Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris etc
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Series
Author: YRP
Sulli membuang nafas panjang
mendengar penjelasan dari Kai, dia masih tidak bisa percaya dengan semua ini.
“Dan
sekarang kau menyukainya? Kau menyukai Jiyoung?” tanya Sulli ragu.
“Aku
sangat menyukainya.” Jawab Kai tegas, “Kau tau kan aku tidak suka berdiam disini.”
“Aku
tau, ah sebaiknya aku menghubungi Krystal sekarang!” Sulli mencari ponselnya di
saku, Sulli baru menerima pesan dari Krystal. Dimana Krystal berfoto dengan
Suho saat itu. “Kai!” pekik Sulli.
“Apa
lagi?” Kai merebut ponsel Sulli, melihat gambar yang ada pada layarnya. Krystal
tersenyum pada camera dan jelas seseorang yang bersamanya sekarang adalah Suho.
“Apa
Krystal....” Sulli tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
“Tentu
saja dia menjadi target Suho, cepat cari tau dimana mereka sekarang!” Kai
dengan cepat mengambil jaketnya dan segera memakainya. Sulli mencoba
menghubungi Krystal.
“Ayo!”
Kai mengajak Sulli untuk masuk dalam mobil Baekhyun. Mobil itu tidak mewah dan
lama sekali tidak pernah di pakai karena baik Baekhyun maupun Kai lebih memilih
jalan kaki atau naik angkutan umum.
***
“Oppa,
ini dimana?” tanya Krystal ketika mereka sampai pada sebuah rumah yang amat
besar, rumah itu terlihat sangat tua.
“Sebenarnya
aku tinggal disini, kita main disini dulu. Nanti kita akan berkunjung ke rumah
orangtuaku.” Kata Suho hangat, merangkul Krystal dalam pelukannya ketika mereka
masuk rumah besar itu.
“Dengan
siapa kau tinggal di rumah sebesar ini?” tanya Krystal ketika mereka sampai di
dalam.
“Hanya
empat orang, dua diantaranya kau mengenal mereka.” jelas Suho sabar. “Tunggu
disini, aku harus mengambil sesuatu untukmu.” Suho mempersilahkan Krystal untuk
duduk di sebuah ruangan kecil. Ada sofa berukuran sedang disana, Krystal
bersyukur Suho memilih ruangan kecil dan hangat ini. Setidaknya Krystal tidak
merasa canggung karena ruangan yang luas.
Drrttt.....
Drrrttt....
Ponsel
Krystal bergetar, Krystal segera menjawabnya mengetahui itu Sulli.
“Sulli-ah!”
jawab Krystal ceria.
“Krystal-ah...
kau.... di....ma..na?” suara Sulli terdengar terputus-putus.
“Ya!
Aku tidak bisa mendengar suaramu dengan jelas!”
“Bisakah
kau menyimpan ponselmu ketika kita sedang bersama?” pinta Suho ketika dia
kembali dengan minuman untuk Krystal.
“Ah
ne tentu saja!” Krystal meletakkan ponselnya di meja. Selanjutnya mereka
mengobrol hangat, saling menceritakan kehidupan satu sama lain. Sesekali
Krystal tertawa karena candaan Suho. Tidak ada yang tau sampai kapan itu
berlangsung.
Suho
menatap Krystal dalam, keduanya tak saling bicara sekarang, hanya sibuk saling
tatap satu sama lain. Selanjutnya Suho mendekatkan wajahnya dan mempertemukan
bibir mereka.
“Oppa...
Kau dengar sesuatu?” Krystal mendorong Suho, mencoba menyadarkan Suho ada suara
berisik.
“Apa
kau yakin?” Suho bangkit dan melihat ke arah jendela, mencoba melihat apa yang
terjadi di luar. “Mungkin hanya perasaanmu saja, tidak ada seorangpun di luar.”
“Ah,
mungkin memang hanya perasaanku saja.” Krystal tersenyum. Suho menarik tangan
Krystal agar berdiri, menyudutkannya di tembok. Dada Krystal bergemuruh, dan
ketika mata mereka bertemu, mata Suho tak sehangat biasanya. Tatapan hangat itu
sudah hilang berganti dengan tatapan dingin yang tak pernah Krystal lihat
sebelumnya.
“Apa
benar kau mencintaiku?”
“Ya,
aku mencintaimu oppa...” jawab Krystal otomatis, dan detik berikutnya Suho
mendekatkan wajahnya di leher Krystal. Dengan mudah taring itu menusuk leher
Krystal dengan sempurna.
“Arrrggghhhh!!!”
teriakan Krystal memenuhi ruangan itu.
BRRAAAAKKK!!!!
Seseorang
membuka pintu dengan kasar, Suho tak memedulikan siapa itu. Tapi Krystal bisa
melihatnya, tatapan Krystal penuh kesakitan dan meminta tolong pada orang itu.
“K...kka...i..”
bisik Krystal di tengah sakitnya. Kai berdiri disana dan Sulli di belakangnya
terpaku melihat sahabatnya seperti itu.
“APA
YANG KAU LAKUKAN!!!” Kai menarik bagian belakang kerah Suho, membuatnya
melepaskan gigitannya pada Krystal. Krystal ambruk, dan Sulli menghampirinya
dengan segera. Suho tersenyum licik melihat Kai, dia menghapus darah yang ada
di bibirnya.
“Apa
yang bisa kau lakukan? Kau hanya anak manusia! Kapan kakakmu akan menjadikanmu
seorang vampire?” Suho berkata dengan penuh kebencian, Kai membalasnya. Kai tau
dia tidak akan menang melawan Suho, tapi Kai berjanji akan mengerahkan semua
kemampuannya.
“Kai!!!”
Sulli berteriak melihat Krystal makin dingin dan pucat di pelukannya, Kai
melihat keadaan itu mencoba menghampiri Krystal. Tapi dengan cepat Suho
mencegahnya, melempar Kai hingga tubuhnya terhempas ke tembok dengan keras.
Belum sempat Kai berdiri, Suho sudah menarik bagian depan bajunya dan kembali
melempar Kai yang kini menabrak meja dan menumpahkan minuman yang ada di
atasnya.
Sulli
menangis, Krystal semakin lemah di pelukannya dan dia tau Kai juga sedang tidak
baik sekarang. Sampai kemudian seseorang menariknya dan membantunya membawa
Krystal ke sebuah ruangan. Sulli melihat bekas gigitan Suho di leher Krystal,
luka itu parah. Dengan berbentuk lubang gigi Suho, darah ada disana, Sulli
mencoba menutupinya dengan syal yang dia pakai.
“Percuma!”
kata Suzy melihat keputusasaan Sulli.
“Lalu
apa yang harus kita lakukan? Oh tidak! Krystal tidak boleh menjadi seperti
kalian.” Sulli menghapus air matanya, Krystal menatapnya lemah.
“Su..llii..”
Krystal berusaha mengumpulkan tenaga untuk mengeluarkan suaranya.
“Tenanglah,
semua akan baik-baik saja.” Sulli membelai wajah Krystal, tak sanggup menatap
sahabatnya seperti itu.
Braakk!!
Suara-suara
itu masih di ciptakan oleh Suho yang mungkin sekarang masih asyik dengan
kegiatannya menyerang Kai. Dan Sulli berharap Kai melakukan perlawanan.
“Bagaimana
jika Suho juga menyerang Kai seperti ini?” Sulli bertanya pada Suzy, entah
mengapa Sulli berpikir Suzy satu-satunya orang yang bisa di percaya saat ini.
“Tidak
akan, Sehun yang akan melakukan itu. Jadi Suho tak akan pernah menggigitnya.”
Suzy mencoba melihat keadaan Krystal. “Dia akan menjadi sepertiku.”
“Apa?
Vampire? Tidak bisa!” kata Sulli mencoba membaca wajah Suzy.
“Mati
atau menjadi vampire.” Kata Suzy, ada raut kecewa di mata Suzy. “Tapi harus ada
vampire yang menghabiskan darahnya jika dia ingin mati. Jika terus seperti ini,
dia akan menjadi vampire.” Jelas Suzy.
“Sulli-ah....
apa... pun yang.. terjadi aku.. tidak mau men..jadi.. vampire...” kata Krystal,
terlihat jelas Krystal menahan sakit yang sekarang mulai menjalar ke seluruh
tubuhnya. “Bae.. Suzy.... minum se..mua.. darah...ku.. mohon...”
“Tidak,
apapun yang terjadi aku tidak akan menghabiskan darahmu. Aku tidak akan pernah
minum darah manusia.” Jelas Suzy tegas. “Paling tidak harus seorang laki-laki.”
Sedangkan Sulli mencoba untuk menghubungi Luhan.
Prang!!!
Jendela
besar di sudut ruangan pecah, Jieun sudah disana, ya setidaknya Jieun bisa
membantu. Jieun melihat Krystal yang di rebahkan di lantai, matanya langsung
memancarkan aura kemarahan.
“Siapa?
Suho?” tanya Jieun pada Sulli dan Suzy. Sulli menjawab dengan anggukan
sedangkan Suzy hanya diam menatap Jieun. Dan dengan cepat Jieun membuka pintu
ruangan itu, memilih untuk berhadapan dengan Suho yang masih dengan senang
melempar Kai sesuka hatinya.
***
“Sehun-ah,
apa kau mendengar sesuatu? Sepertinya itu dari atas.” Tanya Jiyoung pada Sehun
yang sibuk dengan pikirannya.
“Apa,
aku tidak dengar apapun.” Kata Sehun dengan senyumnya, Jiyoung menatap Sehun
sesaat, bisakah Jiyoung percaya pada Sehun?
“Aku
tidak mengerti, dari rumah sebesar ini kau memilih kamar bawah tanah. Aku yakin
ada banyak kamar di rumah ini. Benar kan?”
“Aku
merasa lebih nyaman disini, ketika tidak ada yang mengangguku.” Jawab Sehun.
Jiyoung meletakkan kepalanya di pundak Sehun.
“Aku
rindu orangtuaku..” kata Jiyoung tiba-tiba, Jiyoung tidak ingat kapan terakhir
dia bertemu dengan orangtuanya. “Dan aku sangat menyayangi Luhan oppa.”
Lanjutnya.
“Apa
kau ingin pulang?” tanya Sehun seraya melirik pada gadis yang di pelukannya
saat ini. “Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Tunggu sebentar lagi dan aku
akan mengantarmu pulang.” Sehun mencium kepala Jiyoung, Jiyoung hanya diam dan
memilih memejamkna matanya.
“Sehun-ah,
kau yakin tidak mendengar sesuatu? Suara itu makin keras sekarang. Dan aku
mulai mendengar suara teriakan dan jeritan.” Kata Jiyoung dan Sehun bisa
melihat Jiyoung ketakutan sekarang.
“Jangan
hiraukan.” Sehun memeluk Jiyoung makin erat, dan sekali lagi Jiyoung merasa
pelukan dingin dari Sehun.
***
Jieun
menatap Suho dengan tatapan marahnya, Suho membalasnya dengan senyum. Kai yang
tersungkur di belakang Suho mencoba memberitahu Jieun bahwa dia baik-baik saja.
“Kau
sudah kembali Jieun-ah, sudah lama aku tak melihatmu, aku sangat merindukanmu.”
Suho berkata seraya berjalan mendekat mencoba memeluk Jieun dan tentu saja
Jieun menghindarinya. Dan untuk sesaat Jieun berpikir, apa mungkin Suho masih
memiliki perasaan untuknya?
“Tidak
ada waktu untuk bermain-main.” Kata Jieun dingin, dan detik berikutnya Suho
mendekat pada Jieun mencoba menyerang Jieun untuk kedua kalinya. Untungnya
kemampuan Jieun sangat luar biasa dan bisa menghindar dengan baik. Kai menahan
nafas melihat kejadian tadi, Suho bahkan lebih kejam saat ini daripada saat
menyerang Krystal tadi. Atau bahkan Kai sudah tidak mengenali Suho sekarang,
Suho yang ramah itu benar-benar menghilang.
“Kau
bilang jangan main-main kan Jieun?” kata Suho terlihat kaget dengan kemampuan
Jieun, “Kau bahkan lebih hebat dari yang aku kira.” Suho tersenyum licik.
Selama beberapa saat keduanya saling melempar barang yang ada di ruangan itu.
Dan ini jadi tugas untuk Jieun, karena dia juga harus memperhitungkan agar
barang yang di lemparnya atau di lempar Suho tidak mengenai Kai.
Tapi
sayangnya ruangan itu kecil, tepat ketika Suho melempar lampu baca dari sudut
ruangan, bukan di arahkan pada Jieun melainkan pada Kai. Jelas saja Jieun
langsung menjai tameng untuk Kai dan tiang lampu baca itu tepat mengenai tubuh
Jieun.
“Cinta
itu memang lemah! Untuk apa kau melindungi Kai?” Suho tertawa melihat
rencananya berhasil. Kai memegang tangan Jieun, memastikan Jieun masih punya
cukup tenaga.
“Noona!
Kau baik-baik saja?” Kai mencoba menyadarkan Jieun yang terlihat masih
mengumpulkan tenaga, Jieun menutup matanya.
“Apapun
yang terjadi, biarkan aku tetap di depanmu.” Kata Jieun. Tak mau membuang
kesempatan Suho menghampiri Jieun dengan cepat, menyentuh wajahnya,
memerhatikannya dengan seksama.
“Hanya
terkena tiang lampu saja kau sudah lemah Lee Jieun?” Suho mendekatkan wajahnya
pada wajah Jieun, “Oh tidak, kenapa kau makin cantik sekarang?”
“Kai
jangan!!!” Jieun berteriak ketika Kai mendorong Suho untuk menjauh dari Jieun.
“Kau
masih bisa mendorongku, anak manusia?” Suho jelas menertawakan Kai. Kini Suho
beralih pada Kai, menancampkan kuku panjang Suho pada leher Kai. “Sayang sekali
kau milik Sehun!” Suho menghisap darah Kai yang ada pada jarinya.
CLAB!!!
Suho
membeku, Kai tidak mengerti apa yang terjadi padanya.
“Baekhyun!”
Jieun berteriak, Baekhyun menancapkan sebuah belati pada punggung Suho. Dan
sekarang Baekhyun membalik tubuhnya, menancapkan belati itu pada jantung Suho
berkali-kali. Baekhyun terlihat begitu murka, cairan hitam keluar dari sana.
“Tidak
ada yang boleh menyakiti adikku!” Baekhyun berkata lirih sambil tetap menusuk
jantung Suho berkali-kali.
“Cukup
Baek!” Jieun menghentikan aksi Baekhyun, “Krystal! Kau harus melihatnya!”
kemudian mereka melihat Krystal yang mulai berteriak tak terkontrol di salah
satu ruangan rumah itu. Sulli masih memeluknya sambil menangis, Suzy melihatnya
seraya mencoba memberi beberapa bubuk ramuan pada leher Krystal.
“Aaarrrggghhhhh!!!!”
jeritan Krystal terdengar begitu mengerikan dan menyakitkan. Luhan juga ada disana, menatap Krystal dengan
penuh tanda tanya, tak ada yang bisa dia lakukan.
“Kai..
apa yang harus kita lakukan??” Sulli menatap Kai, kemudian Jieun dan Baekhyun
secara bergantian.
“Krystal!
Krystal!” Kai memanggil nama Krystal yang masih meronta dan menjerit kesakitan.
“Aaaarrgghh!”
“Hanya
ada dua pilihan, mati atau menjadi
vampire.” Kata Suzy akhirnya menyerah.
“Aaarrrrggghh,
tolong..” Kai bersumpah dia akan selalu dihantui jeritan Krystal itu.
“Baek,
lakukan!” Kata Jieun sambil tetap melihat Krystal.
“Apa
maksudmu! Tidak akan !” tolak Baekhyun, dan semua mata kini menatap pada
Baekhyun penuh harapan.
“Oppa,
lakukan saja. Krystal tidak ingin menjadi vampire, oppa lakukan!” Sulli memohon
pada Baekhyun. Sulli sangat mengenal Krystal, dia tau yang Krystal inginkan dan
apa yang terbaik buat Krystal. “Itu yang terbaik oppa!”
“Lakukan
saja, kau tau bagaimana rasa sakitnya. Cepat akhiri sakitnya!” kata Suzy
menatap Baekhyun dalam. “Seandainya jadi vampirepun dia tak akan sempurna dan
itu akan makin menyulitkannya.”
“Hyung,
bantu Krystal hyung.” Kai ikut bicara sekarang. Baekhyun benar-benar bingung
apa yang harus dia lakukan sekarang. Semua ada padanya, dan dia masih bisa mendengar
jeritan Krystal dengan jelas.
Baekhyun
berlutut menatap Krystal, Krystal meronta, menjerit, Baekhyun mengerti apa yang
Krystal rasakan.
“Aku
memilih mati di tanganmu oppa....” kata Krystal di sela jeritannya. Baekhyun
mendekatkan wajahnya pada leher Krystal dan menghisap sisa-sisa darah yang ada
pada tubuh Krystal. Perlahan jeritan sakit itu tak terdengar lagi, Krystal
berhenti meronta, sepertinya Baekhyun sudah melakukannya dengan baik. Baekhyun
melepas gigitannya, membersihkan bibirnya dengan lengannya. Krystal sudah
menutup matanya.
***
“Jing! Kau dimana? Kau bisa mendengarku?”
Jiyoung
terbangun dari tidurnya, Jiyoung tertidur di sofa kamar Sehun. Jiyoung tidak
ingat bagaimana awalnya dia tertidur tadi, tapi mimpi barusan terasa begitu
nyata. Dia mendengar Kai memanggil namanya. Jiyoung mengitari seluruh ruangan
dan akhirnya menemukan Sehun yang sedang berdiri di depan jendela, matanya
terlihat tajam menatap sesuatu.
“Sehun-ah!”
“Kau
sudah bangun? Kau terus berteriak dalam tidurmu.” Kata Sehun tanpa menatap
Jiyoung. “Kau selalu menyebutnya, Kai...”
“.....”
Jiyoung terkejut mendengar perkataan Sehun, bagaimana bisa Jiyoung menyebut
nama Kai dalam tidurnya.
“Dan
aku tau Jing, kau mulai memikirkannya. Kau memikirkan Kai akhir-akhir ini. Aku
tau itu, aku tau semuanya.” Sehun masih menatap ke arah jendela, yang Jiyoung
yakin tidak ada yang bisa di lihat dari jendela buatan itu. Mereka ada di bawah
tanah bukan?
“Aku
selalu tau apa yang kau pikirkan, yang kau rasakan, yang kau rencanakan, bahkan
aku tau semua sebelum kau sempat memikirkannya.” Sehun berbalik sekarang,
menatap Jiyoung yang masih tidak mengerti dengan semua perkataan Sehun.
“Aku
tau kau mencintainya Jing, kau mencintai Kai...” seperti sebuah tamparan,
Jiyoung sendiri masih belum memutuskan perasaan apa yang ada pada hatinya untuk
Kai.
“Apa
maksudmu?”
“Mereka
mencarimu Jing!” Sehun mendekat pada Jiyoung, “Asal kau tau, aku tidak mau
melakukan semua ini.”
“Sehun-ah,
apa maksudmu?” Jiyoung ketakutan melihat tatapan dingin Sehun.
“Kau
harus mengingat apa saja yang sudah aku ceritakan padamu ketika kau tertidur
tadi.” Sehun mencium bibir Jiyoung tepat ketika seseorang mendobrak pintu kamar
Sehun.
“Ya!
Jiyoung disini!” Luhan berteriak, nafasnya terengah, Luhan bisa melihat adiknya
bersama Sehun. “Jing!”
“Luhan
oppa!” Jiyoung tersenyum melihat Luhan, Jiyoung tidak tau apa yang sudah
terjadi. Tidak pernah tau Suho melempar Kai berkali-kali, tidak tau Krystal
sahabatnya tak akan pernah dia lihat lagi, tidak tau bahwa orang-orang itu
sangat mengkhawatirkannya.
“Apa
yang kau lakukan padanya!?!” Kai mendorong Sehun kasar, Luhan segera menarik
Jiyoung dalam pelukannya.
“Jongin!
Apa yang kau lakukan?” Jiyoung mencoba untuk lepas dari Luhan yang memeluknya
erat.
“Berani
kau menyentuh Jiyoung maka...”
“Apa?
Apa yang bisa kau lakukan?” Sehun menatap Kai meremehkan. Baekhyun dan Jieun
sudah bergabung disana.
“Hyung,
sebaiknya kau bawa Jing ke tempat Sulli.” Perintah Baekhyun yang segera di
iyakan oleh Luhan. Jiyoung benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Ketika
Jiyoung dan Luhan menaiki tangga, mereka bertemu Kris dengan wajah murkanya.
“Kau
Xi Luhan!” kata Kris, mata Kris merah saat melihatnya.
“Aku
tidak ada urusan denganmu!” Luhan mencoba menerobos, tapi dengan mudah Kris
mendorongnya dan membuat Luhan jatuh dari tangga itu.
“Oppa!”
Jiyoung berlari, membantu Luhan yang terjatung di anak tangga.
“Jadi
kau Kang Jiyoung itu? Kau terlihat lemah!” Kris melewati Jiyoung, melihat Sehun yang terlihat menghadapi tiga orang.
“Oh,
Lee Jieun sudah datang. Maaf aku terlambat!” kata Kris licik. “Ada Baekhyun dan
adiknya disini? Senang bertemu kalian!” dengan gerakan cepat Baekhyun mendorong
Kris hingga punggungnya menyentuh dinding.
“Kai!
bawa Jiyoung keluar!” Jieun berteriak pada Kai, dengan cepat Kai membawa
Jiyoung dan Luhan pergi dari sana.
“Jongin,
apa yang sebenarnya terjadi?”
“Jangan
sekarang, nanti kau akan tau!” Kai mengajak Jiyoung dan Luhan ke tempat dimana
Sulli berada.
Sudah
bisa di prediksi betapa kagetnya Jiyoung melihat mayat Krystal. Jiyoung
menangis melihat keadaan sahabatnya itu. Sulli memeluknya. Kemudian suara
berisik datang dari luar ruangan itu. Rupanya Kris, Jieun, Baekhyun dan Sehun
berpindah tempat.
“Suzy,
apa kau yakin Kris bisa di kalahkan?” tanya Sulli pada Suzy.
“Apapun
yang kalian pikirkan, Kris sangat kuat dan hebat. Baekhyun atau Jieun itu bukan
tandingannya, mereka makanan Kris.” Kata Suzy. Jiyoung yang sudah mengerti saat
ini hanya bisa diam, dia merasa bodoh menjadi orang terakhir yang tau akan hal
ini.
Kai
tidak bisa diam melihat kakaknya menjadi bahan mainan Kris, Kai keluar dan
berniat membantu kakaknya tapi mungkin sebaliknya yang terjadi.
“Aku
bilang jangan ikut kesini!” Baekhyun berteriak, Kai bisa melihat keadaan kakaknya
sudah buruk. Baekhyun membiarkan dirinya menjadi mainan Kris dari pada melihat
Kris menyakiti Jieun. Jieun dan Sehun hanya seperti dua orang yang bermain
lempar-lemparan. Tidak ada serangan berat dari keduanya. Berbeda dengan
Baekhyun yang sebagian kulitnya tergores atau bahkan robek karena Kris.
Kai
berlari ke arah Kris ketika Sehun menghadangnya. Sehun menatap Kai dalam, tapi
Kai tak mau menata mata itu. Jieun membaca ada sesuatu yang akan di sampaikan
Sehun pada Kai, tapi Kai terlalu fokus menyelamatkan kakaknya saat itu. Kris
yang melihat Sehun menghadang Kai kini tersenyum.
“Kau
sudah mulai Oh Sehun! Baiklah lakukan saja!” teriak Kris dengan senyum puas.
Baekhyun yang melihat ini tentu menjadi sangat murka. Dia tau Sehun akan
menyerang Kai, dan Baekhyun tidak mau adiknya menjadi seperti dirinya.
“Tidak!!
Jangan pada adikku!!!” teriak Baekhyun, Sehun dengan cepat mendorong Kai dan
mengambil pergelangan Kai, menggigitnya. Baekhyun menarik Sehun membuat gigitan
itu terlepas. Kris tertawa melihat itu, Jiyoung tak bisa percaya pada apa yang
dia lihat.
“Selamat
datang Kai! Akhirnya kau bisa merasakan apa yang kakakmu rasakan!” Kris tertawa
dengan kerasnya. Kai mulai berteriak kesakitan.
“kau
sungguh licik Kris!” Jieun sudah berdiri di depan Kris sekarang, Kris segera
menerkam Jieun dengan mudah.
“Jieun!!!”
Baekhyun berteriak melihat Kris dalam perjalanan menerkam Jieun. Tapi kemudian
Baekhyun sadar ada penghalang diantara mereka. Suzy...
“Jieun!
Kesini!” Luhan berteriak, Jieun segera menjauh dari Kris dan Suzy. Suzy sudah
tidak bergerak sekarang, terkaman itu berakhir pada Suzy. Dan itu terakhir
kalinya Suzy bisa membantu Jieun.
Kris
kembali menyerang Baekhyun, tapi Kris kalah cepat karena Baekhyun lebih dulu
menancapkan taringnya pada lengan Kris dan merobeknya. Detik berikutnya ketika
Kris akan menyerang Baekhyun, ada cairan hitam keluar dari jantung Kris. Tidak
ada yang tau apa penyebabnya karena bahkan Baekhyun belum menyentuhnya.
“Berhasil
Jing!” teriak Sulli melihat Kris kesakitan dan tertegun dengan apa yang
terjadi. Semua mata melihat Jiyoung yang terlihat menusuk sebuah boneka voodoo
bekali-kali. Jieun tersenyum melihat itu.
“Terimakasih
Kris, kau mengajarkan kami arti cinta.” Kata Jieun melihat Kris sudah tak bisa
berbuat apa-apa lagi selain memegang jantungnya. Cairan hitam terus keluar dari
sana. “Terakhir kali aku melakukan voodoo padamu, itu tidak berhasil. Tapi
Jiyoung berhasil melakukannya.” Dengan lambat Kris terjatuh di lantai tidak
bergerak.
“Kita
harus bakar voodoo Kris dan Suho!” kata Sulli, ternyata banyak membaca majalah
dan buku misteri bisa berguna dalam situasi seperti ini.
***
Sekarang
semua mata melihat Kai yang meringis kesakitan. Kai tidak membiarkan mulutnya
berteriak kesakitan, semua tau Kai menahannya. Sehun? Semua tidak tau kapan
Sehun keluar dari sana.
“Jongin
bertahanlah!” Jiyoung memeluk Kai yang terlihat sangat kesakitan.
“Kita
harus membunuh boneka voodoo milik Sehun.” Kata Sulli memberi ide.
“Sebenarnya
siapa yang membawa boneka ini?” Luhan melihat beberapa voodoo yang ada disana.
“Aku
yang membawanya, aku rasa akan berguna.” Kata Sulli, “Jing, sekarang kau harus
merusak voodoo Sehun.”
“Dan
itu berarti kau membunuhnya!” kata Baekhyun penuh harap pada Jiyoung, Baekhyun
merasa masih ada cinta Sehun di hati Jiyoung.
“Sepertinya
ini, aku menemukannya di kamar Sehun tadi. Mungkin Sehun tau itu voodoonya.
Oleh karena itu dia menyimpannya agar kau tak bisa membunuhnya.” Sulli
menyerahkan sebuah voodoo pada Jiyoung. Jiyoung mengambil tusuk besi dan
mencoba menusukkannya pada tangan kanan boneka itu. Dan yang terjadi Kai
menjerit kesakitan.
“Ini
boneka Kai!” teriak Jieun. “Jiyoung hentikan, kau bisa membunuhnya.”
“Maaf
Jongin!” Jiyoung melihat darah keluar dari tangan Kai. Perasaan Jiyoung
bercampur sekarang. Entah bagaimana akhirnya dia sangat membenci Sehun. Ya,
Jiyoung membenci Sehun.
Jiyoung
melihat bekas gigitan Sehun di pergelangan Kai. Gigitan itu tidak dalam,
Jiyoung menelitinya lagi, dan seakan ada seseorang yang berkata dalam kepalanya
“Sehun tidak benar-benar menggigit Kai.
Kai tidak akan menjadi vampire atau mati karena gigitan itu. itu hanya racun
Jing, minta Baekhyun untuk membersihkan racun itu. Maka Kai akan baik-baik
saja.”
“Ini
bukan gigitan dalam. Oppa, bersihkan racunya! Cepat!” kata Jiyoung, Baekhyun
tak mengerti dengan apa yang dikatakan Jiyoung. Jieun memeriksa gigitan itu dan
kemudian mengiyakan pendapat Jiyoung.
“Benar,
kau harus membersihkannya Baek. Atau kau minta aku yang membersihkannya?” tanya
Jieun. “Jangan pernah biarkan Lee Jieun yang
membersihkan racun di tubuh Kai. Jieun tidak cukup kuat untuk melakukan itu.
Yang ada Kai akan kehabisan darah karena Jieun tak bisa mengontrolnya. Hanya
Baekhyun Jing, Baekhyun yang bisa melakukannya.”
“Jangan eonni,
biar Baekhyun oppa saja.” Jiyoung menyuruhnya, Baekhyun dengan cepat menghisap
racun di tubuh Kai. Kai berteriak ketika taring Baekhyun menusuk kulitnya, tapi
setidaknya racun itu bisa keluar dari tubuh manusia seperti Kai. Baekhyun
melepas gigitannya setelah merasakan darah pada mulutnya, berarti racun itu
sudah hilang. Racun itu tak berpengaruh apa-apa pada Baekhyun, mengingat
Baekhyun seorang vampire.
“Darimana
kau tau itu semua Jing?” tanya Luhan.
“Ya
aku tau, seseorang sudah memberitahuku sebelumnya.” Jiyoung berkata tanpa
benar-benar tau siapa yang memberitahunya. “Sekarang
kau sangat membeci Sehun Jing, kau harus ingat, Sehun bukan orang yang baik
untukmu.”
“Dan yang kau
rasakan pada Kai itu memang cinta. Kau tak bisa mengelaknya, kau sudah menerima
kehangatan hati Kai selama ini. Dan kau tidak pernah sadar sudah membalas
perasaan Kai.”
“Voodoo Sehun ada
di tanganmu, kau harus memusnahkan Sehun, Jing.”
Jiyoung
menatap Kai yang terlihat begitu lemah, Kai membalas tatapannya dengan tatapan
hangat seperti biasanya. Tatapan yang selalu Jiyoung rindukan dan tak pernah
dia dapat dari Sehun. Tatapan hangat yang selalu membuat Jiyoung tenang.
Jiyoung sadar, selama ini dia memang dekat dengan Kai.
“Dimana
voodoo Sehun?” tanya Jiyoung, Sulli menyerahkannya. Semua mata menatap Jiyoung
saat ini, Jiyoung menusuk jantung boneka itu dengan tusuk besi. Ketika besi itu
tertancap dengan sempurna, Jiyoung merasakan sakit di tempat yang sama.
“Aaaarrrrggghhhh!!!”
Jiyoung berteriak, memegang jantungnya yang sakit. Jieun terbelalak melihat
itu.
“Jiyoung
terlalu dekat dengan voodoo Sehun, Jiyoung juga merasakan sakitnya.” Sulli
berkata. Dan benar saja, detak jantung Jiyoung sudah berhenti. Nafasnya sudah
tidak berhembus saat itu. Kai bangkit dan memeluk Jiyoung, berharap Jiyoung
segera membuka matanya, tidak peduli bagaimana lemah tubuhnya sendiri.
“Tidak
mungkin! Jieun Baekhyun, lakukan sesuatu!” teriak Luhan, tapi Jieun dan
Baekhyun juga tidak bisa bebuat apa-apa. Sulli mulai menangis.
“Aku
sudah memperingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan voodoo di kamarnya
itu. Dan terbukti, ini benar-benar tidak baik!” Sulli menagis melihat wajah
Jiyoung yang tanpa ekspresi. “Jing! Jawab aku!” teriak Sulli.
“Ini
salahku, aku meninggalkannya di kamarku. Dan Jiyoung menemukannya ketika dia
tinggal di rumahku.” Kata Jieun. Baekhyun tau Jieun merasa bersalah, tapi apa
lagi yang bisa mereka perbuat. Jiyoung sudah pergi....
“Jing!
Jing!” Kai masih memeluk Jiyoung sambil meneriakkan namanya. “Jing jawab aku!
Aku sudah memanggilmu Jing kan? Aku sudah tidak memanggilmu Kang Jiyoung lagi!
Aku mohon bangunlah!” Kai memeluk tubuhnya erat, airmatanya sudah mengalir.
Jieun menghambur dalam pelukan Baekhyun, tak sanggup melihat Kai. Sedangkan
Luhan masih percaya Jiyoung belum pergi.
“Tidak,
apa yang kalian semua pikirkan. Jiyoung hanya tidur! Sebentar lagi dia akan
membuaka matanya, iyakan Jing!” Luhan menggenggam tangan adiknya.
“Jing
aku mohon jangan pergi!” teriak Kai pada Jiyoung yang masih tidak menjawab
panggilannya itu.
***
Jiyoung
berjalan pada sebuah tempat, dia tidak pernah tau tempat apa itu. Sejauh
matanya memandang hanya warna putih yang dia dapat. Jiyoung merasa sangat
tenang di tempat itu, ya, Jiyoung senang berada disana. Sangat tenang dan
damai.
“Kau harus mengingat apa saja yang sudah aku
ceritakan padamu ketika kau tertidur tadi.”
Sebuah
kalimat tiba-tiba muncul di kepalanya. Tidak, Jiyoung mendengarnya, dengan
jelas mendengarnya. Jiyoung yakin pernah mendengar kalimat itu sebelumnya, tapi
dimana? Siapa?
Jiyoung
mendengar ada suara bisikan, Jiyoung mencari sumber suara itu. Jiyoung bisa
melihat seorang gadis yang tidur di pundak seorang lelaki dengan lelapnya.
Lelaki itu mulai bercerita, tidak peduli gadisnya itu tertidur dengan lelap.
Jiyoung mendekatinya, berharap tidak menimbulkan suara.
Braak!
Jiyoung
menjatuhkan buku di sebuah meja, tapi dua orang itu tidak menyadarinya. Lelaki
yang sedang bercerita itu, tidak menyadari keberadaan Jiyoung. Jiyoung makin
dekat, dan dia sadar dia mengenal dua orang itu. Gadis yang terlelap di pundak
lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri. Dan lelaki itu adalah
Oh Sehun.
“Ini terlalu rumit untuk aku jalani Jing. Kau
harus mendengarnya dengan baik ya! Kau
tau aku sangat mencintaimu, dan aku mengabaikan peringatan Suho dan Kris hyung
untuk tidak menggunakan hatiku. Suho selalu bilang aku akan menyesal jika aku
menggunakan hatiku dan benar-benar mencintaimu.”
“Mereka selalu
bilang, kekuatan yang bisa menyelamatkanku. Tapi semua berubah ketika aku
sadar, aku benar-benar mencintaimu dan aku tak sanggup untuk menyerangmu.”
“Apa kau tau, aku
bahkan tak sanggup menyerang Kai. Kai yang akan mengganti posisiku di hatimu. Aku
tak sanggup menyerangnya, meskipun aku sadar aku kesal padanya karena sudah
mencuri perhatianmu. Aku tau kau mencintainya Jing.”
“Sebagai seorang
vampire aku mempunyai kelebihan membaca pikiran orang dan melihat masa depan. Tapi
aku selalu punya keyakinan aku bisa mengubah masa depan jika aku mau berusaha. Dan
ini adalah usahaku Jing.”
“Aku minta maaf
karena tidak bisa menyelamatkan Krystal, sahabatmu. Aku minta maaf Jing, aku
turut menyesal. Maafkan aku...”
“Aku tidak sanggup
menyerangmu Jing, aku mencintaimu. Dan Kai, aku akan menyerangnya tapi itu
bukan benar-benar serangan yang berarti. Ingat kalimat ini: Sehun tidak benar-benar menggigit Kai. Kai
tidak akan menjadi vampire atau mati karena gigitan itu. itu hanya racun Jing,
minta Baekhyun untuk membersihkan racun itu. Maka Kai akan baik-baik saja.”
“Nanti Lee Jieun
akan menawarkan diri untuk membersihkan racun di tubuh Kai, dan kau harus ingat
kalimat ini: Jangan pernah biarkan Lee
Jieun yang membersihkan racun di tubuh Kai. Jieun tidak cukup kuat untuk
melakukan itu. Yang ada Kai akan kehabisan darah karena Jieun tak bisa
mengontrolnya. Hanya Baekhyun Jing, Baekhyun yang bisa melakukannya.”
“Kau bisa tenang sekarang, Kai akan baik-baik
saja setelah Baekhyun menghisap racunnya. Dan ini kalimat yang harus kau ingat
ketika Kai sudah selamat.”
“Sekarang
kau sangat membeci Sehun Jing, kau harus ingat, Sehun bukan orang yang baik
untukmu.”
“Dan
yang kau rasakan pada Kai itu memang cinta. Kau tak bisa mengelaknya, kau sudah
menerima kehangatan hati Kai selama ini. Dan kau tidak pernah sadar sudah
membalas perasaan Kai.”
“Voodoo
Sehun ada di tanganmu, kau harus memusnahkan Sehun, Jing.”
“Kau bisa mengingatnya kan? Maaf telah
membuatmu ada pada situasi serumit ini Jing. Dan setelah kau memusnakan aku
dengan voodoo itu, akan banyak orang yang mencarimu, kehilanganmu dan memanggil
namamu. Kau tidak akan mendengarnya di awal, tapi kau harus berjanji akan
membuka matamu ketika orang-orang yang kau sayangi tak berhenti memanggilmu dan
mencarimu. Kau harus berjanji, kembalilah pada mereka yang menyayangimu. Mereka
tau yang terbaik buatmu Jing.”
“Satu hal yang
harus kau tau, aku berterimakasih padamu. terimakasih karena memberi cinta yang
tulus padaku, dan terimakasih sudah membiarkanku mati di tanganmu. Aku mencintaimu
Kang Jiyoung. Ingat semua yang aku ucapkan ketika kau tertidur.”
Jiyoung
bisa melihat Sehun memeluknya, kemudian mengecup bibir Jiyoung singkat. Tanpa terasa
airmata jatuh di pelupuk mata Jiyoung. Jiyoung ingin memeluk Sehun saat itu
juga, tapi Sehun tidak bisa melihatnya.
Jiyoung
melihat Sehun membiarkan tubuhnya berbaring di sofa dan menyelimutinya. Sehun beranjak
dan berdiri pada sebuah jendela. Jiyoung mengikuti Sehun, di balik jendela itu
ada sebuah cermin. Cermin yang begitu berbeda dari cermin pada umumnya, cermin
itu memancarkan rona warna dan beberapa angka yang Jiyoung tak mengerti apa
artinya.
“Jangan terlalu lama tertidur Jing, kau
harus ingat apa yang aku ceritakan. Aku tak akan bosan berkata ini. Semuanya
sudah menunggumu Jing!”
Jiyoung
tersentak Sehun berkata seperti itu, karena detik berikutnya Jiyoung bisa
mendengar suara berisik. Dan Jiyoung mendengar seseorang memanggil namanya,
suara itu, Kai...
Jiyoung
ingin melihat Sehun lebih lama, ketika kemudian..
“Aku mencintaimu Jing!”
Jiyoung
tersenyum dalam tangisnya, dengan sangat jelas dia mendengar suara hangat Kai.
“Jing! Kau dimana?
Kau bisa mendengarku?”
Jiyoung
membuka matanya, terakhir dia terbangun karena kalimat itu, dia berada di kamar
Sehun. Tapi kali ini berbeda, dia terbangun dalam pelukan hangat seseorang yang
dicintainya, dan di kelilingi orang-orang yang menyayanginya. Tangis itu sudah
berubah menjadi senyum. Jiyoung mengingat semua yang dikatakan Sehun dalam
tidurnya. Ternyata Sehun sudah merencanakan ini, karena Sehun tau semuanya dan
mencoba merubah masa depan Jiyoung.
“Jing!”
Kai menatapnya, matanya basah tapi senyum itu mengembang ketika melihat Jiyoung
membuka matanya. Kai memeluknya, memberi kehangatan tubuh Kai yang tidak dia
dapat dari Sehun.
Terimakasih
Oh Sehun, aku juga mencintaimu...
Terimakasih
sudah mengijinkanku hidup...
Maaf,
karena aku sadar aku mencintai Kai...
Maaf
aku sudah menyakiti hatimu...
Author's Note: Akhirnya!!!! Kelar disini! Entahlah padahal sebelumnya bilang kungkin 2 chapter lagi, tapi akhirnya selesai disini. Ya begitulah akhir kisah fic ini. Sebenernya pengen Jiyoung mati aja, tapi konyol aja kalo mati di tangan sendiri. haha! Terus jadi kan gak enak, masa Kai terus yang berkorban. Jadi Sehun lah pahlawan tak terduga disini. clap clap.
Mungkin tarungnya agak kurang berdarah-darah, soalnya hati lagi melo ini. kkk.
Terimakasih udah mau baca dan setia sama fic ini. Semoga kalian suka. Jangan lupa komen ya!
Bow~
keren.. kebawa banget sama ceritanya. pahlawan sehun bikin terharu. haha,
BalasHapussemangat ya author, ditunggu ff selanjutnya. annyeong.. :D
tunggu berikutnya ya.~~ terima kasih..
Hapushahaha bayangin Kris tertawa iblis susah bgt gegara efek nonton showtime tiap minggu yang nunjukkin kekonyolan krisXD
BalasHapusdan yang aku banyangin waktu Jieun ngomong "Baekhyun! Sekarang waktunya!" itu adalah wajah para tim pembasmi monster di ultraman pas mereka lagi mau bantuin ultraman yang lampu di dadanya udah 'ting nung ting nung' XDXD
ini ide cerita bagus sumpah, tp entah knapa ngerasa endingnya agak berbelit dan terkesan agak molorXD tp bgs kok^^
dan my forever-favorite-couple saya teteeeep BaekIU!!! XD tp sumpah suka sama kemampuannya sehun dan rencana2 sehun di sini. image sehun disini kece sekaliXD membuat saya sejenak lupa sehun yang sebenarnya kayak apa, si magnae gagal ituXD
dan jika ini dibuat film, saya bakal sangat mau mainin peran Sulli(tp tanpa MinhoXD). Sulli mantap abis di sini! teman yang membantu. dan ngomong2 di sini perannya luhan bener-bener cuma pemeran pembantu bgt ya?XD
Aigoo BaekIU!!! saya suka jieun dg karakter macam ini.
daebaklah pokoknya. jjang!
hihihi... XD XD
Hapusharusnya ini 2 chapter lagi, tapi berhubung saya suntuk jadi di persingkat saja disini. Sebenernya banyak yang harus di jelaskan, mungkin saya akan jelaskan behind the story untuk penjelasan tentang dunia itu.
Disini IU baek pembasmi kaumnya sendiri. XD XD...
Sebenarnya Luhan itu bakal jadi target Kris, tapi saya udah mentok, kalo Luhan tetep jadi target Kris, mau berapa chapter??? Gak sanggup saya.... haha LOL
Oke oke, trims trims author sunbae.. haxhax.. :D XD
Finally! Akhirnya selesai >< ahh aku gak tau harus ngomong apa fantasynya bener bener oke>< aku suka. Aku merasa sehun bener bener jadi tulus banget mencintai jiyoung nya. Wow pokonya athour!!
BalasHapusterimakasih ya udah setia sama fic ini! ^^
HapusMaaf sebelumnya kalo baru komen, sebenarnya aku baca Vampire Detected ini selama pas aku KKN. Dan karena selama sebulan itu sama sekali gak megang laptop dan susaaah banget komen dari hape, jadi kutunda dulu komennya. Dan kalo boleh jujur awalnya aku ragu mau baca judul ini, soalnya EXO!straight, hahaha... ini pertama kalinya aku baca Suho dan Baekhyun jadi straight lho, selama ini baca yaoi mulu sih :P But then I decided to read it, soalnya plot kamu keren-keren. And I'm right! Kamu bisa banget bikin kita nebak-nebak siapa yang siapa vampirnya, dibikin banyak twist sana-sini. Aku sempet mikir Sehun vampir... eh Kai vampir... balik lagi Sehun vampir. Sebenarnya plotnya sederhana, tapi kamu pinter masukin tebak-tebakannya disini. Great job! Btw, aku kasian sama Krystal di akhir harus mati dan Sehun juga... padahal dia tulus mencintai Jiyoung. Kata-kata dia pas Jiyoung tidur itu jleb banget. Okay, fic ini keren banget! Aku gak nyesel bacanya.
BalasHapusTernyata kak Miki ngikuti fic ini. Oke oke.
HapusKalo aku malah ga begitu suka baca yaoi kak.
Sebenernya ini masih panjang, tapi aku persingkat aja disini. Pusing, ribet sama pikiranku sendiri.
Trims ya kak... ^^
Wahh Daebak! Baru ngebaca ini Ampe selesai. Tadinya ngebaca dibagian awal ceritanya agak rumit. Tapi setelah baca Ampe terakhir wah ternyata ngga terduga. Bener bener keren! Salut buat authornyaπ✌ππ. Dan apa cuman aku yak yang baru ngebaca sekarang? Wah kayanya iya nih, telat ternyata wkw. #gaje.ππ✌
BalasHapusWahh Daebak! Baru sempet liat postingan ini, dan baru baca. Awalnya agak ngga tertarik, rumit. Tapi bikin penasaran akhirnya aku lanjut baca Ampe akhir . Ngga nyangka, dan ngga terduga. Bener bener keren. Bikin tegang juga bacanya wkw. (Lebay yak,hehe). Salut buat authornya.π✌ππ. Great! I like' this fanfic hehe. Dan ngga nyangka juga karakter sehun nya ternyata ngga sejahat yg aku kiraππ.. dan kayanya cuman aku yang baru banget baca. Hhha #maapgaje✌
BalasHapusWahh Daebak! Baru sempet liat postingan ini, dan baru baca. Awalnya agak ngga tertarik, rumit. Tapi bikin penasaran akhirnya aku lanjut baca Ampe akhir . Ngga nyangka, dan ngga terduga. Bener bener keren. Bikin tegang juga bacanya wkw. (Lebay yak,hehe). Salut buat authornya.π✌ππ. Great! I like' this fanfic hehe. Dan ngga nyangka juga karakter sehun nya ternyata ngga sejahat yg aku kiraππ.. dan kayanya cuman aku yang baru banget baca. Hhha #maapgaje✌
BalasHapus