When We Broke Up
Cast: Kim Jongin | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Jung Krystal | Choi Sulli |
Byun Baekhyun | Do Kyungsoo | Park Chanyeol | Kim Junmyeon a.k.a Suho |
Lee Taemin | Kim Kibum | Choi Minho | Lee Jinki | Kim Jonghyun
Pairing: KaiJing | HunJi
Lenght: Chapter
Genre: Romance, Comedy, School story, Friendship
Chapter 2 come!!!
Jangan lupa, sambil dengerin EXO - Don't Go | Peterpan, Teentop - Love fool | Date
Hope you like it guys. :)
Happy Reading...
Pertandingan diadakan jam 4 sore,
namun jam 3 Jiyoung sudah siap untuk berangkat. Jiyoung bermain-main dalam
kamarnya, bercermin menunggu Jongin datang untuk menjemputnya. Jiyoung sedikit
berpikir akan dia ikat atau urai saja rambutnya. Hingga akhirnya ommanya
memanggil menandakan Jongin sudah datang.
“Ne
omma, aku sudah siap.” Jiyoung menyambar tasnya yang terlihat berat, tentu
saja, dia membawa beberapa botol air mineral dan makanan untuk Jongin. Karena
Jiyoung tau bukan hanya Jongin yang memakannya, Jiyoung membawa banyak untuk
teman-teman Jongin.
“Jiyoung-ah
Jongin-ah hati-hati ne!” teriak ommanya ketika motor Jongin sudah mulai melaju,
Jiyoung melambai pada ommanya.
Motor
Jongin berhenti di sebuah lapangan indoor di sekolah mereka, Jiyoung segera
turun dan mencari tau siapa saja yang sudah datang.
“Kemana
yang lainnya?” tanya Jiyoung seraya mengedarkan pandangnya.
“Mereka
pasti sudah di dalam. Kajja!” Jongin merangkul Jiyoung dan keduanya masuk
lapangan indoor tersebut.
“Itu
mereka!” Jongin menunjuk beberapa anak laki-laki yang sedang berkumpul di
pinggir lapangan.
“Kalian
sudah datang! Jing, kau tak membawa makanan? Aku lapar Jing!” Baekhyun menatap
Jiyoung penuh harap.
“Ne,
aku sudah bawa makanan untuk kalian.” Jiyoung membuka tasnya untuk mengluarkan
beberapa roti yang dia bawa.
“Kemarikan
Jing!” Jongin mengambil tas Jiyoung dan tersenyum jahil pada teman-temannya.
“Aku harus memilih dulu.” Jongin mencari roti dengan rasa kesukaannya.
“Cepatlah
Jongin! Aku lapar!” Baekhyun protes, namun Jongin hanya tersenyum.
“Tangkap
hyung!” Jongin melempar roti itu, pada Baekhyun yang tidak siap dan membuat
roti itu jatuh.
“Jongin
bodoh!” runtuk Baekhyun kesal. Kemudian Jongin melemparnya pada Chanyeol,
Kyungsoo dan Sehun yang bisa menangkapnya dengan baik.
“Lalu
mana yang lain? Chanyeol-ah, kau sudah memilih pemain yang bagus kan? Jangan
sampai kita kalah hari ini.” Baekhyun menatap Chanyeol.
“Tentu
saja, sebentar lagi mereka datang. Mereka bisa di andalkan!” Chanyeol berkata
dengan mulut penuh roti. Ya, Baekhyun dan Kyungsoo tidak pernah ikut
bertanding. Karena mereka mengaku kemampuan bermain basket mereka hanya akan
membuat tim kalah.
“Aku
penasaran pemain seperti apa yang dipilih Taemin dan teman-temannya itu.” Sehun
berkata pada Jongin yang duduk di sebelahnya.
“Apapun
itu kita tak boleh kalah.” Jawab Jongin santai, seraya memainkan rambut Jiyoung
yang kini duduk di bawah dan bersandar pada kakinya.
“Mereka
datang!” kata Kyungsoo ketika melihat Taemin dan timnya masuk lapangan. Jiyoung
menoleh untuk melihat wajah Jongin, dan didapatinya Jongin menatap lurus ke
arah Taemin yang juga sedang menatapnya.
“Hei,
bukankah itu Jung Krystal?” Baekhyun bertanya pada semua temannya. Jiyoung
melihat gadis itu yang mlihat ke arah mereka, entah mengapa Jiyoung sedikit
risih dengan adanya Krystal, mengingat dia menjadi masa lalu Jongin.
“Itu
artinya...” Chanyeol tak melanjutkan kalimatnya.
“Benar
sekali hyung, Taemin pasti mengajak Minho sunbae untuk bergabung dalam timnya.”
Jelas Sehun dan membuat semuanya mengangguk paham.
“Baiklah,
kalian tau Minho bukan lawan yang mudah. Aku rasa dengan adanya Minho membuat
yang lain lebih percaya diri dan bermain bagus.” Kyungsoo menjelaskan
analisanya.
“Masalahnya
sekarang, MANA ANGGOTA YANG KAU PILIH?” Baekhyun berteriak pada Chanyeol.
“Lihatlah
mereka datang Baek!” Chanyeol menunjuk beberapa anak yang berjalan ke arah
mereka.
“Hyung,
maaf kami terlambat!” ada empat anak yang datang, Baekhyun memarahi mereka.
Kyungsoo hanya terdiam, berusaha memahami situasi lawan.
“Kalian,
cepat kesini!” Baekhyun menyuruh Jongin dan Sehun untuk bergabung. Jongin
bangkit dari duduknya, menghindari untuk tidak menginjak anggota badan Jiyoung.
“Hwaiting
chagi!” kata Jiyoung dan berhasil membuat Jongin tersenyum.
“Oppa,
kau yakin kita akan menang?” Jiyoung bertanya pada Kyungsoo yang duduk tak jauh
darinya.
“Mereka
sangat kuat dengan adanya Minho.” Jawab Kyungsoo lirih, Jiyoung menelan ludah.
Bagaimanapun tim Jongin harus menang!
Pertandingan
akan segera dimulai, Jongin, Sehun, Chanyeol dan dua anak yang tidak diketahui
Jiyoung namanya sudah berada di tengah lapangan. Bangku penonton juga sudah
mulai ramai, mereka adalah penggemar setia kelompok Jongin dan Taemin yang tak
pernah akur itu. Jiyoung duduk di sebelah Kyungsoo, jantungnya berdebar tak
karuan. Dia tak pernah setegang ini melihat Jongin bertanding.
“Jiyoung-ah!!!”
Sulli berlari ke arahnya, kemudian duduk diantara Kyungsoo dan Jiyoung.
“Mianhae, aku tidak terlambat kan?”
“Tidak
Sulli-ah, mereka baru saja mulai.” Jelas Jiyoung tersenyum.
“Oppa,
bagaimana tim lawan. Kita pasti menang kan?” Sulli beralih pada Kyungsoo yang
ada di sebelah kirinya.
“Kita
harus menang.”jawabnya singkat. Kemudian Sulli mengedarkan pandang di lapangan,
dia bisa melihat Jongin, Chanyeol, Sehun, Taemin, Kibum, dan beberapa pemain
basket sekolahnya. Namun matanya terbelalak begitu melihat Choi Minho.
“APA?!?!?!
Bukankah itu Choi Minho?!?!?!” Sulli berteriak, membuat Jiyoung dan Kyungsoo
menutup telinganya.
“Choi
Sulli!!” seru Jiyoung dan Kyungsoo bersamaan.
“Mianhae,
adakah Jung Krystal disini, ah itu dia.” Sulli menangkap Krystal yang duduk
dengan manisnya di bangku pemain, dia duduk seraya berbincang dengan Taemin.
“Apa
itu? Taemin sunbae tak ikut main di babak pertama?” Sulli bertanya pada
Kyungsoo.
“Aku
rasa mereka merencanakan sesuatu.” Jiyoung kembali menelan ludah mendengar
penjelasan Kyungsoo.
“Kyungsoo,
kau bisa membaca apa rencana mereka?” Baekhyun duduk di samping Kyungsoo,
seraya mencoba berpikir keras tentang tim lawan.
“Aku
punya prediksi, tapi semoga saja prediksiku tidak benar.” Kyungsoo terlihat
konsentrasi, dia menatap Taemin yang sedang tertawa dengan Jung Krystal disana.
Pertandingan
dimulai, bola berada di tangan Sehun sekarang. Dengan lincah dia berlari sambil
mendriblle bolanya. Permainan yang sangat cantik dimainkan oleh Sehun. Sehun
melempar bola pada Jongin yang dengan gesit menangkapnya, mencari celah untuk
mendekati ring, namun sulit karena tim lawan memblok gerakan Jongin.
“Aiishh!”
Jongin kembali melempar bola pada Sehun, dengan lincah Sehun melompat dan
mencetak bola pertama untuk tim mereka.
“YEEAA!!!!”
spontan Baekhyun, Sulli dan Jiyoung berteriak bersama pendukung yang lain.
Sedang Kyungsoo meninju udara, ini awal yang bagus.
“Sehun-ah!
Pertahankan!” teriak Baekhyun dari bangku pemain. Kyungsoo yanag sedari tadi
mengawasi Taemin, melihat Taemin tersenyum kecut.
Permainan
sangat sengit waktu itu, Minho tak memberi celah sedikitpun untuk membiarkan
Jongin mencetak bola. Pemain lainnya juga selalu memblok gerakan Jongin, Jongin
kesal akan itu. Chanyeol menguasai bola, bermain cantik seperti yang dilakukan
Sehun, namun ketika Chanyeol berlari mendekati ring tim lawan dengan sengaja
menjegal kaki Chanyeol hingga Chanyeol tersungkur.
“YA!
APA YANG DIA LAKUKAN?!?!” Baekhyun berteriak melihat kecurangan itu.
“CURANG!”
Sulli ikut berteriak. Jiyoung hanya memekik melihat Chanyeol yang tak segera
bangkit dari posisi jatuhnya, kedua tangannya memegangi kakinya. Sehun, Jongin
dan dua pemain lainnya membantu Chanyeol untuk kembali ke bangku pemain.
Jiyoung, Sulli, Kyungsso dan Baekhyun memberi tempat mereka untuk Chanyeol.
“Mereka
sudah merencanakan ini Baek.” Kata Chanyeol seraya menahan sakit di kakinya.
“Mereka
tidak fair. Jongin! Kendalikan dirimu!” Kyungsoo menatap Jongin yang sudah
ingin meledak.
“Aku
rasa mereka mengincar Jongin, dia selalu membatasi gerak Jongin dari menit
pertama.” Sehun memberi argumennya, rambutnya yang basah karena keringat
membuatnya seribu kali lebih tampan dari biasanya.
“Jongin,
aku berharap penuh padamu. Kendalikan emosimu ketika di lapangan.” Baekhyun
melihatnya, Jongin hanya mengangguk tanpa tersenyum. Jiyoung memberi Jongin
botol minuman yang langsung dan buka dan diminum hingga habis.
“Gomawo.”
Kata Jongin pada Jiyoung, tanpa senyum. Jiyoung tau keadaan Jongin sedang tak
baik sekarang.
“Kau
pasti bisa!” Jiyoung menghapus keringat di dahi Jongin dengan handuk kecil yang
dia bawa. Jongin tersenyum padanya.
Prriiiiiiiiiiiit!
Permainan
kembali dimulai, Jongin menoleh melihat Taemin yang mengawasinya.
“Kim
Jongin, Hwaiting!” kata Jiyoung menyemangati Jongin, dengan cepat Jongin
menghampiri Jiyoung dan mencium pipinya cepat.
“Gomawo!”
kata Jongin kemudian kembali ke lapangan. Semua menyoraki mereka, membuat wajah
Jiyoung merah menahan malu.
“Arrrggghhh!
Itu manis sekali Jing!” kata Sulli yang duduk di sebelah Chanyeol.
“Si
hitam itu, ckckck.” Kata Chanyeol sambil menatap Jiyoung.
Semua
kembali konsentrasi pada pertandingan. Chanyeol tidak bisa ikut bermain karena
kakinya masih sakit, dan Chanyeol meminta Sulli untuk memijatnya. Sulli
menolaknya di awal, namun akhirnya Sulli mau memijatnya karena alasan kasihan.
Tim
Jongin memimpin, Sehun bermain dengan sangat baik. Tim lawan masih terus
memblok gerak Jongin, namun Jongin berusaha meredamkan emosinya dan bermain
fair. Pemain yang dipilih Chanyeol juga tak kalah hebat, mereka bisa memahami
situasi lawan. Namun tetap saja semua akan berjalan lebih baik jika ada
Chanyeol.
Priiiiiiit!
Pergantian
pemain dari tim lawan, Taemin terlihat tersenyum. Inilah yang Jongin tunggu,
akhirnya Taemin bermain. Bola berada di tangan Taemin sekarang, Jongin berusaha
merebutnya. Taemin menjauhkan bola dari Jongin, Jongin terus berusaha
mengambilnya, dan bola terlepas dari tangan Taemin, menggelinding ke luar
lapangan. Berhenti dengan indah tepat di kaki Krystal. Jongin segera
mengambilnya mengetahui itu bolanya.
“Maaf,
bolanya” Jongin tak benar-benar memerhatikan orang di depannya adalah Jung
Krystal. Ketika Jongin hendak mengambil bolanya, gadis itu malah dengan
santainya menginjak bola itu. Hei, apa dia sudah gila?
“Apa
yang kau lakukan?” Jongin sekarang sadar Krystal sedang tersenyum padanya.
“Apa
kabar Jongin? Aku bisa melihat ketulusanmu mencintai gadis itu!” kata Krystal.
membuat Jongin memutar bola matanya.
“Bolanya,
sepatumu bisa membuatnya kotor! Kau tau!” dengan kasar Jongin mengambil bola
itu dan kembali ke lapangan.
Jiyoung
yang melihat pemandangan itu merasa sedikit kesal, teman-temannya yang
menyadari hal itu mencoba mencairkan suasana di hati Jiyoung.
“Tenang
saja Jing, Jongin milikmu!” kata Chanyeol tersenyum lebar padanya. Jiyoung
hanya mengangguk.
“Dari
awal aku sudah kesal dengan gadis itu. Apa maksudnya tadi mengajak Jongin
bicara? Dia pikir Jongin masih menyukainya!!!” Sulli berkata kesal, dan
berhasil mendapat pukulan pelan dari Chanyeol dan tatapan peringatan dari
Baekhyun dan Kyungsoo.
“Jaga
bicaramu, dasar banyak bicara!” kata Baekhyun menatap Sulli.
“Aiisshh!
Kalian memang tidak mengerti perasaan perempuan. Tenang saja Jing, jika nona
Jung itu mendekati Jongin aku yang akan maju!” kata Sulli dan mendapat
kelitikan dari Chanyeol. Jiyoung hanya tersenyum melihatnya.
Skor
berbalik sekarang, tim Jongin di bawah tim Taemin dan waktu sudah hampir habis.
Jiyoung bisa melihat Sehun mencoba menenangkan Jongin yang terlihat kesal.
Jongin mendriblle bolanya, mencoba berlari mendekati ring ketika Taemin dengan
mudah merebut bola itu darinya.
“Kendalikan
emosimu Kim Jongin!” bisik Taemin ketika merebutnya dan berhasil membuat Jongin
makin kesal. Taemin berlari ke ring, berhasil memasukkan bola dengan sangat
mulus dan prriiiiiiiit!!! Permainan berakhir.
Pendukung
tim Taemin bersorak. Jiyoung bisa melihat Jongin hanya menunduk, sampai
akhirnya Sehun mengajaknya untuk kembali ke bangku pemain.
“Kalian
sudah melakukan yang terbaik!” Sulli berteriak, disambut hangat oleh Sehun yang
tersenyum padanya. “Mereka sangat licik.”
“Baiklah,
sebaiknya sekarang kita berdoa agar Taemin tidak meminta hal-hal aneh pada
kita.” Kata Kyungsoo di tengah hiruk pikuk.
“Apa
maksudmu oppa? Taruhannya bukan uang?” Sulli membelalak mendengarnya.
“Taruhannya
adalah, siapa yang kalah harus menuruti permintaan yang menang. Tuhan, semoga
mereka tak memintaku untuk menjadi budaknya!” kata Baekhyun mengepalkan dua
tangannya di dada.
“Santai
saja, bagaimana prediksimu Kyungsoo-ah. Apa yang akan mereka minta?” tanya
Chanyeol pada Kyungsoo yang masih menatap Taemin dan yang lain tertawa di
seberang sana. Kyungsoo menatap Jung Krystal yang juga bergabung disana.
“Semoga
saja prediksiku salah.” Kata Kyungsoo, “Aku tak mau menjelaskannya, kita tunggu
saja.” Semuanya menatap Kyungsoo, mereka merasakan prediksi Kyungsoo tidaklah
baik. Mungkin selama beberapa minggu kedepan Taemin dan kelompoknya itu akan
menyiksa mereka.
“Aku
pulang dulu.” Kata Jongin lirih seraya menarik tangan Jiyoung untuk segera
mengikutinya.
“Jongin-ah
kau tak makan dulu? Aku membawakan makanan banyak untuk kalian!” teriak Sulli
melihat Jongin benar-benar akan pergi.
“Mereka
bisa menghabiskannya dengan cepat.” Jawab Jongin. Jiyoung melambai pada
semuanya yang ada disana.
Jongin
hanya diam tanpa melepas genggaman tangannya, sampai pada parkiran motor Jongin
menyerahkan helm Jiyoung.
“Kau
mau pergi kemana, Jing?” tanya Jongin tanpa melihatnya.
“Eh?”
Jiyoung bingung harus menjawab apa.
“Aku
akan mengantarmu kemanapun, aku butuh bersenang-senang.” Kata Jongin seraya
naik ke atas motornya.
“Apa
kau tak lelah?” Jiyoung juga sudah berada di atas motor Jongin.
“Tentu
saja kau harus memijatku setelah itu!” jawab Jongin asal, membuat Jiyoung
memukul pelan punggung Jongin. Jongin hanya tertawa dan tidak segera menyalakan
mesin motornya, memilih mendengar omelan Jiyoung yang tak pernah bosan untuk
dia dengar.
“Jadi
kita mau kemana?” akhirnya Jiyoung kembali pada topik utama.
“Hmm...”
Jongin terlihat berpikir, Jiyoung hanya menunggu sambil menyandarkan kepalanya
di pundak Jongin. “Kita ke rumahku dulu, aku ingin mandi.”
“Pilihan
yang bagus, aku sudah tak tahan dengan aromamu!” Jiyoung memukul pelan pundak
Jongin ketika dia kembali tegap dan tak lagi bersandar.
“Tapi
kenapa dari tadi kau terlihat senang bersandar padaku?” Jongin tertawa, sampai
kemudian ada segerombolan anak yang keluar dari lapangan indoor, Taemin dan teman-temannya.
“Mereka
lagi, ayo cepat pergi!” Jiyoung bisa melihat Krystal juga dalam rombongan itu,
membuatnya ingin segera menjauh dari tempat itu.
“Hei,
Kim Jongin dan Kang Jiyoung sedang bermesraan disini!” seseorang berkata dan
Jiyoung yakin itu suara Kibum.
“Jangan
ganggu mereka, nanti kau bisa di pukul oleh bodyguardnya itu. Kau bisa lihat
bagaimana dia di lapangan tadi kan?” Taemin menimpali membuat semua temannya
tertawa.
“Sudah
jangan dengarkan mereka, ayo cepat pergi!” bisbik Jiyoung pada Jongin yang
sepertinya sudah terpaku disana.
“Krystal,
bukankah dulu dia kekasihmu?”
Deg!
Siapapun
yang berkata itu, Jiyoung sangat membencinya. Bisakah semua orang tidak
membicarakan masala lalu Jongin dan Krystal ketika ada Jiyoung disana?
“Dulu,
mungkin tak lama lagi dia akan kembali.” Jawab Krystal disambut sorak yang
lain. Jiyoung sangat kesal mendengarnya, dan entah mengapa tubuhnya menolak
untuk menyentuh Jongin saat itu. Jiyoung mundur beberapa senti hingga ada jarak
antara Jiyoung dan Jongin meskipun itu sangat tipis.
“Jongin!
Kau dengar itu? Jika aku jadi kau aku tak akan menyiakan gadis seperti
Krystal!” teriak Kibum dan makin membuat Jiyoung terbakar.
“Ya
Kang Jiyoung! Mana tanganmu?” kata Jongin yang hanya bisa didengar Jiyoung,
Jiyoung hanya diam. Jongin menoleh untuk melihat wajah kesal Jiyoung.
“Jing,
mana tanganmu?” sekali lagi Jongin bertanya.
“Molla!”
jawab Jiyoung singkat, tak sabar Jongin segera mengambil kedua tangan Jiyoung
dan dia lingkarkan di pinggangnya.
“Pengangan
yang erat. Kita berangkat!” kata Jongin cepat. Jiyoung hanya menurut, dia bisa
mendengar suara tawa Taemin dan teman-temannya.
***
Mereka
sudah sampai di rumah Jongin, Jiyoung berjalan di belakang Jongin tanpa berkata
apapun. Jiyoung meresa aneh karena tak ada yang membukakan pintu, sejak kapan
Jongin membawa kunci rumah sendiri?
“Eh?”
Jiyoung heran ketika mulai masuk rumah, sepi.
“Wae?
Kau masih marah?” tanya Jongin seraya mengunci kembali pintu rumahnya.
“Dimana
orangtuamu?” tanya Jioyung penuh selidik.
“Mereka
menginap di rumah ajeossiku yang ada di Busan.” Jawab Jongin santai seraya
menatap Jiyoung yang terpaku.
“Eonni?”
“Dia
sudah bilang padaku akan menginap di rumah temannya malam ini.”
“Yang
satunya?”
“Dia
sudah menikah Jing, dia sudah punya rumah sendiri.”
Glek!
Jiyoung
menelan ludah.
“Wae?”
Jongin menghampirinya yang terlihat tak mau bergerak itu.
“Aku
ingin pulang..” rengek Jiyoung, Jongin tersenyum melihatnya.
“Bukankah
kita baru sampai?” Jongin semakin dekat dengan Jiyoung.
“Tapi
aku sudah ingin pulang....” Jiyoung terlihat ingin menangis. Jiyoung memang
sudah sering berkunjung ke rumah Jongin, tapi ini pertama kalinya Jiyoung
berkunjung tanpa ada seorangpun kecuali Jongin.
“Beri
aku alasan kenapa aku harus mengantarmu pulang?” Jongin berdiri tepat di depan
Jiyoung dengan jarak hanya beberapa senti saja. Jiyoung menunduk tak berani
melihat Jongin yang sedang sibuk melihatnya. Jiyoung menggeleng.
“Jing?”
Jongin mengangkat kepala Jiyoung, mata mereka bertemu. Jantung Jiyoung berdetak
tak karuan, Jiyoung memikirkan benda apa yang akan dia lempar pada Jongin jika
Jongin berani macam-macam padanya.
Mereka
saling tatap, ada tatapan menantang di mata Jiyoung yang justru membuat Jongin
mendekatkan wajah mereka. Tapi pertahanan Jiyoung runtuh, dia tidak mampu
melihat tatapan Jongin yang selama ini selalu berhasil membuatnya menjadi gila.
“Kang
Jiyoung, jangan berpikiran kotor!!! Hahahaha!” Jongin berbisik di telinganya
hingga membuat Jiyoung kembali tersadar. Jiyoung bisa melihat Jongin yang
mundur beberapa langkah darinya seraya memegangi perutnya dan sibuk tertawa.
“Jongin-ah!”
Jiyoung berteriak, namun dia bisa bernapas lega. Jiyoung mulai berpikir, kapan
Jongin akan berhenti membuat Jiyoung terlihat bodoh karena gurauannya itu. Tapi
meskipun seperti itu, Jiyoung tetap menyukainya.
“kkkk...
Baiklah, tunggulah sebentar. Aku harus mandi. Kau mau menunggu dimana?” tanya
Jongin dengan sisa-sisa tawanya.
“Terserah
kau saja.” Jawab Jiyoung seraya menghampiri Jongin.
“Kau
tunggu di kamar noonaku saja, kau bisa istirahat dulu.” Jongin membawa Jiyoung
sampai depan pintu dengan hiasan lucu. Jongin membuka daun pintu dan, tidak
bisa.
“Di
kunci. Kau menunggu di kamarku saja.” Jongin memegang tangan Jiyoung dan
membawanya ke pintu tak jauh dari pintu awal.
“Tapi...”
“Sudahlah,
kau bisa tidur sesukamu.” Jongin membuka kamar itu, Jiyoung bisa melihat kamar
dengan dominan warna biru. Terlihat lebih rapi dari bayangan Jiyoung. “Taruh
saja tasmu disana.” Jongin menunjuk meja belajarnya, sedangkan dia sedang sibuk
memilih baju dari dalam almarinya.
“Aku
tak pernah membayangkan kamarmu serapi ini.” Jiyoung meletakkan tasnya di meja
belajar Jongin dan mendapati ada fotonya disana. Jiyoung tersenyum.
“Kenapa?
Kau suka?” tanya Jongin menyadari Jiyoung melihat fotonya sendiri terpajang
disana.
“Neomu!”
teriak Jiyoung, tersenyum bahagia pada Jongin.
“Baiklah,
tunggu sebentar ne.” Jongin mengacak poni Jiyoung kemudian menghilang di pintu
kamar mandi. Jiyoung menunggu seraya membuka-buka laci meja belajar Jongin.
Bukan hanya itu, Jiyoung membuka sebuah lemari buku yang terlihat tak penah
disentuh Jongin. Sepertinya itu buku-buku lamanya.
Jiyoung
membuka apa saja yang bisa dia buka. Lalu tak sengaja Jiyoung menemukan sebuah
kotak kecil, Jiyoung membukanya dan menemukan sebuah kalung dengan inisial JK.
Jiyoung berpikir sebentar, apa maksud dari JK.
“Jing!”
panggil Jongin membuat Jiyoung segera memasukkan kalung itu dalam kotak dan
menggembalikannya asal.
“Ne?”
Jiyoung menghampiri Jongin yang sibuk mengeringkan rambutnya.
“Aku
sangat lapar. Bisakah kau masak ramen untukku?” Jongin memohon, dan tentu saja
dengan mudah dikabulkan oleh Jiyoung.
“Tunggu
sebentar.” Jiyoung ke dapur. Selama Jiyoung memasak, Jongin menemaninya seraya
duduk di konter dapur. Memerhatikan kekasihnya sedang membuat makanan untuknya.
“Aiisshh,
rambutku menganggu. Jongin-ah, tolong ikatkan rambutku.” Jiyoung meminta Jongin
yang langsung lompat dan berdiri di belakang Jiyoung.
“Ah,
tidak ada apapun untuk mengikat ini, sebaiknya aku memegangnya sampai kau
selesai.” Kata Jongin dengan cengiran khasnya.
“Tidak
perlu, ada pita di saku belakang celanaku.” Jiyoung berkata, kedua tangannya
sedang sibuk dengan ramen.
“Eh,
mianhae Jing!” Jongin mengambil pita dengan cepat dan Jiyoung menyadari
kebodohannya.
“Ya!
Jangan mengambil kesempatan!” teriak Jiyoung membuat Jongin tertawa.
“Aku
hanya membantumu kan.” Jongin kembali duduk di konter dapur setelah berhasil
mengikat rambut rambut Jiyoung. Wajah Jiyoung sudah merah sekarang, dia ingat
tadi dia merengek ingin pulang, dan baru saja dia menyuruh Jongin untuk
mengambil pita rambut di tempat yang tidak seharusnya.
Sepuluh
menit kemudian keduanya sudah berada di ruang keluarga, mereka makan dengan
menonton TV yang bagi keduanya sama sekali tidak menarik karena lebih sibuk
mengisi perut dan melihat orang di sampingnya.
“Hmm.
Ini enak Jing, kau bisa buka rumah makan.” Goda Jongin ketika ramennya sudah
habis.
“Aku
hanya membuat makanan enak untuk orang tertentu.” Jawab Jiyoung santai. Jongin menyingkirkan
mangkuk mereka berdua ketika Jiyoung juga selesai dengan makannya. Jiyoung
mengganti chanel Tv sampai Jongin kembali dan duduk di sampingnya. Jiyoung
merasa Jongin duduk terlalu dekat dengannya, sampai memegang remote pun Jiyoung
tidak sanggup.
“Apa
kau bosan?” tanya Jongin yang melihat Jiyoung sudah tak tertarik dengan tv.
“Apa
yang bisa kita lakukan sekarang?” Jiyoung menatap Jongin yang kini sudah
mendaratkan kepalanya di pangkuan Jiyoung.
“Terserah
padamu, aku akan menurutimu.” Kata Jongin seraya memejamkan matanya. Jiyoung
mengacak rambut Jongin kesal. “Apa ada yang ingin kau katakan padaku?” lanjut
Jongin.
“Banyak
yang ingin aku katakan dan tanyakan.” Jawa Jiyoung seraya mulai tertarik dengan
tulisan di kaos Jongin.
“Katakan
dan tanyakan, aku akan menjawabnya dengan jujur.” Jongin tetap memejamkan
matanya. Jiyoung berpikir sejenak, apa mungkin Jiyoung mengatakan apa yang
selama ini mengganggunya?
“Hmm..
tapi jangan marah.”
“Ya,
katakan saja.”
“Apa
arti Jung Krystal bagimu?” spontan Jongin membuka matanya dan menatap dalam
mata Jiyoung.
“Tidak
ada artinya.” Jawabnya santai, “Kenapa? Karena kejadian tadi?”
“Hmm.”
Jiyoung mengangguk. Kemudian Jongin bangkit dari posisinya, memegang pundak
Jiyoung dan membuat mereka berhadapan.
“Dengar,
aku sudah tidak ada perasaan lagi dengannya. Jangan dengarkan kata mereka, kau
mengerti?”
“Tapi...”
“Tidak!
Kau harus percaya padaku.” Jiyoung mengangguk melihat orang yang amat
dicintainya itu berkata tulus padanya. Tapi bagaimanapun juga rasa khawatir
Jiyoung tetap ada.
“Berjanjilah
kau tidak akan mengecewakanku.” Jiyoung menawarkan jari kelingkingnya dan
Jongin mengaitkannya disana.
“Jing?”
“Ehm.”
“Jing!”
“Ne?”
“Kang
Jiyoung!”
“Mwoya?”
Jiyoung menatap Jongin dan
Chu~
Jiyoung
tidak sadar apa yang terjadi padanya sekarang. Yang dia tau saat ini dia
melihat mata Jongin yang terpejam sangat dekat dari matanya.
***
Krystal as Kai's ex... oh this is bad. Somehow, this fic is gonna be so frustating since I'm sure KaiJing will break-up. Tapi penyebabnya belum bisa ketebak. Karena Krystal? Taemin? or even Sehun? I have a bad feeling for the bet, jangan-jangan..... Taemin minta Jiyoung.... tidakkkkk!
BalasHapusI'm falling in love with every KaiJing scenes. Pas Kai mainin rambut Jiyoung itu uuuuh simple but so sweet, pas Kai nemenin Jiyoung masak, pas Jiyoung ngasih minuman ke Kai yang frustasi. Oh my god, I'm drowning with this ship lol!
Suka karakter Baekhyun disini, diva banget lol. Oke ini penasaran banget kenapa nanti KaiJing putus, agak sakit juga tahu fakta mereka bakal putus. Aku harap sih endingnya tetep Kaijing karena mereka udah sweet dan perfect bgt disini walau bolehlah nanti ada Sejing scenes hehehe.
Update author-shi :)
Sesuai harapan author kalo reader suka sama ke so sweetan mereka berdua. hehe, terimakasih. :)
BalasHapusPasti ada SeJing moment. Tinggal tunggu saja, dengan siapa Jiyoung pada akhirnya.
Tunggu chapter selanjutnya....
aku ngambek ah kalo mereka putus gara gara Krystal -_-
BalasHapustapi aku suka persahabatan mereka :D trus juga ada pertandingannya, seruuuu >.<
Jongin, buang aja kalung itu, dan fokuslah pada Jiyoung >.<
waduh, ngambek ya kalo putus gegara Krystal? Padahal di chapter 3 nya.... hehe
Hapusmaaf ya eonni jangan ngambek, biar greget eonn.. :)
Kaijjing lucu bgt pacaranya..bnr2 bkin ngakak nyh couple hahahahaha.jd inget movie thailand..saling sayang tp ada aja tingkahnya yg bkin ngakak
BalasHapusGmn kisah lanjutan taemin n the genk?
Krystal minta ditabok nyh ngegoda kai
Kaijjing berjaya!!!