Langsung ke konten utama

[FANFIC] Vampire Detected - Chapter 4



Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris etc
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Series
 Author: YRP

Chapter 5 here.. Happy reading!! ^^



“Jongin-ah.... ponselmu,.. hmm... tertinggal di mobil...” jawab Jiyoung terbata.
                “Kau mendengarnya?” tanya Kai takut, Jiyoung mengangguk lemah.
                “Mianhae...” Jiyoung menatap sepatunya, Jiyoung dalam situasi yang salah.
                “Kau sudah bertemu hyungku...” kata Kai lirih.
                “Kau Kang Jiyoung..” Baekhyun menatap Jiyoung ramah seakan tak terjadi apa-apa.
                “Ne..” jawab Jiyoung masih menatap sepatunya.
                “Kai, sebaiknya kau segera mengantar Kang Jiyoung pulang.” Baekhyun tidak menatap Kai dan kembali masuk dalam rumahnya. Kai segera menarik tangan Jiyoung dan mengantarnya sampai rumah.

                Jiyoung duduk di ranjangnya, pikirannya masih memutar kejadian tadi di rumah Kai. Vampire? Jiyoung selalu berpikir itu hanya ada di sebuha film dan cerita fantasy, benarkah mereka benar-benar ada?
                Jiyoung tidak sengaja menjatuhkan bantal ke lantai, dengan malas Jiyoung mengambilnya, kemudian matanya menangkap sebuah kardus di abwah ranjangnya, Jiyoung menariknya untuk melihat apa isinya.
                Jiyoung sudah tidak begitu kaget, itu keduabelas voodoo dool yang belum ia buang. Dalam sisi lain dia ingin mengikuti perkataan Krystal untuk membuangnya, tapi dia tahu Sulli tidak akan pernah bohong. Sulli menyuruhnya untuk mengembalikan ke pemilik aslinya. Jiyoung mencari tau tentang keberadaan pemilik rumah ini sebelumnya.

                Pagi itu masih dingin, seperti biasa Luhan mengantar Jiyoung ke sekolah. Jiyoung tidak melihat Kai pagi itu, tadi dia juga mencoba menunggunya tapi Kai tidak muncul juga. Ketika Jiyoung memasuki gerbang, dia bisa melihat punggung Kai dan segera menghampirinya.
                “Jongin-ah, kenapa kau tidak berangkat bersamaku?” tanya Jiyoung, namun Kai hanya diam, hanya melihatnya. “Sudahlah, aku tdak ingin kita menjadi canggung gara-gara kemarin.”
                “Apa kau menganggap kita adalah teman dekat?” Kai bertanya dingin membuat Jiyoung sedikit menurunkan semangatnya.
                “Tentu saja, aku merasa dekat denganmu. Aku tau kau tidak punya banyak teman, karena itu aku akan menjadi temanmu.” Jelas Jiyoung cepat.
                “Jiyoung-ah!” Krystal memanggilnya dan menghambur ke pelukan Jiyoung.
                “Ada apa denganmu?” Jiyoung melepas diri dari pelukan Krystal, Kai hanya menatap emreka enggan.
                “Aku sudah resmi dengan Suho oppa!” kata Krystal berhasil membuat Jiyoung hampir melompat. Dan Jiyoung yakin dia sempat melihat Kai memberi ekspresi kaget, keningnya berkerut.
                “Aku tidak menyangka akan secepat ini.” Jiyoung berkata senang.
                “Aku tidak salah dengar kan kau pacaran dengan Suho sunbae?” tanya Kai penuh selidik, Jiyoung bisa melihat sirat kekhawatiran dari tatapan Kai.
                “Kenapa kau bertanya seperti itu? Kau tak menyukainya?” jawab Krystal tak kalah sinis pada Kai.
                “Aku pergi, Kang Jiyoung.” Kai berpamitan pada Jiyoung, Krystal mengumpat pada keanehan Kai.
                “Sudah kubilang kan, Kai itu memang aneh. Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya.” Krystal terlihat kesal, Jiyoung hanya diam dan mengajak Krystal untuk ke kelasnya.

                Luhan membawa beberapa buku tebal, Luhan tak pernah berpikir bagaimana bisa dia memilih mengambil kuliah psykologi. Luhan memilih membaca buku di perpustakaan siang itu.
                Luhan sebenarnya lebih tertarik pada dunia olahraga, karena orangtuanya tidak menyetujuinya dia memilh untuk mengambil psykologi, dan Luhan tidak pernah tau mau jadi apa dia setelah dia lulus.
                Luhan duduk di salah satu meja paling sudut, sedikit gelap disana atau bahkan mungkin terkesan seram. Luhan tenggelam dalam buku bacaannya, tidak memikirkan beberapa orang yang berbisik di sekitarnya, sampai akhirnya seseorang membuyarkan konsentrasinya.
                “Maaf, tapi apa kau melihat sebuah kalung di mejamu itu?” tanya seorang namja dengan postur tinggi bertanya padanya.
                “Mwo? Kau bisa mencarinya sendiri.” Luhan memlih untuk pindah dari mejanya membiarkan orang itu mencari sebuah kalung.
                “Apa kau menemukannya?” tanya seorang lagi.
                “Sepertinya aku menghilangkan kalung itu.” Luhan menoleh pada orang itu, dia sepertinya tau namanya, Kris? Ah iya, dia salah satu namja populer di universitasnya, karena ketampanannya yang tidak wajar membuat semua gadis merebutkannya. Dan namja di sebelahnya, sepertinya Luhan tak asing dengan namja itu, tapi dia lupa pernah bertemu dimana.
                “Sehun-ah sebaiknya kita pergi, kau juga harus segera kembali ke sekolahmu!” kata Kris dan segera di ikuti oleh Sehun
***
                “Nona Jiyoung, ini berkas pemilik rumah ini sebelumnya.” Ajeoma memberi beberapa lembar kertas pada Jiyoung.
                “Kau sudah menemukannya? Gomawo ajeoma!” Jiyoung memeluknya sekilas kemudian segera naik dan masuk kamar. Jiyoung melihat berkas itu, itu adalah profil pemilik rumah ini.
                “Lee Jieun? Bukankah dia terlalu muda untuk mempunyai rumah sebesar ini?” Jiyoung mengerutkan keningnya, di salah satu berkas ada akta rumah dimana disana di sebutkan Lee Jieun sebagai pemilik rumah itu. Usianya hanya satu tahun di atas Jiyoung.
                “Mungkinkah Lee Jieun itu suka bermain semua boneka voodoo ini?” Jiyoung melihat tumpukan voodoo di dalam kardus. Kemudian otaknya menyuruhnya untuk melihat boneka itu. Ada satu boneka voodoo yang masih bersih dan tidak rusak sama sekali. Jiyoung mulai menyukai boneka itu, mungkinkah dia bisa menyimpannya? Hanya satu itu saja, diantara duabelas lainnya.
                “Jing, kau di dalam?” Luhan mengetuk pintu kamar Jiyoung.
                “Ne oppa, wae?” teriak Jiyoung.
                “Ada seseorang menunggumu di bawah. Cepatlah!” Jiyoung segera membuka pintu kamarnya, tersenyum pada Luhan yang hanya memperhatikannya malas. “Cepatlah!”
                Jiyoung bisa melihat ajeoma memberi tamu itu minuman, dan betapa kagetnya Jiyoung setelah tau tamu itu tak lain dan tak bukan adalah...
                “Sehun-ah!” teriak Jiyoung senang.
                “Kau ada waktu?” tanya Sehun sambil tersenyum.
                “Ne, aku selalu luang di sore seperti ini.” jawab Jiyoung, “Tapi apa yang membawamu kemari?”
                “Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, jika kau tak keberatan.” Jiyoung merasa dirinya di lempar ke langit ke tujuh mendengar ajakan Sehun.
                “Bisakah aku bersiap-siap sekarang?” Sehun menjawab dengan anggukan, Jiyoung segera menuju kamarnya dan berdandan secepat dia bisa.

                Sore itu menjadi sore terindah bagi Jiyoung, Sehun mengajaknya jalan-jalan di tengah kota. Hanya seperti itu, tapi itu lebih menyenangkan dari pada liburan ke luar negeri bersama Luhan seperti terakhir kali yang dia lakukan. Dan entah mengapa, sore dingin itu bisa menjadi hangat karena perasaan senang Jiyoung.
                Jiyoung berhenti di sebuah toko DVD, dia menatap Sehun berharap Sehun mengajaknya masuk. Tanpa bicara Sehun mendorong punggung Jiyoung pelan dan masuk ke dalam.
                “Kau suka menonton film? Film seperti apa yang kau suka?” tanya Sehun menyusuri deretan DVD.
                “Yang seperti ini.” Jiyoung menunjuk deretan DVD Twilight saga.
                “Kau menyukai yang seperti ini?” Sehun menatap Jiyoung heran, “Aku tidak menyangka.” Setelah puas berputar dan melihat-lihat DVD, Jiyoung menjatuhkan pilihannya pada film animasi. Setelah membelinya mereka segera keluar.
                “Sebenarnya aku ingin mengajakmu bertemu hyungku, tapi sepertinya ini sudah terlalu malam.” Kata Sehun ketika menyadari hari sudah gelap.
                “Lain kali saja ya.” kata Jiyoung penuh penyesalan, dia akan di bunuh Luhan jika pulang terlalu malam.
                “Baiklah, aku mengerti.” Sehun mengajak Jiyoung untuk kembali berjalan. Mereka melewati sebuah gang kecil yang gelap dan basah. Jiyoung merapatkan jaketnya karena merasa ini sangat dingin. Sehun mulai sadar bahwa gadis di sebelahnya itu kedinginan.
                “Kau baik-baik saja?” tanya Sehun, mengajaknya berhenti dan mengarahkan tubuh Jiyoung menghadapnya.
                “Aku baik-baik saja, tapi sebaiknya kita cepat cari taxi. Aku bisa beku.” Jawab Jiyoung masih ceria, gadis itu tidak pernah repot-repot untuk menyembunyikan apa yang dia rasakan. Sehun tersenyum, kemudian detik berikutnya Sehun mendorong Jiyoung hingga punggungnya bersandar pada tembok.
                Jiyoung merasa punggungnya dingin meskipun dia memakai pakaian berlapis dan jaket tebal. Sehun masih memperlihatkan senyumnya, dan untuk pertama kalinya dia melihat wajah Sehun sedekat itu. Sehun makin mendekatkan wajahnya, Jiyoung merasa dadanya sakit karena jantungnya terlalu cepat berdetak, Jiyoung memilih untuk menutup matanya hingga Jiyoung merasa bibir Sehun menyentuh bibirnya.
                Dingin...
                Malam itu terasa begitu dingin, berbeda dengan hati Jiyoung yang sangat panas karena Sehun, mungkin secara tidak langsung sudah menyatakan perasaannya. Perlahan Sehun melepas ciumannya.
                “Kau menyukaiku kan, Kang Jiyoung?” tanya Sehun dengan tatapan dalamnya, Jiyoung mengangguk, “ Aku akan tau jika perasaanmu berubah, saranghae.” Bisik Sehun di telinga Jiyoung.
***
                “Ini gawat, mereka sudah mulai beraksi. Aku juga harus bekerja cepat. Jangan sampai ada korban lain, dia sudah semakin kuat sekarang. Mungkin kali ini bisa jadi lebih kejam dari sebelumnya.”
***
                “Kau tau ini jam 9 malam? Kenapa kau tak menghubungiku? Atau setidaknya kau mengangkat teleponku Jing!” Luhan berceramah ketika Jiyoung sampai rumah, Jiyoung hanya mendengarnya sambil lalu, perasaannya terlalu bahagia untuk mendengar omelan Luhan.
                “Aku disini diberi tugas untuk menjagamu. Selama orangtuamu di Beijing selama setengah tahun. Kau harus berjanji tidak akan membuat khawatir lagi!” Luhan memberi penekanan di setiap kata. “Kang Jiyoung kau mendengarku kan?”
                “Ne oppa, maafkan aku...” Jiyoung tersenyum padanya, Luhan tak habis pikir mempunyai adik sepupu seperti itu.
                “Cepat kerjakan tugasmu!” kata Luhan akhirnya pergi ke kamarnya sendiri. Seperti perintah Luhan, Jiyoung segera mengerjakan semua tugasnya. Boneka voodoo yang masih sempurna setia menemaninya di meja belajar. Entah mengapa boneka yang satu itu tak terlihat menakutkan di mata Jiyoung.
                Waktu sudah menunjukkan tengah malam ketika Jiyoung sudah menyelesaikan tugasnya. Jiyoung membawa boneka voodoo itu unutk ikut tidur bersamanya, Jiyoung sudah sangat lelah hingga dengan mudah dia tertidur.
                Seseorang mengetuk jendela kamar Jiyoung, dan kelamaan kentukan itu menjadi sangat kasar. Jiyoung membuka matanya, dia menangkap sebuah siluet di balik jendela kamarnya, seorang gadis dengan rambut panjang. Jiyoung menjerit sejadinya melihat itu. Jendelanya bergetar, mungkin sebentar lagi akan terbuka. Dan benar, siluet gadis berambut panjang itu masuk dalam kamarnya, seakan mencari sesuatu dari sana. Kemudian sosok itu melihat boneka voodoo yang Jiyoung peluk, dia berusaha merebutnya tapi Jiyoung memeluknya erat. Seharusnya Jiyoung membiarkan saja boneka itu di ambilnya, tapi sisi lain Jiyoung menyuruhnya untuk mempertahankan boneka itu.
                “Aaaarrrgghhhh! Pergi!!! Pergi!!!” teriak Jiyoung.
                “Jing bangun! Jing bangun!” Luhan menepuk pipi Jiyoung.
                “Jangan ganggu aku!!! Pergi!!!”
                “JING BANGUN! SADARLAH!” teriak Luhan seraya mengguncang tubuh Jiyoung, kali ini Jiyoung berhasil terbangun.
                “Oppa!!!” Jiyoung memeluk Luhan, menumpahkan airmatanya di dada Luhan.
                “Tuan, apa yang terjadi dengan nona Jiyoung?” Ajeoma juga ikut bergabung.
                “Ajeoma, bisa kau bawakan Jiyoung segelas air?”
                “Ne Tuan.” Ajeoma turun untuk mengambil minuman. Jiyoung masih menangis dan sibuk mengatur nafasnya.
                “Oppa... ada seseorang di luar sana...”
                “Sudah Jing, kau hanya mimpi buruk.” Luhan membelai rambut panjang Jiyoung.
                “Tidak, ada seseorang disana oppa. Seorang gadis, dia selalu disana setiap malam.” Jiyoung berkata di tengah tangisnya.
                “Nona sebaiknya nona minum dulu.” Ajeima kembali dengan segelas air minum. Jiyoung hanya meminumnya sedikit, tak lama kemudian ponselnya kembali bergetar.
                “Yeobosaeyo...”
                “Jing?” Sehun lagi-lagi menelponnya.
                “Sehun-ah...” Jiyoung kembali menangis.
                “Jangan menangis, sebaiknya kau segera tidur sekarang dan ceritakan semua padaku besok pagi.” Kata Sehun lembut.
                “Ne, gomawo Sehun-ah.”
                “Cepat tidur!” Sehun memutus sambungan teleponnya. Luhan menatap Jiyoung curiga.
                “Sehun itu pacarmu?” tanya Luhan penuh selidik. Jiyoung mengagguk.
                “Kenapa?” tanya Jiyoung.
                “Tidak, aku pikir kau akan berakhir dengan Jongin.” Luhan memberi pendapat, “Kau ingin aku tidur disini lagi?”
                “Tentu saja, kau disini saja oppa.”
***
                Sehun sudah menunggu Jiyoung di depan gerbang sekolah ketika mobil Luhan berhenti disana. Luhan merasa Jiyoung tak ceria seperti biasanya, Luhan ingat ini bukan pertama kalinya terjadi pada Jiyoung. Biasanya Jiyoung bisa kembali ceria di pagi hari, tapi kali ini berbeda.
                “Jiyoung-ah!” panggil Sehun.
                “Oppa, kau bisa pergi sekarang, hati-hati.” Jiyoung melambai pada Luhan, Luhan membalasnya. Luhan merasa pernah bertemu Sehun sebelumnya, tapi lagi-lagi dia tidak bisa ingat dimana.
                “Hyung!” panggil Kai ketika Luhan kembali pada mobilnya.
                “Jongin-ah, harusnya kau berangkat bersamaku dan Jiyoung tadi.” Luhan memberi isyarat agar Kai mendekat padanya.
                “Aku terlalu siang hyung.” Jawab Kai singkat, dibanding dengan Jiyoung, Kai merasa lebih akrab dengan Luhan.
                “Jongin-ah, apa kau mengenal Sehun dengan baik?” tanya Luhan sedikit berbisik. Kai ragu akan itu.
                “Aku tidak mengenalnya secara baik. Kenapa hyung?”
                “Bukan apa-apa, tapi bisakah kau menjaga Jiyoung? Meskipun sudah ada Sehun sebagai pacarnya, aku khawatir.” Luhan bisa melihat perubahan ekspresi wajah Kai, ekspresi seperti apa itu? Marah? Kesal? Kecewa?
                “Apa mereka sudah resmi?” tanya Kai ragu.
                “Sepertinya begitu.” Jawab Luhan ketika ada sebuah mobil lain berhenti di samping mereka. Kai bisa mengenali Suzy keluar dari dalam mobil, dan orang yang mengemudi, dia juga keluar.
                “Sampai jumpa oppa!” kata Suzy sebelum masuk pada namja itu. Luhan mengenali namja itu sebagai Kris.
                “Oh, bukankah kau orang yang kemarin di perpustakaan?” tanya Kris ketika menyadari ada Luhan disana.
                “Ne kau benar. Kau Kris?” Luhan bertanya ragu. Kris tersenyum miring.
                “Apa yang kau lakukan dengan anak ini?” Kris menatap Kai dengan pandangan mencela.
                “Dia teman adikku, siapa yang kau antar? Adikmu?” Luhan menatap Suzy yang sudah menghilang masuk ke dalam sekolah.
                “Bukan siapa-siapa. Kai, apa belum cukup memiliki hyungmu? Dan kau mencari perhatian pada hyung temanmu? Aku yakin hyungmu memperlakukanmu dengan dingin.” Kris tertawa licik, Luhan menatapnya lurus, Kai menahan marah.
                “Yang pasti Baekhyun hyung jauh lebih baik dari pada kau, Kris Wu!” Luhan bisa mendengar suara Kai dingin, lebih dingin dari biasanya. Dia juga bisa melihat tatapan marah disana.
                “Kalian saling mengenal??” Luhan menatap Kris dan Kai bergantian.
                “Hei ada apa ini?” Suho sudah berada disana, sama dengan Kris, memberi senyum miringnya. Kai bisa melihat Krystal berada dalam rangkulan Suho.
                “Siapa gadis cantik ini? Dia kekasihmu?” tanya Kris dengan tawa sengit, “Aku tak percaya kau secepat itu.”
                “Oppa, siapa dia? Kau mengenalnya?” tanya Krystal polos pada Suho, seraya menatap ngeri pada Kris.
                “Kau akan tau nanti. Dan kau Kai, eh, Kim Jongin. Bolehkah aku memanggilmu Jongin?” tanya Suho kemudian disusul tawa Kris. Kai hanya menatap mereka berdua, murka. Krystal hanya menganggap ini sebagai lelucon biasa, sedangkan Luhan, dia menatap wajah Kris dan Suho mencoba mengenali mereka dari bentuk wajah.    
                “Oppa, ayo.. kita bisa terlambat!” Krystal menarik tangan Suho untuk segera masuk.
                “Sampaikan salamku pada kakakmu Kai. Apa dia baik-baik saja sampai sekarang? haha!” Suho berlalu dengan tawa sengitnya.
                “Hyung, aku harus masuk.” Kata Kai berpamitan pada Luhan.
                “Belajarlah dengan baik.” Kata Luhan, Kris masih memerhatikan mereka.
                “Sebenarnya apa yang kau lihat? Pacarmu Bae Suzy itu sudah masuk dari tadi!” kata Kai dengan dingin pada Kris dan segera berlari masuk dalam sekolah.
                “Hei kau, siapa namamu?” teriak Kris ketika Luhan masuk dalam mobilnya. Luhan tidak mau repot-repot untuk menjawab Kris, dia segera melajukan mobilnya menuju universitas.
***
                “Kenapa kau tak membiarkan Kai sekolah disini dulu?” tanya Kyungsoo ketika dia dan Baekhyun di perpustakaan.
                “Aku pikir akan lebih baik jika dia sekolah di tempat yang berbeda denganku, tapi ternyata aku salah.” Jawab Baekhyun, dia memainkan foto Jieun yang ada di tangannya.
                “Baekhyun oppa, aku membawakan coklat untukmu. Aku harap kau menerimanya.” Seorang gadis memberinya pada Baekhyun. Baekhyun menerimanya dengan senyum.
                “Terimakasih, lain kali kau tak perlu membawanya untukku.” Jawan Baekhyun, gadis itu tersenyum bahagia karena sudah mendapat ucapan terimakasih dari Baekhyun.
                “Jaga kesehatanmu oppa.” Kata gadis itu kemudian lari, Kyungsoo bisa melihat teman-temannya tertawa bahagia sekaligus iri ketika temannya kembali bergabung.
                “Kau mau? Ambil saja!” kata Baekhyun seraya melempar coklat itu pada Kyungsoo.
                “Apa kau tak bisa juga lepas dari Lee Jieun? Banyak gadis yang menyukaimu, kau bisa pilih salah satu dari mereka.” kata Kyungsoo, “Apa kau yakin Jieun akan kembali?”
                “Tentu saja, aku bahkan merasa Jieun sedang berada di dekatku sekarang ini.” jawab Baekhyun seraya menatap Jieun di fotonya. “Dia akan kembali.”

                “Seperti apa gadis yang datang padamu?” tanya Sehun lembut pada Jiyoung.
                “Aku tidak pernah melihat dengan jelas seperti apa wajahnya, dia berambut panjang, cantik, sangat cantik.” Jawab Jiyoung mencoba mengingatnya.
                “Sulli, kau tau banyak tentang mysteri. Bagaimana menurutmu tentang mimpi Jiyoung itu?” tanya Sulli yang dengan seksama melihat Jiyoung.
                “Kau sudah mengembalikan boneka voodoo itu pada pemiliknya?” tanya Sulli penuh selidik, Sehun terlihat sangat tertarik dengan topik itu.
                “Aku tidak bisa menemukan pemiliknya.” Jawab Jiyoung lemah.
                “Jangan pernah sentuh boneka itu lagi! Aku takut kau jadi terlalu dekat dengan voodoo itu. Itu bisa berpengaruh!” kata Sulli penuh peringatan.
                “Apa hubungannya? Jiyoung hanya terlalu lelah, mimpi itu tidak ada hubungannya daengan boneka itu.” jawab Krystal cuek.
                “Menurut buku yang pernah aku baca, voodoo yang pernah digunakan atau paling tidak seseorang berniat menyakiti dengan voodoo, boneka itu sudah diisi dengan arwah. Dan kau tidak boleh terlalu dekat dengannya.” Jelas Sulli, Jiyoung dan Krystal menunjukkan berjuta tanda tanya.
                “Aku beri contoh, aku ingin membunuh Jiyoung dengan voodoo, maka aku memberi boneka voodoo sedikit arwah Jiyoung. Dan kau Krystal, kau tidak boleh terlalu dekat dengan boneka itu, karena itu bisa membuatmu terlibat dalam hukum voodoo.” Jelas Sulli.
                “Itu hanya cerita konyol yang pernah kudengar.” Jawab Krystal.
                “Jika kau dekat dengan boneka itu, arwahmu bisa masuk juga. Jadi ketika aku menyakiti Jiyoung lewat boneka voodoo, maka kau juga akan merasa sakitnya.” Jelas Sulli, kalimat yang terakhir itu membuat Jiyoung menelan ludah.
                “Sudahlah Jing, sebaiknya kau tanya semua ini pada Luhan oppa. Bukan pada Sulli peramal gadungan ini.” kata Krystal mencoba menghibur Jiyoung. Krystal dan Sulli berakhir dengan saling kejar.
                “Kau harus banyak beristirahat!” kata Sehun seraya mengacak poni Jiyoung, Jiyoung hanya tersenyum.

                Kai sudah lupa kapan terakhir dia mengobrol dengan Jiyoung, Kai hanya bisa melihat Jiyoung yang sepanjang jam istirahat menghabiskan waktunya dengan Sehun. Bahkan setiap pulang sekolah Sehun terus berada di sampingnya hingga Luhan menjemputnya. Setiap berangkat sekolah, Kai tidak lagi berangkat bersama karena Kai sendiri yang memilih jalan lain agar tak melewati rumah Jiyoung.
                “Sulli, Sulli! Kau Choi Sulli kan?” Kai memanggil Sulli ketika jam istirahat.
                “Oh kau, ada apa Kai?” Sulli tersenyum ramah.
                “Hmm, aku boleh tanya sesuatu...?” Kai berkata ragu, beruntung Sulli cukup mengerti ini.
                “Katakan saja, aku tidak akan bicara pada siapapun.”
                “Apa benar Jiyoung dan Sehun...” Kai tidak mampu melanjutkan pertanyaannya, tapi Sulli bisa mengerti itu. Sulli membuang nafas seakan mengerti apa yang di rasakan Kai. Meskipun banyak orang berpikiran Kai itu misterius, tapi Sulli bisa merasakan sisi hangat Kai.
                “Bagaimana aku harus menjelaskan ini.” Sulli mengacak rambutnya, “Kau tau sendiri kan Jiyoung menyukainya sejak lama, dan yah – hmmm... -  sekarang mereka memang sudah resmi.”
                “Kau yakin kan?” Kai kembali bertanya, Sulli membaca ekspresi antara kecewa dan khawatir di wajah Kai.
                “Aku sangat yakin.” Jawab Sulli, setelah itu Kai meninggalkannya tanpa mengucap salam. Sulli melihat punggung Kai makin menjauh. “Kalau memang kau suka, kenapa kau tak mengatakannya pada Jiyoung?” tanya Sulli.
***
                Gadis itu menyipitkan matanya, melihat gerak-gerik rusa yang tak jauh darinya. Setelah beberapa menit menunggu, gadis itu dengan gerakan cepat menghampiri rusa itu. Dalam hitungan detik rusa itu sudah tak bernyawa, gadis itu menghisap semua darahnya hingga habis.
                “Aku pasti bisa bertahan hanya dengan minum ini.” katanya lirih, “Sudah tiga bulan aku tidak minum darah manusia.”
***
                “Aku bisa merasakan gadis itu sudah kembali. Aku merasakan dia begitu dekat.” Namja dengan tubuh jakung itu memberitau dua temannya.
                “Jika kau mendapatkan keduanya, kau bisa semakin sempurna, sepertiku.” Kata namja dengan wajah licik.
                “Lalu bagaimana denganmu? Kau sudah menemukan target berikutnya? Aku rasa sudah waktunya kau untuk itu.” kata namja dengan wajah ramah.
                “Aku sudah menemukannya, jiwa yang istimewa.” Jawab si licik dingin.
                “Dan kau, sampai kapan kau seperti ini? Aku sudah peringatkan, jangan gunakan hatimu!”
                “Aku akan melakukannya.” Jawab si jakung kemudian meninggalkan dua lainnya.
***
                Sore itu Baekhyun berjalan cepat menuju rumahnya, tidak terasa ini sudah ujung Desember dan tidak pernah sedetikpun Baekhyun lupa akan Jieun. Baekhyun bisa mengenali sosok tinggi tak jauh di depannya. Dengan ragu Baekhyun terus melangkah, hingga sesuatu yang dia khawatirkan ada di depan mata.
                “Apa kabar Byun Baekhyun?” kata namja itu dengan senyum miring.
                “Kau perlu bantuanku, Kris Wu?” tantang Baekhyun.
                “Seharusnya kau malu dengan seragammu, menantangku seperti itu.” Kris bersandar pada mobilnya, pandangannya penuh menghina pada Baekhyun.
                “Aku tidak punya waktu berdebat denganmu!” Baekhyun mencoba meninggalkan Kris di tengah jalan sepi itu.
                “Kau pasti bahagia karena cinta sejatimu itu sudah kembali. Benar kan Byun Baekhyun?” perkataan Kris berhasil membuat Baekhyun membeku.
                “Apa yang kau bicarakan?” Baekhyun bertanya penuh penekanan dan di jawab tawa oleh Kris.
                “Hei, apa ini? Jangan bilang kau tidak tau, Lee Jieun kembali.” Kris membuat gerakan menyebalkan, “Lee Jieun ada di sekitar kita...”
                “Aku benar-benar tidak punya waktu untukmu.” Baekhyun segera meninggalkan Kris yang makin tertawa hebat, pikirannya kacau, benarkah Jieun kembali?

                Kai berjalan menuju rumah Jiyoung, Kai juga tidak tau kapan Luhan menyimpan nomor ponselnya, yang jelas sore tadi Luhan mengirim pesan padanya meminta Kai untuk menemani Jiyoung malam itu.
                Tidak perlu menunggu lama untuk Kai menunggu, pembantu Jiyoung sudah membukakan pintu pagar untuknya tak lama setelah dia memencet bel.
                “Anda tuan Kim Jongin kan?”
                “Ne, annyeong hasaeyo. Luhan hyung menyuruhku untuk datang.” Kai memberi salam, pembantu Jiyoung mempersilahkannya masuk. Bahkan Kai diijinkan untuk naik ke lantai dua.
                “Nona Jiyoung selalu mendapat mimpi buruk akhir-akhir ini. Dia selalu berteriak tengah malam.” Jelas pembantu Jiyoung.
                “Kemana Luhan hyung?”
                “Sepertinya dia ada urusan. Nona Jiyoung!”
                “Ajeoma, ini kamar Jiyoung?” tanya Kai kaget.
                “Ne, Tuan Luhan selalu tidur disini setiap malam. Nona Jiyoung terlalu takut untuk tidur sendiri.”
                “Lalu bagaimana dengan saya?” Kai mulai banjir keringat, mana mungkin dia tidur sekamar dengan Jiyoung?
                “Ini perintah Tuan Luhan, dia bilang akan baik-baik saja. Nona Jiyoung? Teman nona sudah datang!” pembantu Jiyoung mengetuk pintu kamar Jiyoung. Tapi tidak ada suara.
                “Kang Jiyoung-ssi! Ini aku, Kim Jongin!” kata Kai ikut bersuara. Beberapa detik kemudian Jiyoung membuka pintu untuk mereka.
                “Kau sudah datang?” Kai bisa melihat Jiyoung dengan rambutnya yang berantakan.
                “Eh, seperti yang kau lihat.”
                “Masuklah!” Jiyoung mempersilahkan Kai masuk. Kai merasa sangat canggung, ide gila macam apa ini?
                “Kau bisa tidur disana!” Jiyoung menunjuk sebuah sofa, sudah ada dua bantal tidur dan selimut disana.
                “Gomawo.” Jawab Kai dan memilih untuk duduk di sofa. “Kemana Luhan hyung?”
                “Aku juga tidak tahu, dia bilang dia bertemu dengan teman lamanya.” Jiyoung menjawab seperlunya.
                “Masalah yang terakhir itu, tentang hyung...”
                “Sudahlah, aku sudah berpikir aku tidak pernah mendengar itu.” Jiyoung memotong perkataan Kai, “Tapi kau manusia biasa kan? Sama sepertiku?” tanya Jiyoung, Kai hanya mengangguk mantap.

                Sudah tengah malam dan Kai masih belum bisa tidur. Situasi ini terlalu gila baginya, detak jantungnya terlalu cepat karena rasa sukanya pada Jiyoung memaksa Kai untuk terjaga malam itu. Kai memilih untuk memandang Jiyoung yang sedang terlelap. Sebelum tidur Jiyoung menelpon Sehun tadi, dan itu membuat Kai sedikit iri. Dia ingin menjadi Sehun, Sehun yang dicintai Jiyoung, bukan Kim Jongin si aneh di sekolah.
                Kai terus memandang Jiyoung yang terbalut selimut, kemudian dia melihat sesuatu yang ganjal. Sebuah boneka voodoo terlihat di pelukan Jiyoung. Kai mendekat untuk mengambilnya, dan tepat ketika itu Jiyoung berteriak dalam tidurnya.
                “PEERRRGGGIIIIII!!!!!” spontan Kai menjauh. Kai tidak mengerti, siapa yang Jiyoung suruh pergi.
                “Jangan ganggu aku!!! Oppa!!” Jiyoung terus berteriak.
                “Jiyoung sadarlah!” Kai mengguncang Jiyoung, Jiyoung membuka matanya dan melihat Kai ada di depannya.
                “Jongin, dia datang lagi!! Dia datang!!” teriak Jiyoung, Kai segera memeluknya.
                “Tidak ada yang datang, semua baik-baik saja.” Kata Kai seraya memeluk Jiyoung erat. Jiyoung merasakan kehangatan tubuh Kai.
                “JONGIN! DIA DISINI!” Jiyoung berteriak sejadinya.
                “Nona, kau baik-baik saja?” ajeoma hendak masuk kamar tepat ketika seseorang itu membuat pintu kamar Jiyoung tertutup dan terkunci. Dengan ragu Kai mengikuti arah mata Jiyoung, betapa kagetnya Kai melihat sosok itu.
                “Aku tidak menyangka dunia ini begitu sempit.” Kata gadis itu tajam.
                “Noona?” Kai meyakinkan dirinya bahwa yang dia lihat itu bukanlah.....

                Vampire Detected...


Author's Note: Hai reader's! Mungkin kalian kesel ya soalnya ini fanfic kok gak kealr-kelar. KKK. Spoiler, di chapter 5 bakal kelihatan semuanya. Siapa yang siapa, apa yang apa. Jadi tetep di tunggu ya. Semoga kalian tetep suka, terimakasih yang udah mau comment dan yang udah suka dan setia sama fic ini. Oke, ini malam minggu, semoga fic ini bisa jadi teman satnight kalian. kkk. 
Don't be a silence reader! ^^. I love you~~ *jangan mual*

Poster Love Line~~

Komentar

  1. aaaah kereeen sumpah aseliiii keren(y) aku penasaran u.u lanjut kaaaan!! xDD

    BalasHapus
  2. aaa, yey chap 4!, sehun jiyoung jadian wahhh.. chap ini masih tanda tanya besar bgt tetang siapa kai siapa sehun. /? keren kak! fighting ne^^ !!

    BalasHapus
  3. OMOOO!!! That's Jieun right????? Woooh! So full of suspense! And the way you describe the lady ghost and how it stands outside of Jiyoung's house and how it attacks. *shivers*
    I also like how you made Kai the less popular one aka the outcast. It's a refreshing change.
    I dunno, but I feel like Sehun is on the evil team here. While Suho and Kris are more extrovert and loud, Baekhyun and Kai are more on the quiet side and it seems to me that they are like Edward's gang, as opposed to... the Volturi. :P
    And I'm suspicious of Sehun's intentions towards Jiyoung, even though sometimes he's sweet in taking care of her. I know it's not coincidental that he calls her everytime after Jieun attacks.
    I can't wait to find out about Kai's story, Baekhyun and Jieun.

    Thanks for updating, Risa!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah