengapa kelihatannya kau bertambah cantik?” tanya Jungsoo, kakaknya.
“dari dulu aku memang selalu cantik oppa. Neomu yeopo-ya” jawab Gyuri.
“sudah, Gyul cepat duduk. Semakin cepat sarapan semakin baik. Ara!” kata appa sambil tersenyum melihat pola anaknya itu.
“ne appa. Omma, aku mau selai coklat sekarang.” Pinta Gyuri pada ommanya yang menyiapka roti panggang.
“ara! Suasana hatimu baik saat ini? Geurae?” kata omma sambil menyerahkan sepiring roti bakar coklat.
“molla.” Gyuri menjawab singkat. Dan melanjutkan makannya.
Pagi itu Gyuri diantar oppa Jungsoonya. Selama 3bulan Jungsoo tidak di rumah, dia memiliki tugas menjadi relawan di daerah terpencil. Jungsoo yang mengikuti jejak appanya menjadi dokter, selalu mendapat tugas di daerah karena dia masih dokter muda. Baru tahun kemarin Jungsoo lulus dari kuliahnya.
Jungsoo mengantar Gyuri sampai depan gerbang besar SMA Kyunghee, Gyuri memberi salam dan segera menyusuri halaman sekolah yang panjang dan luas.
“Gyuri-ah!” panggil Ilwoo yang ada di belakangnya, Gyuri menoleh membuat rambutnya terkibas.
“Ilwoo oppa!” jawabnya sambil tersenyum.
“kau pulang sekolah nanti, ehm, apa ada acara?” tanya Ilwoo ragu.
“eobseo. Wae?”
“kau mau ikut aku nanti. Mungkin kita bisa makan siang bersama.”
Mwo? Apa aku sedang mimpi sekarang? Jung Ilwoo mengajakku makan siang! Batin Gyuri.
“Gyuri-ah? Apa bisa?” kata Ilwoo sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Gyuri.
“ah, bisa oppa. Sampai ketemu nanti.” Gyuri menjawab, dan mereka berpisah di tangga menuju kelas XI. Sebenarnya kelas mereka bersebelahan. Tetapi Gyuri ingin pergi ke perpustakaan karena ada buku yang harus dicarinya.

Kyuhyun POV
Ilwoo memasuki kelas, seperti biasa, gayanya yang berlebihan membuatku muak. Dia tidak pernah meminta maaf setelah menabrakku dengan sengaja 3hari yang lalu. Anehnya, semua gadis masih banyak yang begitu menyukainya. Terutama Park Gyuri, dia telah dibutakan.
Kriing-kring!
Bel berdering. Semua guru yang memasuki kelas terus memperingati ujian sudah di depan mata. Sebentar lagi aku juga akan menjalani tahun terakhirku di SMA Kyunghee. Semuanya terasa begitu cepat berlalu.
Pelajaran pertama, bhs.inggris. choi songsaenim selalu bisa membuat suasana hidup. 2jampun berlalu, tak terasa. Mengapa semua ini begitu cepat berlalu?
“Kyuhyun-ah, bisakah kau mengajariku rumus ini. Aku sungguh tak mengerti matematika.” Aku mendengar Nicole merengek padaku, langsung saja aku menjelaskan rumus matematika yang rumit itu. Entah mengapa aku suka matematika, rumit namun pasti.
“nicole-ah!” anak laki-laki dari kelas favorit 2 menghampiri Nicole yang duduk di sebelahku. Setauku dia bernama Donghae, Lee Donghae.
“mwo? Aku sedang belajar matematika.” Nicole mengeluh.
“ini soal ekskul, kita harus menyiapkan untuk promosi ekskul. Sebentar lagi akan ada murib baru.” Donghae memberitahu Nicole, sekelebat tatapan kami bertemu tadi. Namun segera aku palingkan.
“aku juga harus menyiapkan untuk ujian kenaikan kelas. Kita bahas nanti saja sepulang sekolah. Kau rundingkan dulu dengan Eunhyuk dan Victoria.!” Jawaban Nicole menjadi klimaks. Donghae tak bisa mengelak gadis itu. Nicole, bukankah dia cocok di kelas favorit 2? Tapi aku juga tak bisa memungkiri kepandaiannya.
“Kyuhyun-ah. Lanjut.” Aku meneruskan penjelasanku padanya.

***

Gyuri POV
“annyeong Gyul! Have a nice day!” kata Jessica.
“semoga ini saatnya eonni. Dia menyukaimu1” sambung Krystal, ah, dua saudara itu memang paling suka menggodaku dengan Ilwoo. Tadi ketika aku bercerita akan makan siang dengan Ilwoo, Jessica dan Krystal begitu heboh. Apa benar Ilwoo juga menyukaiku?
Tapi aku melihat pandangan yang tak bersahabat ketika menceritakan itu pada Eunhyuk dan Donghae oppa. Eunhyuk oppa masih bisa diterima, mungkin dia sedikit cemburu karena dia adalah mantanku yang terakhir dan kita tetap dekat. Tapi Donghae oppa? Apa alasannya? Dia selalu mendukung langkahku selama ini? Benar-benar rumit.
Aku menunggu Ilwoo di bangku depan tampat parkir. Kemudian ada Cho Kyuhyun yang dengan ragu duduk di sebelahku.
“kau menunggu jemputan? Aku bertanya padanya.
“ne.” jawabnya begitu halus.
“kenapa kau tak bawa mobil atau motor sendiri. Seusia kita, aku jarang melihat anak laki-laki masih di antar jemput.” Aku bertanya sambil menatapnya, sesungguhnya anak ini memiliki gaya. Dia tampan.
“karena aku istimewa.” Jawabnya sambil menoleh padaku, wow, dia sungguh menawan. “kau sendiri?”
“tentu saja menunggu jemputan, karena aku juga istimewa.” Aku menjawab tak mau kalah. Dia tersenyum, wajahnya begitu damai, menyiratkan rasa bahagia tak tergambarkan.
“kudengar kau memiliki suara yang baik. Mengapa tak bergabung ekskul vocal?” Kyuhyun bertanya padaku, sepertinya kami mulai nyaman satu sama lain.
“aku ikut diawal. Tapi aku berhenti karena jadwal yang bertabrakan. Aku lebih memilih les pianoku. Apa klub vocal masih menerima anggota baru?” aku bercanda sambil memasang raut penasaran.
“ah sayangnya tidak bisa. Tapi kami membutuhkan pianis. Gabunglah!” kata gabunglah, lebih dari sekedar perintah. Nada itu seperti meminta, tidak, memohon.
“ne, sebenarnya pelatih kalian sudah memintaku untuk bergabung.” Kalimatku membuat Kyuhyun terbahak, dia sungguh terlihat bahagia.
“Gyuri-ah!” suara Ilwoo memanggilku, terpaksa aku harus mengakhiri perbincangan singkat itu. Aku melambai padanya memberi salam perpisahan, aku masuk mobil, Ilwoo terlihat marah.
“wae?” tanyaku padanya.
“wae?” dia balik tanya padaku.
“gwenchanayo?”
“gwenchana.”
Kami sampai di salah satu café longstreet. Makan siang yang menyebalkan, Ilwoo hanya diam, tak seperti yang diharapkan. Aku tak tau apa yang mengganggu pikirannya. Bagaimana aku bisa tau jika dia tidak pernah memberitahuku? Akhirnya aku memutuskan untuk pulang sendiri. Ilwoo menolak permintaanku pada awalnya, namun aku bilang aku punya janji dengan omma di salah satu salon langganan kami. Akhirnya Ilwoo menyetujuinya.
Mobil Ilwoo menghilang di sudut jalan, aku memulai langkakhku menuju GyuLine. Aku selalu rindu dengan toko itu. Segalanya tentang toko itu, aku sangat menyukainya. Toko itu seakan dibangun sesuai denganku.
Aroma buku dari toko itu tercium, aku memasukinya dengan langkah ringan. Aku melihat miniatur pabrik buku. Miniatur itu, seakan aku sudah pernah melihat sebelumnya. Aku menyusuri rak-rak penuh buku, membiarkan aku bersantai disana, terhanyut dalam imajinasiku. Seandainya toko ini milikku.
Aku mengambil buku piano, buku yang berisi tentang not-not lagu terbaru. Sebagai persiapanku kembali bergabung pada klub vocal. Setelah itu, kakiku membawaku ke deretan rak paling ujung. Aku melihat laki-laki yang berada pada deretan rak paling ujung, aku mengenalnya, segera aku sapa dia.
“Kyuhyun-ah?” dia menoleh, memberiku senyum, dan tangannya dengan cepat menyembunyikan buku yang dibawanya.
“Gyuri-ah. Kita bertemu lagi.” Jawabnya santai. Aku heran melihat Kyuhyun. Di cuaca sedingin ini, dia hanya mengenakan celana panjang dan kaos? Apa anak ini sudah gila?
“kau tidak kedinginan?” tanyaku ragu.
“hangat di dalam sini.” Kyuhyun memberi gerakan kagum pada toko ini.
“kau menyukai toko ini? Aku juga sangat menyukainya.” Kita punya selera yang sama?
“tentu saja aku menyukainya.” Senyum itu, senyum puas yang selalu ada diwajahnya.
“apa yang kau bawa?” karena pernasaran, aku sedikit merampas buku yang dipegang Kyuhyun, “Leokimia? Buku apa ini?”
“kau sudah membaca judulnya.” Jawabnya seakan tak terjadi apa-apa.
“maksudku, untuk apa kau membelinya?”
“hei, apa Kim songsaenim tak memberi tugas padamu? Menyelidiki tentang penyakit mematikan, dan cerita kisah nyatanya?” ah, benar. Aku baru ingat ada tugas seperti itu.
“ah ne, aku lupa.” Aku menjawab dengan anggukan, pertanda aku mengerti. “Kyuhyun-ah, aku harus segera pulang ini sudah sore. Sebentar lagi akan segera gelap.”
“hati-hati Gyuri-ah!” sekali lagi aku melambai padanya, yang hanya dijawab dengan senyum puasnya. Setelah membayar di kasir. Aku segera keluar untuk mencari taxi. Hari sudah semakin gelap ketika tak kutemukan taxi kosong. Tuhan, kenapa tak ada satupun taxi kosong?
Aku sudah mencoba menghubungi Jungsoo oppa, tapi dia sedang bersama teman-temannya dan tak bisa menjemputku. Jessica, dia sedang ada makan malam di luar bersama keluarganya. Donghae dan Eunhyuk oppa, menyiapkan sesuatu untuk klub dance. Siapa lagi yang bisa kumintai tolong?

Kyuhyun POV
Aku melihatnya lewat jendela kamarku, dia tampak bingung karena tak ada satupun taxi yang bisa mengantarnya. Setelah taxi kelima, aku segera mengenakan jaketku, aku menuju garasi, ku ambil mobilku yang jarang aku kendarai. Aku berhenti tepat di depan Gyuri berdiri. Dia tampak bingung dengan mobil yang menutupi pandangannya. Aku membuka kaca mobilku dan, “Gyuri-ah, masuklah!”
“Kyuhyun-ah?” dia kaget, namun terlihat lega setelah mengetahui aku si pengendara mobil itu.
“syukurlah, kau adalah penyelamat hidupku!” dia berkata sambil menggesekkan kedua telapak tangannya. Dia kedinginan.
“apa kau kedinginan?” tanyaku, pertanyyan yang tak perlu dijawab sebenarnya.
“ne, sangat dingin. Aku bertahan selama 40menit penuh di luar.” Aku menyalakan penghangat di mobilku. Mungkin ini membuatnya lebih nyaman. Aku berbelok di jalan menuju komplek rumah Gyuri.
“Kyuhyun-ah, kau tau rumahku?”pertanyyan itu tiba-tiba meluncur dari mulut Gyuri. Kyuhyun pabo!
“aku tau kau tinggal di kompleks ini.” Jawabnya menutupi.
“ouhm. Ada taman di ujung persimpangan situ, di depannya itu rumahku.” Gyuri menjelaskan.
“dulu aku pernah tinggal disini.” Kataku singkat.
“jeongmal?” alis Gyuri meninggi. “aku tinggal disini dari aku lahir hingga sekarang.”
“rumahku di sebelah taman itu.” Aku menunjuk rumah yang sekarang telah di tinggali orang lain.
“sepertinya aku mengenalmu. Kau anak laki-laki yang biasa membawa permen coklat itu kan? Kita dulu bermain bersama.” Gyuri memutar otak, mengingat segalanya. Aku tak menyangka dia ingat aku.
“geurae. Gyuri, kita sudah sampai rumahmu.” Aku mengakhiri percakapan ini.
“araseo. Gomawo Kyuhyun-ah. Kau tak mau mampir.”
“cheomanae, ani, hari sudah petang. Aku harus belajar untuk persiapan ujian.”
“annyeong!” gyuri, dia melambai padaku, memperlihatkan senyumnya yang manis. Dan aku, seperti biasa, aku hanya membalasnya dengan senyumanku. Untuk sejenak aku bisa melupakan tentang sesuatu yang membuatku gelisah.

***


June 29, 2011.
GyuLine story

Hari ini telah tiba, dokter Park sudah menelponku. Dia ingin segera bertemu denganku, sepertinya ada sesuatu yang penting tentang sakitku ini. Kali ini barbie tak ikut denganku, aku ingin berangkat sendiri ke rumah sakit.
Aku tak perlu antre seperti hari pertamaku disini, karena aku telah membuat janji dengan dokter Park. kakiku gemetar, seakan tak mau mengikuti langkahku, tapi aku menguatkan hatiku, semua ini bisa aku lalui.
Kami berbincang basa-basi, kemudian dokter Park mulai mengeluarkan berkas-berkasnya. Dia menjelaskan tentang penyakit yang bersarang ditubuhku. Kanker darah, penyakit terkenal itu bersarang ditubuhku. Dokter Park memberiku semangat, dia juga berkata, dia akan mendampingiku melewati penyakitku ini. Tak terasa air mataku menetes, bagaimana aku bisa menjelaskan pada appa, omma dan noona? Aku benar-benar bingung dibuatnya.
Orang pertama yang mengetahui tentang penyakit ini setelah aku adalah barbie, dia menangis dipundakku. Dia tak bisa menerima kenyataan ini, bagaimana dengan aku? Jujur, aku sangat tak bisa menerimanya, tapi bagaimana lagi. Tuhan memilihku untuk memeluk penyakit ini. Selanjutnya aku memberitahu keluargaku, omma menangis selama berhari-hari, noona memilih tidur bersamaku selama beberapa hari dan appa, dia lebih diam dari biasanya.
Aku beruntung ditangani oleh dokter Park, dia begitu baik. Dia yang memberi dorongan padaku dan keluargaku. Dia juga bilang dia memiliki anak perempuan seusiaku. Dan taukah kau siapa gadis itu, dia adalah “dewi”. Aku ingat pernah menabraknya di ruang dokter Park. tuhan, kau memudahkan jalanku untuk mencintainya.

Donghae melempar klipingnya sembarangan, dia merasa sangat mengenal GyuLine. Siapa sebenarnya dia? Donghae tak berhenti untuk menyelidiki ini.
Barbie, “dia sangat lentur, rambutnya yang panjang itu semakin membuatnya terlihat seperti barbie.” Donghae ingat kata-kata Jessica, Victoria mirip barbie. Ini satu point penting, Donghae kembali memungut kliping itu, membuka secara kasar, mencari halaman dimana GyuLine menceritakan tentang barbie.
Aku punya seorang sahabat, gadis yang sangat baik dan cantik. Aku sudah pernah menceritakannya secara singkat disalah satu tulisanku. Dia gadis baik, cantik, sabar, dia bisa mengerti aku. Sungguh luar biasa gadis itu. Aku tak tau apa aku bisa membalas kebaikannya. Kalian tau kenapa aku menyebutnya “barbie”? karena rambutnya yang panjang, tubuhnya yang lentur, dan wajahnya yang seperti boneka. Aku bersekolah di tempat yang sama dengannya, dan hal lebih mengagetkan lagi, barbie satu kelas dengan dewi. Kami sudah kelas XI sekarang……
Donghae melihat tanggal itu, Juli 2011. itu kenaikan kelas. Donghae bingung menata pikirannya. GyuLine begitu dekat dengannya, begitu juga dengan “dewi”. Donghae tak bisa berpikir jernih. Siapa GyuLine sebenarnya?

***

Selama seminggu penuh Gyuri tak keluar rumah. Terang saja, dia tengah menjalani ujian. Dia dan Jessica sedang duduk sembarangan di taman sekolahnya. Kemarin hari terakhir mereka menghadapi ujian, tinggal menunggu hasilnya, dan mereka bisa bernapas lega.
“kau tau, Donghae oppa akhir-akhir ini jarang bersama kita.” Jessica memecah keheningan.
“itu karena kita ujian Jess.” Jawab Gyuri santai.
“ani, Donghae oppa terlihat sangat sibuk, seakan menyembunyikan sesuatu.”
“mworago? Mungkin itu tentang klub dancenya.” Gyuri masih menanggapi dengan santai.
“anio, Donghae oppa seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang mengganggu pikirannya.” Kini Jessica berpindah duduk di hadapan Gyuri. Gyuri hanya menggeleng, tanda tak mengerti. “huh! Ya! Bagaimana kau dengan Ilwoo oppa?”
“molla! Sejak makan siang di longstreet, dia tak pernah lagi menghubungiku.” Jawab Gyuri enteng. Sepertinya, Ilwoo sudah lenyap dari pikirannya.
“aiiissshh! Apa yang dilakukan laki-laki itu. Aku sudah melarangnya menyakitimu.” Jessica kini berteriak seperti orang gila, efek ujian masih ada padanya.
“gwenchanayo.”
“ya! Jessica, apa kau bisa tak berteriak?” Eunhyuk ikut berteriak, dia duduk sembarangan di sebelah kanan Gyuri. Dan Donghae duduk di sebelah kiri Gyuri.
“bagaimana aku tak berteriak, Jung Ilwoo!! Kau sudah mencemari nama baik JUNG!” Jessica memperlihatkan ekspresi kesal sambil menyambar rumput yang ada di depannya.
“wow! Wow!” Donghae ikut menyambar rumput dan melempar-lempar ke udara. Sementara Eunhyuk membuat gerakan melindungi Gyuri dari amukan Jessica, dan Gyuri tertawa terbahak-bahak melihat ini.
“sudahlah, jangan kau pikirkan Ilwoo, dia bahagia bersama Victoria sekarang.” Perkataan itu meluncur begitu saja dari bibir Eunhyuk. Donghae menatapnya tajam penuh peringatan, Jessica menganga, mencoba memahami perkataan Eunhyuk, Gyuri tiba-tiba menunduk. Semangatnya turun 75%.
“apa itu benar?” Tanya Jessica ragu, Donghae menjawab dengan anggukan. Semua menatap Gyuri. Gyuri jadi salah tingkah karena ulah ketiga sahabatnya itu.
“gwenchanayo.” Gyuri mencoa tersenyum, tapi senyum itu terlihat dipaksakan. Gyuri tak bisa bohong, dia menyukai Ilwoo. Tiba-tiba Jessica memeluknya, Eunhyuk melakukan hal yang sama, diikuti dengan Donghae. Ketiga anak itu memeluk Gyuri.
“Gyuri-ah mianhae. Aku mewakili Ilwoo oppa minta maaf.” Jessica mengeratkan pelukannya. Gwenchanayo, Gyuri menjawab dalam hati.

Hari-hari Gyuri menjadi kelabu setelah mengetahui yang sebenarnya. Di hari-hari terakhirnya di tahun kedua, Gyuri benar-benar ingin kelas itu segera bubar. Dia tak tahan satu kelas bersama Victoria. Semua orang menganggap Victoria gadis yang baik, tapi tidak baginya. Dari awal, Gyuri merasa Victoria membencinya, dan itu benar.
Sesekali Gyuri melihat Ilwoo dan Victoria bersama, ini membuat hatinya sakit. Untung selalu ada Jessica, Donghae dan Eunhyuk di sampingnya. Sehingga pemandangan seperti itu hanya dianggap lelucon.
Hari ini hari pengumuman, orangtua calon tahun terakhir dikumpulkan untuk membahas ujian akhir. Gyuri merasa sangat kesepian. Jessica harus latihan di klub vocal, Donghae dan Eunhyuk latihan di klub dance. Dan Gyuri, ini belum jam Gyuri latihan musik. Dia duduk sembarangan di lorong kelasnya, dia bisa melihat Ilwoo dan Victoria bersama. Gyuri heran mengapa Victoria tidak latihan dance, tapi pertanyaan itu terjawab ketika dia mendengar Victoria menjelaskan pada Ilwoo, dia latihan di sesi kedua. Gyuri sungguh benci melihat itu semua, namun kakinya tak mau beranjak dari situ.
Tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya. Gyuri tersentak, namun sangat bersyukur, laki-laki ini datang. Aroma coklat yang menenangkan datang bersama laki-laki itu.
“Kyuhyun-ah!” Gyuri berkata terlalu keras, membuat Ilwoo dan Victoria menoleh, padahal mereka ada di ujung koridor. Kyuhyun terlihat pucat hari itu.
“kau mau ini?” Kyuhyun mengulurkan tangannya yang penuh permen coklat. Tanpa menjawab Gyuri menyambarnya.
“gomawo.” Gyuri menjawab dengan coklat dimulutnya. Kyuhyun ikut melahap coklat itu. Beberapa menit kemudian, Gyuri membuka kliping yang sedari tadi ada di sebelahnya.
“apa itu?” tanya Kyuhyun.
“kliping GyuLine. Kau tau ini?” Gyuri menjawab antusias.
“ah,” Kyuhyun menggeleng, raut wajahnya berubah, namun Gyuri tak memperhatikannya.
“ini cerita hidup seseorang. Dia bernama GyuLine, dia memiliki penyakit. Aku rasa kanker darah. Sayangnya, aku melewatkan seri dimana dia menceritakan tentang penyakitnya.” Jelas Gyuri sambil mengangkat klipingnya di depan wajah Kyuhyun. Kyuhyun hanya terdiam, tampak tak antusias. Sejenak Gyuri melihat Victoria di ujung sana. Dia melihat Gyuri, apa dia benar-benar ingin mencari masalah dengannya? Gyuri semakin membenci Victoria. “aku sangat ingin menjadi gadis yang disukainya, dia menyebutnya ‘dewi’, manis sekali kan?” lanjut Gyuri.
“Kyuhyun-ah, kau juara satu untuk tugas Kim songsaenim. Katanya kau sangat detail menceritakan tentang penyakit itu. Terutama cerita kisah nyatanya. Dia sungguh kagum padamu.” Tiba-tiba Nicole berlutut di depan Kyuhyun, Gyuri yang mendengar berita itu menggincang tubuh Kyuhyun.
“gomawo atas infomu Nicole-ah!” senyum Kyuhyun mengembang.
“ne cheonmanae, aku harus latihan dance lagi. Annyeong Kyuhyun-ah, Gyuri-ah” Nicole meninggalkan mereka berdua.
“Kyuhyun-ah, chukae! Kau harus mentraktirku.” Kata Gyuri sambil mengguncang tubuh Kyuhyun.
“gomawo.” Kata Kyuhyun lirih.
“Kyuhyun-ah, gwenchanayo?” Gyuri bisa melihat darah mengucur dari hidung Kyuhyun. Spontan Gyuri menutupi hidung Kyuhyun dengan tangannya.
“Kyuhyun-ah?” Gyuri memanggil Kyuhyun lagi, namun yang dipanggil tak menjawab. Kyuhyun meremas tangan Gyuri yang bebas, sebutir air mata jatuh dari mata Kyuhyun. “Kyuhyun-ah!” Gyuri berteriak, mencuri perhatian siswa dan siswi yang melewatinya atau yang ada di kelas. Semua ricuh, Gyuri tak mau melepas tangannya dari Kyuhyun. Gyuri mulai menangis sambil terus memanggil-manggil Kyuhyun. Victoria mengampirinya, melihat gyuri dengan pandangan menyesal, kemudian berpindah ke Kyuhyun.
“Kyuhyun-ah, bertahanlah!” victoria berkata pada Kyuhyun yang tak sadarkan diri. Gyuri bingung dengan perkataan Victoria. Gyuri dan Victoria, dibantu siswa lain, membawa Kyuhyun ke UKS. Gyuri tak pernah merasa seperti ini, dia sungguh merasa kehilangan. Tapi tak tau kenapa, Gyuri mengenal Kyuhyun hanya sebagai teman kecilnya, dan dia tau itu baru seminggu yang lalu. Gyuri tak henti menangis.
Perawat UKS, tanpa pikir panjang merujuk Kyuhyun agar dibawa ke rumah sakit. Semua guru dan staf bertindak cepat, menyiapkan mobil dan melaju menuju rumah sakit. Tak ada satupun siswa yang diijinkan ikut ke rumah sakit. Gyuri menangis di depan pintu masuk gedung sekolahnya. Tangannya dan seragamnya berlumuran darah segar, Gyuri tak tau apa yang terjadi, tapi dia begitu takut.
“Gyuri-ah!” Jessica telah datang, memeluk Gyuri yang meronta karena tangisannya semakin hebat. Donghae yang memandang pemandangan itu hanya diam. Kemuadian dia berlari ke tempat parkir mengambil mobilnya membawa Gyuri dan Jessica ke rumah sakit.

Donghae POV
“apa kau memikirkan sesuatu?” tanya Eunhyuk di sela latihan. Aku tidak konsentrasi pada danceku, aku terus memikirkan GyuLine, dia ada di sekelilingku.
“aku kembali!” suara ceria Nicole kembali ku dengar. “juara pertama tugas Kim songsaenim di menangkan oleh Kyuhyun. Padahal aku berharap memenangkan tugas itu. Kyuhyun mendapat seperangkat laptop lengkap!” suara Nicole memenuhi ruangan itu.
“benarkah? Dia cari dimana tentang penyakit itu? Pasti miliknya sangat lengkap.” Yuri ikut angkat bicara.
“kurasa kelengkapan tentang penyakit itu mudah, tapi kisah nyatanya yang sulit.” Nicole menimpali lagi, aku saja tak pernah memikirkan tugas itu.
“mungkin ada saudaranya yang menderita kanker darah. Atau mungkin dia sendiri yang mengalaminya!” Eunhyuk berkata sembarangan.
“oppa! Apa yang kau katakan. Kau tak boleh berkata seperti itu!” nicole terlihat marah ketika Eunhyuk berkata seperti itu.
“akan lebih mudah jika kita yang mengalaminya sendiri. Itulah sebabnya dia menang. Aww, hanya bercanda Nicole.” Eunhyuk mendapat lemparan sepatu dari Nicole.
Kemudian Donghae tersadar, Kyuhyun, kanker darah, barbie, Victoria. Ini semua pas, Victoria sering ijin pulang dahulu karena ada urusan dengan Kyuhyun. Ini semua pas, Donghae tau segalanya. GyuLine, nama depan Kyuhyun (dalam Korea Gyu). Dewi, aku akan segera tau siapa dewi. Donghae mulai panik.
“kasihan goodesku, dia pasti sendirian. Apa Jessica sudah selesai dengan latihannya.” Eunhyuk berkata begitu saja. Goodes adalah sebutan untuk Gyuri di sekolah, Goodes adalah dewi, dan dewi adalah Gyuri. GyuLine, nama depan dari keduanya. Gyuhyun dan Gyuri, Line, mereka lahir ditahun yang sama. Aku mengerti semuanya.
Aku segera berlari keluar, tak memedulikan teriakan yang lain. Aku tak tau mengapa harus berlari, aku menuju kelas. Aku tak melihat Kyuhyun ataupun Gyuri, tapi aku mendapati noda darah di lantai. Kyuhyun, pasti Kyuhyun.
Aku berlari ke UKS, di UKSpun sudah tak ada orang yang kucari.
“dimana? Dimana Kyuhyun atau Gyuri.” Aku bertanya pada anak kelas satu yang terlihat ketakutan disitu.
“rumah sakit, mereka membawanya ke rumah sakit.” Aku kembali berlari, aku melihat Jessica akan kembali ke kelas. Aku menyeret tangannya, membawanya berlari bersamaku menuju pintu depan. Aku dan Jessica mendapati Gyuri menangis tersedu disitu, Victoria berdiri seakan tak percaya apa yang terjadi. Jessica berlari menghambur kepelukan Gyuri. Gyuri berlumuran darah, aku tak tahan melihat semua ini. Aku mengambil mobilku dan segera membawa Gyuri dan Jessica ke rumah sakit.

***

Gyuri berjalan gontai ketika memasuki pintu rumah sakir, Jessica dan Donghae ada di kanan kirinya. Donghae menuju meja resepsionis untuk menanyakan dimana Kyuhyun.
“Kyuhyun masih di IGD.” Kata Donghae, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju IGD. Gyuri masih meneteskan airmatanya, Jessica yang tak tega mendengar cerita Gyuri di mobil ikut menangis. Jessica masih memeluk Gyuri dengan kasih sayangnya yang luar biasa. Akhirnya mereka sampai di depan ruang IGD.
Gyuri bisa melihat seorang wanita yang menangis dipundak suaminya, sudah dapat diketahui, mereka orang tua Kyuhyun. Dan ada seorang wanita, dia terlihat masih muda, menunduk di posisi duduknya. Mungkin itu kakak Kyuhyun, yang dulu sering memberi Gyuri boneka ketika masih kecil.
Disana juga ada Lee songsaenim dan Kim songsaenim. Mereka menyadari kedatangan Gyuri, Jessica dan Donghae.
“kau yang bernama Gyuri?” omma Kyuhyun menghampiri Gyuri.
“ne, Park Gyuri… im..ni..da..” jawab Gyuri sambil menahan tangis, omma Kyuhyun memeluk Gyuri, seakan tak mau melepasnya lagi. Tangis Gyuri ikut pecah, Jessica mengelus punggung Gyuri sambil menangis.
“kau …selau ada dicerita… Kyuhyun… Kyuhyun kami..” Cho ajeoma tak meneruskan kata-katanya. Tangis Gyuri semakin hebat, sehingga membuat dadanya sakit.
Blak! Pintu terbuka halus, ayah Gyuri keluar dari ruang IGD.
“dokter Park bagaimana keadaan Kyuhyun?” appa Kyuhyun bertanya, Cho Ahra kakak Kyuhyun mengekor di belakang appanya.
“dokter Park, selamatkan Kyuhyun. Aku mohon, bantu dia dok!” omma Kyuhyun menuju Dokter Park.
“Kyuhyun sudah stabil, tapi dia tak bisa dijenguk sekarang.” Jelas appa Gyuri. Kemudian dia menangkap sosok anaknya yang berlumuran darah dan menangis berdiri disana. “Gyul!” panggil appanya, dia menghampiri anaknya.
“appa, selamatkan Kyuhyun. Aku mohon bantu dia appa! Bantu Kyuhyun.” Gyuri menangis dipelukan appanya. “appa, ban..tu.. Kyu..hyun..” tiba-tiba Gyuri roboh. Spontan Donghae ikut membantu appa Gyuri menggendong Gyuri. Jessica menangis seraya mengekor, mengikuti kemana Gyuri dibawa.

Sudah 5 hari, Kyuhyun tak juga sadarkan diri. Gyuri sedang menjalani liburan kenaikan kelasnya. Setiap hari Gyuri mengunjungi Kyuhyun di rumah sakit, entah mengapa rasa itu tiba-tiba datang. Gyuri begitu menyukai Kyuhyun, Gyuri pun merasa aneh dengan perasaannya. Apa dia benar-benar menyukai Kyuhyun?
Gyuri ada janji dengan Donghae sore itu, setelah membersihkan kamar Kyuhyun, Gyuri beranjak dari rumah sakit menuju longstreet. Gyuri mengendarai mobilnya sendiri, dan berhenti disalah satu café. Gyuri bisa mengenali mobil Donghae, dia segera masuk ke dalam café yang ramah itu.
“Gyul!” Donghae oppa berkata sambil melambai padaku. Aku menghampirinya, duduk di kursi yang kosong.
“oppa.” Sapaku padanya.
“kau mau pesan apa?” tanya Donghae pada Gyuri, dia memasang wajah malaikat.
“cappucino.” Jawab Gyuri singkat, Donghae membuat gerakan memberi isyarat pada pelayan agar menghampirinya. Dia memesan 2 cangkir cappucino. Kemudian hening untuk sejenak, Gyuri melihat ke arah luar jendela. GyuLine Store, tepat berada di depan café ini.
“Gyuri-ah, ada sesuatu yang harus kau ketahui.” Kata Donghae memecah lamunan Gyuri.
“mworago?” Gyuri menyibukkan diri dengan rambutnya yang diikat.
“GyuLine, kau membeli seri terbarunya?” pertanyaan Donghae sungguh aneh.
“aku selalu mengeceknya setiap hari, tapi tak ada seri terbaru. Padahal biasanya 3hari sekali sudah ada.” Jawaban Gyuri terdengar cuek, dia malas membahas hal itu sekarang.
“tentu saja kau tak akan mendapatkan seri terbarunya, karena penulisnya sedang terbaring di rumah sakit.” Donghae berkata dengan nada datar. Namun efek yang diberikan sangat berbeda, Gyuri membelalak, mencoba mencerna perkataan Donghae. Terbaring di rumah sakit.
“sungguh oppa, aku tak mengerti yang kau bicarakan.” Jawab Gyuri penuh antusias, namun Donghae urung menjawab karena pelayan mengantar 2cangkir cappucino milik mereke.
“oppA. Jawab aku!” nada Gyuri kini memaksa. Ada sesuatu yang tak diketahuinya.
Donghae menceritakan tentang semua analisanya, tentang seri yang belum pernah dibaca Gyuri. Semua Donghae ceritakan, dan itu semua mengundang tangis Gyuri. Sejak lama Kyuhyun sudah menyukainya, namu dia tak pernah sadar. Gyuri sungguh bodoh.
“Victoria, dia tidak pernah membencimu. Kau tau kenapa Victoria pacaran dengan Ilwoo. Karena dia tak ingin kau bersama dengan Ilwoo di tahu-tahun terakhir Kyuhyun. Eunhyuk, Victoria masih bisa mentoleransi kau bersama Eunhyuk. Tapi tidak kali ini. Kyuhyun benar-benar membutuhkanmu.” Donghae mengakhiri penjelasannya, Gyuri menangis namu ia mencoba tegar.
“ara, aku tak mau, waktuku bersama Kyuhyun terbuang sia-sia. Aku tau aku mencintainya oppa.” Ada senyum ditangis Gyuri. Dan itu membuat hati Donghae terluka. Dialah gadis yang cintainya, dia gadis yang membuatnya bahagia. Meskipun Gyuri tak pernah menyadarinya. Namun semua Donghae lakukan untuk kebahagiaan Gyuri. Dia mencintai Gyuri dengan tulus.
Bep-bep-bep
Handphone Gyuri bergetar, Ahra Eonni memanggil. Segera Gyuri memencet answer, dan telepon mereka tersambung.
“yeobosaeyo?... mwo? Jeongmal eonni? Ne, aku kesana sekarang juga eonni.” Klik. Gyuri mematikan handphonenya. Meminum cappucinonya sembarangan.
“oppa, Kyuhyun sudah sadar. Aku harus kesana sekarang. Apa oppa ikut?” tanya Gyuri dengan nada bahagia.
“ani, aku akan menyusulmu nanti.” Donghae tersenyum, melambai pada gadis itu. Gyuri langsung menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

Gyuri membuka pintu kamar Kyuhyun, omma Kyuhyun sedang menyuapinya bubur. Pandangan mereka bertemu, Kyuhyun tersenyum, senyum itu seperti biasa, senyum puas.
“Gyuri-ah, masuklah!” pinta Cho ajeoma ceria.
“ne,” Gyuri menghampiri Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum kemudian memegang tangannya.
“Gyuri, kau bisa menggantikan ajeoma menyuapi Kyuhyun kan? Ajeoma harus mengambil obat.” Gyuri mengangguk sambil menerima mangkuk berisi bubur itu.
“Gyuri-ah, mianhae.” Kata Kyuhyun tiba-tiba, suaranya begitu lemah, memperlihatkan kondisi sang pemilik suara.
“gwenchanayo.” Gyuri tersenyum simpul, menyuapi Kyuhyun sesendok bubur.
“apa musim gugur datang terlambat?” Kyuhyun melihat ke arah luar jendela.
“molla, tapi aku sudah bisa merasakan dinginnya.” Gyuri menjawab ringan. Mereka tersambung dalam obrolan santai.
“aku ingin jalan-jalan menikmati udara segar.” Kata Kyuhyun kemudian, Gyuri hanya tersenyum menahan tangisnya. Tapi dia tak mau Kyuhyun melihatnya menangis.
***

Tahun ajaran baru telah dimulai, Gyuri bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Hari ini Kyuhyun akan menjemputnya, permintaan Kyuhyun itu mengundang perdebatan. Semua melarang Kyuhyun mengendarai mobilnya, termasuk Gyuri. Namun Kyuhyun bersikeras akan menjalankan mobilnya itu, dan mengantar jemput Gyuri. Akhirnya Kyuhyun menang, semua mengijinkan dengan berbagai persyaratan.
Kyuhyun menjemputnya lebih awal dari jadwal berangkat Gyuri. Gyuri mengurai rambutnya, membuat lehernya tak begitu dingin karena lindungan rambut. Dia mengenakan jaket biru tua, sangat manis dibadannya. Kyuhyun mengenakan jaket coklat tua pagi itu, ada warna diwajahnya. Kyuhyun tak terlihat pucat, dia terlihat begitu tampan.
Mereka berangkat sekolah seteah berpamitan pada orangtua Gyuri. Gyuri merasa sangat bahagia, meskipun tak ada jaminan dia akan bisa seperti ini tiap pagi. Tapi Gyuri merasa bersyukur bisa merasakan cinta sejatinya. Cara dia menyukai Kyuhyun begitu singkat, namun cara Kyuhyun menyukainya begitu rumit. Gyuri ingin membalas semua kebaikan Kyuhyun, karena sudah sabar menantinya.
Mereka bergandengan menyusuri koridor sekolah, begitu banyak pasang mata melihat mereka. “oh, si goodes berpacaran dengan Cho Kyuhyun.” Dan masih banyak lagi komentar dari mulut para siswa dan siswi.
“tebak, apa kita satu kelas?” kata Kyuhyun ketika mereka akan melihat daftar nama mereka.
“ne, aku yakin kita satu kelas.” Jawab Gyuri mantap. Dan benar saja, mereka berdua satu kelas. Mereka ada di kelas ekstra, kumpulan dari murid favorit1 dan favorit2 yang berprestasi.
“Gyuri-ah! Kita satu kelas lagi!” Jessica memeluk Gyuri, dan Gyuri membalas pelukannya.
“ah, senangnya. Di tahun terakhirku aku masih bisa bersama sahabatku ini.” Kata Gyuri senang.
“kau tau, Donghae dan Eunhyuk oppa juga satu kelas dengan kita. Awalnya Eunhyuk oppa hanya sebagai cadangan di kelas ekstra, namun prestasinya kemarin membuatnya diterima di kelas ekstra. Dia pemenang lomba dance antar pelajar.” Jelas Jessica sambil loncat kesana-kemari.
“ayo kita ke kelas.” Kyuhyun mengajak Gyuri dan Jessica.
Gyuri, seperti biasa dia duduk di sebelah Jessica, bangku no 2 dari depan. Dan Kyuhyun duduk tepat di belakangnya. Semua ini seperti mimpi, Gyuri begitu bahagia, sepertinya semua ini dirancang untuknya. Tuhan sangat baik.
Sang pengacau datang, Eunhyuk datang dengan berteriak pada semuanya. Terutama ketika melihat Gyuri dan Jessica.
“jaghiya! Kita satu kelas lagi? Oh, aku tau ini akan menjadi tahun yang sangat indah.” Eunhyuk menggoda Gyuri. Gyuri hanya menjulurkan lidahnya.
“Kyuhyun-ah, kau jangan marah, aku hanya bercanda.” Kata Eunhyuk pada Kyuhyun, lagi-lagi Kyuhyun hanya tersenyum.
“jangan oppa! Kau harus memukulnya jika dia menggoda Gyuri. Dia itu seperti katak yang meloncat kesana kemari dengan suaranya yang jelek itu.” Jessica berkata pada Kyuhyun sambil meledek pada Eunhyuk, tak kalah akal, Eunhyuk segera mengejar Jessica. Dan alhasil mereka berkejaran di dalam kelas. Membuat kelas ricuh. Gyuri dan Kyuhyun hanya tertawa melihat tingkah mereka. Donghae memasuki kelas, kaget dengan apa yang terjadi. Jessica bersembunyi di belakang Donghae. Eunhyuk mencoba mencapai Jessica yang bersembunyi dipunggung Donghae. Namun akhirnya Eunhyuk menyerah.
Semua orang tau Eunhyuk sangat lincah, tapi tak ada yangg bisa menandingi kegesitan Jessica. Gadis mungil itu seperti tak punya lelah, dia senang berlari kesana kemari. Dan kesombongannyapun tak tertandingi, tak ada yang berani membuat masalah dengan Jessica. Pilihannya hanya satu, mati atau menjadi musuh Jessica, dan itu sama buruknya.
Gyuri memandang Kyuhyun, mereka mencoba menjalani semua apa adanya.. membiarakan semuanya mengalir seperti air. Gyuri yakin, dia benar-benar mencintai Kyuhyun begitu juga sebaliknya.

***

Gyuri duduk di bangkunya, Jessica memoleskan cat kuku pada kuku lentiknya. Hari ini Gyuri tak berangkat bersama Kyuhyun, ommanya menelpon Gyuri memberitahunya Kyuhyun akan diantar hari itu. Gyuri menawarkan diri untuk menjemput Kyuhyun, namun omma Kyuhyun melarangnya karena itu merepotkan Gyuri. Sudah berjalan 3bulan setelah hari pertama mereka ditahun terakhir. Kyuhyun pun baik-baik saja selama itu, sakitnya tak pernah kambuh separah terakhir kali kala itu.
 Gyuri memainkan game di handphonenya, Gyuri terlalu serius sehingga tak menyadari suara bel dan kedatangan Lee songsaenim, guru matematika yang galak itu.
“aiiissshhh, pabo!” Gyuri berteriak karena tertera tulisan game over di handphonenya. Suara handphonenya pun terdengar, ada nada dari game itu. Gyuri menyadari kelas sepi, dia mengangkat wajahnya, mendapati wajah marah Lee songsaenim. Menoleh ke kiri, melihat Jessica memasang muka menyesal.
“jwesnghamnida songsaenim, jeongmal jwesonghamnida.” Kata Gyuri segera seraya memasukkan handphonenya di tas.
“Park Gyuri, apa kau belum siap mengikuti pelajaranku?” suara Lee songsaenim menggema.
“ani, aku sudah siap.” Gyuri berkata sambil menatap wajah Lee songsaenim.
“masuk kelasku setelah kau lari lapangan 3kali putaran!” guru Lee memvonis Gyuri, pria itu sangat berbakat menghukum muridnya.
“mwo? 3kali?” Gyuri bergumam, dia tau lapangan sekolahnya sangat luas. Untungnya Gyuri bukan tipikal gadis lemah, lain lagi dengan Jessica, dia pasti akan pingsan sebelum berlari.
“cepat Park Gyuri apa yang kau tunggu?” sentak guru Lee.
“Gyuri-ah, hwaiting!” Jessica berbisik sambil mengepalkan tangannya. Gyuri tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya ketika ada dua siswa lainnya masuk kelas.
“silyehamnida!” Donghae berkata nyaring, ada Kyuhyun di belakangnya.
“kalian terlambat? Apa ini kelas ekstra? Mengapa kalian banyak sekali melakukan pelanggaran?? Lari 3 kali baru masuk kelas!” Lee songsaenim menvonis Donghae dan Kyuhyun.

Ketiganya berjalan menuju lapangan belakang, Donghae dan Kyuhyun masih mengenakan jaket mereka. Di ujung bulan Desember yang dingin itu, Gyuri yang hanya mengenakan seragamnya menggigil ketika sampai di lapangan.
“kita mulai?” teriak Donghae membuat gerakan bersemangat.
“ne. tapi, Kyuhyun-ah, sebaiknya kau tak ikut lari.” Gyuri berkata sambil memegang pundak Kyuhyun.
“aku juga dihukum Gyul.” Jawab Kyuhyun santai, “aku baik-baik saja.” Lanjutnya dengan nada menenangkan.
“Lee songsaenim pasti mengerti keadaanmu.” Gyuri masih tak mau kalah.
“sebaiknya begitu Kyuhyun.” Donghae ikut angkat bicara.
“gwenchanayo, jangan memperlakukanku seperti orang lemah. Aku biasa melakukan lari pagi.” Kyuhyun tak menghiraukan kekhawatiran Gyuri dan Donghae, dia melesat berlari dan diikuti oleh Gyuri dan Donghae.
“3 putaran, itu hal kecil!” Gyuri berteriak sambil mengepalkan tangannya, membuat gerakan meninju ke udara.
“go go go! Pasti aku yang pertama menyelesaikan hukuman ini.” Donghae ikut berteriak, meledek pada Gyuri dan Kyuhyun, berlari mendahului mereka. Gyuri dan Kyuhyun tertawa melihat tingkahnya.
“lihatlah! Aku pasti bisa melewati hukuman ini.” Kata-kata Kyuhyun meluncur masuk ketelingga Gyuri, ada rasa khawatir didadanya. Namun dia tetap tersenyum.
Ketiga siswa itu berlari seraya bercanda, banyak siswa dan siswi lainnya yang meihat mereka. Namun Gyuri suka dengan hukuman ini, Gyuri menganggap ini kenangan bersama Kyuhyun ditahun terakhirnya di Kyunghee.
Mereka sudah berlari 2 putaran, tinggal putaran terakhir. Wajah Gyuri tak lagi berwarna, dia menggigil kedinginan. Donghae yang menyadari hal ini memberikan jaketnya untuk Gyuri. Gyuri memakai jaket berwarna merah itu dan melanjutkan berlari, Gyuri tersenyum pada Kyuhyun dan dibalas olehnya.

Kyuhyun POV
Aku melihat Donghae menyerahkan jaketnya pada Gyuri. Awalnya aku sudah menawarkan jaketku pada Gyuri, tapi dia menolaknya. Dia bilang dia tak membutuhkan jaket, dan bersikeras agar badanku tetap hangat. Namun wajah Gyuri mulai pucat, dia kedinginan. Dan Donghae memberikan jaketnya untuk Gyuri. Donghae terlihat lebih cocok untuk Gyuri, dia selalu ada di sisi Gyuri. Dia juga bisa memberi perlindungan pada Gyuri. Sedangkan aku?
Gyuri tersenyum padaku, sepertinya dia merasa bersalah karena menolak jaketku. Aku mengerti maksud baiknya, dia tak ingin melihatku terluka secara fisik. Aku tau aku lemah, sepertinya aku tak baik untuk Gyuri. Aku terlalu jahat untuknya.
Tiba-tiba aku merasa seseorang menggenggam tanganku, Gyuri. Dia tersenyum seraya membawaku berjalan menepi, sepertinya hukuman sudah selesai.
“wow! Pagi yang sangat menakjubkan bukan?” Donghae berkata keras seraya loncat-loncat membuat badannya tetap hangat.
“ini sungguh luar biasa!” Gyuri menjawab sambil mengangkat tanganku, membuat gerakan kemenangan.

Author POV
“ya! Kalian pembuat onar! Kesini! Palli!” Eunhyuk berteriak dipodium penonton.
“Gyuri-ah, Donghae oppa, Kyuhyun oppa! Kemari!” Jessica yang berdiri di sebelahnya ikut berteriak.
“hei, kenapa kalian tak mengikuti pelajaran orang itu?” tanya Donghae heran sambil merampas teh hangat yang diserahkan Jessica padanya.
“dia harus mempersiapkan siswa yang mengikuti olimpiade matematika. Jadi guru magang menggantikannya. Dan kami berdua ijin keluar kelas.” Jessica menjelaskan seraya menyerahkan teh panas milik Gyuri dan Kyuhyun yang kemudian diteguk oleh keduanya.
“Kyuhyun-ah, kau berdarah lagi?” Eunhyuk berkata sambil memperhatikan Kyuhyun. Spontan Gyuri menoleh, dan mendapati darah menetes dari hidung Kyuhyun.
“Kyuhyun oppa, gwenchanayo?” Jessica mendekati Kyuhyun.
“jinjha! Gwenchanayo.” Kata Kyuhyun seakan terbiasa dengan keadaan ini. Gyuri menutup hidung Kyuhyun dengan jarinya, Gyuri tak ingin menangis sekarang.
“kenapa kau ikut berlari tadi?” Eunhyuk protes, namun nadanya penuh kekhawatiran. Donghae diam, mengamati darah segar menjalar dijari-jari Gyuri yang diletakkan dihidung Kyuhyun.
“chakama,” kata Jessica seraya menyerahkan tissue pada Gyuri. Gyuri menyumpal hidung Kyuhyun dengan tissue, dan kemudian menggiringnya menuju UKS diikuti Jessica, Donghae dan Eunhyuk.

Kyuhyun berbaring diranjang setelah perawat memberinya obat herbal dan obat-obat lainnya. Begitu banyak macam obat milik Kyuhyun. Tapi Gyuri sudah mengerti sekarang. Obat apa saja yang dibutuhkan Kyuhyun. Gyuri membiarkan Kyuhyun tertidur kemudian dia kembali ke kelas.
Disana Jessica, dan lainnya sedang berkumpul. Mengerubungi selembar kertas, Gyuri yang penasaran memaksa masuk dalam gerombolan itu.
“apa itu?” tanya Gyuri pada Nicole yang mencoba membacakan tulisan pada kertas itu.
“diamlah! Nicole mencoba membacakan itu!” Jessica berteriak, dan semuanya langsung diam.
“ini tentang siswa atau siswi yang mengikuti olimpiade, turnamen dan parade.” Jelas Nicole setelah semua berhasil diam.
“mwo? Kita sudah tahun terakhir, masih harus mengikuti itu semua?” Eunhyuk berkata, lebih pada dirinya sendiri. Pernyataan itu memang benar, meereka sudah tahun terakhir.
“ini memang khusus dibuat untuk tahun terakhir. Sebagai poin untuk menuju universitas. Jadi dengarkan aku, untuk dance siswa akan diwakili oleh Lee Eunhyuk…” terdengar sorak pada Eunhyuk, dan Eunhyuk membuat gerakan moonwalk. “dance siswi diwakili Victoria…” victoria hanya tersenyum, “olah vocal diwakili Jessica Jung” Jessica membuat ekspresi heran, “musik, piano oleh Park Gyuri dan Seohyun, gitar oleh Lee Donghae dan Lee Sungmin.”
“apa ini antar sekolah?” tanya Donghae pada Nicole.
“ne, ini antar sekolah di kota. Kita harus berjuang untuk ini.” Jawab Nicole. Kemudian Nicole meneruskan membaca daftar nama di kertas itu. Begitu banayk materi lomba sampai Gyuri mendengar, “olimpiade matematika, diwakili Cho Kyuhyun.” Gyuri menoleh merebut kertas dari Nicole. Benar, nama Kyuhyun tertera disitu. Dia menyerahkan kertas itu pada Nicole.
Nicole sudah membacakan semua, namun kemudian dia membuka mulut lagi, “ada yang terselip, untuk ulah vocal siswa diwakili Cho Kyuhyun. Dan ada parade dance, yang dhwakili oleh klub dance!” nicole mengakhiri dan membuang kertas itu dengan asal. Jessica memungutnya, “disini ada jadwal latihannya.” Kata Jessica.
“aku yakin, parade dance kita pasti menang.” Eunhyuk kembali berteriak.
“Jess, aku ingin ke UKS, kau bisa mengijinkanku kan?” kata Gyuri pada Jessica.
“ne Gyul. Akan kusampaikan.” Jessica menjawab ceria, dia begitu mengerti apa yang Gyuri rasakan.

Gyuri POV
Aku kaget karena tak mendapati Kyuhyun di UKS. “dimana Kyuhyun?” tanyaku pada perawat UKS.
“dia sedang berlatih untuk ulah vocal. Aku sudah melarangnya, tapi dia bersikeras. Kau tau sendiri, musik adalah hidupnya.” Perawat menjelaskan padaku, aku berlari ke ruang olah vocal. Sekarang jam istirahat, sehingga ramai di koridor kelas. Aku membuka ruang olah vocal dengan kasar. Aku mendapati Kyuhyun sedang menyanyi, wajahnya terlihat begitu tenang. Aku tak mau merusak kebahagiaan Kyuhyun. Aku memutuskan untuk menunggunya di kelas.
***

Author POV
Gyuri membersihkan halamannya di bulan Februari yang dingin. Musim dingin tak membuatnya berhenti untuk menghias halaman rumahnya dengan berbagai bunga cantik. Gyuri menata pot-pot kecil pada sebuah rak bunga yang ada di depan rumahnya itu. Tubuhnya terbalut jaket berwarna kuning, lehernya dibalut syal rajut hangat, rambutnya diikat dengan tujuan agar tidak mengganggu pandangan.
Setelah selesai dengan kesibukannya, Gyuri masuk ke dalam rumahnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Rumahnya sepi saat itu, appa dan oppanya pergi untuk mengikuti sebuah lounching alat medis terbaru, sedangkan ommanya pergi ke rumah neneknya. Karena hari ini hari Minggu, tentu Gyuri tak pergi ke sekolah. Gyuri memainkan pianonya, melatih jari-jarinya untuk mengikuti lomba. Sulitnya lagi, Gyuri dituntut untuk bernyanyi dan bermain piano. Gyuri bekerja keras untuk itu.
Gyuri melihat calender dihandphonenya, 2 februari 2013. lomba dilaksanakan tanggal 5 februari, benar-benar sudah di depan mata. Gyuri mulai memainkan lagunya, mengeluarkan suara merdunya. Gyuri menikmati alunan lagu tersebut.
Bep-bep-bep
Hpnya bergetar, Jhagiya menelponnya. Segera dia memencet tombol answer.
“yeobosaeyo jhagiya?” jawab Gyuri.
“yeobosaeyo. Jhagiya, kau dimana sekarang?” suara Kyuhyun terdengar ditelinganya.
“aku ada di rumah. Kau dimana jhagiya?”
“rumah sakit.” Jawaban Kyuhyun begitu singkat dan dingin. Gyuri diserang rasa khawatir.
“apa kau dirawat?” nada Gyuri menunjukkan dia sangat khawatir.
“ani, aku ada janji dengan appamu.”
“appa mengikuti lounching…”
“araseo.” Kyuhyun memotong perkataan Gyuri. “aku yakin ada sesuatu yang penting jika appamu membatalkan acaranya demi aku.” Kyuhyun berkata seakan tak terjadi apa-apa.
“jhagiya…” Gyuri tak tau harus bicara apa.
“gwenchanayo Gyul-ah. Aku hanya ingin kau mengosongkan jadwalmu besok.”
“ne, Kyuhyun-ah.” Gyuri menjawab singkat.
“aku harus menemui appamu, annyeong!” Kyuhyun mengakhiri teleponnya.
“Kyuhyun-ah, jeongmal saranghaeyo!” Gyuri hampir berteriak diteleponnya.
“nado, jeongmal saranghaeyo Gyuri-ah.” Kyuhyun menutup teleponnya, ada senyum mengembang disana. Dia heran bertahan sejauh ini bersama penyakitnya. 3tahun bukanlah waktu yang singkat.
Kyuhyun, ditemani Victoria hari itu. Victoria menyunggingkan senyumnya untuk Kyuhyun.
“kau hebat Kyuhyun-ah, kau bisa melewati semua ini. Aku kagum padaamu.” Kata Victoria, matanya pasti berkaca-kaca jika membicarakan tentang penyakit Kyuhyun
“gomawo. Gomawo seumnida.” Kyuhyun berkata dan segera masuk ke ruang dokter Park. Victoria berdoa untuknya, dia tak ingin kebahagiaan Kyuhyun akan segera berakhir.

***

Donghae POV

Aku pikir appa sudah melupakan tentang perjodohan konyol itu, tapi ternyata perkiraanku salah. Malam ini appa memintaku untuk ikut makan malam bersama temannya. Pasti ini ada hubungannya dengan perjodohan. Aku tak bisa menolak, aku memenuhi permintaan appa. Aku pergi bersamanya.
Aku dan appa berhenti disebuah restoran keluarga, sedikit ramai disana. Aku menyusuri meja-meja penuh orang yang senang tertawa, mereka terlihat bahagia. Sampai akhirnya appa berhenti di sebuah meja dengan seorang pria dan wanita duduk disana.
“annyeong haeseyo Park Kyumin.” Appa menjabat orang itu.
“annyeong haeseyo. Maaf aku tak bisa membawa putriku, dia sedang berlatih untuk keperluan sekolahnya.” Jelas pria itu, dan betapa kagetnya aku melihat pria itu. Dia adalah appa…
“Donghae, beri salam pada calon mertuamu.” Perintah appaku.
“annyeong haeseyo Park ajeossi, annyeong haeseyo park ajeoma.” Aku membungkuk memberi salam pada mereka. Mereka terlihat kaget, karena anak yang akan dijodohkan dengan anak mereka adalah aku, Lee Donghae.
“Donghae-ah, ternyata itu kau. Bagaimana aku bisa tak tau kau putra dari tuan Lee.” Omma Gyuri membelalai rambutku. Aku hanya tersenyum pahit.
“ternyata kalian sudah saling kenal? Jadi kau mengenal Park Gyuri kan Donghae?” tanya  appa padaku, aku menjawab dengan anggukan.
“tentu saja, mereka sangat dekat. Donghae juga pernah main ke rumah. Geurae?” omma Gyuri terlihat senang.
“geuraeso.” Aku menjawab singkat.
Selama makan malam, aku lebih banyak diam. Aku hanya bicara jika ada pertanyaan yang dilayangkan padaku. Bagaimana bisa, aku dijodohkan dengan gadis yang aku cintai. Tapi aku tak tega merusak kebahagiaan Gyuri bersama Kyuhyun, aku tak akan membiarkan perjodohan ini berlangsung.
“ajeossi, apa ajeossi sudah memberitau Gyuri tentang perjodohan ini?” aku memberanikan diri bertanya.
“anio, kami belum memberitaunya. Tadinya Gyuri akan tau saat ini juga, tapi dia tak bisa ikut. Wae?” jawab ajeossi merasa bersalah pada appa.
“itu lebih baik, karena kami sedang konsentrasi pada lomba dan ujian. Aku tak mau hal ini mengganggu pikirannya.” Terangku pada semua.
“tapi bukankah itu lebih baik?” ajeoma ikut bicara.
“aku sangat mengenal Gyuri. Dia tidak bisa terlalu senang atau terlalu sedih. Itu bisa mengganggu konsentrasinya.”
“araseo, kau sangat mengenal putriku.” Ajeoma mengerti dan dia berjanji tak akan memberitau Gyuri masalah ini. Aku lega, setidaknya aku tidak merusak kebahagiaan Gyuri.
***

Ways of Breaking up

Even if it hurts, pretending that it’s nothing
Even if tears fall, knowing how to hide them
Placing it in one side of the heart
And knowing how to smile as if nothing’s wrong
The way to break up

My heart is growing dim again
The many lingering attacments are pulling down
It will probably be erased, it will probably become faint
We will probably forget each other

My meaningless day will probably pass by
Our one of a kind love is like it never happened
Even if I say I miss you, I can’t ever see you
Even if it hurts, I need to withstand it
This is the way to break up

I’m used to days without you now
Tomorrow will be a little more comfortable
I will forget you little by little
Sometimes I think of you
Only good memories will remain

Only my welled up tears remember you
And there are so many traces of happines
To me, love is such a painful thing
Even if it hurt, I need to withstand it
I will probably forget like this

GyuLine
Dewiku harus bisa seperti itu jika waktunya tiba. Dia harus melupakanku, dia harus tetap tersenyum. Mungkin memang aku terlalu jahat, masuk dalam kehidupannya. Mianhae, mianhae dewi. Jeongmal saranghaeyo.

Gyuri menutup klipingnya, seri terbaru ditanggal 2februari. Gyuri tak pernah cerita bahwa dia tau tentang GyuLine. Gyuri menangis di kamarnya, bagaimana bisa dia melupan Kyuhyun yang begitu dicintainya. Gyuri menangis dan terus menangis hingga dia terlelap. Membawa semua kesedihannya dalam tidurnya.
***

Victoria POV
Aku membantu Kyuhyun menyiapkan pesta ulang tahunnya, dibantu oleh Donghae, Jessica dan Eunhyuk. Kami menyulap bagian penyimpanan buku GyuLine Store untuk dijadikan café. Tempat itu sangat nyaman, dengan jendela menghadap ke longstreet, memperlihatkan keramaiannya.
Kyuhyun sudah bekerja keras hari ini, nanti aku yang akan menjemput Gyuri. Aku meminta tugas itu, sungguh, aku ingin berbincang dengan Gyuri. Dan akhirnya semua mengijinkan.
“sekarang sudah jam 4 sore. Ayo kita segera bersiap-siap.” Suara Jessica terdengar, kami semua segera antri untuk mandi, dan berdandan sebaik mungkin. Aku tak melihat Kyuhyun bicara setelah semua lega karena pekerjaan selesai. Aku takut, dia kambuh lagi. Tiap kali aku bertanya tentang keadaannya, dia selalu bilang dia baik-baik saja.
“victoria, sebaiknya kau menjemput Gyuri sekarang. Sebelum hari gelap.” Pinta Jessica ketika jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. “aku sudah memberitaunya akan ada yang menjemputnya. Dan aku sudah menyuruhnya untuk dandan secantik mungkin.” Jessica memperlihatkan jajaran gigi putihnya. Aku tersenyum dan segera menuju rumah Gyuri.

Author POV
2o menit kemudian Victoria kembali bersama Gyuri. Gyuri mengerutkan keningnya, sejak kapan ada café ini. Victoria memegang tangannya, mengajaknya masuk ke dala café GyuLine. “café dan toko ini milikmu. Namamu ada disini.” Victoria berbisik seraya menunjuk tulisan GyuLine di depan toko itu. Victoria membuka pintu café, mengajak Gyuri memasuki ruangan yang gelap itu.
“sejak kapan disini ada café? Mengapa tempat ini gelap?” Gyuri bertanya sedikit berbisik pada Victoria. Namun Victoria menghilang. Dimana Victoria, Gyuri meraba dalam gelap. Apa-apaan ini?
Tiba-tiba ada sepasang tangan menggenggam tangannya, ada seseorang berdiri dihadapannya. Aroma coklat tercium dari orang itu, Gyuri yang mengetahui itu Kyuhyun, langsung berhambur memeluknya.
“saengilcukae hamnida Kyuhyun-ah!” Gyuri berkata setelah melepas pelukannya.
“Gyuri-ah, jeongmal saranghaeyo.” Kyuhyun mendekatkan bibirnya ke bibir Gyuri, Gyuri membalas ciumannya. Dan
klik!
Lampu menyala, terdengar suara sorak dari keempat sahabatnya. Gyuri melepas ciuman Kyuhyun dan mulai memandang berkeliling. Tempat itu begitu nyaman, ada sofa di sudut-sudut ruangan dengan bantal besar di atasnya. Membuatnya ingin singgah disitu. Meja makan kecil berjajar disana.
“Saengilcukae hamnida, saengil chukaehamnida, saranghaeneun uri Kyuhyun, saengilchukaehamnida.~” serentak semua menyanyikan untuk Kyuhyun, Jessica yang membawa sebuah cake super besar menyerahkan pada Gyuri, dan Gyuri yang berdiri di hadapan Kyuhyun, menunggunya untuk meniup lilin itu.
“make a wish first, oppa.” Jessica berkata, Kyuhyun memejamkan matanya dan kemudian meniup lilin itu.
“ayo, segera potong kuenya!” teriak Eunhyuk sambil menebarkan potongan kertas-kertas kecil di atas kepala Kyuhyun.
Mereka melanjutkan acara mereka dengan makan disana. Semuanya Victoria yang memasak, dia pandai memasak.
“seharusnya kita juga menyuruh Gyuri untuk memasak. Masakannya tak kalah enak dengan ini.” Kata Jessica sambil melahap makanannya. Gyuri tersenyum, dia bersandar dibahu Kyuhyun. Kyuhyun memandang Gyuri sejenak, dia sungguh menyukai gadis itu. Dia mengenakan sebuah dress selutut berwarna biru cerah, rambutnya diurai. Kyuhyun sungguh menyukai setiap penampilan Gyuri. Kyuhyun mengeratkan rangkulannya. Gyuri hanya terdiam, merasa hangat berada dipelukan Kyuhyun.
“sebaiknya kita mengabadikan moment ini.” Jessica berkata, melempar pandangannya pada Eunhyuk.
“mwo? Kau ingin aku yang mengambil foto dan aku tak ada difoto itu?” jawab Eunhyuk menantang. Seketika Jessica mengerucutkan bibirnya.
“ayo kita abadikan moment ini.” Donghae berkata seraya meletakkan camera di depan mereka semua. “kita bisa gunakan mode pewaktu. Ok, 5 detik dari sekarang!” Donghae berlari segera duduk di lantai, di bawah Victoria duduk. Mereka mengambil foto beberapa kali. Hingga akhirnya terhenti karena Jessica yang merengek ingin melihat hasilnya dicamera.
Gyuri menyerahkan sebuah kotak, dia mengulurkan pada Kyuhyun. Kyuhyun menerima dengan senyum mengembang disana.
“itu kado dariku.” Gyuri berkata, dan Kyuhyun membuka bungkusan itu. Di dalamnya terdapat sebuah buku harian dan jam tangan digital. Di jam tangan itu dilengkapi dengan calender. Kyuhyun tersenyum menerima itu.
“aku ingin mulai saat ini kamu menulis kisahmu dibuku itu. Dan jam itu, aku ingin kau mengingatku setiap waktu.” Mata Gyuri berkaca-kaca ketika menjelaskan maksudnya meberi Kyuhyun kado itu. Jessica yang melihat itu menangis di pundak Donghae, Eunhyuk hanya menunduk tak tega melihat sepasang kekasih itu. Victoria tersenyum, melihat Kyuhyun bahagia bersama Gyuri.
“Kyuhyun-ah, saranghae.” Gyuri berkata sambil tertawa bahagia.
“berhenti memanggilku seperti itu. Aku lebih tua darimu.” Kyuhyun berkata sambil menahan tawanya.
“kita lahir ditahun yang sama.” Gyuri mengelak.
“aku lahir dibulan Februari, dan kau Mei. Ara? panggil aku oppa!” perintah Kyuhyun sambil membusungkan dadanya.
“ne, oppa.” Kata Gyuri sambil tersenyum.
Dan tiba-tiba Kyuhyun kembali menciul Gyuri, setelah beberapa saat Gyuri merasakan sesuatu. Bagian atas bibirnya basah, Gyuri melepas ciumannya dan mendapati Kyuhyun berlumuran darah. Dia juga bisa merasakan darah itu, darah yang menempel pada bibirnya. Semua panik, Donghae menyerahkan setumpuk tissue pada Gyuri, Gyuri menyambarkan dan menyumpalkan pada hidung Kyuhyun. Kyuhyun terbatuk, tangannya menutupi mulutnya ketika dia terbatuk. Dan dia mendapati darah ditelapak tangannya. Gyuri yang mengetahui itu berteriak, “ini bukan kambuh biasa. Ayo ke rumah sakit.”
Donghae dan Eunhyuk dengan cekatan mengambil mobil. Jessica membantu Gyuri memapah Kyuhyun, Victoria membawa beberapa selimut dari sofa. “untuk apa?” tanya Jessica melihat apa yang dilakukan Victoria.
“Kyuhyun pasti merasa kedinginan!” victoria menyelimuti Kyuhyun, wajahnya sungguh pucat. Gyuri tak pernah melihat Kyuhyun kambuh separah ini. Gyuri kembali menangis melihat keadaan Kyuhyun.
“oppa, bertahanlah!” kata Gyuri putus asa. Kyuhyun mengatakan sesuatu, tapi tak bisa didengarnya. Ini sudah parah.

Kyuhyun dengan cepat ditangani di IGD. Orangtuanya juga sudah berada disana. Gyuri duduk sembarangan di lantai, Jessica terus membujuknya untuk duduk di atas tapi tek berhasil. Sesekali Donghae juga membujuknya, tapi hasilnya nihil.
Eunhyuk pulang beberapa menit yang lalu karena dicari orangtuanya. Jessica, Donghae dan Victoria bertahan menunggu kabar Kyuhyun disana. Tampang Gyuri sungguh kacau, matanya bengkak terlalu banyak menangis. Ada bekas darah dipipi dan tangnya. Rambutnya sudah tak rapi, dia merasa kedinginan karena hanya memakai dress selutut. Jessica membungkusnya dengan selimut.
“Gyuri-ah, ayo ke kamar mandi, biar aku bersikan bekas darah itu.” Jessica mencoba mendekati Gyuri.
“ani! Kau tau ini darah siapa? Kau mau membersihkannya dari tubuhku? Apa kau gila? Aku tak akan membersihkannya sampai melihat Kyuhyun oppa berdiri dihadapanku!” Gyuri berteriak histeris, dia kembali menangis dan meronta dari pegangan Jessica. Jessica menangis melihat sahabatnya seperti itu. Donghae memeluk Gyuri segera, membiarkannya tenang dipelukannya. Jessica menangis tersedu dipelukan Victoria.
“aku tak akan membersihkannya oppa. Donghae oppa, dimana Kyuhyun oppa. Aku ingin segera melihatnya!” Gyuri menangis sejadi-jadinya. Donghae mengeratkan pelukannya, hatinya teriris melihat orang yang dicintainya seperti itu.
“gwenchanayo Gyul. Kyuhyun baik-baik saja.” Kata Donghae ditelinga Gyuri.
“biarkan Gyuri istirahat disana.” Omma Kyuhyun meminta Donghae membawa Gyuri kesalah satu kamar rumah sakit. Gyuri terbaring lemah disitu. Jessica pulang karena ini sudah larut. Donghae bertahan untuk menjaga Gyuri. Gyuri tertidur disana, dengan bercak darah ditubuhnya.
“Kyuhyun masih belum sadar.” Victoria duduk di sebelah Donghae, “aku tak pernah melihatnya separah ini.” Victoria menahan tangis, Donghae hanya terdiam, tak tau harus bilang apa.

Esoknya Gyuri tidak masuk sekolah, Gyuri duduk disamping ranjang Kyuhyun. Memandang wajah damainya, dia menyerahkan dirinya pada serangkaian alat medis. Appanya yang mengetahui ini hanya membiarkan Gyuri disana. Appanya tak tega melihat putrinya itu, dan untuk kesekian kalinya appanya urung memberitahunya tentang perjodohan itu.
Sekarang sudah jam 2 siang, ini jadwalnya pulang sekolah. Gyuri menyentuh pipi Kyuhyun, “oppa bangunlah. Ayo kita kembali berangkat sekolah bersama.” Kata Gyuri, sebutir air mata menetes dipipinya.
Gyuri memutuskan untuk keluar kamar, dia mendapati Jessica dan Donghae disana. Keduanya tersenyum, “Gyuri-ah!” jessica memanggilnya dengan senyum diwajahnya. Gyuri memeluknya.
“mianhae, aku sudah kasar padamu semalam.” Bisik Gyuri.
“gwenchanayo. Aku mengerti keadaanmu.”
“silyehamnida.” Kata seseorang di belakang Jessica. Semua menoleh ke arahnya. Ada 2 orang siswa kelas XI SMA Kyunghee. Omma Kyuhyun ikut menemuinya.
“aku hanya menanyakan, Cho Kyuhyun harus mengikuti parade dan olimpiade besok. Lebih baik dia latihan sekarang. Semua menunggunya di sekolah.” Kata salah satu dari adik kelasnya tersebut, spontan Gyuri menampar anak laki-laki itu.
“Gyul.” Jessica memekik.
“apa kalian sudah gila? Aku tanya pada kalian. Kalian sudah gila?” Gyuri sangat marah, kedua adik kelasnya tampak takut. “Kyuhyun terbaring tak sadarkan diri dan kau menyuruhnya latihan? Gila!”
“Gyul, menyingkirlah.” Donghae memegangi pundak Gyuri, Gyuri meronta.
“sebaiknya kalian pergi. Kyuhyun sedang sakit, dia tak bisa mengikuti latihan. Lombapun sepertinya dia tak bisa.” Jessica menjelaskan pada kedua anak yang ketakutan itu.
“pergi kalian, jangan pernah kembali lagi. Aku benci kalian.” Donghae dibantu Jessica memegangi Gyuri yang meronta, mencegahnya menyakiti orang lain bahkan dirinya sendiri. Omma Kyuhyun menangis tersedu melihat Gyuri.
Kriiing---kriiing---
Alarm di kamar Kyuhyun berbunyi, mereka segera berlari menuju kamar Kyuhyun. Mereka bisa melihat Kyuhyun mencoba meraih tombol alarm itu sekali lagi. Dia sudah sadar. Dokter dan perawatpun segera masuk menangani Kyuhyun, dan keluarga dipersilahkan untuk keluar.
Ada sesuatu mengembang di dada Gyuri. Harapannya terkabul, Kyuhyun sadar. Jessica ikut bahagia mendengar semuanya. Mereka menunggu dokter keluar dari kamar Kyuhyun. Tak lama kemudian appa dan noona Kyuhyun datang. Mereka meminta ijin dari kantor mereka untuk pulang lebih awal.
Ketika dokter keluar, dokter meminta berbincang dengan orangtua Kyuhyun. Gyuri dan yang lain masuk, ingin melihat Kyuhyun.
Kyuhyun terbaring lemah, wajahnya pucat, namun ada senyum disana. Gyuri mendekatinya, memegang tangannya dan tersenyum padanya.
“aku pikir ini yang terakhir.” Kata Kyuhyun lemah, “aku tak pernh merasakan yang seperti itu sebelumnya. Rasanya seakan aku tak bisa kembali.”
“apa yang kau bicarakan oppa.” Gyuri takut mendengar perkataan Kyuhyun.
“kau akan melihatku besok kan?”
“tidak, kau tak akan pergi.” Tentang Gyuri, dia tau Kyuhyun membicarakan tentang lomba.
“tapi itu impianku, sebelum aku benar-benar pergi untuk selamanya.” Gyuri menangis mendengar pernyataan Kyuhyun. Tak lama kemudian orangtua Kyuhyun datang. Mereka menangis sambil memeluk Kyuhyun.
“apa yang kau inginkan Kyuhyun-ah? Katakan saja!” omma Kyuhyun berkata padanya sambil terus memeluk Kyuhyun. Kyuhyun hanya diam. Dan Gyuri bisa melihat appa Kyuhyun menangis dalam diam, tak seperti biasanya.

***

Gyuri bersiap-siap untuk lomba piano dan menyanyinya, Gyuri menyanyikan lagu My All is In You dengan indah. Ketika semua selesai, Gyuri segera berlari ke ruangan sebelah. Tempat lomba menyanyi, dia menghampiri Kyuhyun di backstage.
“apa olimpiade matematikamu berjalan lancar, oppa?” tanya Gyuri setelah bertemu Kyuhyun.
“tentu saja. Tinggal menyelesaikan yang satu ini.” Gyuri tersenyum dan memberinya semangat.
Gyuri duduk dideretan bangku terdepan. Dia melihat Jessica menyanyi dengan baik. Kemudian MC memanggil nama Kyuhyun untuk naik ke panggung. Kyuhyun terlihat sangat pucat, namun semangatnya terlihat dalam senyumnya. Kyuhyun menyanyikan lagunya, begitu merdu dan baik. Ways of breaking up.
Kyuhyun menyanyikan lagu itu dengan sangat baik, Gyuri menangis mendengar suaranya. Sangat emosional. *saran author, dengerin ways of breaking up ya.*
Tepuk tangan memenuhi ketika Kyuhyun mengakhiri lagunya. Gyuri segera berlari menuju backstage. Dia menemui Kyuhyun, siapa sangka, Kyuhyun mengajaknya keluar.

Kyuhyun mengajak Gyuri ke sebuah taman di dekat situ. Kyuhyun memegang tangan Gyuri begitu erat. Gyuri ingin selamanya bisa seperti ini. Tapi bagaimana lagi, benar-benar tak ada jaminan untuk selamanya seperti ini.
Mereka duduk di salah satu bangku. Kyuhyun mengeluarkan sebuah camera digital. “ayo berpose!” ajak Kyuhyun seraya merangkul Gyuri. Setelah berpuas mengabadikan moment mereka disore musim dingin itu, Kyuhyun mengeluarkan sebuah buku harian dari Gyuri. “aku hanya bisa menulis sedikit dihalamannya. Mianhae.!” Katanya seraya menyerahkan buku harian dan camera pada Gyuri.
“bawa saja, aku mau kau menyerahkan padaku setelah terisi penuh, oppa” Jawab Gyuri.
“sebenarnya aku juga ingin begitu. Minimal bertahan hingga musim semi dan dihari ulang tahunmu. Jika aku bisa, aku ingin bertahan sampai itu.” Kata-kata Kyuhyun membuat Gyuri menangis.
“hajima.” Gyuri menangis sambil memeluk Kyuhyun.
“relakan aku Gyuri-ah. Jebal.” Kyuhyun membalas pelukannya. Kemudian keduanya terdiam. Menikmati indahnya sore dimusim dingin itu. Sampai akhirnya Kyuhyun meminta untuk pulang. Gyuri menuruti permintaannya.
Mereka sampai di rumah Kyuhyun, rumah Kyuhyun berada di belakang GyuLine Store, karena dialah pemiliknya. Victoria sudah berada disitu, ada juga Donghae disana. Kyuhyun meminta waktu berbincang dengan Donghae di kamarnya. Gyuri menunggu di ruang keluarga bersama orangtua Kyuhyun, noona Kyuhyun, Victoria dan ayah Gyuri.
Kemudian secara bergantian mereka masuk kamar Kyuhyun. Omma Kyuhyun menagis hebat setelah keluar dari kamar anaknya. Hingga waktu Gyuri untuk masuk kesana.
Kyuhyun terlihat amat sangat pucat, dia tersenyum melihat Gyuri. Gyuri menghampirinya, dia duduk ditepi ranjang Kyuhyun. Kyuhyun masih memakai jam tangan dari Gyuri.
“sebenarnya aku ingin melihat sampai calender dijam ini berganti tahun. Tapi aku hanya bisa melihatnya berganti hari.” Terang Kyuhyun sambil melihat jam itu.
“kau bisa melihatnya kapanpun kau mau oppa.” Gyuri berkata seraya membelai rambut Kyuhyun.
“Gyuri-ah, kau harus bisa menjadi seperti laguku tadi.”
“aku tak akan bisa melupakanmu. Dan aku tak mau melupakanmu.” Kyuhyun tak sanggup menjawab dan memeluk Gyuri.
“jeongmal saranghaeyo Gyuri-ah.” Bisik Kyuhyun ditelingga Gyuri.
“jeongmal saranghae oppa.” Gyuri membalasnya, tangisnya pecah.
“aku ingin tidur.” Kata Kyuhyun begitu saja. Darah mulai mengucur dari hidungnya. Gyuri   menutupnya dengan jari-jarinya, seperti yang biasa ia lakukan. Gyuri menangis.
“boleh aku tidur sekarang?” tanya Kyuhyun lagi, membiarkan Gyuri sibuk dengan darah yang mengucur dari hidungnya. Gyuri hanya diam tak mau menjawab. Dengan gerakan cepat Gyuri berlari menuju pintu, memanggil appanya agar membantu Kyuhyun. Appanya berusaha keras dengan alat medis yang dibawa dari rumah sakit. Gyuri berada disisi Kyuhyun. Noonanya tak berhenti memanggil Kyuhyun. Omma dan appanya menangis, namun siap dengan kemungkinan terburuk. Jessica baru sampai disana, menangis bersama Victoria melihat keadaan Kyuhyun. Donghae meringkuk di lantai tak tega melihat semua. Appa Gyuri mencoba memicu jantung Kyuhyun dengan alat pemicu jantung. Setelah beberapa menit, Kyuhyun meraih tangan Gyuri. Menyunggingkan senyum tipisnya yang begitu dipaksakan. Gyuri menangis, tak henti-hentinya menatap mata yang membalas tatapannya itu untuk terakhir kalinya. Kyuhyun mengucapkan sesuatu yang tak bisa Gyuri dengar, Gyuri mendekatkan telinganya dimulut Kyuhyun.
“jeo… sa…ra..hae,, Gyuri.” Kyuhyun berhasil menyebut nama Gyuri dengan baik. Gyuri mengangguk tanda mengerti. Gyuri tersenyum mencoba merelakan kepergian Kyuhyun. Kemudian Kyuhyun menutup matanya, dan Gyuri tau, mata itu tak akan pernah kembali terbuka. Gyuri memeluk tubuh Kyuhyun yang terbaring di ranjangnya. Membiarkan tangisnya pecah dipundak Kyuhyun.
“jeongmal saranghae Kyuhyun oppa.” Gyuri berbisik ditelinga Kyuhyun meskipun dia tau Kyuhyun tak bisa mendengarnya. Tapi Gyuri yakin, Kyuhyun tau dia sangat mencintainya.

***

Gyuri merebahkan diri di ranjangnya, dia baru saja pulang dari pemakaman Kyuhyun. Suasana berkabung masih begitu terasa dihatinya. Gyuri mengingat segala kenangannya bersama Kyuhyun, dari masa kecilnya, ketika Kyuhyun bercerita bahwa dia adalah tetangga Gyuri dulu, dimana pertama kali Kyuhyun menciumnya, ketika mereka dihukum berlari lapangan, pada saat Kyuhyun dan Gyuri hanya jalan berdua. Hanya kenangan indah yang ingin dia ingat. Gyuri mengotak-atik camera pemberian Kyuhyun, terdapat berbagai foto. Dan yang paling penting, banyak foto Gyuri dan Gyuri tak pernah tau kapan foto itu diambil.
Gyuri mengamati fotonya, dia ingat beberapa foto, foto dimana Gyuri mengenakan seragam sekolah. Foto itu diambil untuk keperluan OSIS. Dan ada juga foto masa kecilnya, dan anak laki-laki yang ada di sebelahnya adalah Kyuhyun. Gyuri tersenyum, dia ingat masa kecilnya bersama Kyuhyun. Namun Kyuhyun tak lama tinggal di komplek itu, hingga membuat mereka terpisah.
Air mata Gyuri menetes ketika dia melihat foto ketika Kyuhyun ulang tahun, foto ketika mereka bersama, dan yang paling membuatnya menangis sejadi-jadinya adalah foto terakhir Kyuhyun bersamanya di taman. Gyuri mematikan cameranya setelah puas memandanginya.
Gyuri berpindah pada buku harian yang diberinya pada Kyuhyun. Gyuri membuka halaman pertama, ada nama Kyuhyun disitu,juga tertera namanya. Kemudian sebuah tulisan penuh hiasan bertuliskan GyuLine.
Gyuri melihat ada fotonya yang ditempel disitu, Gyuri tersenyum dan membaca beberapa kalimat di bawahnya. Tulisan Kyuhyun tak sebagus dan tak serapi biasanya, namun tulisan itu masih terbaca.

Park Gyuri. The goodes.
Gadis inilah yang selalu aku ingin nikahi. Seandainya aku punya banyak waktu, aku tak akan pernah sekalipun membuatnya menangis. Akan kujaga selalu hatinya, memberinya perlindungan yang tak bisa diberi oleh pria lain.
Namun diwaktuku yang singkat ini, aku tak bisa mencapai impianku. Aku tak bisa terus bersamanya, aku tak bisa memberi perlindungan untuknya. Tapi aku sangat bersyukur ditahun terakhirku, Gyuri bisa menemani hari-hari terakhirku. Setelah aku bersembunyi selama beberapa tahun, aku memberanikan diri untuk mendekatinya. Mungkin ini juga jalan Tuhan, Tuhan telah merancang semua ini untukku.
Cho Kyuhyun, Park Gyuri, GyuLine.

Gyuri membiarkan air matanya bercucuran. Dia membuka halaman selanjutnya.

February 4, 2013.
11pm.

Aku terbangun dari tidurku dan mendapati Gyuri tertidur di sampingku. Kepalanya terkulai di sisi ranjangku, dia terlihat begitu nyaman dengan posisi duduknya. Ada selimut yang membalut tubuhnya, sepertinya omma yang meletakkan untuk melindungi tubuh Gyuri agar tidak kedinginan. Aku membelai rambutnya. Bagaimana bisa aku meninggalkannya.
Sebenarnya aku ingin menggendongnya, membiarkannya tidur di ranjangku, bersamaku. Tapi tubuhku tak mengijinkan niat baikku ini. Aku hanya bisa melihat wajah damainya ketika tidur.
Aku bingung apa yang harus aku tulis dibuku ini. Terlalu banyak yang harus kau tau Gyuri-ah, tapi waktuku tak cukup untuk menceritakan semuanya. Tuhan, aku mulai menitikan air mata, aku sungguh tak sanggup meninggalkan Gyuri. Aku membutuhkan waktu yang  lebih panjang.
“oppa.” Aku mendengar Gyuri mengigau dalam tidurnya.” Apa kau memanggilku Gyuri-ah?” Aku kembali membelai rambutnya memberi ketenangan. Aku harus ikhlas.
Malam itu terasa begitu hangat, dan perlu diingat, malam itu adlah malam musim dingin. Ini benar-benar yang terakhir, aku bisa merasakannya. Aku mengambil sebuah kotak kecil di meja dekat ranjangku, karena aku tak bisa hadir dalam uang tahun Gyuri, aku memutuskan untuk memberinya kado lebih awal. Aku mengaitkan sebuah kalung dengan hiasan huruf G, cukup sulit memakainnya dengan posisi Gyuri yang sedang tertidur. Nanmun aku berhasil melakukannya tanpa membuat Gyuri terbangun.(Gyuri mengecek bagian lehernya, dan menemukan kalung itu. Gyuri tak menyadari ada sebuah kalung dilehernya)
“Gyuri-ah, kau memintaku untuk menulis di buku ini. Tapi sepertinya aku tak bisa memenuhi halamannya. Waktuku tak cukup untuk itu. Aku sungguh ingin menjalani hidupku lebih lama lagi, aku ingin menikmati musim semi dibulan Mei bersamamu. Merayakan hari ulang tahunmu. Tapi kembali lagi, waktuku tak cukup untuk itu. Mianhae Gyuri-ah.”

Februari 5, 2013
8 am

Aku siap untuk menghadapi olimpiade matematika dan parade olah vocal. Aku berharap bisa mendapat juara. “ambil piala itu untukku Gyuri-ah. Pengumuman akan datang seminggu setelah  lomba.”
Aku juga berharap kau memenangkan parade musik Gyuri.
Kyuhyun Gyuri, hwaiting!

1pm
Soal matematika yang cukup rumit. Tapi aku berhasil menyelesaikannya. Parade didepan mata. Aku akan menaklukan panggung itu.

4pm
Aku telah menyelesaikan paradeku. Aku ingin menghabiskan sisa waktuku bersama Gyuri. Aku akan mengajaknya pergi ke taman. Aku berharap, ini bukanlah akhir.
“Gyuri-ah, saranghamnida!”

Tulisan terakhir telah dibaca oleh Gyuri, hatinya begitu senang, sedih, sakit, dan marah. Semua bercampur menjadi satu. Tapi perasaan senang dan sedih mendominasi. Dia senang karena Kyuhyun begitu mencintainya, namun sedih karena orang yang mencintainya tak akan pernah dilihatnya lagi. Gyuri menyambar sebuah bingkai foto di ranjangnya. Foto mereka berdua ketika mereka baru memasuki kelas ekstra. Gyuri ingat, wajah Kyuhyun begitu berwarna waktu itu. Gyuri memeluknya, meluapkan kesedihannya.

Donghae POV
Aku bisa mendengar Gyuri menangis dalam kamarnya, Jungsoo hyung meminta bantuanku untuk menghibur Gyuri yang tak keluar kamar sejak pemakaman Kyuhyun tadi pagi. Orangtuanya juga begitu khawatir. Aku mencoba mengetuk pintunya, namun tak ada jawaban.
“Gyul, bukalah pintunya, kau perlu makan.” Aku bukan orang pertama yang melakukan ini, sore tadi Jessica juga melakukan hal yang sama, tapi Jessica tak berhasil membuat Gyuri menampakkan dirinya.
“Gyul-ah, kajja! Bukalah pintunya.” Aku memohon pada Gyuri. Sudah 30 menit aku berdiri di depan pintunya. Sampai Jungsoo hyung menyuruhku untuk kembali turun dan menyerah. Aku berbalik hendak mengikuti langkah Jungsoo hyung ketika aku mendengar pintu di belakangku terbuka. Aku segera berbalik ingin melihat gadis yang ada dalam ruangan itu keluar. Tapi Gyuri telah menghambur dalam pelukanku, untuk sejenak, dia membuatku sulit bernapas. Gyuri membuat makanan yang kubawakan untuknya terjatuh di lantai. Membuat piringnya pecah.
“Gyul.” Hanya itu yang bisa aku katakan. Gyuri menangis dipelukanku.
“oppa.” Gyuri sesenggukan. Jungsoo hyung membelai rambut Gyuri.
“Gyul, kau butuh makan.” Kata Jungsoo hyung. Nadanya penuh keprihatinan.
Orangtua Gyuri telah ikut bergabung dengan kami. Namun Gyuri tak mau melepas pelukannya. Hingga akhirnya badan Gyuri terkulai lemas, dia pingsan. Seharian dia tak memakan apapun. Segera aku menggendongnya dibantu Jungsoo hyung. Gyuri dirawat oleh kedua orangtuanya. Sekarang dia bisa tidur dengan tenang bersama ommanya.
Aku memutuskan tidur disana. Begitu banyak foto Gyuri bersama Kyuhyun yang tergeletak sembarangan di ranjangnya. Kliping-kliping Kyuhyun berserakan di lantai. Aku merapikannya, dan kemudian mulai tidur di sofa. Aku berharap Gyuri tetap kuat menghadapi semua ini.

***

Author POV
Di ujuang bulan Februari, hawa dingin menusuk hingga ketulang, tak membiarkan siapapun bisa keluar rumah dengan bebas. Setiap hari Gyuri berangkat sekolah bersama Donghae, terkadang Jessica juga ikut menjemputnya.
Gyuri jadi begitu murung sekarang, bayangan Kyuhyun masih belum bisa hilang dari benaknya. Dan ini sungguh menarik simpati, Gyuri yang ceria kini berubah menjadi gadis yang murung.
Sesekali Victoria menjenguk Gyuri ke rumahnya. Victoria selalu bilang Kyuhyun tak akan senang melihat Gyuri seperti ini. Dan suatu sore Gyuri kembali berteriak, “aku tak akan pernah melupakan Kyuhyun oppa! Apa maksudmu menyuruhku melupakannya? Siapa kau? Berani sekali kau bicara seperti itu padaku?” Jessica yang juga ada disana memegangi lengan Gyuri yang meronta, dibantu oleh sopir pribadi Gyuri.
“pergilah Victoria, Gyuri masih belum sepenuhnya pulih. Maafkan dia!” Jessica berkata keras memberi aba-aba pada Victoria untuk segera menjauh. Tiba-tiba tamparan mendarat dipipi Jessica. “ah. Gyuri-ah!”
“mworago? Untuk apa kau meminta maaf padanya? Apa kau seorang pahlawan?” Gyuri berkata pada Jessica, dan Jessica langsung menangis melihat perlakuan sahabatnya.
“Gyuri-yang, sudahlah. Sebaiknya kau istirahat.” Sopir pribadi Gyuri menyeret Gyuri untuk menuju ke kamarnya. Jessica masih menagis disana. Setelah Gyuri bisa ditenangkan, sopir Gyuri mengantar Jessica pulang.

***

“inilah yang aku takutkan. Gyuri menjadi begitu menyedihkan setelah kepergian Kyuhyun. Sebaiknya kita segera memberitahunya tentang perjodohan itu.” Omma Gyuri berkata pada suaminya ketika mereka ada di kamar.
“ini belum saatnya. Gyuri masih belum tenang.”
“kita harus segera memberitahunya. Apa kau tega melihat Gyuri seperti saat ini? Donghae pria yang baik.” Suara omma Gyuri meninggi. Kemudian pintu kamar menjeblak terbuka, Gyuri telah mendengar semua percakapan orangtuanya. Gyuri memasang ekspresi marah.
“apa aku terlihat menyedihkan?” Gyuri berteriak dan kemudian berlari keluar rumah. Dia menyambar dompet appanya yang tergeletak di meja makan. Dan melanjutkan langkahnya keluar rumah. Dia tak menghiraukan teriakan orangtuanya di belakang. Dia segera menaiki sebuah taxi yang kebetulan lewat di depan rumahnya.
“palli! Aku tak punya banyak waktu.” Gyuri memberitahu pada sopir taxi itu. Taxi itu berhenti disebuah pemakaman umum. Gyuri turun dan mulai menyusuri pemakaman itu. Musim semi membuat semuanya indah, pohon-pohon di makam memnegmbangkan bunganya memberi keindahan pada pemakaman tersebut.
Dia berhenti di nisan yang bertuliskan nama Cho Kyuhyun. Gyuri berlutut di depannya. Membersihkan daun-daun kering yang ada di atasnya dengan mata berkaca-kaca.
“oppa, apa aku terlihat menyedihkan? Semua orang memberi perhatian lebih padaku. Apa ada yang salah denganku. Aku hanya tak ingin melupakanmu.” Gyuri membuat gerakan seakan memeluk makam itu. Dia bersimbah di tanah yang kotor. Meletakkan kepalanya di atas tanah dan tertidur.

“eonni, kenapa dongsaeng-mu ikut bermain disini?” Gyuri kecil bertanya pada seorang gadis yang lebih tua darinya.
“dia seumuran denganmu Gyuri-ah.” Kata kakak itu menjelaskan pada Gyuri.
“Kyuhyun imnida.” Kyuhyun kecil mengulurkan tangannya mengajaknya berjabat.
“Gyuri, Park Gyuri imnida.” Gyuri membalasnya. Mereka berjabat tangan, Gyuri sudah terlihat cantik meskipun dia masih 5 tahun. Gyuri sedikit risih dengan Kyuhyun, giginya habis karena terlalu banyak memakan permen coklat. Namun mereka biasa bermain bersama karena Gyuri sering bermain ke rumahnya. Menemui kakak perempuan Kyuhyun yang mempunyai berbagai boneka barbie, Gyuri betah berlama-lama berada di kamar Ahra. Dan Kyuhyun selalu ada di kamar Ahra, melihat gyuri dan kakaknya bermain bersama, terkadang dia juga ikut bermain.

“mwo? Eonni akan pindah? Sebentar sekali kalian tinggal disini.” Kata Gyuri menahan tangis melihat keluarga Kyuhyun berkemas. Mereka akan segera pindah.
“Gyul, kita akan tetap berteman kan?” tanya Kyuhyun pada Gyuri. Yang ditanya hanya mengangguk dan air matanya menetes.

“Gyuri-ah, masuklah.”
“Kyuhyun-ah?” gyuri kaget, namun terlihat lega setelah mengetahui Kyuhyun si pengendara mobil itu.
“syukurlah, kau adalah penyelamat hidupku!” Gyuri berkata sambil menggesekkan kedua telapak tangannya. Dia kedinginan.

“ayo kita mengambil foto bersama.” Kyuhyun memeluk Gyuri. Mereka mengabadikan moment itu. Dimana mereka jalan-jalan di taman hiburan.
“Kyuhyun-ah, ini tempat umum.” Gyuri melepaskan pelukan Kyuhyun yang begitu erat. Namun Kyuhyun tak memedulikan itu. Dia malah mencium bibir Gyuri, dan Gyuri tak menolaknya. Banyak pasang mata melihat mereka. Wajah Gyuri bersemu merah. Dia sangat bahagia.

“aku ingin musin semi segera datang.” Kata Kyuhyun di bangku taman sekolah, wajahnya pucat saat itu.
“aku akan menemanimu menuju musim semi.” Jawab Gyuri seraya tersenyum. Sekolah sudah mulai sepi, mereka berdua sengaja berlama-lama disana. Memainkan salju dengan kaki mereka.
“ara, kau akan menemaniku melewati 4 musim.” Kyuhyun berkata dengan senyum mengembang disana. Kyuhyun menggenggam tangan Gyuri.

Gyuri terbangun dari tidurnya, dia terbaring di ranjang kamarnya yang nyaman. Gyuri memandang berkeliling, dia tak sendirian di kamar itu. Ada seorang laki-laki duduk di ranjangnya, tepat dikakinya. Laki-laki itu tersenyum melihat Gyuri tersadar.
Gyuri tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Kyuhyun tersenyum padanya. Dia mengenakan baju putih, wajahnya begitu berwarna, tak pucat seperti biasanya.
“oppa?” gyuri mengeluarkan suaranya.
“Gyuri-ah.” Kyuhyun bicara, Kyuhyun tampak begitu nyata. Gyuri menegakkan badannya.
“bagaimana ini?” Gyuri tak menemukan kata yang tepat untuk mewakili perasaannya. “kau kembali?”
“ani, aku tak sepenuhnya kembali.” Kyuhyun berkata begitu tenang, senyumnya sedikit memudar.
“wae?” Gyuri bertanya ketika melihat perubahan ekspresi Kyuhyun.
“mengapa kau tak memenuhi janjimu?” tanya Kyuhyun.
“mwo? Janji?” Gyuri mengerutkan keningnya.
“ne, kau janji akan tetap tegar setelah kepergianku. Tapi mengapa kau membiarkan dirimu larut dalam kesedihan?”
“aku sudah bilang padamu. Aku tak akan melupakanmu, dan aku tak mau melakukan itu.” Gyuri protes, Kyuhyun mendekati Gyuri.
“dengar, bukan seperti itu caranya. Aku tau dan aku percaya kau tak akan melupakanku. Tapi bukan seperti ini caranya.” Gyuri ingin angkat bicara, tapi Kyuhyun meletakkan telunjuknya dibibir Gyuri.
“dengarkan aku. Kita tidak akan melupakan satu sama lain, tapi bukalah hatimu untuk seseorang yang mencintaimu. Ara, kau mencintaiku begitu pula sebaliknya. Aku tetap milikmu Gyuri, aku diciptakan untukmu. Aku tetap milikmu meskipun aku sudah jauh darimu. Jangan biarkan dirimu seperti ini!” Kyuhyun menjelaskan dengan sabar, namun tatapan dibalik mata itu begitu penuh peringatan.
“kau tak pernah melupakanku. Aku tau itu.” Kyuhyun memeluk Gyuri, Gyuri bisa mencium aroma coklat khas milik Kyuhyun. Gyuri memeluk tubuh itu erat, seakan ada beban yang terlepas dari pundaknya.
“jalani hidupmu dengan baik. Demi aku Gyuri-ah. Jeongmal saranghaeyo.” Tiba Kyuhyun melepas pelukannya, dan beranjak dari duduknya.
“oppa, kau mau kemana? Jangan pergi.” Gyuri berteriak, mencoba mencapai Kyuhyun yang semakin menjauh.
“aku selalu ada dihatimu fyuri.” Jawab Kyuhyun dengan sejuta senyum disana.
“saranghae, Kyuhyun oppa.” Gyuri berteriak. Kemudian Gyuri membuka matanya, mendapati keluarga dan sahabatnya mengelilingi ranjangnya.
“Gyuri-ah, gwenchanayo?” ommanya memeluknya setelah mengetahui Gyuri membuka mata.
“dimana ini?” tanya Gyuri, suaranya parau.
“ini di kamarmu Gyul, kami menemukanmu tertidur di makam Kyuhyun. Dan kami segera membawamu kembali kesini. Gyul, jangan lakukan ini lagi.”Jessica yang ada di sebelahnya bicara, nadanya sangat khawatir.
“kau mengigau dalam tidurmu. Apa kau bermimpi?” Donghae, Gyuri mencari pemilik suara itu yang ternyata berdiri di samping Jungsoo.
“ani, itu bukan mimpi.” Gyuri bisa mencium aroma coklat memenuhi kamarnya. Gyuri meraih fotonya bersama Kyuhyun, dia tersenyum dan memeluk foto itu.

***

Mei 1, 2013

Aku ingat  kau ingin melewati musim semi dibulan Mei oppa. “bulan Mei sudah tiba oppa!”^_^
Saat ini aku disibukkan dengan persiapan ujian, dan kau tau, pelajaran metematika membuatku gila. Otakku ini tak secanggih otakmu. T_T. tapi ada Donghae oppa yang selalu membantuku untuk bisa mnegerti rumus-rumus menyebalkan itu.
Aku akan jalan-jalan dengan Donghae oppa nanti, ya, dia ingin mengajakku menikmati musin semi di longstreet. Semoga nanti menjadi sore yang indah.
Kyuhyun oppa, aku sudah tau alasan Jessica mengapa dia tak marah padaku karena perjodohan itu. Karena Jess menyukai Eunhyuk oppa. Kkk. Konyol sekali, kau pasti masih ingat dengan mereka berdua yang selalu bertengkar dan membuat kelas ricuh. Jess bilang padaku, memang dulu dia menyukai Donghae oppa, tapi dia sadar bukan dirinya yang Donghae oppa sukai. Hingga akhirnya dia melepas Donghae perlahan dan menemukan cintanya pada Eunhyuk. Manis sekali bukan? Dan kemarin mereka baru jadian, tadi di sekolah, mereka mengenakan tas, dan jaket yang sama. Mereka berdua sungguh konyol. Geurae?
Oppa, aku sudah menjalani hariku seperti biasanya. Donghae oppa selalu menjagaku dengan baik. Tapi tenang, aku tak pernah melupakanmu, karena kau milikku! :*

Gyuri merayakan ulang tahunnya di café GyuLine. Kado dari Kyuhyun masih terpasang baik dilehernya. Dia berkumpul bersama sahabat dan keluarganya, Jessica sahabat yang sangat mengertinya, Donghae yang kini menjadi kekasihnya, Eunhyuk mantan pacarnya yang kini menjadi sahabatnya, Jungsoo kakak aki-laki yang begitu hebat, Victoria gadis yang selalu tenang, Nicole gadis yang selalu bersaing suara dengan Jessica, Krystal adik cantik Jessica juga ada disana dan masih banyak teman-teman lainnya. Bergurau dan bernyanyi bersama. Mereka juga mengabadikan moment itu dengan berfoto.
Setelah hari sudah sore, mereka memutuskan untuk pulang. Namun Gyuri mengajak Donghae ke sebuah taman. Taman dimana dia dan Kyuhyun terakhir keluar bersama. Gyuri duduk di tempat yang sama, musin semi dibulan Mei, dihari ulang tahunnya lebih tepatnya. Hari yang Kyuhyun harapkan bisa dia lewati bersama Gyuri. Gyuri tersenyum mengingat semuanya.
Donghae memegang tanganya, dan Gyuri menyandarkan kepalanya dipundak Donghae. Gyuri bisa mencium aroma coklat sekelebat. Gyuri menyadari, Kyuhyun tau dia bahagia sekarang. Kyuhyun akan selalu ada dalam hatinya.
Donghae memeluknya, Gyuri membalas pelukannya. Keduanya menikmati sore itu, musin semi di bulan Mei.
The End.

Komentar

  1. walaupun kyuhyun pergi...
    tapi endingnya bagus sekali!!

    ahhhhhhh~ GyuLine Forever !!

    BalasHapus
  2. kasian kyuhyun...tp paling gak dia sempet pacaran sama gyuri walaupun sebentar: (
    Gak nyangka endingnya jadi ma donghae..gpp deh donghae cowok baik2 kn...dia jg sayang bgt ma gyuri.rela nglakuin apapun demi kebahagiaan gyuri..ckck gentle bgt. Deh.untung yg dijodohin gyuri donghae..kyuhyun gyuri akan bahagia d dunia selanjutnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah