Langsung ke konten utama

SORRY [fanfic/oneshot]








title: Sorry
cast: Cho Kyuhyun, Park Gyuri, Kang Jiyoung
genre: sad romance,
author: Risandi Putri
oneshot




                “Jiyoung-ah, kau mau kemana?” teriak seorang Ibu pada anak gadisnya yang berlari menjauh darinya.
                “omma, aku pergi sebentar. Aku akan segera kembali.” Balasnya seraya melambaikan tangan pada Ibunya. Ibunya meneruskan perjalanan pulang menuju rumahnya.
                Gadis bernama Jiyoung itu berlari, tak ada yang tau kemana ia akan pergi. Tangannya menggemnggan sekantong plastik berisi makanan. Jiyoung berhenti di sebuah rumah kecil, dia berjalan, membuka pagar kayu, sepertinya ini sudah biasa ia lakukan.
                “Kyuhyun oppa!” Jiyoung berteriak seraya membuka gagang pintu rumah itu. Rumah itu kecil, namun terlihat sangat nyaman. Jiyoung masuk rumah itu tanpa rasa ragu. Mulai dicarinya pemilik rumah itu. “oppa?” panggilnya lagi.
                “ne Jiyoung-ah. Masuklah! Aku di dapur.” Terdengar jawaban dari seorang laki-laki yang sedari tadi dipanggilnya. Jiyoung tersenyum.
                “oppa, kau sedang apa? Aku membawa makanan untukmu.” Kata Jiyoung ceria sambil menyerahkan kantong plastik yang dibawanya.
                “kenapa kau selalu membawa makanan untukku?” Tanya Kyuhyun sambil tersenyum. “sebenarnya ini tak perlu Jiyoung!”
                “aku harus memastikan kau makan setiap pagi. Aku tidak ingin kau sakit.” Jawabnya samabil etrus tersenyum. Kyuhyun mengacak rambutnya kemudian kembali konsentrasi menyiapkan  makanan.
                “apa ini hari minggu? Kenapa kau tak sekolah?” tanya Kyuhyun sambil tetap menyiapkan makanan.
                “ini hari Minggu oppa! Bagaimana kau bisa lupa dengan hari?”
                “benarkah? Aku lupa karena tiap pagi kau selalu membawa makanan kesini. Aku tak pernah ingat dengan hari.” Jawab Kyuhyun. “cepat makan juga. Aku juga harus memastikan kau mengisi perutmu!” sambung Kyuhyun, spontan Jiyoung duduk dihadapan Kyuhyun dan mulai sarapan bersama.

***

                “bagaimana jika Jiyoung itu menyukaimu?” Gyuri bertanya disela cerita Kyuhyun.
                “tidak mungkin. Dia masih kecil, dia baru tahun kedua di sekolah atas.” Jawab Kyuhyun santai tanpa melihat ekspresi kekhawatiran Gyuri.
                “aku harap juga begitu.” Jawab Gyuri pasrah. “sudah dua pekan kau tinggal di rumah barumu, apa tetanggamu baik semua?”
                “ya, mereka sangat ramah. Mereka juga sering membantuku jika aku punya kesulitan. Apa setelah ini kau mau mampir?” Kyuhyun bertanya penuh harap.
                “ah, sepertinya tidak untuk saat ini. Omma masih di rumah sakit. Aku harus menjaganya. Akan ku atur waktu untuk berkunjung ke rumahmu.” Jawab Gyuri mencoba memberi penjelasan. Tersirat sedikit kekecewaan di wajah Kyuhyun, namun ia mencoba mengerti.
                “ayo kita jalan-jalan!” Kyuhyun menarik tangan Gyuri untuk ikut berjalan bersamanya.

***

                “apa benar oppa yang tinggal di rumah itu pacarmu?” tanya teman Jiyoung ketika pulang sekolah melewati rumah Kyuhyun.
                “ah, kami belum pacaran. Aku hanya dekat dengannya.” Jelas Jiyoung.
                “bagaimana kalau sekarang aku melihatmu ke rumahnya. Cepat masuklah!” pinta teman Jiyoung sedikit memaksa. Awalnya Jiyoung ragu, tapi kemudian dia membuka pagar dn menuju pintu depan.
                “oppa! Apa kau ada di rumah?” teriak Jiyoung seraya memencet bel yang tersedia disana.
                “mana oppamu itu?”
                “aku rasa dia belum pulang dari bekerja. Dia sangat sibuk, dia bekerja di penebit buku.” Terang Jiyoung sedikit meledek pada temannya.
                “aku harap kau tak bohong!” jawab temannya ketus.

                ‘BRAKK!’
                Jiyoung menutup pintu kamarnya keras, dia kesal karena tak bisa membuktikan pada temannya bahwa ia dekat dengan Kyuhyun. Kenapa Kyuhyun harus pergi ketika ia ingin mengenalkan temannya? Ini sungguh menyebalkan.
                “oppa! Kau dimana?”teriak Jiyoung dalam kamarnya.
                Jiyoung belum pernah menyukai seseorang. Tapi ketika pertama kali bertemu Kyuhyun, dia langsung jatuh cinta. Melihat tutur katanya, gayanya, senyumnya, semua dia suka dari Kyuhyun. Jiyoung yang memberitahu Kyuhyun dimana letak minimarket terdekat, Jiyoungpun mengantarnya tanpa ragu. Setiap berangkat atau pulang sekolah, Jiyoung selalu memperhatikan Kyuhyun. Hingga Jiyoung hafal jadwal Kyuhyun.
                “Jiyoung-ah! Ada yang mencarimu!” ommanya mengetuk pintu kamarnya.
                “siapa omma? Aku sedang tidak ingin di ganggu!” teriak Jiyoung.
                “temanmu sudah berada di depan kamarmu! Cepat buka!”
                “aaahhh! Siapa omma? Menyebalkan sekali.” Dengan malas Jiyoung menuju pintu dan membukanya. Betapa kagetnya ia melihat Kyuhyun berdiri disana dengan senyum mengembang. “oppa!”
                “apa kau tidak ingin bertemu siapapun?” tanya Kyuhyun jahil.
                “oppa,apa yang kau bicarakan?” Jiyoung salah tingkah dengan perlakuan Kyuhyun.
                “apa kau mau ikut denganku?” tawar Kyuhyun, Jiyoung tersenyum tak tau harus berkata apa. Dia hanya mengangguk.

***

Jiyoung POV
                Aku tak tau apa yang terjadi. Yang pasti aku sangat bahagia. Kyuhyun oppa mengajakku keluar. Ah, kemana dia akan mengajakku  ya? Apa dia ingin mengutarakan perasaannya padaku? Tapi bukankah itu terlalu cepat?
                Angin menerpa wajahku yang kaca helmnya kubuka, suasana sore ini begitu nyaman. Mungkinkah aku gadis pertama yang dibonceng dengan motornya ini? Ah, kurasa aku terlalu berlebihan.
                “apa kau mau makan es krim?” aku mendengar suara Kyuhyun oppa mencoba mengalahkan suara ramaidi jalan.
                “iya, aku mau!” aku berteriak, membuat sebagian orang di jalan menoleh ke arahku.
                “Jiyoung-ah! Berhentilah berteriak!” kata Kyuhyun oppa memperingatkanku. Kemudian kami tertawa bersama.
                Setelah selesaimakan es krim di sebuah cafe. Kyuhyun oppa hendak mengajakku ke toko membeli sesuatu. Tapi ada yang aneh, setelah menerima sebuah telepon yang aku tak tau dari siapa, Kyuhyun oppa menjadi bingung. Matanya berair, dan dia segera mencari sebuah taxi untuk membawaku pulang. Aku tak berani bertanya apa yang terjadi, aku menurut saja.
                “maaf aku tak bisa mengantarmu Jiyoung, aku ada urusan penting.” Kata Kyuhyun oppa kemudian menutup pintu taxi untukku. Aku melihatnya hingga menjadi titik kecil, pergi dengan motornya, tak tau kemana.

Kyuhyun POV
                Aku berlari sepanjang lorong rumah sakit, berharap segera menemukan orang yang kucari. Dan benar saja, dia sedang duduk di lantai, terlihat sangat rapuh. Aku segera menghampirinya dan memeluknya.
                “Kyuhyun-ah!” dia berkata ketika menyadari kehadiranku dan mulai menangis dalam pelukku. “omma...” dia tak sanggup melanjutkan perkataannya dan makin menagis hebat. Aku eratkan pelukanku, mencoba merasakan sakitnya. Aku tak tega melihat Gyuri menangis karena kepergian ommanya, aku sangat bisa memahaminya.
                “Gyuri-ah, kau bisa mengahadapi semuanya. Aku selalu di sampingmu.” Aku berbisik ditelinganya, Gyuri makin memelukku erat, seakan takut aku akan pergi.
                “Gyuri! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau masih berhunungan dengan pria ini!” aku bisa melihat wajah keji appa Gyuri, dia menatap tajam ke arahku, aku balas tatapannya. Dengan keceptan sekitar enam detik, appa Gyuri menarik Gyuri dari pelukanku. Melemparnya ke belakang dan mulai menghantamkan pukulannyaa ke arahku. Gyuri berteriak dan menangis. Aku hanya diam, tak membalas pukulannya. Ini semua demi Gyuri, karena aku sangat mencintainya.
                “appa! Hentikan!” Gyuri mencoba mencegah appanya memukulku, namun tak berhasil. Tubuh appanya yang tinggi tak terselesaikan dengan badan Gyuri yang mungil.
                “kenapa...” dia memukul perutku, “kau terus...” dia kembali memukul perutku, “mengganggu putriku.” Dia menamparku hinggadarah keluar dari tepi bibirku.
                “appa, hentikan. Dia tak pernah menggangguku. Dia pria baik appa.” Gyuri memegang tangan appanya, dengan tujuan berhenti memukulku, tapi percuma.
                “jangan pernah menemui putriku lagi.” Aku mengangkat wajahku untuk menatapnya, dia melayangkan pukulan ke wajahku hingga darah keluar dari hindungku saat ini. Aku merasa sangat pusing dan sakit, tapi aku akan tetap bertahan.
                Aku bisa melihat appa Gyuri hendak memukulku lagi meskipun darah sudah menghiasi wajahku, dengan cepat Gyuri memelukku. Mencoba melindungiku dari pukulan appanya, appa Gyuri yang dalam perjalanan memukulku terpaksa memukul putrinya sendiri yang tiba-tiba memeluk untuk melindungiku. Aku bisa mendengar Gyuri menahan mulutnya berteriak karena rasa sakit dari pukulan itu.
                “Gyuri apa yang kau lakukan! Kenapa kau begitu bodoh! Kau lihat bagaimana hidup pria ini. Dia sudah tak punya orang tua. Bagaimana dia bisa menghidupimu kelak!” appa Gyuri berteriak. Gyuri tak bergerak, dia tetap memelukku dengan erat.
                “akan ku buktikan, Gyuri akan bahagia bersamaku!” dengan susah aku berkata dengan darah yang ada pada mulutku. Aku menatap mata appa Gyuri, bukan tatapan menantang, tapi meyakinkan. Aku mencoba bangkit, membatu Gyuri berdiri dan merangkulnya di depan appanya. Appa Gyuri terlihat sangat marah.
                “sekarang kau pilih! Dengan siapa kau akan hidup. Denganku, atau pria itu!” appa Gyuri berkata tegas. Gyuri bingung mau berkata apa, sungguh sulit mengambil keputusan itu. “jika kau pergi bersamanya, jangan mengambil semua barangmu dan tinggallah bersamanya!” aku mulai melepas tanganku dari pundak Gyuri. Aku sadar, mungkin aku tak pantas untuknya. Aku melepas tanganku, Gyuri terdiam. Dia tak mencoba mencegahku. Mungkin lebih baik dia menuruti kata appanya. Appanya tersenyum, aku mulai berjalan menjauh. Gyuri tetap terdiam.
                Aku sangat mencintaimu. Kalimat itu yang terus ada di pikiranku. Aku sangat mencitaimu Gyuri! Rasanya aku ingi berteriak. Aku meninggalkan Gyuri dalam diam. Appa Gyuri tertawa, sayup-sayup aku mendengar Gyuri berkata, “maafkan aku, appa.”
                Aku bisa mendengar hentakkan sepatu Gyuri berlari ke arahku, aku berbalik dan kembali memeluknya.
                “jangan tinggalkan aku.” Kata Gyuri, aku melihat wajah murka appa Gyuri. Dan aku segera membawa Gyuri keluar dari rumah sakit.

Jiyoung POV
                Aku khawatir dengan Kyuhyun oppa. Ada apa sebenarnya? Besok pagi aku akan pergi ke rumahnya. Dan mungkin ini saatnya aku mengungkapkan perasaanku.

Kyuhyun POV
                “biar aku bersihkan lukamu.” Gyuri menghampiriku yang sedang rebah di sofa. Matanya bengkak karena menangis, namun wajahnya tetap cantik. Dia membersihkan wajahku dengan handuk basah. “semoga bisa cepat sembuh.”
                “kau baik-baik saja?” tanyaku ragu. Dia mengangguk dan tersenyum. Aku menyentuk kepalanya, namun dia berjengit, “auh,” pekiknya. Aku bangkit dari posisi tidurku.
                “sakit.” Jawabnya singkat.
                “biar kulihat.” Aku memegangnya dengan pelan, namun Gyuri tetap memekik, terdapat benjolan disana, akibat pukulan appanya. “kompres dengan air hangat.” Kataku, Gyuri mengangguk.
                “jangan pernah tinggalkan aku.” Kata Gyuri.
                “tak akan terjadi.”

***

                “bagunlah, ini sudah jam 6.” Gyuri membangunkanku, aku mencoba membuka mata dan melihat langit sudah terang. “kau hari ini bekerja?”
                “ah? Kerja? Jam 10 nanti.” Jawabku gamblang karena bangun tidur.
                “cepat mandi, aku akan membuat sarapan untukmu.” Gyuri keluar kamar.
                Aku membersihkan diriku dari bekas darah semalam. Masih ada sedikit bercak setelah dibersihkan Gyuri kemarin. Setelah selesai aku kembali ke kamar untuk ganti baju. Karena ukuran rumahku yang kecil, aku bisa mencium aroma masakan Gyuri yang membuatku lapar. Aku segera menghampirinya ke dapur.
                “Gyuri-ah, aku sudah lapar.” Kataku seraya tertawa.
                “tenang saja, ini sudah siap.” Gyuri meletakkan piring di depanku. “hanya bisa membuat nasi goreng spesial. Karena sepertinya kau belum belanja untuk isi dapurmu.”
                “sekarang itu tugasmu, karena kau istriku.” Celetukku begitu saja. Gyuri diam, aku salah tingkah karena tatapannya. “apa?”
                “apa yang kau katakan? Bisa kau ulangi?” dahi Gyuri berkerut. Deg! Sepertinya memang ini waktunya. Aku berlutut di depannya.
                “Gyuri-ah, sebenarnya sudah sejak lama aku ingin katakan ini.” Aku mencoba mengambil napas, kenapa ruangan ini tiba-tiba kurang oksigen. Aku memegang tanganya, “aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Maukah kau menikah denganku, menjadi instriku, selamanya?” gyuri hanya diam. Kenapa dia selalu diam seperti itu?
                “sebenarnya kemarin aku akan membeli sebuah cincin untukmu, bahkan aku sudah mau mencari dengan Jiyoung. Tapi kemudian kau menelpon karena omma.” Aku mencoba menjelaskan. “maukah kau menjadi....” deg, Gyuri memelukku. Sangat erat sampai aku tak bisa bernafas.
                “Gyuri-ah, bagaimana jika kita berdiri dulu? Sangat sulit berpelukan sambil berlutut.” Gyuri tertawa mendengar perkataanku. “bagaimana? Kau mau?”
                “tentu saja. Aku juga sangat mencintaimu, Kyuhyun-ah.” Jawab Gyuri mampu menusuk hatiku yang paling dalam. Aku sangat bahagia. Aku memeluknya, berteriak bahagia. Menggendongnya dan berputar. Aku sangat bahagia.

Author POV
                ‘braaak’
                “apa ada orang di luar?” Gyuri bertanya seraya mencoba melihat ke depan. Keduanya diam untuk mendengar apa ada orang.
                “tak ada siapapun kecuali kau dan aku.” Jawab Kyuhyun yakin. Kemudian dia menatap Gyuri dalam, kemudian mendekatkan bibirnya pada bibir Gyuri, Gyuri membalas ciuman Kyuhyun.

Jiyoung POV
                Aku sudah menyiapkan makanan dan aku berjalan menuju rumah Kyuhyun oppa. Aku ingin tau apa yang terjadi dengannya kemarin. Aku membuka pintu pagar, aku sengaja tak bersuara untuk memberi kejutan pada Kyuhyun oppa. Aku membuka daun pintu yang tidak di kunci. Namun sayup-sayup aku mendengar suara. Bukan suara Kyuhyun oppa, suara wanita. Siapa?
                “apa yang kau katakan? Bisa kau ulangi?”
                Suara siapa itu. Aku diam, agar mereka tak sadar akan kedatanganku.
                “Gyuri-ah, sebenarnya sudah sejak lama aku ingin katakan ini. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Maukah kau menikah denganku, menjadi instriku, selamanya?” DEG! Aku mendegar Kyuhyun oppa berkata seperti itu. Aku mencoba mengintip, aku bisa melihat Kyuhyun oppa berlutut pada gadis berwajah cantik itu.
                “sebenarnya kemarin aku akan membeli sebuah cincin untukmu, bahkan aku sudah mau mencari dengan Jiyoung. Tapi kemudian kau menelpon karena omma.” Jadi Kyuhyun oppa mengajakku keluar untuk membeli sebuah cincin, cincin untuk gadis itu? Tanpa terasa airmataku menetes. Orang yang aku cintai, mencintai oraang lain. Aku bisa melihat mereka berpelukan, Kyuhyun oppa erteriak. Dia terlihat sangat bahagia. Tak sengaja aku menjatuhkan kotak makanan yang akan ku beri pada Kyuhyun oppa. Mereka menyadari kedatanganku. Aku segera keluar rumah.
                Betapa sakitnya hatiku melihat Kyuhyun oppa mencium gadis itu, aku bisa melihat mereka dari jendela. Mengapa aku salah jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada orang yang salah.
                Aku mencintaimu, Kyuhyun oppa.


END






Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah