Destiny
Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Jung Krystal, Oh Sehun, EXO member, Choi Sulli, Bae Suzy, Jung Eunji.
Pairing: Kai/Jiyoung, Kai/Krystal, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, hurt, sad
Lenght: series
Author: YRP
Suara
isak tangis itu membuat Jiyoung perlahan membuka matanya. Perlu beberapa detik
untuk menyadari apa yang sedang terjadi disana. Jiyoung membuka selimut yang
menutupi tubuhnya, lalu dia sadar bahwa semalam dia tidur di rumah sakit. Lalu
suara isak tangis siapa itu?
“Eng..” Jiyoung melihat Kris
duduk di sebelahnya dengan menutupi sebagian wajahnya, lalu Jiyoung sadar dia
tidak berdua bersama Chanyeol di ruangan itu. Jiyoung bisa melihat Sehun dan
lainnya disana. Dan gadis itu, gadis yang sedang menangis, gadis yang tidak
ingin Jiyoung temui.
“Jung Eunji?” Jiyoung berbisik,
Kris mengetahui Jiyoung yang baru bangun kemudian menatapnya dan tatapan itu
seakan berkata ‘Hal ini pasti terjadi’.
“Chanyeol! Bangunlah! Buka
matamu!” suara isak tangis Eunji yang membuat Jiyoung makin tidak mengerti.
Jiyoung bangkit dari tidurnya, berdiri di sebalah Chanyeol yang terlihat
tertidur dengan sangat pulas.
“Jiyoung-ah!” seru Baekhyun pelan,
Jiyoung mencoba memahami situasi apa saat itu. Kemudian seseorang memeluknya
dari belakang, seseorang yang selalu ada di sampingnya dan menjaganya.
“Dia sudah pergi.” Bisik Sehun di telinga Jiyoung. Jiyoung masih
diam, hanya melihat wajah damai Chanyeol. Apa yang dikatakan Sehun barusan?
“Oppa!” panggil Jiyoung membuat
Eunji menoleh ke arahnya, mata mereka bertemu.
“Kang Jiyoung, aku mohon maafkan
semua kesalahan Chanyeol padamu. Aku juga minta maaf padamu, maafkan kami.”
Kata Eunji sambil terus menangis, Suho mencoba untuk menenangkan Eunji.
“Oppa! Chanyeol oppa!” Jiyoung
mulai menyentuh tangan Chanyeol yang mulai dingin, Jiyoung mengguncang tubuhnya
agar Chanyeol segera membuka matanya. Tapi itu tidak akan pernah terjadi. Tidak
akan ada tawa renyah yang bisa Jiyoung lihat lagi dari wajah damai itu. Jiyoung
suda kehilangan satu orang yang begitu mengenalnya dengan baik. Air mata
Jiyoung jatuh.
Jiyoung merasa pelukan Sehun
makin erat ketika dia mulai menangis. Bagaimana bisa ini terjadi, semalam Chanyeol
baik-baik saja. Jiyoung sangat yakin dia melihat Chanyeol baik-baik saja
semalam. Tolong hentikan mempermainkan perasaan Jiyoung.
“Sehun-ah...” kata Jiyoung
lirih, rasanya Jiyoung tidak bisa menerima ini. Ini terlalu cepat, Jiyoung
tidak pernah berpikir Chanyeol akan pergi secepat ini.
“Hyung!” seseorang menerobos
masuk. Kai melihat Chanyeol yang terbaring disana kemudian tidak bisa berkata
apa-apa lagi. Kai melihat Jiyoung menangis, seakan ingin menenangkan gadis itu.
Tapi detik berikutnya Sehun sudah mengajak Jiyoung pergi dari sana.
***
“Benar kau baik-baik saja
sendiri di rumah?” tanya Sehun ketika mereka pulang dari pemakaman Chanyeol.
“Aku baik-baik saja. Aku dengar
Krystal bisa pulang hari ini, mungkin Jongin akan pulang nanti.” Jawab Jiyoung.
Sehun membuang nafas berat, tidak habis pikir terbuat dari apa hati Jiyoung.
“Telepon aku jika Kai tidak
datang.” Sehun berpamitan dan segera pulang dari apartemen Jiyoung.
Jiyoung menyiapkan makan malam
untuk Kai, meskipun tidak ada jaminan Kai akan pulang malam itu.
Jiyoung mendengar bel berbunyi
dan segera membuka pintu. Entah Jiyoung harus bagaimana. Jiyoung senang melihat
Kai yang ada di balik pintu, namun senyumnya seketika hilang ketika melihat
Krystal disampingnya.
“Aku pulang!” seru Kai.
“Selamat datang.” Balas Jiyoung
mencoba tersenyum. Jiyoung bisa melihat Krystal yang terlihat sangat lemah
berada dirangkulan Kai, tanpa pikir panjang Jiyoung membawa beberapa barang
Krystal.
“Krystal tinggal sendiri, tapi
kau tau dia sedang sakit sekarang. Jadi Krystal akan disini sampai dia
benar-benar membaik.” Kai mencoba menjelaskan.
Kemudian tiba-tiba Kai berhenti
di ruang tengah, Jiyoung mengerutkan keningnya.
“Aku menyiapkan makan malam,
mungkin kalian bisa makan dulu.” Kata Jiyoung menyadarkan Kai.
“Dimana Krystal akan tidur?”
tanya Kai lebih pada dirinya sendiri, tapi Jiyoung bisa mendengar itu. Jiyoung
menelan ludah, haruskah Krystal tidur di kamar mereka? Di kamar Kai dan
Jiyoung?
“Krystal bisa tidur di kamar
kita, jika kau mau. Aku bisa tidur di kamar tamu.” Kata Jiyoung, Kai sedikit
kaget dengan jawaban Jiyoung.
“Ah jangan, biar Krystal di
kamar tamu saja.” Kai menuntuk Krystal ke kamar tamu, tapi Jiyoung mencegahnya.
“Krystal sedang sakit, dia akan
membutuhkan banyak bantuan.” Jiyoung menaruh tas baju Krystal di kamarnya.
Jiyoung melihatnya kemudian tersenyum, tapi sepertinya Krystal terlalu lemah
untuk membalas senyumannya atau mungkin Krystal tidak mau membalasnya.
Jiyoung menyalakan TV dengan
volume kecil, Kai sedang berada di kamar menyuapi Krystal. Jiyoung merasa iri
pada Krystal, beruntungnya Krystal bias mendapat perhatian penuh Kai. Beberapa
menit berlalu Kai keluar dari kamar. Jiyoung pura-pura sibuk dengan ponselnya
ketika Kai duduk di sebelahnya.
“Aku turut berduka, kau pasti
sangat sedih.” Kata Kai dengan suaranya yang berat, Jiyoung tau Kai sedang
membahas Chanyeol sekarang, Jiyoung memberikan senyumnya.
“Aku harap dia bisa tenang
disana.” Balasnya tanpa benar-benar ingin membahas Chanyeol lebih lanjut.
“Aku minta maaf kejadian
semalam. Aku harap kau mengerti, aku berada di posisi sulit saat ini.”
“Aku mengerti.” Jiyoung
tersenyum padanya. “Aku ingin tidur, sebaiknya aku ke kamar.” Kata Jiyoung.
Jiyoung tidak sanggup berlama-lama dengan Kai tanpa meneteskan airmatanya, jadi
lebih baik dia kembali ke kamar sekarang.
***
“Jongin-ah, ini handukmu!
Bagaimana bisa kau selalu lupa membawa handukmu ketika mandi!” Jiyoung mengetuk
pintu kamar mandi, Kai membuka pintunya setengah dan menerima handuk dari
Jiyoung.
“Gomawo Jing!” seru Kai. Jiyoung
menyiapkan sarapan untuk Krystal yang berbaring di ranjangnya.
“Sebentar lagi Jongin selesai,
biar dia menyuapimu.” Kata Jiyoung pada Krystal yang sedang menatapnya dengan
begitu dalam.
“Berhentilah bersikap baik Kang
Jiyoung, aku tidak ingin terlihat jahat karenamu.” Kata Krystal dingin. Senyum
Jiyoung perlahan pudar mendengarnya.
“Aku hanya melakukan apa yang
seharusnya aku lakukan.”
“Aku hanya ingin kau tau, aku
sangat mencintai Kai. Aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa kau tau itu.”
kalimat Krystal bagai es yang mendinginkan Jiyoung dalam sekejap. Jiyoung
memaksa untuk tersenyum dan kemudian memilih untuk keluar. Jangan sampai
siapapun melihat air matanya.
***
“Jongin-ah, bisakah kita bicara
sebentar?” tanya Jiyoung ketika Kai terlihat asyik dengan ponselnya.
“Hem, katakan saja.” Kata Kai,
“Eh, tapi aku harus mengantar Krystal pulang sore ini. Apa kau mau ikut dan
bicara di luar?” sambung Kai.
“Benarkah? Ya ide bagus, aku
rasa kita bisa bicara di luar setelah mengantar Krystal.” Jiyoung segera
bersiap.
Kai terlihat ragu ketika mereka
bertiga berada di depan mobil. Jiyoung yang mengerti ini segera membuka pintu
belakang dan duduk di kursi belakang. Kemudian Kai membukakan pintu untuk
Krystal. Bukankah memang seharusnya seperti ini? Sejak awal, memang Jiyounglah
yang hadir di cerita mereka.
“Maaf, apa kau menunggu lama?”
Kai berjalan tergesa, Jiyoung hanya menggeleng dan mereka masuk mobil. Sore itu
sedikit mendung, seakan mengerti bagaimana perasaan Jiyoung.
“Kau ingin kemana?” tanya Kai.
“Aku ingin mengunjungi
orangtuaku.” Jawab Jiyoung, tidak tau sudah berapa lama Jiyoung tidak pulang ke
rumah orangtuanya.
“Bilang saja jika kau rindu
orangtuamu, aku akan mengantarmu. Jika memang tidak bisa...”
“Sehun yang akan mengantarku.”
Sela Jiyoung seraya tersenyum. Kai tidak berniat untuk membahasnya, untuk
mengurangi kecanggungan Kai mulai membuka percakapan yang ringan. Seperti
bagaimana mereka berkomunikasi sebelum tau tentang perjodohan itu.
“Kau bilang ingin mengatakan
sesuatu tadi, apa?” tanya Kai membuat Jiyoung sedikit tersentak.
“Jongin-ah... Tidak bisakah
kita... eemm, tidak bisakah kita menjadi pasangan? Menjadi pasangan yang
sesungguhnya?” Jiyoung tidak berani menatap langsung mata Kai. Seperti dugaan
Jiyoung, Kai pasti sangat kaget dengan pertanyaannya.
“Jing, jangan pernah jatuh cinta
padaku.” Jawab Kai singkat dan jelas. Jiyoung tidak perlu penjelasan lagi
karena Jiyoung sudah begitu pahan dengan kalimat Kai. Mereka tidak akan pernah
bisa bersama.
***
“Jongin-ah, nanti aku akan
pulang larut. Aku harus menyelesaikan tugas dan berlatih acting. Jika Sehun
bisa menjemputku aku akan pulang, tapi jika tidak aku akan tidur di rumah
temanku.” Jelas Jiyoung panjang lebar pagi itu.
“Jika Sehun tidak bisa menjemput
segera telepon aku.” Kata Kai singkat. Jiyoung hanya tersenyum dan segera
berangkat ke kampusnya. Sehun sudah menunggunya untuk berangkat bersama.
“Sepertinya kau harus bawa mobil
Jing, sampai kapan aku harus jadi sopirmu?” tanya Sehun setengah meledek.
“Lagipula kau tidak punya
pacar.” Balas Jiyoung cuek.
“Aku tidak segera mendapat pacar
juga karena kau Kang Jiyoung!” sentak Sehun membuat Jiyoung terbahak. Entah
kapan terakhir Jiyoung tertawa seperti ini, Jiyoung hanya ingin selalu tertawa
tanpa semua beban yang sekarang ada pada dirinya.
Hari itu Jiyoung benar-benar
sibuk, tugas yang begitu banyak, di tambah Jiyoung harus melatih actingnya
untuk pementasan drama di fakultasnya. Jiyoung sudah lupa dengan makan siang
jika saja Sulli dan Suzy tidak datang padanya dengan membawa makanan.
Satu hal yang Jiyoung syukuri,
kesibukannya bisa mengalihkan perasaannya agar tidak terus memikirkan semua
masalahnya. Meskipun melelahkan Jiyoung sangat bersyukur.
“Kang Jiyoung, bisa kau
mengantar ini ke jurusan perfilman? Aku lupa tidak mengantarnya tadi. Cepatlah,
Choi Minho masih ada di markasnya saat ini.” perintah Sohyun, ketua panitia
dalam acara pementasan. Jiyoung segera mengambil amplop itu dan pergi.
Jiyoung tidak tau hari sudah
gelap, karena sejak makan siang bersama Sulli dan Suzy dia sama sekali tidak
keluar ruangan. Jiyoung berjalan cepat dan untungnya dia bertemu dengan Choi
Minho yang terlihat dalam perjalanan segera pulang.
“Sunbae, aku harus menyerahkan
ini padamu. Tadi Sohyun lupa memberinya.” Kata Jiyoung.
“Terimakasih Kang Jiyoung, aku
sedang sangat buru-buru, untung kau bisa menemukanku disini.” Minho tersenyum
padanya dan segera berpamitan untuk pergi.
Jiyoung menyusuri koridor sepi
itu, gedung sudah hampir kosong, setidaknya itu yang Jiyong pikirkan. Tapi
kemudian telinganya menangkap suara, seperti dua orang yang sedang sibuk
berseteru mempertahankan argumennya.
“Aku sudah bilang sebaiknya
kalian berpisah. Lihatlah aku yang sejak dulu selalu menunggumu.” Jiyoung
berusaha untuk tidak membuat suara dan mencoba melihat siapa yang ada di dalam
sebuah ruangan.
“Aku benar-benar bingung, aku
tidak tau apa yang seharusnya aku lakukan.” Jiyoung kaget mendengar suara
Krystal yang menangis itu, Jiyoung mencoba mengenali siapa laki-laki itu.
“Aku harap kau putuskan saja
hubunganmu dengan Kim Jongin, agar kita bisa bersama seutuhnya.” Suho! Itu
Suho! Jiyoung membekap mulutnya, ini gila. Tidak mungkin Krystal dan Suho?
Bukankah Krystal begitu mencintai Kai?
“Jangan menangis! Biar aku
mengantarmu pulang.” Jiyoung segera pergi sebelum dua orang itu menyadari
keberadaannya. Jiyoung tidak habis pikir, ini benar-benar gila.
Jiyoung duduk di bangku taman
kampusnya, Sehun sudah bilang dia tidak bisa menjemput karena ada praktek.
Jiyoung memutuskan untuk pulang dengan taxi, tapi dia masih belum ada keinginan
untuk pulang.
“Ternyata kau disini.” Suara
berat itu mengagetkan Jiyoung, Kai sudah duduk di sampingnya.
“Bagaimana bisa kau disini?”
Jiyoung terlihat kaget karena seingatnya
dia tidak menelpon Kai untuk menjemputnya.
“Sudah kubilang jika Sehun tidak
bisa menjemput segera hubungi aku. Untung saja Sehun menelponku dan memberitahu
bahwa kau tidak ada yang menjemput.” Jelas Kai, untung saja lampu taman tidak
begitu terang. Jika tidak, mungkin Kai akan melihat wajah Jiyoung yang memerah.
“Kau tidak bersama Krystal?”
tanya Jiyoung, pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulutnya. Kai
mengangkat kedua pundaknya.
“Dia bilang mengerjakan tugas di
rumah temannya. Kau tau tugas kita semakin banyak sekarang.” jawab Kai. Jiyoung
tau Krystal berbohong, karena beberapa menit yang lalu dia melihat Krystal dan
Suho bersama. Dan Suho mengantar Krystal pulang ke rumahnya.
“Oh ya, aku sangat penasaran
kenapa kau ingin mempelajari acting?”
“Ah, entahlah aku hanya merasa
tertarik. Dengan begitu aku juga bisa melihat orang yang benar-benar tulus dan
tidak. Ya, kau bisa mengetahui siapa yang sedang beracting atau tulus ingin
bersamamu di dunia nyata.” Jelas Jiyoung. Kai hanya mengangguk seraya melihat
sekeliling.
“Kalau begitu aku tidak bisa
berbohong padamu.” semburnya segara terkikik, Jiyoung tertawa mengiyakan.
***
Pagi itu seperti ada sebuah
petir menyambar saat cuaca terik. Jiyoung melihat Kai yang terlihat sangat
terburu-buru, matanya merah seakan menahan tangis. Jiyoung mendekatinya dan
bertanya apa yang terjadi, untuk sesaat Kai hanya diam. Tapi Jiyoung sabar
untuk menunggu Kai hingga dia mengatakan sesuatu dan menceritakan apa yang
terjadi.
“Jing, sebaiknya kita akhiri
semua ini. Aku ingin semua ini berakhir, aku tidak bisa mempertahankan ini
semua.” Kata Kai cepat. Jiyoung perlu beberapa saat untuk mengerti apa yang Kai
katakan. Tak lama setelah itu, Jiyoung bisa melihat Kai melepas cincin di jari
manisnya dan memberinya pada Jiyoung.
“Jongin-ah...” kata Jiyoung
lirih.
“Maaf, aku ingin mengakhiri
semua ini.”Jongin tidak sanggup melihat Jiyoung yang mulai menangis.
“Kim Jongin, jangan!” kata
Jiyoung lemah. Tapi ini benar adanya, Kai segera memakai jaketnya dan keluar.
Beberapa kali Jiyoung memanggil dan memohon agar Kai tetap tinggal, pada
akhirnya Kai pergi.
“Ini tetap rumahmu, ini rumah
kita. Aku yakin kau akan kembali...” Jiyoung berkata di tengah tangisnya ketika
tepat sebelum Kai menutup pintunya.
“Oh Sehun, ponselmu terus
berbunyi!” teriak Xiumin, Sehun meninggalkan gamenya dan segera menjawab
telepon.
“Hujannya deras sekali,
sepertinya tadi cerah-cerah saja.” Sesal Jongdae melihat langit begitu gelap
dan derasnya hujan. Mereka sedang berkumpul di rumah Sehun. Tidak ada alasan
tertentu, hanya sedang ingin menghabiskan waktu bersama.
“Apa? Aku harus menjemputmu
dimana?” kata Sehun setelah menjawab teleponnya, tapi hanya suara hujan yang
bisa dia dengar dari seberang. Sehun mengerutkan keningnya dan melihat layar
ponselnya, memastikan mereka masih terhubung. “Nyonya Kim? Hallo Kang Jiyoung?”
seru Sehun.
“Kau di rumah?” entah ini hanya
perasaan Sehun atau memang benar, suara Jiyoung terdengar begitu buruk.
“Ya, kau dimana?” Sehun tau
sesuatu sedang terjadi. Baekhyun dan Jongdae memperhatikan Sehun.
“Keluarlah...” kata Jiyoung.
Tanpa menunggu apa-apa lagi, Sehun segera membuka pintu rumahnya. Sehun membuka
pagar rumahnya segera, membiarkan tubuhnya basah terkena hujan. Dan disana,
Jiyoung berdiri dengan keadaan yang sepenuhnya basah. Jiyoung tersenyum begitu
mata mereka bertemu.
“Sehun-ah..” senyum itu berubah
jadi tangis, Sehun memeluknya membiarkan Jiyoung menangis di pelukannya. Sehun
bisa mengerti sesuatu yang buruk terjadi, Sehun bisa merasakan sakit yang
Jiyoung rasakan.
“Ayo masuk, kau bisa sakit.”
Sehun mengajaknya masuk, disana Baekhyun yang seakan tau sudah menunggu mereka
dengan membawakan handuk. Sehun membungkus tubuh basah Jiyoung dengan handuk.
***
Jiyoung merasa dirinya lebih
hangat, sweater tebal milik Sehun yang dia pakai terasa begitu nyaman. Dia
memerhatikan kamar Sehun yang begitu rapi. Jiyoung masih bisa mendengar Tao ada
di luar sedang yang lain sudah pulang.
Jteglek!
Pintu
kamar terbuka.
“Tao pulang.” Katanya kemudian
duduk di kursi belajarnya, “Lalu bagaimana?”
“Aku tidak bisa melakukan apa-apa.”
Jawab Jiyoung pelan.
“Kau terlihat sangat buruk.
Sebaiknya kau istirahat disini. Kapanpun kau ingin pulang, aku akan
mengantarmu.” Setelah mendnegar semuanya, Sehun menyuruh Jiyoung untuk tidur.
Sehun tau ini akan segera terjadi.
***
Jiyoung memutuskan untuk pergi
ke rumah Krystal sore itu. Jika memang Jiyoung harus berpisah dengan Kai,
Jiyoung harus memastikan bahwa Krystal benar-benar baik untuk Kai. terlebih
setelah Jiyoung melihat Krystal dan Suho kapan hari.
Beruntungnya Jiyoung, ada mobil
Suho terparkir di halaman rumah Krystal. pagarnya juga tidak terkunci. Jiyoung
segera masuk, berharap Krystal bersedia untuk berbincang dengannya.
Prang!!
“Sebenarnya
apa maumu? Kau akan menikah dengan Kai? Lalu apa artiku bagimu selama ini?!?!”
Jiyoung bisa mendengar suara Suho, bahkan pintu depanpun terbuka. Jiyoung masuk
untuk mengetahui apa yang terjadi.
“Kai akan segera menceraikan
Jiyoung...” jelas Krystal seraya menangis.
“Lalu bagaimana denganku? Sudah
cukup aku diam selama ini.” Suho mengangkat tangannya, mengambil sebuah vas
bunga kecil di meja da melemparnya pada Krystal.
“Aaagkk!” Krystal memegang
keningnya yang berdarah seraya menangis hebat.
“Oppa! Apa yang kau lakukan?”
Jiyoung mendorong Suho menjauh, mencoba melindungi Krystal.
“Jadi kau sudah dengar semuanya
Kang Jiyoung?” Suho tersenyum kecut. “Tidak ada yang perlu aku sembunyikan lagi
darimu.”
Jiyoung mundur beberapa langkah,
Suho mengambil sebuah hiasan keramik Krystal, siap melempar pada Jiyoung kapan
saja.
“Oppa, jangan bertindak bodoh.
Kalian berdua kenapa seperti ini?” Jiyoung berteriak, merasa tidak terima
merasa menyakiti Kai. Jiyoung tidak memikirkan dirinya saat ini, perasaan Kai
paling penting.
Suho memegang tangan Jiyoung,
begitu kuat sampai membuat tangannya sakit. Jiyoung mencari sesuatu untuk
membela diri, tapi apa? Jiyoung mulai panik, karena sepertinya tidak
membutuhkan waktu lama untuk Suho menyerangnya. Jiyoung terus mundur sementara
Suho berjalan mendekat ke arahnya. Suho berhasil menyudutkannya di tembok, mata
Jiyoung sudah panas bingung harus melakukan apa.
“Takut? Aku rasa Kai tidak akan
keberatan jika kau pergi.” Kata Suho begitu halus, Suho tidak berniat untuk
membunuh Jiyoung kan?
“Oppa...” Jiyoung mencoba
menyadarkan Suho. Sebelum Suho memukul Jiyoung dengan hiasan keramik, Jiyoung
lebih dulu mendorongnya hingga Suho jatuh terjengkakngke belakang. Sebuah
tongkat baseball tergantung di balik pintu, Jiyoung bersyukur Krystal menaruh
benda seperti itu di balik pintu. Segera mengambilnya, tanpa pikir lagi Jiyoung
mengayunkan tongkat itu dan memukulkannya pada Suho. Krystal berteriak
mendapati Suho yang berdarah tersungkur di lantai.
“Kang Jiyoung! Apa yang kau
lakukan?” teriak Krystal begitu murka.
“Apa kau tidak lihat dia bisa
menyakiti kita. Sebaiknya kita cepat panggil ambulance!” kata Jiyoung.
“Kau tidak akan selamat jika
sesuatu yang buruk terjadi pada Suho!” gertak Krystal.
“Lalu bagaimana dengan Kai,
bagaimana bisa kau menyakiti seseorang yang begitu mencintaimu!” protes
Jiyoung.
“Aku akan panggil polisi untuk
ini. Kau menyerang Suho oppa. Kau harus dihukum.” Kata Krystal dengan
penekanan. Jiyoung menatap Krystal tak percaya.
***
Kai dan Sehun segera berlari
begitu mobil mereka terparkir dengan sempurna di rumah sakit. Tidak ada waktu
lagi untuk berpikir, mereka segera berlari. Mereka menemukan Jiyoung duduk di
lantai sambil menundukkan kepalanya.
“Jiyoung, ada apa sebenarnya
ini?” Sehun memeluknya dan membiarkannya menangis.
“Dimana mereka?” tanya Kai.
Sehun memberi kode agar Kai membiarkan Jiyoung untuk menenangkan dirinya, Kai
merasa sesuatu membuat hatinya sakit. Sedekat itu mereka selama ini?
“Suho hyung akan baik-baik
saja.” Kata Sehun mencoba menenagkan, Kai terus memerhatikan mereka.
“Nona Kang Jiyoung?” seseorang
memanggil namanya, Jiyoung mendongak dan mendapati seorang lelaki berseragam
berdiri di depannya.
“Anda nona Kang Jiyoung, kami
harus membawa Anda ke kantor polisi untuk penyelidikan.” Jelasnya, jantung
Jiyoung berdegup begitu kencang. Jiyoung memegang tangan Sehun erat, seakan tidak
mau pergi dari sana.
“Untuk apa?” tanya Sehun, walau
sebenarnya Sehun tau alasannya, tapi Sehun tetap shock dengan ini.
“Ditahan dengan tuduhan
melakukan tindak kekerasan.” Polisi itu membuat Jiyoung berdiri dari duduknya,
kemudian hendak memakaikan Jiyoung borgol ketika Kai dengan keras berkata,
“Tidak perlu dengan itu, dia
tidak akan pergi kemana-mana!” sentak Kai. Jiyoung menatap Sehun dan Kai
bergantian, sorot matanya seakan berkata jika dia tidak ingin pergi. Sorot mata
itu menunjukkan ketakutan. Sorot mata itu membuat hati Kai sakit.
“Aku ikut denganmu.” Kata Sehun
begitu tenang, meskipun tidak bisa di pungkiri dia begitu khawatir. Polisi
meminta mereka untuk bergegas, dengan berat Jiyoung melangkahkan kakinya.
Jiyoung menatap Kai, tatapan itu seakan berkata, ‘Jongin, kau harus percaya padaku. Jongin, aku tidak bersalah. Jongin,
aku takut.”
Author's Note: Ya ya ya, author pengen cepet-cepet nyelesaiin FF ini. FF ini berakhir di chapter 5, insyaallah kalau gak ada halangan Selasa bakal di update. Pengen segera lepas dari yang sedih-sedih, soalnya bawaan jadi sedih terus. Jiyoung disini kasian banget. TT
Semoga suka dengan fic ini, jangan lupa komentar. Ohorat ohorat yehet!
Cepetan posting endingnya thor... kepo bgt nih kek gmn endingnya*-* demi apa aku tuh suka bgt sm KaiJing couple!! Bikin lg ff KaiJing couple ya thor^^ Fighting!!~
BalasHapusAku paling suka sm ff Vampire Detected.. Nangis banjir thor>< lope lope dah buat author Risa💕 keep writing KaiJing's ff thor:D
BalasHapuskak!!! ih greget banget di chapter ini,krystal itu maunya apasih-..- harusnya uri jjing ngerekamin suho-krystal biar ada bukti,biar ketauan yang salah siapa /? ah jadi pengen ngajak krystal ke kandang buaya,jjing sama sehun ajaaaa sehun pas bgt sama jjing ;;
BalasHapusChanyeol knp meninggal? Krystal sama Suho jahat banget sih sma KaiJing. Udh ketebak nih dr part sbelumnya kalau Suho sama Krystal ada 'something'. Kai juga jahat sma Jiyoung, bkin jiyoung nangis melulu.
BalasHapusWalaupun aku kaijing shipper. Tp mending jiyoung sma sehun aja biar nggak sedih2 melulu. Sehun jg kyknya suka jiyoung.
Ceritanya sedih2an tpi endignya jangan sedih2an jg, hrs happy ending kkk :D
Keep writing ya…fighting! :)
sumpah...!! nyesek banget baca part ini, makin simpati ma Jiyong. jongin keterlaluan banget...bikin gemes..!! Tapi.., kenapa ya kok aku berharapnya Jiyoung sama Sehun ja.., Sehun kan lebih perhatian dan selalu ada buat Jjing..,,
BalasHapuskrystal bener2 jadi orang yang gak tau diuntung banget sih ya.. udah tau ditolongin tapi malah nglaporin? jiyoung kasian banget sih, oke fix, kalau kaya gini lebih dukung jinghun aja kali ya.. sehun care banget sama jiyoung dan munkin jiyoungnya juga lebih nyaman sama sehun.. aih, bener2 complicated. jiyoung malaaang banget. dan suho? kenapa pake lempar2 barang sih bang? percaya kalau lo holang kaya, tapi plis deh gak usah buang2 barang juga kali.. oke fight author nim, seneng akhirnya bisa liat updatetan hari ini.. it's great! :) ditunggu hari selasa okay!! :D
BalasHapusYaampun chapter ini asli bikin nangis. Dari awal udah sedih juga gara" chanyeol meninggal, padahalnya dichapter kmrn dia masih baik" aja. Trus kirain kai udh mulai membuka hati, minta maaf ke jing tapi ternyata gak juga. Krystal disini aarghhh asli kok jahat gitu, udh dibantuin sama jing malah ngelaporin jing ke polisi-_- sehun sweet banget sama jiyoung, selalu adaa. Chapter selanjutnya semoga agak bahagia ya author kasian jing nangis terus. Update soon, fighting!!:)
BalasHapusWhat the heck Chanyeol mati kenapa deh? Dia emang sakit apa asa belom pernah dijelasin. Berasa konyol banget deh peran dia disini. Harusnya yg dimatiin si Krystal aja tuh. Gendek banget sama peran dia disini. Suho juga arrgggh! Kim Jongin bego bego bego! Semoga Krystal Suho dpt ganjarannya. Si Kai terlalu baek buat Krystal.
BalasHapusAaaaaaaa jiyoung .kasian.hapy ending yaa
BalasHapus