Sleepless Night
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Park Chanyeol
Pairing: KaiJing
Genre: Sad, romance,
Leght: oneshot
Author: YRP
New sad fanfic, Hope you like it guys!
Dari keterangan udah jelas ini sad, jadi enjoy aja bacanya. :D
Saran sambil denger lagu Sleepless Night nya SHINee ya.. Biar tambah oke bacanya.
Jangan lupa comment. Hargai author yang udah nulis dengan comment. Gak susah kan? :D :)
Happy reading! >_<
Malam itu hangat seperti
biasanya, Jiyoung duduk di ranjangnya yang hangat dengan selimut menutupi
sebagian tubuhnya. Matanya yang kosong menatap dinding yang sudah mulai kusam,
warna jingganya tak sempurna namun memberi kesan beigut nyaman pada kamar berukuran
sedang itu.
“Jiyoung
kau belum tidur?” seseorang masuk dalam kamarnya.
“Aku
menunggumu Kai!” Jiyoung menatap ke arah pintu, tanpa pernah benar-benar tau
bagaimana bentuknya.
“Maaf
aku membuatmu menunggu, malam ini dokter Choi begitu lama memeriksaku.” Kai
duduk di kursi sebelah ranjang Jiyoung. “Kau sudah makan?”
“ehm!”
Jiyoung mengangguk bersemangat, “Kau sudah siap mendengar permainanku?”
“Tentu
saja!” Kai membantu Jiyoung turun dari ranjangnya, Kai menuntunnya pada piano
yang sengaja di letakkan di kamar sedang itu, membuat kamar itu terlihat
sempit.
Jiyoung
duduk disana, dengan Kai yang duduk di sebelahnya menatapnya penuh sayang.
Jiyoung mulai memainkan permainannya, alunan musik Jiyoung selalu bisa membuat
Kai tenang, membuatnya tak pernah takut akan kematian.
“Semoga
kau bisa tidur nyenyak malam ini Kai!” Jiyoung sudah mengakhiri permainannya,
Kai yang terlarut dalam permainan Jiyoung hanya tersenyum.
“Kau
sudah ingin tidur?” tanya Kai membelai rambut Jiyoung.
“Belum,
kau harus menggambarkan langit malam ini untukku.” Dengan halus Kai kembali
menuntun Jiyoung ke beranda kamarnya. Kai membuka pintu kaca itu,
memperlihatkan langit malam yang begitu indah karena banyak bintang disana. Kai
mempersilahkan Jiyoung untuk duduk di kursi, dia juga sempat masuk ke dalam
kamar mengambil selimut untuk membalut tubuh Jiyoung.
“Bagaimana
malam ini?” tanya Jiyoung, dia menoleh ke arah Kai meskipun tidak sempurna
menghadapnya.
“Malam
ini begitu indah, banyak bintang disana. Ini malam yang indah Jing.” Kai
menggenggam tangan Jiyoung.
“Aku
tidak sabar untuk segera melihatnya, ya aku akan segera melihatnya! Benar kan
Kai?” Jiyoung tersenyum penuh semangat, Kai menatapnya.
“Jika
kau sudah bisa melihat, apa yang ingin kau lihat pertama kali?”
“Aku
ingin melihat wajahmu!”
“Kau
yakin?”
“Tentu
saja, aku sudah tak sabar untuk bisa bertatapan denganmu.”
“Kau
pasti akan jatuh cinta padaku.”
“Yang
benar saja, aku pikir aku sudah melakukannya.”
“Kau
sudah mencintaiku?
“Sebaiknya
kau pikirkan itu!”
Jiyoung
POV
“Kang
Jiyoung, aku sudah menemukan donor untukmu.” Aku mendengar suara dokter Choi,
aku tidak salah dengar kan?
“Benarkah?
Itu artinya aku akan bisa segera melihat?” tanyaku bersemangat.
“Ya,
tinggal menunggu waktu yang tepat untuk kau segera di operasi. Jaga dirimu
baik-baik ya!” dokter Choi pergi, ah aku tidak salah dengar kan? Telingaku
masih berfungsi kan?
Aku
turun dari ranjang tanpa bantuan siapapun, aku sudah menghafal langkah dalam
kamar ini. Aku menuju pintu dan segera membukanya, hanya perlu lima langkah
kakiku untuk membuka pintu berikutnya.
“Kai?
Kau dimana?” aku berjalan menuju ranjangnya, mungkinkah dia disana?
“Aku
disini Jing. Maaf aku tak bisa mengunjungimu malam ini, aku lelah.” Aku bisa
mendengar suaranya yang lemah.
“Bukan
masalah.” Aku duduk di kursi sebelah ranjangnya, Kai memegang tanganku.
“Kau
sudah makan?” seperti biasa, Kai selalu bertanya seperti itu padaku.
“Ya,
bagaimana denganmu?”
“Aku
juga.” Jawabnya singkat.
“Kai,
apa disini ada orang lain?” aku bertanya karena aku merasa ada orang lain
selain kami berdua.
“Ada,
dia hyungku.” Sepertinya hyung Kai sedang menatapku, aku hanya tersenyum dan
menundukkan kepalaku sedikit sebagai tanda kenal. Meskipun aku tak pernah tau
dia sedang ada dimana sekarang.
“Jing,
maukah kau memainkan sebuah lagu untukku?” Kai menggenggam tanganku erat.
“Apa
kau akan ke kamarku?” tanyaku bersemnagat, jujur saja aku ingin Kai duduk
disampingku dan melihat permainanku.
“Aku
akan mendengarnya dari sini, berikan permainan terindahku untuk tidurku malam
ini.” aku sedikit kecewa mendengarnya, namun aku menyetujuinya.
“Aku
akan memainkannya untukmu Kai. Tidur yang nyenyak!” Aku berdiri, aku meraba,
menyentuh rambutnya untuk membelai kepalanya. Dengan gerakan pelan aku mengecup
keningnya.
“Apa
perlu aku antar?” aku mendengar hyung Kai menawarkan bantuan. Aku hanya
menggeleng dan kembali ke kamarku.
Aku
duduk di depan piano, memulai permainanku. Aku akan memberikan lagu terindah
untukmu malam ini Kai. Dentingan piano terdengar, menambah suasana malam hangat
itu semakin bermakna. Mimpi yang indah Kai.
Author
POV
“Kau
akan segera operasi kang Jiyoung. Selamat!” suster yang merawat Jiyoung
memberinya kabar yang begitu membahagiakan. Jiyoung tak pernah berhenti
tersenyum.
“Tapi
kau harus banyak istirahat. Kau tidak boleh keluar ya!”
“Apa?
Bagaimana dnegan piano? Aku masih bisa memainkannyakan?” Jiyoung tampak panik.
“Tentu
saja, kau bisa memainkan pianomu.”
Jiyoung
selalu bermain piano setiap malam, dia bermain untuk Kai. dia tau Kai mendnegar
dari kamar sebelah, Jiyoung selalu memainkan lagu-lagu untuk penghantar tidur
Kai. Jiyoung tidak pernah mempertanyakan keabsenan Kai mengunjunginya. Jiyoung
tau banyak hal yang ahrus Kai lakukan untuk kesembuhannya. Jiyoung juga ingat
Kai bilang padanya bahwa dia akan segera sembuh, tapi dia harus menjalani
serangkaian medis untuk itu.
Setiap
malam... setelah menyelesaikan permainan pianonya,
“Selamat
tidur Kai!”
“Tidur
yang nyenyak!”
“Semoga
mimpi indah!”
“Beristirahatlah!”
“Kau
akan mengunjungiku besok?”
“Kai
apa kau begitu lelah hingga tak bisa kesini?”
“Kai
aku minta maaf, aku harus segera operasi dan suster tidak memperbolehkanku
untuk keluar.”
“Jika
kau ada waktu, datanglah kemari!”
Pagi
itu Jiyoung bersiap untuk operasi, Jiyoung menunggu Kai untuk mengunjunginya.
Dia sudah meminta suster untuk memberitahu Kai bahwa dia akan operasi pagi itu.
Jiyoung jadi sedikit murung menghadapi kenyataan Kai tak juga datang.
“Kau
sudah siap?”suster datang untuk menjemput Jiyoung.
“Aku
menunggu Kai. Dimana dia?” tak ada jawaban.
“Hwaiting
Kang Jiyoung! Kau akan segera operasi!” Jiyoung mendengar suara Kai, spontan
senyumnya mengembang.
“Kai,
kenapa kau...”
“Maaf
aku tak bisa mengunjungimu. Kau tau sendiri bagaimana keadaanku. Semoga
operasimu berjalan baik!” Kai memotong perkataannya, Jiyoung tersenyum
mengangguk.
“Doakan aku
Kai, aku tidak akan membuka mataku sebelum kau hadir di hadapanku!” Jiyoung
duduk di kursi roda dibantu oleh suster. Jiyoung tidak mendengar jawaban Kai,
tapi Jiyoung cukup senang karena setidaknya Kai datang untuk menyemangatinya.
Ini tidak akan sakit, Ini tidak akan lama.
Semoga berjalan dengan baik Tuhan. Jiyoung berkata dalam hati, Jiyoung
mulai terlelap karena bius yang masuk tubuhnya.
Jiyoung merasa
dia ada di taman yang sangat luas, rumput hijau menghampar disana. Ada
bunga-bunga cantik menghiasi taman luas itu. Jiyoung berlarian, dia merasa amat
senang saat itu.
“Seperti
inikah dunia? Seindah inikah?” Jiyoung berputar-putar, menikmati angin yang
tertiup lembut.
“Apa aku sudah
bisa melihat?” kemudian Jiyoung memilih untuk duduk di hamparan rumput itu.
seseorang menghampirinya dan duduk di sampingnya.
“Kang Jiyoung
sadarlah!” orang itu berkata, Jiyoung tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
“Aku sudah
bisa melihatkan?” tanya Jiyoung pada lelaki itu.
“Ya kau sudah
bisa. Tapi kembalilah, ayo sadarlah!” kata lelaki itu.
“Aku suka
disini, disini sangat nyaman.” Jiyoung seakan menolak permintaannya. Dia harus
kembali kemana? Jiyoung suka disini!
Seseorang lain
berjalan kearahnya, kali ini lebih banyak cahaya dari seseorang itu. Dia
mengulurkan tangannya, dengan senang Jiyoung menerima uluran tangan itu. Lelaki
itu mengajaknya pada sisi lain taman, mengajaknya mendekat pada sebuah piano.
Jiyoung duduk
dan memulai permainannya, secara otomatis Jiyoung memainkan lagu-lagu kesukaan
Kai. Jiyoung menikmati permainannya sendiri hingga lelaki yang duduk di
sebelahnya itu menggenggam tangannya.
“Kai?”
“Kembalilah!”
jawabnya.
“Aku ingin
selalu bersamamu.” Jiyoung menatap lelaki itu, dia tidak bisa melihat wajah itu
dengan jelas tapi Jiyong yakin itu Kai.
“Aku juga.
Saranghae!” Jiyoung merasa Kai semakin dekat hingga bibir mereka bertemu.
Jiyoung
membuka matanya, dia bisa melihat langit-langit kamarnya. Untuk pertama kalinya
dia melihat langit-langit kamarnya di rumah sakit. Jiyoung mengedarkan
pandangan, menikmati pemandangan kamarnya yang tak jauh berbeda dari
perkiraannya.
“Kang Jiyoung
kau sudah sadar?” seseorang yang terliihat sangat buruk yang baru saja
terbangun dari tidurnya melihat Jiyoung khawatir.
“Oppa, siapa
kau?”
“Aku Chanyeol,
kakak Kai. Sebaiknya aku segera panggil dokter Choi.”
Jiyoung
kembali menjalani pemeriksaan, dan beberapa jam kemudian Jiyoung bisa kembali
ke kamarnya. Jiyoung duduk di ranjangnya, tubuhnya terasa sangat lelah.
Chanyeol sedang sibuk dengan sesuatu di sofa kecil.
“Oppa, dimana
Kai?”
“Dia sedang
tak disini Jiyoung.” Jawabnya singkat. Jiyoung tak ambil pusing. Dia berjalan
menuju piano, piano itu sedikit berdebu. Selama itukah Jiyoung koma setelah
operasi?
Jiyoung
meniupnya sehingga debu berterbangan dan membuatnya terbatuk. Jiyoung bisa
melihat banyak foto disana, fotonya bersama Kai. Frame yang begitu lucu dan
menarik berisi foto mereka berdua menghiasi sebagian besar kamar ini. Jiyoung
ingat Kai selalu memasangnya disini. Di tembok, meja, piano ah Kai, dimana kau?
Seperti biasa
setiap malam Jiyoung memainkan piano untuk Kai, berharap semoga dia bisa tidur
dengan nyenyak di kamar sebelah. Setelah selesai, Jiyoung berniat untuk
mengunjungi Kai
Jiyoung
membuka pintu kamar Kai, kamar itu terlihat sangat rapi. Jiyoung melangkah
melihat setiap senti kamar itu, berdebu. Di kamar Kai terdapat lebih banyak
foto, berbagai hiasan kertas juga ada disana. Jiyoung tertarik untuk mendekati
sebuah meja kecil disana. Banyak foto Jiyoung dan foto mereka beruda disana.
Jiyoung juga bisa melihat sebuah kotak kecil beludru merah yang di letakkan di
sebuah guci, Jiyoung membukanya.
“Jiyoung?”
Chanyeol terlihat kaget melihat Jiyoung ada disana.
“Oppa, Kai
dimana?” lagi-lagi Jiyoung bertanya seperti itu.
“Kai sudah
tidak disini Jiyoung-ah.” Chanyeol terlihat sangat berat mengatakannya. Jiyoung
membuka kotak beludru itu, berisi cincin. “Itu untukmu!”
“Dimana Kai?”
“Jiyoung-ah
Kai sudah....”
“Dimana Kai?
Aku ingin bertemu dengannya!”
“Kai sudah
pergi Jing.”
“Tidak, aku
bermain piano untuknya setiap malam.”
“Jing Kai
sudah pergi...”
Flashback
“Maafkan kami,
kami sudah melakukan yang terbaik.” Chanyeol meneteskan airmatanya, Chanyeol
tidak sanggup untuk masuk ke kamar Kai. Dia memilih untuk duduk sembarangan di
lantai. Chanyeol sadar permainan Jiyoung sudah berhenti dari kamarnya.
“Mimpi Indah
Kai...” Jiyoung mengakhiri permainannya.
“Kapan gadis itu
di operasi?”
“Mungkin tiga hari
lagi.”
“Aku tidak mau
operasi ini gagal. Adikku memberikan matanya untuk orang yang dia cintai,
lakukan sebaik mungkin Dokter Choi.”
“Masalahnya, dia
butuh dukungan dari Kai.”
Chanyeol bisa
melihat Jiyoung duduk di ranjangnya menolak perintah suster untuk segera ke
kursi roda.
“Aku menunggu Kai.
Dimana dia?” Jiyoung bertanya pada suster
“Hwaiting Kang
Jiyoung! Kau akan segera operasi!” Jiyoung mendengar suara Kai, spontan
senyumnya mengembang. Chanyeol berdiri di pintu dengan ponsel berisi suara
rekaman Kai ditangannya.
“Kai, kenapa
kau...”
“Maaf aku tak bisa
mengunjungimu. Kau tau sendiri bagaimana keadaanku. Semoga operasimu berjalan
baik!” Chanyeol bisa melihat Jiyoung mengangguk, hatinya teriris.
“Doakan aku Kai, aku tidak akan membuka
mataku sebelum kau hadir di hadapanku!” Jiyoung duduk di kursi roda dibantu
oleh suster. Chanyeol memberi suster isyarat agar segera membawa Jiyoung ke
ruang operasi.
Aku sudah melakukan yang kau inginkan Kai.
“Bagaimana mungkin
dia tak juga sadar?” Chanyeol terlihat kesal.
“Jiyoung terlalu
lemah, dia koma.”
Setiap hari
Chanyeol mengajak Jiyoung bicara, tetapi Jiyoung tak memberi perkembangan
berarti. Chanyeol sempat putus asa, tapi Jiyoung tidak boleh berakhir sama
seperti Kai.
“Hyung gunakan
semua rekamanku untuk Jiyoung!” Chanyeol terngat perkataan adiknya, Chanyeol
mengambil ponselnya dan memutar semua suara Kai yang memang di tujukan untuk
Jiyoung. Keadaan Jiyoung semakin membaik sehingga Jiyoung sadar, tapi Chanyeol
tidak tau kapan harus memberitahu Jiyoung yang sesungguhnya.
Flashback end
Jiyoung
berjalan menyusuri koridor itu, tanganya membuka daun pintu yang sudah begitu
dia kenal. Dia memasuki kamarnya beberapa tahun yang lalu, Jiyoung sengaja
membuat kamarnya dan kamar Kai tidak di huni siapapun. Semua masih sama, semua
kenangan itu. Jiyoung memulai permainan pianonya.
“Selamat tidur Kai!”
“Tidur yang
nyenyak!”
“Semoga mimpi
indah!”
“Beristirahatlah!”
“Kau akan
mengunjungiku besok?”
“Kai apa kau
begitu lelah hingga tak bisa kesini?”
“Kai aku minta
maaf, aku harus segera operasi dan suster tidak memperbolehkanku untuk keluar.”
“Jika kau ada
waktu, datanglah kemari!”
Meskipun
aku tak pernah melihatmu, tapi aku yakin aku sangat mencintaimu...
Kai
saranghae...
Jadi tuh Kai sama Jiyoung ceritanya sama-sama pasien rumah sakit gitu, Jing buta Kai tinggal tunggu mati aja. Gak tau kenapa karakter Kai yang mati muda udah melekat bgt di diri dia wkwkwk.
BalasHapusSimple dan to the point banget. Bagussss walau dugaan-dugaanku kayak yang rekaman suara Kai dan Kai yang ngedonor matanya ke Jing ternyata bener semua.
More Kaijing!
karakter mati muda udah melekat? haha.. iyakah?
BalasHapusLagi bersedih jadi bikin ff ini. hehe. mudah ketebak banget ya. huhu...
Hidup KaiJing | SeJing juga.. hehe >_<
haha lugas XD
BalasHapuskenapa saya malah ngira itu chanyeol yg niruin suara kai macem di talk show2 lagi nunjukin talentnya begitu ya? XD darimana bisa niruin coba? XD
but this is simply beautiful really.. ^^
haha. sandemosang begitu ya? kkk. harusnya aku gituin aja ya biar lucu. kkk
Hapusff ini lebih greget kalo baca sambil denger itu lagu SHINee.. :)
thank you yo mbak beh!
bagus ceritanya..
BalasHapusudah nebak sih kalo dari awal jonginnya meninggal trus donorin matanya ke jiyoung
lanjutkan thor ffnya bagus :)
terimakasih... ^^
Hapusmampir ke ff lainnya ya...
Tuh kan bener, kai yg donorin mata ke jiyoung. FF nya ringan tp feelnya kerasa. Jarang2 nih kai dapet karakter cowok yg bener(?)
BalasHapusiya,, ini ff ringan. semoga suka...
Hapus