Three Idiot's
Main Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Oh Sehun
Support Cast: Park Chanyeol, Choi Sulli, Han Seungyun,
Jung Ilhoon, Jung Krystal, Lee Jieun
Pairing: Kai/Jiyoung, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, comedy, friendship.
Lenght: Chapter
Author: yrp
Summary: Ketiga sahabat tak terpisahkan memulai
kehidupan baru dengan tinggal satu atap. Membuat mereka bisa makin merasakan
kedekatan mereka. Tapi bagaimana jika persahabatan mereka ternodai oleh cinta?
“Kau tidak segelisah ini ketika melihatku dengan Jieun
noona.” Kalimat Sehun membuyarkan lamunan Jiyoung.
“Eoh?”
Jiyoung melihat Sehun yang kini duduk di sebelahnya.
“Mungkin
malam ini dia akan kembali.” Kata Sehun seraya meletakkan beberapa lembar
kertas di meja belajar Kai. Jiyoung hanya menunduk, Jiyoung baru saja merapikan
kamar Kai yang ditinggal oleh pemiliknya.
“Jika dia
tidak kembali juga malam ini, aku akan menjemputnya besok. Aku pastikan dia
akan kembali.” Sehun bangkit keluar kamar meninggalkan Jiyoung sendiri.
“Kau tidak
ingin pulang?” Yun mencoba membujuk Kai yang hanya diam dan asik dengan game di
ponselnya.
“Kai, kau
tau bagaimana Jiyoung kan. Aku bahkan tidak pernah melihatnya semurung ini.”
Krystal ikut angkat bicara. Mereka bertiga sedang berada di cafe seraya
menunggu penampilan band Chanyeol untuk tampil di cafe itu.
“Kehadiranku
hanya mengganggu.” Jawab Kai singkat, jelas dengan penuh penekanan. Yun dan
Krystal menelan ludah dan saling tatap.
***
Jiyoung
membersihkan kamar Kai, mengiriminya pesan setiap waktu meskipun tidak ada
balasan dari Kai. Sesekali Jiyoung menelponnya dan jelas Kai tidak menjawabnya.
Sehun sudah berusaha menjemput Kai suatu hari, dan ketika pulang Jiyoung bisa
mendapati wajah Sehun lebam. Jelas Kai pasti memukulnya. Yun beberapa hari
sekali mampir ke apartemen mereka untuk mengambil baju Kai. Entah sampai kapan
Kai bertahan hidup menumpang di rumah orang seperti itu.
Tidak bisa
dipungkiri hampir setiap malam Sehun melihat Jiyoung menangis di kamar Kai.
Sehun hanya bisa memberitahu Jiyoung bahwa dia akan segera membawa Kai kembali,
tapi sampai saat ini dia belum berhasil. Ketika di kelas saja Kai seakan malas
melihat Sehun dan tidak pernah mendengarkan setiap kali Sehun mengajaknya
bicara.
Sehun
merangkum beberapa materi pelajaran untuk memudahkannya belajar. Jiyoung hanya
meminjam dan menyalinnya tanpa pernah membacanya. Sedangkan Sehun menulis
rangkuman itu dua kali, satu untuknya dan satu lagi untuk Kai. Sudah tidak tau
berapa banyak rangkuman di meja belajar Kai, penghuninya belum juga kembali.
“Jing, jika
sudah mengantuk kau pindah ke kamar.” Seru Sehun melihat Jiyoung menahan
kantuknya di sofa depan TV.
“Tidak, aku
menunggu...”
“Kai?” sahut
Sehun, Jiyoung hanya diam. Kemudian mereka tidak berkata sepatah katapun.
Memusatkan perhatian pada TV yang sama sekali tidak menarik. Sehun duduk di lantai
dengan punggung bersandar pada sofa, Sehun mencoba menulis rangkuman lain untuk
Kai. Sedangkan Jiyoung yang rebah di sofa sepertinya sekarang sudah tertidur.
Perlahan Sehun juga merasa lelah sampai akhirnya membiarkan dirinya tertidur.
Kai membuka
pintu dengan penuh hati-hati, dia melihat Jiyoung tertidur di sofa. Rasanya
sudah lama sekali Kai tidak melihat wajah Jiyoung sedekat ini. Dengan sangat
hati-hati Kai mengangkat tubuh Jiyoung dan menggendongnya untuk tidur di
ranjang Jiyoung. Kai menyelimuti Jiyoung, memandang wajah Jiyoung lekat sekali.
Kai rindu wajah ceria Jiyoung, tapi mau bagaimana lagi, hatinya masih terlalu
sakit untuk berdekatan dnegan dua sahabatnya itu.
Kai
mengambil beberapa bukunya di kamar dan mendapati banyak rangkuman dengan
tulisan tangan Sehun di sana. Kai tersenyum kecut, anak bodoh itu untuk apa
membuang waktu menulis rangkuman untuknya? Kai mengambilnya, dia tau rangkuman
Sehun sangat sakti, pasti ada saja yang keluar saat ujian nanti. Lagi-lagi rasa
sakitnya menang dan membiarkan semua rangkuman itu tergeletak di meja. Setelah
yakin dengan apa yang dia butuhkan sudah lengkap, Kai segera melesat keluar.
Sehun masih
tertidur disana, Kai sengaja menutup keras pintu kamarnya agar Sehun bangun
ketika mendengarnya. Tapi Sehun tidak bergerak, mungkin dia sangat lelah.
Kemudian Kai mengambil bantal dan melemparnya asal ke arah Sehun dan berhasil
membuat Sehun terbangun.
“Kau?
Akhirnya kau kembali.” Sehun menatap Kai tak percaya, Kai hanya menyeringai
kemudian jalan menuju pintu. “Ya? Kau mau kemana?” teriak Sehun sadar Kai
keluar rumah.
BRAKK!!!
Kai menutup
pintu dengan keras. Sehun membuang napas berat, siapapun tau jika sudah terlalu
sakit hati, sulit mencari obat untuk memulihkan Kai.
***
Sehun
merapikan poni Jiyoung pagi itu, Jiyoung hanya diam seraya mengedarkan pandang
mencari Kai yang belum datang pagi itu. Sehun memerhatikannya tanpa sadar Sehun
tersenyum pahit, dia tau apa artinya sakit hati.
Seisi
sekolah heboh melihat lengan Kai melingkar di pundak Bae Suzy. Tak jarang dari
mereka dengan terang-terangan berteriak ketika mereka lewat.
“Siapa kau
Bae Suzy, tunggu sampai Jiyoung menemukanmu!” salah seorang fans Kai berteriak.
Ya, dengan absennya Jiyoung mengawasi siswa populer itu membuat mereka
khawatir. Mereka rela membiarkan hati mereka sakit karena Jiyoung berdekatan
dengan Kai, tapi tidak untuk siswi lain. Disini terlihat, sifat buruk Jiyoung
justru mereka butuhkan.
Jiyoung
terpaku melihat pemandangan itu, Sehun yang menyadarinya menggenggam tanganya.
Tepat ketika Kai dan Suzy melewati mereka, -Jiyoung tidak pernah berpura-pura
tidak melihat,- Jiyoung melihat Kai dengan pandangan, terluka?
Suzy memberi
senyum ramahnya untuk Jiyoung dan Sehun, sedangkan Kai? Hanya melirik sekilas
tanpa benar-benar melihat Jiyoung dan Sehun.
“Seingatku
dulu Suzy menyukaimu.” Bisik Ilhoon membuat Sehun melongos.
“Ayo kembali
ke kelas.” Ajak Jiyoung, suaranya terdengar sangat lemah. Jiyoung disambut
dengan kekhawatiran Sulli dan Krystal yang berlebihan.
“Jing! Demi
Tuhan Kai sudah kehilangan otaknya.” Krystal memeluk Jiyoung.
“Kau jangan
sakit hati karenanya, aku rasa Kai jauh lebih bodoh sekarang.” Sulli membiarkan
Jiyoung duduk di sebelahnya. Mereka tau Jiyoung sedang berusaha keras untuk
tidak menangis.
Siang itu
kantin kembali dibuat heboh. Bukan karena Jiyoung yang memarahi siswi yang
terang-terangan mendekati Kai atau Sehun, tapi karena Son Naeun yang sekarang
terlihat sangat marah melihat Kai makan berdua dengan Suzy.
“Cepat
minggir, aku mau makan disini!” teriak Naeun membuat Suzy makin mendekat pada
Kai.
“Tidak mau!
Sebaiknya kau yang pergi!” balas Suzy. Mereka menjadi pusat perhatian,
sedangkan Kai tetap melanjutkan makannya seakan dua orang perempuan yang sedang
berteriak di depannya itu bukan apa-apa.
“Kai, kau ingin
makan denganku kan?” rengek Naeun membuat Krystal hampir muntah mendengarnya.
Kemudian suasana kantin mendadak sepi ketika Jiyoung datang dengan Sehun dan
Sulli, Ilhoon memberi isyarat pada mereka agar bergabung denganya dan Yun dan
Krystal yang sedang asik menonton.
“Lihat, Kang
Jiyoung datang. Matilah kalian Son Naeun dan Bae Suzy!” Ilhoon mendengar
seseorang berkata dan langsung tertawa hebat.
Jiyoung
melihat Kai, sesaat mata mereka bertemu tapi Kai segera memalingkannya. Jiyoung
bisa dengan mudah membuat Naeun dan Suzy minggir karenanya, tapi melihat Kai
saja sudah membuatnya ingin menangis. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal
yang biasa dia lakukan dulu.
“Ayo Jing,
sudah banyak yang menunggu aksimu. Aku bosan melihatmu murung terus, cepat marahi
mereka.” Ilhoon berkata dan mendapat persetujuan dari Sulli dan Krystal.
“Kalian
pikir Jiyoung apa? Sudah Jing jangan dengarkan mereka!” kata Yun seakan
mengerti perasaan Jiyoung. Sehun menyuruh Jiyoung untuk segera duduk. Banyak
yang kecewa melihat aksi diam Jiyoung, dan Naeun dengan Suzy kembali
melanjutkan aksi mereka.
“Kai bisakah
kita pergi saja, aku tidak suka dengannya. Dia mengganggu kita.” Pinta Suzy
pada Kai yang kini sudah bangkit. Suzy tersenyum sedangkan Naeun terlihat
sangat frustasi. Kemudian seorang gadis terlihat sangat polos dengan ragu mendekati
Kai. Kai mengerutkan keningnya melihat gadis itu.
“Kai, aku
Sohyun...”
“Oh, kau
yang menelponku semalam? Ada apa?” Kai berkata ramah padanya tanpa
menghilangkan kesan coolnya. Sohyun hampir kehabisan kata-kata bisa berbincang
dengan Kai.
“Seperti
kataku, kau sangat pandai dalam urusan komputer. Maukah kau mengajariku untuk
mengerjakan tugas? Aku tidak begitu baik dalam urusan komputer.” Jelas Sohyun dengan
malu.
“Siapa lagi
ini, Kai akan menghabiskan waktu istirahat denganku!” kata Suzy kesal.
“Sudahlah,
aku harus mengajarinya. Tidak akan lama!” kata Kai langsung berjalan dan Sohyun
mengikuti di belakangnya. Suzy melempar tisu yang sedari tadi dipegangnya,
wajahnya sama merahnya dengan Naeun sekarang. Krystal, Sulli dan Ilhoon
terkikik melihat itu.
“Kalian
senang?” Naeun berteriak ketika semua mata memandangnya.
***
Jiyoung
mengikuti Kai yang terlihat pergi ke ruang olahraga. Sekolah sudah cukup sepi,
Jiyoung berbohong pada Sehun dengan bilang bahwa dia dan Sulli ingin belanja
sore itu. Tapi kenyataannya, Jiyoung mengikuti Kai saat ini. Berharap Kai ingin
berbincang dengannya, dan mungkin Kai kembali lagi ke rumah bersamanya dan
Sehun.
Sepertinya
Kai hanya mengembalikan bola basket di ruang olahraga, kemudian Kai dengan
cepat menutup pintu lagi. Jiyoung hendak menghampiri Kai ketika Naeun sudah
berdiri tak jauh dari Kai. Jiyoung mengurungkan niatnya, dan memilih untuk
bersembunyi agar mereka tidak sadar akan keberadaannya.
“Aku ingin bicara
denganmu.” Naeun memulai.
“Katakan
saja, aku tidak punya banyak waktu. Sebentar lagi harus lihat Yun main futsal.”
Kata Kai dengan lagak coolnya.
“Sebenarnya
apa hubunganmu dengan Bae Suzy?” teriak Naeun, Kai mengerutkan keningnya.
“Apa
masalahmu?”
“Aku pikir
kita bisa memulai. Sudah tidak ada Jiyoung yang bisa menghalangiku. Aku pikir
selama ini kau juga menyukaiku. Benar kan kau meyukaiku?” Naeun maju selangkah
membuat jarak antara dia dan Kai makin dekat.
“Aku tidak
mengerti apa yang kau bicarakan.” Kai menunduk untuk bisa melihat wajah Naeun.
Jiyoung merasa dadanya sakit melihat itu, harusnya Jiyoung pergi sekarang, tapi
kakinya seakan terpaku.
“Aku
menyukaimu, sejak kau menabrakku dulu. Ketika kau tersenyum saat menerima
saputangan dariku. Aku merasa kau hanya takut pada Jiyoung jika kau dekat
denganku.” Naeun berkata dengan begitu jelas, membuat siapapun memikirkannya
dengan baik. “Aku menyukaimu Kai...”
Kau tidak menyukainya Kai, aku tau kau akan
menjawab tidak! Kata Jiyoung dalam hati.
“Kau juga
memiliki perasaan sama denganku kan?” tanya Naeun seraya memegang tangan Kai
dan menatapnya dalam.
“Kau tidak
menyukai Kang Jiyoung itu kan?” tanya Naeun lagi, Kai terpaku, dia hanya diam
sambil membalas tatapan dalam Naeun.
“Aku mohon
jangan buat aku menangis lagi.” Naeun memeluk Kai seakan tak bisa melepasnya.
Airmata Jiyoung jatuh dengan sukses melihat Naeun memeluk Kai erat, sudah
sangat lama rasanya dia tidak bisa memeluk Kai. Mungkin baru beberapa hari,
tapi rasanya sudah tahunan untuk Jiyoung.
Jiyoung
tidak sanggup membendung airmatanya dan membebaskan dirinya untuk menangis
dalam diam. Adegan selanjutnya, yang paling Jiyoung takuti, ketika Naeun jinjit
untuk bisa mempertemukan bibirnya dengan Kai. Jiyoung tidak sanggup lagi
melihatnya dan memilih untuk berlari sejauh mungkin dari sana. Tapi baru
beberapa langkah seseorang sudah menangkapnya dalam pelukan.
“Menangislah
sepuasmu.” Katanya tenang dan dalam. Jiyoung memeluknya dan menangis tersedu.
Chanyeol menepuk punggungnya pelan, mengerti bagaimana perasaan Jiyoung.
Jiyoung
meminta Chanyeol agar mengantarnya ke salah satu lapangan indoor futsal dekat
sekolah mereka. Meskipun hatinya sudah hancur, tapi Jiyoung masih belum
menyerah untuk bisa berbincang dengan Kai lagi. Chanyeol mengantarnya dan
berjanji akan menjemputnya nanti jika Jiyoung ingin pulang dan Chanyeol
berpamitan karena harus latihan bersama bandnya seperti biasa. Seperti yang
Jiyoung duga, Krystal pasti ada disana untuk menonton pacarnya yang sedang
bermain.
“Kau datang?
Sayang sekali Sulli tidak bisa datang karena dia pergi dengan Ilhoon. Mencari
film terbaru katanya.” Kata Krystal ramah ketika Jiyoung datang. Mata sembab
Jiyoung mengatakan bahwa dia baru saja menagis, Krystal menyuruhnya duduk dan tidak
ingin mengganggu Jiyoung dengan pertanyaan-pertanyaan. Krystal yakin Jiyoung
akan cerita padanya nanti.
“Yun-ah!
Lihatlah Jing, bukankah dia sangat keren?” teriak Krystal ketika Yun berhasil
memasukkan bola dalam gawang. Jiyoung mengangguk menanggapinya. Kemudian hal
sudah Jiyoung tunggu akhirnya datang. Naeun yang sekarang terlihat menarik
tangan Kai, dan duduk di bangku tak jauh dari Jiyoung dan Krystal.
“Itu Son
Naeun dan Kai? Untuk apa mereka kesini?” kata Krystal kesal, Krystal tau
bagaimana perasaan Jiyoung dan berusaha mengalihkan perhatian Jiyoung dengan
terus bercerita tentang Yun yang sangat baik dalam urusan bola.
“Kau pulang
dengan siapa? Apa Sehun menjemputmu?” tanya Yun ketika lapangan sudah hampir
sepi.
“Ya, Sehun
menjemputku.” Lagi-lagi Jiyoung berbohong.
“Aku dan Yun
akan menunggumu sampai Sehun datang.” Krystal berkata ceria, tapi Jiyoung hanya
menggeleng.
“Aku rasa
dia sudah menjemputku. Kalian pulanglah. Hati-hati di jalan.” Kata Jiyoung
berjalan menjauh dari mereka.
“Langsung
telepon jika terjadi apa-apa!” teriak Yun dan Krystal melambai pada Jiyoung.
Jiyoung
berjalan sendiri, hari sudah hampir gelap sore itu. Tapi Jiyoung yakin belum
melihat Kai pulang. Jiyoung menunggu dengan menendang-nendang beberapa batu
kecil, sampai gerombolan siswa yang memakai baju futsal berjalan mendekat ke
arahnya.
Lagi-lagi
Jiyoung merasa dadanya bergemuruh, Jiyoung segera mencari ponselnya dan
mengirim pesan pada Yun dan Krystal. Belum sempat mengirimnya tapi gerombolan
itu sudah makin dekat. Jiyoung merasa sulit mengambil nafas, kakinnya bergetar
hebat, Jiyoung takut. Faktanya, gerombolan itu tidak melakukan apa-apa, mereka
hanya menggunakan fasilitas umum untuk jalan mereka pulang.
“Bukankah
itu Kang Jiyoung?” seseorang mengenalinya, ya siapa yang tidak tau Kang Jiyoung?
“Kau
baik-baik saja Kang Jiyoung? Kau sangat pucat!” mereka mendekati Jiyoung
berniat untuk membantu Jiyoung. Tapi bukan itu yang diterima Jiyoung, Jiyoung
rubuh ketika mereka mendekati Jiyoung. Mereka hendak membantu Jiyoung untuk
bangkit tapi justru membuat Jiyoung berteriak histeris.
“Kyyaaa!!!”
Jiyoung berteriak sekuat tenaga, membuat teman sekolahnya itu makin heran.
Mereka membantu Jiyoung berdiri tapi Jiyoung
menghempaskan tangan mereka.
“Apa yang
terjadi padanya? Mungkin dia sakit?” seseorang
berteriak, menyuruh temannya untuk membantu Jiyoung berdiri tapi makin
membuat Jioyung berteriak.
“Tidak!!!”
teriak jiyoung lagi.
“Kau sangat
pucat, biar kami membantumu.” Seseorang mengulurkan tangannya.
“Hei, kalian
tidak punya nomor Sehun atau Kai?” seseorang bertanya pada yang lainnya dan
hanya di jawab gelengan.
“Pergilah
kalian! Tidak bisakah kalian berjalan sendiri atau berdua saja!!” Seseorang
sudah masuk dalam kerumunan, berjongkok untuk memeluk Jiyoung.
“Eh,
kelihatannya dia sakit. Kami hanya ingin membantu.” Jelas siswa yang
mengulurkan tangan pada Jiyoung.
“Pergilah!
Kalian membuat Jiyoung takut!!! Cepat tunggu apa lagi? Tunggu aku memukul
kalian semua?!?!” bentak Kai pada gerombolan itu. Gerombolan tadi berniat baik,
tapi mereka malah mendapat ancaman dari Kai. Mereka mundur teratur, tidak ingin
mengganggu dua sahabat yang sudah beberapa hari terakhir tidak terlihat
bersama.
Jiyoung
menyadari Kai masih mendekapnya saat ini, rasa aman seketika menjalar di
pikiran Jiyoung dan perlahan membuat jantungnya berdetak normal. Jiyoung
menatap Kai yang sama sekali tidak melihatnya.
“Kau tidak
pulang? Biar Chanyeol hyung yang mengantarmu, aku akan menelponnya.” Seketika
Jiyoung menarik tangan Kai agar tidak menghubungi Chanyeol.
“Aku ingin
kau yang mengantarku, pulanglah!” kata Jiyoung lirih, Kai meringis mendengar
permintaan Jiyoung.
“Aku sibuk.
Cepat bangun, jangan buang waktu.” Kai berdiri dan terlihat menelpon Chanyeol.
“Jongin-ah,
mianhae!” airmata Jiyoung mulai jatuh, bahkan saat ini Kai tidak benar-benar
melihatnya.
“Sudahlah
jangan...” Kai tidak meneruskan kalimatnya karena Jiyoung sudah memeluknya
sekarang.
“Mianhae,
aku mohon pulanglah...” Jiyoung terisak.
“Pulanglah,
Chanyeol hyung sudah datang.” Kai melepas pelukan Jiyoung, mobil Chanyeol
berhenti tak jauh dari mereka.
“Kai...”
“Aku harus
mengantar Naeun pulang. Rumanya sangat jauh, tidak mungkin aku membiarkannya
pulang sendirian, ini sudah gelap.” Kai berjalan menjauh darinya. Jiyoung ingin
berteriak mengutuk Kai! Jiyoung juga butuh Kai! Jiyoung ingin Kai kembali! Kai
hanya salah paham! Seketika Jiyoung sadar akan perasaannya, sepertinya Kailah
yang berhasil merebut hati Jiyoung.
“Jiyoung-ah!”
panggil Chanyeol menyadarkan Jiyoung. Jiyoung segera masuk dalam mobil,
membiarkan dirinya menangis tanpa suara.
“Aku sudah
menelpon Sehun memberitahunya bahwa kau bersamaku.” Kata Chanyeol dijawab
anggukan oleh Jiyoung. “Ceritakan padaku apapun yang ingin kau ceritakan.”
Malam itu Jiyoung menceritakan semuanya, bagaimana perasaannya. Jiyoung sadar
dia sudah salah selama ini, dengan membiarkan sifat kekanakannya terus tumbuh.
Jiyoung sadar, selama ini dia banyak menyusahkan Sehun dan Kai. Jiyoung juga
menceritakan tentang perasaannya yang tumbuh, sampai saat ini dia masih bingung
siapa yang sebenarnya dia sukai.
“Tapi
sepertinya aku sudah tau siapa yang benar-benar aku sukai lebih dari seorang
sahabat.” Jiyoung mengakhirinya dengan apik. Chanyeol mengangguk, bahkan aku tau sebelum kau menceritakan
semua. Aku merasa aku sangat mengenalmu, Kang Jiyoung.
***
Sehun
berhasil menemui Kai ketika mereka di ruang ganti. Sehun segera meminta semua
orang disana untuk keluar dan membiarkannya bicara empat mata dengan Kai. Kai
dengan malas memasukkan kaosnya asal ke dalam tas.
“Jongin-ah!
Kembalilah, sepuluh hari tidak pulang itu sudah membuat Jiyoung dan aku cukup
stres. Aku dan Jiyoung tidak mungkin terus bohong pada appa dan omma tentang
keberadaanmu!” kata Sehun tegas.
“Bilang saja
aku sudah tidak tinggal dengan kalian. Apa susahnya?” kata Kai dingin.
“Aku tau kau
bodoh tapi bisakah kau berhenti membuat Jiyoung menangis? Pergi dengan Son
Naeun itu, bukan hanya Son Naeun, masih banyak lagi. Apa kau tidak sadar itu
membuat Jiyoung terluka!”
“Kan sudah
ada Oh Sehun yang akan melindungi Kang Jiyoung. Kau pacarnya!” Kai berkata
begitu dingin, Sehun tidak tau harus bagaimana menjelaskan pada Kai.
“Sudah
kubilang bukan seperti itu....”
“Lalu apa
yang aku lihat malam itu? Kau pikir aku buta?”
“YA AKU
MENYUKAI JIYOUNG, TAPI TIDAK BEGITU DENGAN JIYOUNG! AKU TAU DIA MENYUKAIMU!
BERHENTILAH BERSIKAP SEPERTI INI. JIKA KAU MENYUKAINYA JANGAN MENYAKITINYA. AKU
TIDAK MENYANGKA KAU SEBODOH INI!” BUK! Sehun memukul wajah Kai membuat
ujung bibirnya berdarah. Kai tidak membalas dan mencerna kalimat Sehun.
“SATU LAGI,
AKU MEMUTUSKAN UNTUK MENERIMA BEASISWA LUAR NEGERI. JADI BERHENTI BERTINDAK
BODOH KIM JONGIN! JIKA NANTI AKU MASIH MELIHAT JIYOUNG MENANGIS, AKU TIDAK AKAN
SEGAN-SEGAN MENGHABISIMU!” Sehun keluar dengan membanting pintu. Kai terpaku,
tiba-tiba Kai di serang rasa bersalah.
***
Sehun
mendapati Jiyoung sedang bergurau dengan Chanyeol. Bagaimanapun sunbaenya itu
selalu punya cara untuk membuat Jiyoung tertawa seperti apapun situasinya.
Jiyoung melihat Sehun dan segera memanggilnya untuk bergabung.
“Baiklah aku
rasa aku harus kembali ke kelas.” Chanyeol melambai pada Jiyoung dan Sehun.
“Lama
sekali? Cuma ganti doang juga.” Kata Jiyoung mengajak Sehun untuk berkumpul
bersama Sulli, Yun, Krystal dan Ilhoon. Lagi-lagi Jiyoung hanya diam ketika
Ilhoon melucu seperti biasanya.
“Eh,
bukankah itu Son Naeun?” Krystal melihat Naeun sedang berjalan ke arah mereka.
Tepat ketika Naeun berjalan di depan Sulli, Sulli menjegalnya dan berhasil
membuat Naeun tersungkur.
“Maaf Son
Naeun, aku tidak tau ada kau lewat.” Sulli berkata dengan polosnya. Naeun
segera bangkit dan merapikan seragamnya, Naeun melirik ke arah Jiyoung yang
sama sekali tidak tertarik untuk melihat Naeun.
“Kang
Jiyoung, kita harus bicara!” kata Naeun tegas, semua menatap Jiyoung yang
dengan malas bangkit dan berjalan menjauh dari mereka. Naeun segera
mengikutinya.
“Apa lagi?”
tanya Jiyoung seraya memandang Naeun malas.
“Tidak
bisakah kau melupakan Kai?” Naeun berkata dengan terburu, seakan takut
airmatanya keluar.
“Untuk apa
aku melupakannya?” Jiyoung balik bertanya, Sehun mengawasi mereka dari jauh tanpa
berkedip.
“Kenapa kau
begitu menyebalkan. Kenapa selalu Jiyoung! Kenapa Kai tidak bisa melupakanmu?
Kenapa hanya Kang Jiyoung yang ada dipikiran Kai?” Naeun berteriak.
“Benarkah?”
tanya Jiyoung cool, meskipun dalam hatinya dia cukup senang. Tapi mengingat
kejadian kemarin, hatinya kembali runtuh. Bagaimana Kai lebih memilih mengantar
Naeun daripada dirinya, bagaimana Naeun
mencium Kai. Setidaknya Jiyoung berpikir mereka berciuman.
“Kenapa harus
kau!” Naeun mengacak rambutnya, wajah manis dan lembutnya sudah hilang. Naeun
terlihat begitu buruk sekarang. Sehun, Ilhoon, Sulli, Yun dan Krystal masih
memerhatikan mereka berdua.
“Sudah aku
bilang jangan ganggu Jiyoung lagi!” tiba-tiba Kai sudah bergabung disana.
Jiyoung tersentak melihat kedatangan Kai, sebenarnya apa yang Kai inginkan? Dia
benar-benar membuat Jiyoung ingin bunuh diri karena penasaran.
“Kau datang
untuk membelanya? Kai kau benar-benar brengsek!” Naeun menampar pipi Kai sempurna.
Membuat Ilhoon bersorak dan beberapa siswi memekik.
“Ouch!” Kai
memegang pipinya.
“Berani
sekali kau menampar Kai? Kau siapa?” Jiyoung melangkah mendekati Naeun yang
kini sibuk mundur. “Jangan pikir aku diam saja melihatmu menampar Kai seperti
itu, kau lupa siapa aku?” Jiyoung
kembali!
“Eh, Kang
Jiyoung-ssi..” Naeun masih mundur karena Jiyoung terus melangkah mendekati
Naeun.
“Apa, kau
mau bilang apa lagi? Jangan anggap aku hanya diam saja. Bukan karena aku diam
saja selama ini melihatmu bersama Kai, bukan berati kau bebas melakukan apapun
pada Kai!” Jiyoung menarik rambut panjang Naeun hendak menjambaknya sekuat
tenaga.
“Eh eh sudah
Jing!” Kai menarik tangan Jiyoung. Jiyoung masih menatap Naeun seakan menemukan
mangsanya. Jiyoung yang selama ini hilang tiba-tiba saja kembali, dan berhasil
membuat Naeun diam tak berkutik.
“Kai..”
Naeun merengek meminta bantuan Kai, tetap Kai sibuk meredakan Jiyoung.
“Kau masih
berani menyebut namanya? Son Naeun kau sangat....” Kai membungkam mulut Jiyoung
dan menyeretnya pergi dari Naeun yang sudah menagis sekarang. Beberapa siswa
dan siswi yang melihat kejadian itu bersorak melihat Jiyoung sudah kembali. Dan
Son Naeun? Riwayatnya sudah habis, semua orang tau tidak ada yang bisa mengalahkan kegalakan
Jiyoung.
Jiyoung melepaskan
diri dari kekangan Kai, melihat Kai dengan pandangan yang sulit diartikan.
Jiyoung merasa bersalah, hatinya juga masih sakit karena kejadian kemarin.
BUK!
Krystal
memukul belakang kepala Kai. “Itu perhitungan karena kau sudah membuat Jiyoung
sedih!” kata Krystal.
“Bukan
Jiyoung satu-satunya pihak yang tersakiti disini. Aku juga korban! Kenapa
kalian tidak memikirkan perasaanku?” omel Kai pada semua temannya.
“Oh, Jiyoung
kami sudah kembali!” Ilhoon memeluk Jiyoung, seketika Sehun menariknya untuk
jauh-jauh dari Jiyoung.
“Kasihan Son
Naeun itu, harapan apa saja yang sudah kau berikan padanya?” tanya Sulli penuh
selidik seraya menendang kaki Kai.
“Auuuh!! Aku
tidak pernah memberinya harapan, hanya dia yang terlalu percaya diri.” Jelas Kai
dengan suaranya yang dalam. Jiyoung masih melihat Kai, tidak berkomentar.
“Mulai hari
ini dia akan kembali.” Sehun memberitahu Jiyoung, Jiyoung menatap Sehun dan Kai
bergantian seakan tak percaya.
“Jangan
melihatku seperti itu Jing, ah ini sangat memalukan.” Kai salah tingkah, Sulli
menendang kakinya lagi dan membuat Kai mengumpat karena kesakitan.
“Jongin-ah!!!”
Jiyoung mengahambur ke pelukan Kai, Kai dibuat kaget olehnya, tapi kemudian dia
tersenyum dan membalas pelukannya.
“Jangan
lupakan Sehun, Sehun-ah!” panggil Kai, kemudian Jiyoung juga memeluk Sehun.
Rasanya sudah sangat lama ini tidak terjadi. Keempat sahabatnya yang lain hanya
tersenyum melihat 3 anak idiot itu kembali. Dengan cara yang tidak kalah idiot.
Beberapa siswa dan siswi juga melihat kejadian itu, menandakan orang idiot itu
sudah berhubungan baik lagi. Satu lagi, mungkin Jiyoung akan kembali memarahi
semua orang yang mendekati Sehun dan Kai.
“Oh Sehun,
kau dipanggil Han songsaenim. Kau disuruh membawa berkas yang diperlukan untuk
beasiswa luar negerimu.” Seseorang berkata dengan jelas dan di dengar oleh
Jiyoung. Sehun menunduk, Jiyoung menatapnya tak percaya.
“Sehun-ah?
Apa maksudnya beasiswa luar negeri itu? Kau tidak berniat ke luar negeri kan?”
***
“Jing, buka
pintunya...” Kai tidak berhenti mengetuk pintu kamar Jiyoung setelah pulang
sekolah tadi. “Jing, kau tidak lapar? Aku sangat lapar.”
“.......”
tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar Jiyoung. Sedang Sehun, dia hanya
belajar dan belajar di sofa ruang tv. Kai melihat Sehun dan mengumpat keras.
“Aku baru
saja baikan dengan Jiyoung tapi kau membuat moodnya rusak lagi. Sial!” Kai
duduk di sebelah Sehun.
“Sebentar
lagi dia juga keluar. Kau tenang saja.” Sehun terlihat menyelesaikan soal
matematika yang sulit.
“Tidak
bisakah kau membatalkan pergi ke luar negeri? Pikirkan dulu baik-baik. Apa Appa
dan Omma Hun mengijinkanmu?” pertanyaan Kai kali ini terdengar begitu khawatir.
“Aku sudah
memberitahu mereka dan mereka mendukungku. Malah akan lebih baik jika kau dan
Jiyoung bisa ikut mendapatkan beasiswa juga.”
“Tapi aku
tidak mungkin dapat beasiswa Hun! Ah, kau bercanda!” Kai mengacak rambutnya
kesal. “Apa kau tidak memikirkan Jiyoung?”
“Ayolah Kai,
bukan aku yang disukai Jiyoung disini.” Sehun melihat Kai yang membeku.
“Jangan bicara
seperti itu, Jiyoung juga menyayangimu.” Jawab Kai kaku. Bahasan mengenai siapa
yang disukai Jiyoung terdengar sangat canggung jika dibicarakan bersama. Kai
tau dia dan Sehun saling tau jika mereka menyukai Jiyoung. Tapi tetap saja itu
akan terasa sakit jika dibicarakan bersama.
BAK!
“Aku pergi!”
Jiyoung tiba-tiba membuka pintu kamarnya dengan pakaian rapi. Membuat Kai dan
Sehun serentak loncat.
“Mau kemana
Jing?” teriak Sehun.
“Makan, aku
lapar.” Jawab Jiyoung ketus.
“Sendiri?”
Kai bertanya ketika Jiyoung memakai sepatunya.
“Tidak.”
“Denga
siapa?” Sehun mendekati Jiyoung.
“Chanyeol
oppa!” Jiyoung berkata keras dan segera keluar. Kai dan Sehun saling pandang
kemudian mengangguk tanda mengerti. Kai dan Sehun segera berganti pakaian dan
mengikuti kemana Chanyeol dan Jiyoung akan pergi.
Malam itu
Kai yang menyetir, Sehun memberi aba-aba pada Kai kemana mereka harus pergi.
Setelah berputar kota akhirnya mereka melihat mobil Chanyeol terparkir di salah
satu restoran.
“Mereka
disini, ayo masuk!” kata Kai memberi aba-aba. Keduanya memakai topi dan
kacamata hitam agar Chanyeol dan Jiyoung tidak menyadari mereka. Sehun dan Kai
memerhatikan Jiyoung tertawa karena Chanyeol.
“Dia selalu
marah-marah pada kita, tapi lihat sekarang dia terlihat bahagia dengan tertawa
secantik itu. Apa kau yakin dia menyukaiku dan tidak menyukai Chanyeol hyung?”
tanya Kai kesal dan mendapat pandangan jijik dari Sehun.
“Kenapa kau
jadi menyebalkan seperti ini?” keluh Sehun.
Chanyeol dan
Jiyoung kini terlihat menikmati makan malam mereka. Kai dan Sehun juga menghabiskan
makan malam mereka. Kemudian Chanyeol dan Jiyoung keluar, kedua sahabat idiot
Jiyoung segera mengikuti. Ada taman tak jauh dari restoran, Chanyeol dan
Jiyoung terlihat melangkah kesana. Memilih duduk di bangku taman. Kai dan Sehun
membuntuti meraka. Ada sebuah tanaman di belakan bangku taman yang diduduki
Chanyeol dan Jiyoung sehingga membuat mereka tidak tau apa yang ada di belakang
tanaman. Ya, Kai dan Sehun bersembunyi di balik tanaman itu.
“Sebenarnya
ada apa lagi?” tanya Chanyeol. Sehun dan Kai berusaha untuk tidak membuat suara
dan menajamkan telinga mereka untuk mendengar Jiyoung dan Chanyeol.
“Sehun
menerima beasiswa ke luar negeri.” Jawab Jiyoung lirih.
“Bukankah
itu bagus?” tanya Chanyeol dan Jiyoung menggeleng.
“Tidak bagus
sama sekali. Aku tidak ingin dia pergi.” Suara Jiyoung terdengar makin lemah di
telingga Kai dan Sehun.
“Kau bilang
kau ingin berubah? Jika Sehun menginginkan itu, harusnya kau mendukungnya.
Banyak yang ingin mendapatkan beasiswa itu, kau harusnya bangga karena Sehun
bisa mendapatkannya dengan mudah.” Chanyeol menjelaskan dengan begitu sabar.
“Tapi oppa,
aku benar-benar tidak ingin Sehun pergi.”
“Aku yakin
kau pasti tidak menyapanya ketika kau tau tentang ini?” tebak Chanyeol dan
Jiyoung mengangguk. Gila, Chanyeol mengenal Jiyoung dengan baik.
“Sehun tidak
boleh pergi...” kata Jiyoung kemudian dilanjutkan dengan isak tangis. Kai dan
Sehun terpaku mendengarnya. Terutama Sehun, dia benar-benar dibuat bingung
sekarang.
Author's Note: Maaf karena telat post... Keterlambatan terjadi karena author liburan dan juga banyak kuis. Fic ini berakhir di chapter 6, dan chapter 6 bakal di publish tgl 9 April 2014 barengan sama pemilu. Kan libur tuh! Ingat ya! Makasih buat yg baca dan jangan lupa comment. Kalo commentnya sedikit, dengan berat hati chapter 6 gak bakal di publish, *sebenernya chapter 6 sudah selesai* ahheee.. ^_^
aghhhh, KAI? SEHUN? KAI? SEHUN? bingung jing bakal ama siapa, pacarin dua dua nya aja jing, chanyeol nya buat aku ya? hehe
BalasHapusDear author* kalo komentarnya dikit tenang aja, ntar bakal aku komentar berulang ulang, nah kan ntar banyak tuh komentarnya~ jadi cepet ke chapter 6 yaa? :P
Aaarrrgggg ottoke,kai atau sehun jiyoung suka. Benerbener dpt emosinya bgt dari awal baca chapter ini,aku beneran nangis pas jiyoung liat naeun nyium kai huhuhuhu aku juga ikutikutan teriak sendiri pas naeun nampar kai dan jiyoung akhirnya kembali. Huhuhuhu dilema nih apakah ada perubahan.pairing antara jiyoung dan chanyeol huhuhuhu please chapter enam nya dicepetin kalo bisa atau ga kash bocoran sedikit wkwkw demi apapun aku udh bolakbalil blog ini huhuhu pokoknya dgn siapapun jiyoung jgn bkin chanyeol,kai dan sehun berujung dengan naeun aku gaakan relaaaa
BalasHapusHuaaa..awalnya benci banget sama si kkamjong..terus mau pertengahan cerita jadi rada sedikit lega kainya jadi baikan lagi sma jiyoung....benci fix sma son naeun g di dunia nyata g di dunia ff pokoknya bawaannya sensi mulu klo liat dia...btw kai or sehun ya yg bakal di pilih jiyoung...aku suka sma perhatiannya chanyeol ke jiyoung...berasa bener2 tulus dri hatinya...oke aku tunggu part 6 dan new story lainnya...fighting!!
BalasHapusHwaaaaa chap ini emosinya kena bgt,,,apa lagi bagian kai ama naeun,,
BalasHapusya ampuun pengen nampol si naeun,,,
jiyoung beneran trauma ama segerombolan laki2,untung kai menyadari...
biarpun chap ini penuh keseriusan tp tetep ada lucunya,,
kembali sedih pas jing nangis karena gakk mau d tinggal sehuun,
ya ampyuuun,,,,,
Saeng,cepatlah chap 6...lama kali tanggal 9...
kya kkangji kembali! Kang Jiyoung yang biasanya balik, tuh!
BalasHapusbtw, sebenarnya di sini suka sama Sejing. soalnya Sehunnya lebih dewasa gitu... :"| sumpah pas Kainya itu bertindak kekanakan banget sampe buat si jjing berulang kali nangis rasanya pengen nampol si item itu dan nyadarin kalo tindakannya itu salah banget -__- trus, Sehunnya emang selalu ya ngalah demi kaijing :"| aku gak tahan sama sehun yang begitu *...* T///T sedih kalo sehun bakal beneran pergi, sih. dan sekali lagi terbukti, tidak ada yang namanya persahabatan di antara sepasang manusia berlawanan jenis. pasti aja akan ada cinta pada akhirnya. huvt.
gak sabar nungguin chapter enamnya! >.<
lehih prefer sama sehun jiyoung sih disini, soalnya sehun bener2 ngayomi gitu deh istilahnya,, chapter yang berdarah darah ya, dan kai bener2 ngajak tawur nih.--" ditunggu chap 6.nya yah author, dan ditunggu fanfic selanjutnya yang bakal nongol abis nih fanfic kelar. :D semangat !!
BalasHapusRis 9 April kali ya?? kkk~
BalasHapusaduh risss sukaaaaaa..... suka pas Jing cemburu, suka juga kalo KaiHun cemburu..
aduuuhhh Sehun jangan pergiiii.....
udah Chanyeolnya sama Sulli ajaaa..
biarkan Kai Sehun dan Jing hidup damai selamanya bertiga.. hahaha :D