Destiny
Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Jung Krystal, Oh Sehun, EXO member, Choi Sulli, Bae Suzy, Jung Eunji.
Pairing: Kai/Jiyoung, Kai/Krystal, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, hurt, sad
Lenght: series
Author: YRP
Dua
orang lelaki itu saling pandang untuk beberapa saat, mencoba memberi
kepercayaan satu sama lain. Kembali membaca membaca surat yang ada di tangan
mereka, terlihat keduanya seakan meyakinkan diri sendiri. Sore yang dingin itu,
di sebuah cafe Tuan Kim dan Tuan Kang bertemu untuk sesuatu di masa depan.
“Aku
sudah berpikir ini matang-matang, kau bisa mempercayaiku.” Kata Tuan Kim
memecah keheningan di antara keduanya dan terlihat senyum diwajah Tuan Kang.
“Aku
pastikan kau juga bisa mempercayaiku.” Tuan Kang terlihat menandatangi kertas
itu, Tuan Kim mengikutinya. Keduanya tertawa kecil.
“Aku
punya sesuatu untuk mengikat mereka, simpan ini dan berikan pada putrimu ketika
dia lahir.” Tuan Kim memberikan sebuah cincin berukuran besar. Tuan Kang
menerimanya dan menyimpannya pada saku mantel. “Ini akan kuberikan pada
putraku.” Sambung tuan Kim.
“Aku
rasa ini hanya sebagai simbol, kau tau ada asas sus servanda yang mengikat
kita. Perjanjian mengikat orang yang terlibat di dalamnya.” Kata Tuan Kang.
“Baiklah,
kita sudah menandatanganinya. Perjanjian berlaku ketika putrimu lahir.”
“Aku
tau, sebaiknya kita segera pulang dan selamat atas kelahiran putramu.” Tuan
kang terlihat bergegas.
“Terimakasih,
sampaikan salamku untuk istrimu agar melahirkan putri yang cantik untuk
putraku.” Keduanya tertawa mendengar itu. Dua pria itu segera pergi dari cafe,
membiarkan hujan sedikit membasahi mereka ketika mereka berlari menuju mobil
mereka masing-masing.
***
18 years
later...
“Oppa, aku
akan segera pindah ke sekolahmu.” Jiyoung bicara dengan begitu ceria pada
Chanyeol yang terlihat sangat kaget mendengarnya.
“Benarkah?
Memang ada apa dengan sekolah lamamu?” Chanyeol bertanya, Jiyoung sedikit
mengerutkan keningnya mendengar reaksi Chanyeol.
“Entahlah,
appa yang menyuruhku untuk pindah kesana. Harusnya kau senang kan aku satu
sekolah denganmu?” Jiyoung memasang wajah kesalnya membuat Chanyeol tersenyum
dan mencubit pipinya.
“Tentu saja,
kau sudah memberitahu Sulli?”
“Stt, jangan
katakan ini pada Sulli. Aku hanya ingin memberinya sedikit kejutan.” Kata
Jiyoung manja dalam rangkulan Chanyeol.
Jiyoung
melihat pantulan dirinya dicermin. Berkali-kali dia berputar untuk melihat
penampilannya. Hari ini dia akan bersekolah di tempat yang sama dengan
kekasihnya, Park Chanyeol dan juga sahabatnya Sulli. Jiyoung tidak akan
bergegas keluar kamar jika ibunya tidak memanggilnya mengingatkan agar dia
tidak terlambat di sekolah barunya.
Pagi itu
Jiyoung diantar oleh sopirnya, Jiyoung sudah tahun kedua di SMA dan sekolah
barunya ini sedikit membuatnya nerveous. Jika saja dia tidak merencanakan
kejutan konyol untuk Sulli mungikin gadis itu bisa menenangkannya sekarang.
Setelah sampai
Jiyoung segera melangkah masuk sekolah barunya, beberapa mata melihatnya.
Jiyoung hanya tersenyum canggung seraya menunduk. Jiyoung tidak tahu dimana
letak kelasnya, Chanyeol sudah berjanji akan menemaninya hari ini, tapi mana?
Park Chanyeol tidak muncul juga, bahkan ponselnya tidak bisa dihubungi.
“Jiyoung-ah!”
dengan jelas Jiyoung bisa mendengar Chanyeol memanggilnya. Jiyoung segera
menghampirinya yang terlihat berkumpul bersama teman-temannya.
“Jadi ini
hyung?”
“Kau tidak
pernah mengenalkannya pada kami.”
“Jiyoung-ah
kesini!” Chanyeol menarik tangan Jiyoung agar lebih dekat dengannya, tidak
menghiraukan perkataan temannya.
“Hai Kang
Jiyoung, selamat datang di sekolah kami!” Baekhyun berkata dengan ceria
padanya. Diantara yang lain, Jiyoung memang hanya mengenal Baekhyun yang dia
tahu adalah teman terdekat Chanyeol. Jiyoung juga beberapa kali bertemu
dengannya.
“Gak usah sok
kenal hyung!” sahut seseorang yang berkulit paling gelap diantara mereka semua.
Jiyoung membelalakkan matanya melihat bocah itu, iya dia!
“Kim Jongin!”
Jiyoung berteriak, Jongin melihat ke arahnya dan tersenyum sekilas.
“Hai!”
balasnya singkat.
“Aku tidak tau
kau kenal Kai.” Chanyeol menatap curiga keduanya.
“Tidak...”
“Lupakan,
tidak penting.” Chanyeol memotong kalimat Jiyoung. “Ini teman-temanku, dia
Baekhyun-kau sudah kenal- yang pendek itu Kyungsoo, terus dia Jongdae, dan yang
tinggi putih itu Sehun, dan ini yang kau sapa tadi, Kai.” semua teman Chanyeol
tersenyum ramah padanya. Jiyoung merasa semua begitu menghormati Jiyoung
sebagai pacar dari teman mereka.
“Salam kenal.”
Jiyoung menunduk pada mereka semua, “Ayo antar aku ke kelas.” Bisik Jiyoung
pada Chanyeol.
“Baiklah, eh,
kelasmu A kan? Nanti kau satu kelas sama Kai dan Sehun. Eh kalian berdua,
baik-baik sama Jiyoung ya!” Sehun menahan dirinya untuk tidak muntah saat itu
juga. “Baiklah, aku antar Jiyoung dulu.”
Dalam
perjalanan menuju kelas Jiyoung, Chanyeol menjaga Jiyoung dalam rangkulannya.
Beberapa pasang mata melihat mereka dengan pandangan tak percaya dan membuat
Jiyoung sedikit risih.
“Sulli-ah!”
Chanyeol berteriak ketika melihat Sulli tak jauh dari mereka. Sulli melihat kearah
mereka tak percaya.
“Jing! Ngapain
kau kesini sama orang ini?” tanya Sulli.
“Aku memakai
seragam yang sama denganmu, aku sudah menjadi siswi di sekolah ini sekarang.”
Jioyung memeluknya membuat Sulli makin bingung.
“Jadi..”
“Iya, akhirnya
kita satu sekolah lagi.” Kata Jiyoung dengan wajah yang begitu ceria.
“Sulli, kau
kelas apa? Kelas A juga? Berarti Jiyoung satu kelas denganmu.” Tanya Chanyeol.
“Bukan, aku
kelas B. Tapi tidak apa-apa, kelas kita sebelahan. Nanti aku akan mengajakmu
keliling. Aigoo, aku tidak bisa percaya ini.” kata Sulli kemudian menarik
Jiyoung masuk dalam kelasnya.
“Oppa, terimakasih,
ketemu isitirahat nanti ya!” Jiyoung melambai pada Chanyeol yang tersenyum
padanya.
“Segitu
senengnya ya satu sekolah sama pacar?” tanya Sulli. Memang, dalam hubungan
Jiyoung dan Chanyeol, Sulli adalah satu-satunya orang yang menantang hubungan
itu. Meskipun tidak menyebutkan alasannya, tapi Jiyoung bisa menerima pendapat
Sulli. Sulli hanya bilang Jiyoung akan tahu sendiri nanti.
“Sudahlah.”
Jiyoung memohon, “Eh, dimana sebaiknya aku duduk?” Jiyoung terlihat bingung
memilih tempat. Tepat ketika itu Sehun dan Jongin masuk, keduanya langsung
menempati bangkunya yang ada di belakang.
“Disini saja,
sebelah Bae Suzy. Dia anak yang baik, lihatlah itu anaknya.” Sulli menunjuk
Suzy yang berjalan ke arah mereka.
“Kau anak baru
itu ya? Hai, aku Bae Suzy.” Gadis itu tersenyum dan menjabat tangan Jiyoung.
“Baiklah, Suzy
titip Jiyoung ya. Bye Jiyoung, aku kembali ke kelas!” Sulli melambai padanya.
***
Sulli dan Suzy
memerhatikan Jiyoung yang terlihat gelisah dan tidak memedulikan makanannya.
Sulli bisa menebak pasti Jiyoung sedang mencari pacarnya itu.
“Kalau
istirahat pacarmu itu jarang ke kantin.” Kata Sulli langsung membuat Jiyoung
terkesiap dan meringis.
“Dimana biasanya?”
tanya Jiyoung.
“Siapa yang
kalian bicarakan?” tanya Suzy tidak mengerti.
“Park Chanyeol
sunbaenim, orang tinggi itu.” Suzy mengangguk tanda mengerti, Jiyoung hanya
tersenyum.
“Sebenarnya
aku tidak lapar. Habiskan makanan kalian selagi aku mencari Chanyeol oppa.” Jiyoung
bangkit dari tempat duduknya.
“Kau tau
dimana dia?” teriak Sulli ketika Jioyung belum jauh.
“Itu ada
Baekhyun oppa, aku akan tanya padanya.” Jiyoung melambai, Sulli hanya membuang
nafas berat. Suzy melihat Sulli seakan mengerti apa yang ada dipikiran Sulli.
“Kau tidak
pernah memberitahunya bagaimana pacarnya itu?” tanya Suzy hati-hati.
“Dia tidak
akan percaya. Biar dia tahu sendiri saja.” Jawab Sulli lirih.
Jiyoung
berjalan mendekati Baekhyun yang terlihat bergurau dengan beberapa anak yang
tidak dia kenal. Jiyoung memanggilnya dan membuat Baekhyun sangat kaget.
“Oh kau? Ada
apa?” tanya Baekhyun ramah seperti biasanya.
“Dimana
Chanyeol oppa? Kau tidak bersamanya?”
“Eh, Chanyeol?
Hmm, dimana dia? Sebentar biar aku menelponnya.” Baekhyun buru-buru mengambil
ponsel disakunya dan menelpon Chanyeol. Jiyoung bisa menangkap ada sesuatu yang
aneh disana, tapi Jiyoung mencoba berpikir positif.
“Kau dimana?
Ah, ya. Aku akan kesana bersama Jiyoung lima menit lagi.” Baekhyun menutup
teleponnya dan tersenyum paksa pada Jiyoung. Jiyoung hanya mengerutkan kening
tanda tak mengerti.
“Kenapa?
Dimana oppa?” tanya Jiyoung lagi, Baekhyun menggaruk belakang kepalanya yang
tidak gatal.
“Ayo ikut
aku.” Baekhyun berjalan, Jiyoung merasa seakan Baekhyun salah tingkah dan
sedikit merasa bersalah. Tapi Jiyoung tidak memikirkan itu.
Baekhyun
membawanya jauh masuk dalam gedung-gedung sekolah mereka yang luas. Mereka masuk
area gedung-gedung lama di bagian belakang, tapi meskipun seperti itu disana
tetap ramai. Jiyoung bisa melihat banyak anak berkumpul hanya untuk saling
menertawakan atau cerita hal seru.
“Disana tempat
kami.” Baekhyun menunjuk salah satu ruangan di sudut, Baekhyun mengajaknya
masuk. Jiyoung agak ragu, tapi kemudian dia lega mendengar Chanyeol memanggil
namanya.
“Jiyoung-ah,
disini!” Chanyeol terlihat memainkan gitarnya di salah satu sofa. Jiyoung
menurut dan duduk di sebelahnya, sekarang Jiyoung sadar bahwa orang-orang
disana adalah teman Chanyeol yang dikenalkan padanya tadi pagi. Tapi ada
beberapa anak yang Jiyoung belum tahu. Seperti gadis itu, gadis yang duduk di
sebelah Jongin. Kepalanya bersandar di pundak Jongin dengan manisnya, sedangkan
Jongin bermain kartu dengan Sehun dan Kyungsoo.
“Oh jadi ini
Kang Jiyoung. Hai, aku Kim Junmyeon tapi kau bisa memanggilku Suho.” Seseorang
menjabat tangan Jiyoung dan tersenyum ramah. Selalu seperti itu, Jiyoung merasa
semua teman Chanyeol begitu menghormatinya. Jiyoung tersenyum membalasnya.
“Itu Suho
hyung. Dan yang lain, kelamaan kau akan mengenal mereka, mereka juga ada yang
sudah kuliah. Kau tau kan sekolah kita ini terusan Universitas. Dan gadis itu
Krystal, kau harus mengenalnya.” Chanyeol memberi penjelasan pada Jiyoung. “Ya!
Jung, kenalkan ini Jiyoung!”
Bukan hanya
gadis itu yang menoleh, tapi juga tiga orang yang asyik sedang bermain kartu.
Jiyoung tersenyum pada gadis itu, siapa sangka gadis berwajah sombong itu
memberikan senyuman tulusnya untuk Jiyoung.
“Hai Jiyoung,
Jung Krystal imnida.” Katanya dengan senyum, Jiyoung tidak pernah berpikir
gadis itu bisa mempunyai senyum tulus. Jongin melirik Kystal yang masih
bersandar dibahunya dengan tersenyum bangga.
“Dia putri
dari teman appaku.” Kata Jongin kemudian melihat Jiyoung sekilas. Krystal
membuat mulutnya membentuk huruf o.
“Dia pacar
Kai, akan lebih baik jika kau akrab dengannya.” Kata Chanyeol membuat Jiyoung
hanya tersenyum dan memilih untuk tetap di samping kekasihnya itu.
***
Sudah satu
bulan Jiyoung menempati sekolah barunya, Jiyoung masih merasa semua baik-baik
saja dan menyenangkan. Jiyoung banyak menghabiskan waktu bersama Chanyeol di
tempatnya dan teman-temannya. Tapi Jiyoung merasa ada yang aneh, Jiyoung
menangkap ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Jiyoung.
“Kang Jiyoung
disini!”
“Jiyoung-ah,
kau ingin makan atau minum sesuatu?”
“Sudah
berhenti mengganggu Jiyoung!”
Jiyoung suka
dengan semua keramahan mereka, tapi entah mengapa Jiyoung selalu merasa
kebaikan mereka berlebihan dan satu lagi, mereka begitu menghormati Jiyoung.
“Jiyoung-ah,
kau tidak ingin pergi menemui Chanyeol?” Kyungsoo bertanya ketika Jiyoung sedang
sibuk mengerjakan tugasnya bersama Sulli dan Suzy.
“Oppa, bisa
kau sampaikan pada Chanyeol oppa aku tidak bisa kesana sekarang? Aku ada
tugas.” Kata Jiyoung cepat.
“Akan aku
sampaikan.” Sulli melihat ekspresi wajah Kyungsoo yang berubah ketika Kyungsoo
meninggalkan mereka.
“Aku heran
bagaimana bisa kau bertahan lama dengan Chanyeol itu!” kata Sulli, Suzy menatap
Jiyoung takut.
“Sulli-ah, aku
tau kau begitu perhatian padaku, dan aku masih ingat semua yang kau katakan
dulu. Percayalah Chanyeol oppa tidak seburuk yang kau bayangkan.” Jelas
Jiyoung, Sulli hanya mengangguk lemah. Ketiganya kembali ke tugas mereka ketika
Krystal masuk ke kelas mereka. Jiyoung mengangkat kepalanya untuk melihat
kemana Krystal, dan sudah dipastikan dia menemui pacarnya yang sedang sibuk
itu.
“Sudah biasa,
mereka pasangan paling romantis versi mereka sendiri.” Sahut Suzy membuat Sulli
terbahak.
“Kenapa?”
tanya Jiyoung tak mengerti.
“Semua orang
disekolah ini tahu, geng pacarmu itu adalah golongan cowok-cowok tampan dan
kaya. Dan asal kau tau, hampir semua siswa disini menyukai Krystal. Mereka
pasangan paling tidak adil di dunia ini.” jelas Sulli panjang lebar.
“Tapi mereka baik,
kau saja tidak mengenal mereka Sulli-ah.” Rengek Jiyoung.
“Ya beberapa
dari dua belas cowok itu memang baik, tapi meskipun banyak yang brengsek.” Kata
Suzy, Sulli kembali terkikik dan keduanya melakukan high five. Jiyoung hanya
menggeleng melihat kelakuan dua sahabatnya itu.
***
Chanyeol sudah
menunggu di depan kelas Jiyoung, karena mereka akan keluar bersama hari ini.
Rencananya Chanyeol akan menemani Jiyoung belanja untuk kebutuhannya. Jiyoung
memasukkan semua bukunya dengan cepat, Suzy melihatnya aneh.
“Kenapa
buru-buru?”
“Chanyeol oppa
udah nunggu. Sampaikan salamku pada Sulli ya!” Jiyoung melesat dengan cepat
kelaur kelas dan menyambut pacarnya yang terlihat tampan dengan topinya.
“Oppa!”
panggil Jiyoung membuat Chanyeol segera melingkarkan lengannya di pundak
Jiyoung. Seperti biasa, begitu banyak mata yang melihat mereka. Sepopuler apa
kekasihnya itu hingga Jiyoung masih saja mendapat tatapan padahal sudah satu bulan
dia sekolah disini.
Chanyeol
mengantar Jiyoung untuk membeli segala kebutuhannya. Dengan sabar mengikuti
langkah gadis itu kesana kemari mencari apa yang dia perlukan. Chanyeol
sesekali mengacak rambut Jiyoung, entah mengapa melihat gadis itu bisa membuatnya
senang. Setelah selesai, mereka segera keluar dar super market.
“Sudah? Tidak
ada yang kau perlukan lagi?” tanya Chanyeol seraya membawa semua belanjaan
Jiyoung.
“Aku rasa
cukup, kau tak ingin makan? Ini sudah sore.” Tawar Jiyoung, tapi Chanyeol segera
mengerutkan keningnya.
“Maaf Chagi,
tapi oppa harus segera pulang sekarang. Kita makan lain kali saja ya. Biar aku
mengantarmu pulang sekarang juga.” Chanyeol menggiring Jiyoung agar segera
masuk dalam mobil. Jiyoung sedikit kecewa dengan penolakan Chanyeol, tapi
memang sejak di sekolah yang sama dia banyak menghabiskan waktu di sekolah.
Jadi itu sedikit membuat Jiyoung mengerti.
Chanyeol
menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Jiyoung. Memandang wajah gadis yang
terlihat sedikit kesal itu.
“Aku hutang
makan siang padamu.” kata Chanyeol seraya menatap Jiyoung lekat.
“Bagus kau
sadar.” Jiyoung memperlihatkan giginya yang putih. “Hati-hati di perjalanan
pulang. Segera hubungi aku jika sudah sampai rumah.” Jiyoung mengambil semua
belanjaannya di belakang. Jiyoung hendak membuka pintu mobil ketika Chanyeol
dengan cepat menahannya, menatap Jiyoung lekat kemudian tersenyum dan
mempertemukan bibir mereka.
“Kau boleh
keluar!” Chanyeol menjauhkan wajahnya dan melihat wajah merah Jiyoung. Jiyoung
melambai dan segera keluar. Menunggu mobil Chanyeol hilang di kelokan dan dia
segera masuk.
***
“Bukankah ini
sudah waktunya kita memberitahu mereka?” tanya tuan Kim pada sahabatnya yang
menyeruput kopi panas.
“Yah, aku rasa
mereka sudah harus tahu. Meskipun aku berpikir mereka masih anak-anak.”
Jawabnya.
“Mereka sudah
18 tahun, sesuai perjanjian. Kita hanya akan memberitahu mereka, pernikahan
bisa dilakukan kapan saja selagi kita masih ada.” Tuan Kim tersenyum sendiri
membayangkan putranya bersanding dengan putri sahabatnya.
“Aku ingin
segera memberitahunya, karena aku merasa kesehatanku tidak begitu baik
akhir-akhir ini....”
***
“Suzy,
Jiyoung! Kalian mau mengantarku mengembalikan buku inikan? Aku terlambat
mengembalikannya, kalian harus menemaniku menemui iblis itu.” Sulli sudah
berada di kelas mereka dengan membawa dua buku paket tebal milik perpustakaan.
“Aku harus
mengumpulkan tugas ini.” jawab Suzy dan Jiyoung bersamaan.
“Jiyoung, kau
sahabatku yang paling baik. Kau mengumpulkan sendiri tidak masalah kan? Biar
Suzy menemaniku.” Sulli memohon dan Jiyoung hanya mengangguk menjawabnya. Sulli
langusng menarik tangan Suzy untuk berlari bersamanya. Jiyoung mengambil buku
Suzy dan segera berjalan ke ruang guru.
“Kang Jiyoung,
kau tidak menemui Chanyeol?” Baekhyun menyapanya, ada Kyungsoo dan Jongdae di
belakang mereka.
“Aku harus ke
ruang guru, sepertinya aku tidak kesana hari ini.” jawab Jiyoung tak kalah
ramah. Ketiga teman Chanyeol itu tersenyum penuh arti.
“Kang Jiyoung,
boleh aku titip ini? Kau ke ruang guru kan?” Sehun menyerahkan buku tugasnya
dan Kai. Jiyoung tersenyum dan segera mengambilnya. “Terimakasih.” Kata Sehun
kemudian berlari mengikuti Baekhyun, Kyungsso dan Jongdae.
Setelah
selesai mengumpulkan tugas, Jiyoung sengaja menunggu Sulli dan Suzy di kantin.
Jiyoung hanya memesan minuman sembari menunggu dua sahabatnya itu, memerhatikan
setiap orang yang ada disana. Sampai matanya menatap sosok Jongin yang terlihat
begitu malas, tapi mata Jongin dengan cepat berubah penuh semangat ketika
Krystal menghampirinya. Jiyoung tersenyum, meskipun tidak bisa dibilang dekat
dengan Jongin, tapi Jiyoung tau Jongin sejak dia kecil. Hanya saja Jiyoung dan
Jongin tidak banyak bicara satu sama lain.
“Tapi aku
merasa kasihan pada anak baru itu, sejak kapan dia pacaran dengan Chanyeol?”
Jiyoung mendengar seseorang bicara. Jiyoung segera menajamkan telinganya karena
itu sesuatu yang berhubungan dengannya.
“Aku juga
begitu, dia begitu cantik dan baik. Sayang sekali dia tidak tahu apa-apa
tentang..”
“Stt, dia ada
disini.” Jiyoung pura-pura sibuk dengan minumannya, tiga orang gadis yang
Jiyoung yakin sunbaenya itu terlihat takut. Tapi Jiyoung pura-pura tidak
mendengar apapun. Karena merasa Sulli dan Suzy tak segera datang, Jiyoung sudah
mulai tidak suka dengan suasana disana. Jiyoung memilih pergi untuk menemui
Chanyeol.
“Jiyoung! Kau
disini!” Sehun terlihat kaget dengan kedatangan Jiyoung, semuanya ikut
memerhatikan Jiyoung yang sedang tersenyum pada mereka semua.
“Aku mencari
Chanyeol oppa, dia disini?” Jiyoung menengok ke dalam.
“Dia tidak
disini sejak tadi, aku juga tidak melihatnya.” Sahut Jongdae, “Kalian tau dimana
dia?” semuanya menggeleng. Jiyoung menelan ludah kecewa.
“Oh, baiklah.
Sebaiknya aku kembali ke kelas saja.” Jiyoung menunduk pada mereka semua.
Jiyoung jadi curiga, kenapa mereka semua terlihat begitu merasa bersalah pada
Jiyoung. padahal Jiyoung tidak mempermasalahkan Chanyeol yang sedang tidak
dengan mereka.
***
“Sampai kapan
kau akan terus seperti ini hyung?” tanya Sehun tegas ketika Chanyeol muncul dari
kamar yang ada di ruangan itu dengan rambut yang berantakan.
“Apa
maksudmu?” kening Chanyeol berkerut, Sehun membuang muka.
“Kau harus
menghentikan semua ini. Kami tidak bisa seterusnya membantumu, sekarang Jiyoung
sudah ada di sekolah ini dan itu semakin sulit.” Luhan memberi pendapatnya,
Chanyeol membuang nafas berat.
“Aku tau, tapi
aku benar-benar tidak bisa melepas Jiyoung.”
“Kalau begitu
tinggalkan Eunji!” kali ini Kai yang bicara dengan keras.
“Aku juga
tidak bisa melepasnya. Dia bisa mengerti aku dengan baik.”
“Apa Jiyoung
tidak mengerti dirimu dengan baik? Dia bahkan lebih mengerti dirimu daripada
kau mengerti dirimu sendiri hyung!” tidak ada yang menyangka Kai bisa semarah
itu, Kyungsoo menyuruh Kai agar tidak dekat-dekat dengan Chanyeol. Suho mencoba
melerai mereka agar tidak sampai terjadi perkelahian.
“Sudah,
sebaiknya kau pikirkan ini. Ingat, kami tidak bisa terus membantumu. Aku tidak
tega pada Jiyoung.” Suho mendorong Chanyeol agar mau duduk di sofa.
Chanyeol
mencoba mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi dan sangat rumit. Dia lebih
dulu mengenal Eunji, gadis yang begitu berbeda dengan Jiyoung. Eunji tidak
sefeminin dan kelakuannya tidak semanis Jiyoung, tapi justru itu yang membuat
Chanyeol menyukainya. Sedangkan Jiyoung, dia mengenal Jiyoung ketika Jiyoung
rajin menjemput Sulli pulang sekolah dulu. Chanyeol benar-benar menunggu
kesempatan agar bisa berkenalan dengan Jiyoung, dan siapa sangka dia bisa
menjadi pacarnya.
Jiyoung
benar-benar membuat hari Chanyeol berwarna, gadis itu selalu punya cara untuk
membuatnya tertawa. Dari keceriaannya, kelembutannya, semuanya Chanyeol suka.
Tapi sampai pada situasi serumit ini, Chanyeol tidak pernah membayangkannya.
***
“Bagaimana
dengan sekolah baru? Kau sudah bertemu Jongin, sayang?”appanya bertanya ketika
keluarga Jiyoung makan malam. Jiyoung segera menelan makanannya dan menjawab.
“Baik, sekolah
yang bagus. Aku juga senang karena bisa satu sekolah dengan Sulli lagi. Ehm,
Jongin, yah kami satu kelas.” Jelas Jiyoung, kedua orangtuanya tersenyum.
“Apa kalian
dekat?” pertanyaan Ibunya membuat Jiyoung mengerutkan kening dan berhasil
ditertawakan oleh kedua kakaknya.
“Tidak, aku
hanya beberapa kali mengobrol dengannya. Dari awal kami memang tidak begitu
akrab.” Jawab Jiyoung seraya menggelengkan kepalanya.
Dan pada makan
malam keluarga lain juga terjadi hal serupa.
“Jongin, aku
dengar Jiyoung pindah ke sekolahmu?” tanya ayahnya, Jongin mengangguk sambil
terus melahap makanannya.
“Baik-baik
dengan Jiyoung. Bantu dia jika perlu bantuan.” Ibunya menambahi.
“Jongin tidak
akan berani berdekatan dnegan Jiyoung, nanti Krystal bisa marah.” Goda kakak
perempuannya membuat Jongin seketika memukul lengannya. “Ouch!”
“Noona!” kata
Jongin penuh peringatan.
“Kau sudah
punya pacar?” tanya Ayahnya khawatir. Jongin hanya meringis.
“Ya, Jongin
baru saja—aduh!” lagi-lagi kakaknya mendapat pukulan dari Jongin.
“Noona,
berhentilah mengurusi semua urusanku!” Jongin berkata kesal, kakaknya tertawa
seraya menahan sakit akibat pukulan adiknya.
***
“Jongin, akhir
pekan ini kita akan berkunjung ke keluarga Kang, dan kau harus ikut!” Ibunya
berkata pada Jongin yang sedang asik menonton film dengan kakaknya.
“Omma, aku
harus kerja kelompok. Sepertinya aku tidak bisa ikut...” rengek Jongin.
“Alasan, kau
tidak mau membatalkan acara jalan-jalanmu dengan Krystal kan?” tuduh kakaknya.
Jongin hanya menatapnya dingin.
“Omma tidak
mau tau, kau harus ikut. Semuanya harus ikut!” Jongin membuang nafas berat
membuat kedua kakak perempuannya terbahak.
“Jiyoung apa
yang kau lakukan di dalam? Cepat turun paman Kim sudah datang.” Jiyoung segera
bergegas turun mengikuti kakaknya. Dia bisa melihat Jongin ada disana, mencoba
memberi senyum yang sangat terlihat terpaksa. Jiyoung baru sadar, sudah lama
Jongin tidak berkunjung ke rumahnya.
Jiyoung
memberi salam pada keluarga Kim, paman Kim merupakan sahabat ayahnya. Acara
seperti ini sudah sering terjadi sejak dulu, hanya saja Jiyoung jarang ikut
dengan berbagai alasan, entah itu
mengantar Sulli, kerja kelompok, banyak tugas dan lainnya.
Para ayah
mengobrol di teras belakang rumah Jiyoung, para Ibu terlihat asik memasak dan
membuat sesuatu di dapur. Kakak pertamanya dan kakak pertama Jongin dengan
senang hati membantu ibu mereka. Sedang kakak kedua Jiyoung dan Jongin sudah
berada di dalam kamar dengan semua kebisingan yang mereka buat, selamah itukah
mereka tidak bertemu? Lalu Jiyoung? Jiyoung sedang menatap lurus pada benda
persegi bernama TV, Jongin yang duduk tak jauh darinya melakukan hal yang sama.
Tidak ada perbincangan diantara mereka, selalu seperti itu.
Mungkin dulu
ketika mereka sama-sama masih sangat kecil, keduanya bisa asyik bermain. Tapi
berbeda sejak mereka sudah beranjak besar, mereka tidak punya topik seru yang
bisa dibicarakan bersama. Bahkan sekarang ketika mereka sudah menuntut ilmu di
sekolah yang sama, dan bahkan kelas yang sama, keduanya memilih untuk diam.
Jiyoung yang
merasa bosan beranjak dan naik tangga hendak menuju kamarnya, ketika kakak
keduanya berteriak.
“Jiyoung, kok
ninggalin tamu sih? Ajak Jongin ke atas juga!” gertaknya, kakaknya membawa dua
gelas minuman dingin kemudian kembali ke kamarnya. Jiyoung menoleh untuk
melihat Jongin yang ikut salah tingkah.
“Ikut saja,
daripada aku kena marah lagi.” Jiyoung mulai menaiki tangga, dia tidak yakin
Jongin akan mengikutinya. Tapi, Jongin berjalan di belakangnya.
Jiyoung
membuka kamarnya, awalnya Jiyoung ragu untuk mengajak Jongin masuk kamar.
Jiyoung membuka pintu balkon supaya Jongin bisa bersantai disana, tapi Jiyoung
tidak bisa menemukan Jongin.
“Eh?
Jongin-ah, kau dimana?” Jiyoung berteriak dan menemukan Jongin masih berdiri di
depan pintu kamarnya. “Masuk saja!”
“Maaf.” Jongin
melangkah masuk dan mulai memperhatikan isi kamar Jiyoung. “Sangat berbeda dari
aku terakhir kali masuk kesini.”
“Kau berbicara
seperti seakan kau pernah masuk kamarku.” Jiyoung tersenyum.
“Memang begitu
kan?” Jongin tanya balik dan memilih membuka laptop Jiyoung dan menghidupkannya
tanpa minta ijin pemiliknya.
“Hei hei...”
Jiyoung hendak merebut laptop yang ada di meja belajarnya ketika layarnya
menunjukkan fotonya bersama Chanyeol.
“Hmm...”
Jongin tidak ambil pusing, dia segera membuka game.
“Aku yakin
Krystal pasti juga menyimpan banyak foto kalian berdua.” Kata Jiyoung, entah
mengapa dia cukup malu dengan foto tadi.
“Memang, dan
aku benar-benar tidak mengerti kenapa semua gadis begitu.” Katanya tanpa
melepas pandang dari gamenya.
Jongin
terlihat asyik bermain, sedang Jiyoung sibuk dengan ponselnya. Sudah beberapa
kali Jiyoung menghubungi Chanyeol tapi tidak ada jawaban. Kai melirik ke arah
Jiyoung sesekali, wajah Jiyoung terlihat muram saat ini.
“Oppa!.... Ah?
Begitu, baiklah... Hubungi aku jika waktumu sudah luang.” Jiyoung segera
memutus teleponnya, Kai yang memerhatikan seakan mengerti apa yang terjadi.
“Kenapa
Chanyeol hyung?” tanyanya, Jiyoung hanya membuang napas berat.
“Bukan
apa-apa.”
“HEI ADIK!”
tiba-tiba kakak kedua dari mereka sudah masuk kamar Jiyoung.
“Kami punya
kabar untuk kalian, sepertinya kalian akan dijodohkan.” Kata kakak Jiyoung.
“Akan sangat
menyenangkan punya adik seperti Jiyoung.” kakak Kai memeluk Jiyoung sekilas.
“Apa yang kau
bicarakan.” Kai berkata malas, Kai heran kenapa kakaknya yang satu itu tidak
berhenti berulah.
“Tapi
masalahnya Jing sudah punya pacar.” Kakak Kai membulatkan matanya, “Itu, coba
lihat fotonya.” Kedua kakak itu memerhatikan foto Jiyoung ketika bersama
Chanyeol.
“Hmm, tampan.
Tapi sebenarnya Jongin juga punya pacar. Intinya mereka berdua sudah punya
pacar masing-masing, ya aku doakan kalian segera putus.” Kata kakak Kai santai.
“Noona!!!”
“Eonni!!!” Kai
dan Jiyoung berteriak, membuat kakak mereka terkikik.
“Aku tau kau
hanya bercanda, tapi jangan mendoakan yang tidak-tidak. Kau cemburu kan noona,
gara-gara aku lebih sering mengantar Krystal daripada mengantarmu!” tuduh Kai
dan kakaknya masih tertawa.
“Terserah kalian
saja, aku juga tidak yakin dengan apa yang aku dengar tadi.” Kakak Jiyoung
menarik tangan kakak Kai agar segera pergi dari sana. Jiyoung dan Kai saling
tatap sesaat, kemudian tersenyum pahit.
“Kenapa anak
kedua dari keluarga kita sama-sama bodohnya.” Kata Jiyoung seraya kembali fokus
pada ponselnya.
***
“Oppa kau
dimana?”
“Jiyoung, oppa
masih di lab. Kau stirahat dengan Sulli dan Suzy saja ya!” Jiyoung membuang
napas ketika sambungan teleponnya terputus.
“Jiyoung, kau
ikut kami ke kantin atau tidak?” tanya Sulli.
“Aku akan
menyusul kalian nanti.” Jawabnya, Sulli melambai dan segera menghilang bersama
Suzy. Jiyoung merasa hubungannya dengan Chanyeol semakin jauh sekarang. padahal
dia tau mereka satu sekolah sekarang.
Jiyoung
memutuskan untuk berkeliling sekolah sendirian. Dia berbelok ke sebuah koridor
sepi, untung saja Jiyoung membekap mulutnya sehingga suaranya tidak terdengar.
Dia melihat Kai dan Krystal sedang berciuman. Jiyoung segera pergi dari sana
sebelum pasangan itu menyadari keberadaannya dan membuat mereka terganggu.
“Kang Jiyoung,
apa yang membuatmu berlari seperti itu?” tanya Baekhyun ketika mereka
berpapasan.
“Eh, tidak.
Hanya aku melihat sesuatu yang tidak biasa. hehe”
“Hantu?”
“Bukaaan...”
seraya menggeleng.
“Lalu?”
“Sudahlah, aku
terlalu malu untuk mengatakannya. Oppa, jadi kelas 3 sudah selesai dari lab?”
“Lab? Kami
tidak ada jadwal lab hari ini.” jawab Baekhyun santai tanpa memikirkan apapun,
seketika kening Jiyoung berkerut.
“Kau tidak
bohong kan?”
“Untuk apa aku
bohong, tidak ada untungnya juga kan... huup!” Baekhyun membekap mulutnya
dengan cepat. Dia ingat ini pasti berhubungan dengan Chanyeol, bagaimana bisa
dia lupa tentang sesuatu yang harus dia jaga.
“Baiklah...”
Jiyoung menangkap ada yang salah dari wajah Baekhyun, Jiyoung segera ke tempat
biasa Chanyeol bersama teman-temannya. Baekhyun mengikutinya dari belakang
mencoba membujuknya agar tidak kesana, tapi entah iblis mana yang sudah
merasuki Jiyoung sehingga dia tidak menggubrisnya.
Jiyoung
langsung masuk dan membuat seisi ruangan kaget sekaligus panik. Jiyoung segera
masuk ke sebuah kamar disana, dalam perjalanan menuju sana entah berapa suara
yang melarangnya.
“Kang Jiyoung,
kenapa kau disini tanpa memberitahu kami?”
“Jiyoung
disana tidak ada apa-apa!”
“Jiyoung, sebaiknya
kau tidak kesana!”
Braaaak!!!
Pintu
menjeblak terbuka dan memperlihatkan dua orang sedang berciuman dengan
panasnya. Jiyoung membekap mulutnya , tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Airmatanya langsung jatuh melihat kekasihnya sedang memeluk dan mencium gadis
lain.
“Jiyoung!”
Chanyeol segera melepas Eunji dan menghampiri Jiyoung. Semua yang ada disana
hanya bisa diam, bahkan untuk bernafaspun mereka takut.
“Jadi seperti
ini pelajaran labmu?” tanya Jiyoung disela tangisnya.
“Bukan seperti
itu, aku bisa jelaskan....”
“Aku pergi.”
Chanyeol dengan cepat menangkap tangan Jiyoung, Eunji hanya bisa diam seraya
melihat Jiyoung yang menangis hebat.
“Tolong
lepaskan.” Kata Jiyoung penuh penekanan.
“Dengarkan
dulu....”
“Lepaskan dia
hyung!” Kai muncul, menarik Jiyoung dari genggamannya. Kemudian dengan cepat
Krystal menarik Jiyoung dan mengajaknya keluar dari sana. Jiyoung bisa melihat
Chanyeol hendak mengikutinya ketika Krystal mengajaknya keluar dan menjauh dari
sana.
Krystal mengajak
Jiyoung ke tempat dimana dia berciuman dengan Kai tadi. Jiyoung hanya menangis
dan terus menangis. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang dia alami saat
ini.
“Apa kau sudah
tau tentang ini sebelumnya?” tanya Jiyoung di sela tangisnya, Krystal hanya
mengangguk seraya menepuk pundak Jiyoung pelan.
“Kenapa bisa
seperti ini?” Jiyoung mengeluh, dia benar-benar merasa hatinya sedang hancur
sekarang. dia tidak habis pikir Chanyeol akan melakukan itu padanya.
“Semuanya sudah
terjadi sebelum kau pindah ke sekolah ini. Maaf aku tidak memberitahumu tentang
semua ini, yang kau tau kau sangat menyukainya dan aku yakin kau tidak akan
percaya dengan apa yang aku ceritakan.” Jelas Krystal.
“Sulli sudah
mencoba memberitahuku sebelumnya, tapi aku tidak pernah mendengarnya.” Jiyoung
kembali larut dalam tangisnya, Krystal hanya diam dan memeluk Jiyoung.
***
Selama di
kelas Jiyoung hanya diam, berapa kalipun Suzy bertanya apa yang sedang terjadi,
Jiyoung hanya menggeleng dan bilang dia akan menceritakannya nanti. Sedang Kai
dan Sehun memerhatikan Jiyoung dari belakang. Bagaimanapun mereka merasa
bersalah pada Jiyoung. gadis ceria dan baik itu, secara tidak langsung mereka
juga menyakitinya karena membantu Chanyeol selama ini.
Ketika bel
pulang sekolah berbunyi, Sulli dengan cepat masuk ke kelas Jiyoung dan segera
memeluknya. Suzy makin dibuat bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi.
“Aku sudah tau
semuanya. Kau harus kuat, aku tidak ingin melihatmu menangis karena si bodoh
itu!” kata Sulli dan lagi-lagi membuat airmata Jiyoung jatuh. Perlahan Suzy
mengerti ini pasti ada hubungannya dengan Chanyeol. Perlahan Suzy juga ikut
menyemangati Jiyoung.
“Jiyoung!” mereka
bisa mendengar suara serak Chanyeol memanggil Jiyoung, tak lama kemudian mereka
bisa melihat sosok itu masuk ke dlaam kelas dan menghampiri Jiyoung. semua mata
tertuju pada mereka.
“Jiyoung, kau
harus mendengar penjelasanku. Aku mohon dengarkan aku dulu.” Chanyeol berlutut
seraya menggenggam tangan Jiyoung yang masih menangis. Sulli mendorong Chanyeol
agar menjauh dari Jiyoung.
“Sudah jangan
mengganggunya lagi! Belum puas kau membuatnya menangis?” kata Sulli kasar penuh
kebencian.
“Maaf aku
salah, tapi biarkan aku menjelaskan semuanya dulu.” Chanyeol masih bersikeras
untuk mendapatkan Jiyoung yang sekarang dipeluk Suzy.
“Sudahlah
sunbae, biarkan Jiyoung memiliki waktu sendiri.” Kata Suzy, Sulli segera
menarik Jiyoung agar keluar dari kelas dan diikuti oleh Suzy. Jiyoung bahkan
tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia benar-benar kacau saat ini. Chanyeol
menyerah, dia membiarkan Jiyoung pergi, untuk kali ini saja.
Sulli tidak
berhenti mengucap sumpah serapah untuk Chanyeol, sedang Suzy lebih
memperhatikan Jiyoung yang menangis dalam diam.
“Kang Jiyoung!”
seseorang memanggilnya. Oh Sehun, dengan tas ransel yang hanya menggantung
malas di satu lengannya seakan sudah menunggu kedatangan mereka.
“Apa lagi ini,
kau tidak berniat membantu Park Chanyeol itu kan?” tanya Suzy ketus.
“Kenapa kau
jadi menuduhku seperti itu, aku hanya menawarkan tumpangan pada Jiyoung. Kang
Jiyoung, jika kau mau biar aku mengantarmu pulang. Aku tau tentang Chanyeol
hyung, dan aku sangat menyesal dengan itu.” jelas Sehun, Sulli dan Suzy menatapnya
tak percaya.
“Kau mau
pulang dengan orang ini?” tanya Sulli pada Jiyoung.
“Terserah
saja.” Jawab Jiyoung lemah, tidak benar-benar memikirkan apa yang sedang
terjadi disana.
“Aku akan
mengantarnya dengan selamat sampai rumahnya. Kalian berdua tidak perlu
khawatir. Ayo Kang Jiyoung!” Sehun menarik pergelangan tangan Jiyoung. Sulli
dan Suzy mengikuti mereka sampai tempat parkir dan berpisah disana. Sulli dan
Suzy pulang naik bus siang itu, rumah mereka memang tidak searah dengan Jiyoung
jadi mereka bersyukur Jiyoung ada mengantar siang itu.
“Pakai jaketku
biar tidak kepanasan, sayang kan kulitnya nanti jadi item.” Kata Sehun seraya
menyerahkan jaketnya pada Jiyoung. Jiyoung mulai berpikir, apa orang ini tidak
memiliki otak? Bagaimana bisa Sehun mengeluarkan candaan murahannya disaat
suasana hatinya seperti ini? Terlebih lagi Sehun tau semuanya. Dalam diam
Jiyoung menerima dan segera memakainya. Sehun juga menyerahkan helm pada
Jiyoung.
“Sudah siap? Pegangan
yang erat ya!” kata Sehun dan segera melajukan motornya...
To be continued...
Ini fanfic memang sedih-sedihan. Dari awal chapter udah sad hurt juga. Semoga readers suka ya. Dan mohon di tunggu chapter selanjutnya. Sebelumnya ff ini bisa di post beberapa hari lalu, tapi masalahnya auhtor lagi sakit, jadi molor sampe searang baaru bisa post. Hope you like it guys!
ii destinnya keluar hehehe seneng tp ini udh ketebak dari awal jiyoung sama jongin,harusnya biar penasaran hehehe... tp daebak awalnya aja udh sama chanyeol sad hurt gitu,hihihi apink lg yg berulah makin sebel deh ahahaha btw next chap aku tunggu ~~
BalasHapusannyeong^^
BalasHapusff destinynya sukaaaa. jadi ceritanya jiyoung dijodohin sama kai tapi jiyoung sama kai udah punya pasangan masing masing ya. dikira perannya krystal di part 1 bakal jutek ke jiyoung tapi eh ternyata enggak ya hehe. aduh chanyeol kenapa tega banget sih sama jiyoung sampe ngeduain dia segala. eunjinya juga mau aja jadi pacarnya chanyeol-_- suka sama part pas kai sama jiyoung lagi di kamar terus kakak mereka pada ngeledekin gitu wkwk.
kaijing, sejing atau chanjing/? wkwk
masih penasaran sama cerita selanjutnya. di tunggu yaaa^^ fighting
Yehet!!....yei!akhirnya ada ff baru..author bru sembuh ya smoga tetep sehat dan bisa nulis lagi...
BalasHapusoke..pertama blum dijelasin gmana perasaan antara kai sma jiyoung truz sehun selalu jdi pihak ketiga antara kaijing..poor sehun!..chanyeol knapa selingkuh?jiyoung jauh lebih baik dari prendnya si na...itu tauk..next chap mungkin bakal kebuka tentang perasaan masing2..di tunggu ya semangat!!
lhoh chanyeol sama eunji? duh jiyoung, lupain aja tuh si chanyeol. btw nanti kalau jiyoung sama kai,krystal sama siape ya ? nganggur gitu dong. dan sehun> it seems that he likes jiyoung. is it right author? hehe masih clueless sih, dan hanya dipenuhi hipotesis. hehehe.. next chap update soon author. i'll wait.. nice story. Fighting! :D :)
BalasHapusperasaan kemarin udah komen, tapi kok belum muncul ya.. yaudah deh komen lagi.. hehe
BalasHapusjing udah lupain si chanyeol dan beralihlah pada yang lain. it seems that sehun likes you.. hihi. tapi kai gimana nih? akhirnya kai sama siapa sih ya? masih clueless juga, dan hanya dipenuhi hipotesis. hihi. sehun so sweet banget sih.. gak nyangka , dia biasanya jadi cowok dingin yang hemat bicara kan ya.. haha. update soon author.. semangats! :D
Kece banget thor. Karakter kai nya aku suka banget, dingi tp manis hahahaha. Jing nya juga polos gt aku harap sih mereka jadi yaaa. Lanjutkan. Ditunggu next chapter ya
BalasHapusKayaknya ini bakalan seru. Singkat cerita sih jadi Kaijing itu dijodohin tapi mereka berdua udah ada pasangan masing-masing. I definitely supporting Kaijing no matter what happen. Gue suka karakter Kai disini, dingin-dingin manis gimana gitu. And boo to Chanyeol! Diliat-liat bakal ada Sejing juga yah, its okay if you end this up with Kaijing hahaha. Nice one!
BalasHapus