Langsung ke konten utama

[FANFIC] First Love - Chapter 1




Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."


.

.
.



Dream Land’s School
Ketua Murid                       : Lee Jinki
Wakil Ketua                        : Kim Junmyeon (Suho)
Koordinator Hobae         : Do Kyungsoo, Lee Jieun, Kim Jongdae, Xi Luhan, Kim Minseok (Xiumin)
Perfect Team                     : Kim Kibum, Goo Hara, Jung Nicole, Nam Woohyun
Little Perfect Team          : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Bang Minah, Luna, Huang Zitao
Eyes Control Team          : Jung Eunji, Lee Taemin, Choi Minho, Kim Myungsoo, Cha Hagyeon

Ketua dan Wakil Ketua Murid:
Sebagai ketua dalam organisasi terbesar di Dream Land’s School. Sederajat dengan Ketua Osis, bertugas untuk mengontrol organisasi dan melakukan perubahan yang dibutuhkan sekolah. Mendengarkan aspirasi dari murid Dream Land’s School.
Koordinator Hobae:
Sebagai pembimbing murid baru, membantu mereka memperkenalkan sekolah dan segala sistemnya. Mereka terkenal ramah dan bersahabat dengan para murid baru, mereka juga sering berkorban untuk membela murid baru yang bersalah.
Perfect Team:
Team yang dibentuk untuk membuat peraturan bagi para murid baru. Mereka juga yang menegakkan kedisiplinan di sekolah. Perfect Team juga berhak menghukum para murid baru yang memiliki pelanggaran berat. Dikenal galak dan seram di seluruh antreo sekolah, tidak ada yang berani macam-macam dan berurusan dengan Perfect Team.
Little Perfect Team:
Team yang ada di bawah kendali Perfect Team, mereka satu tingkat di bawah Perfect Team. Bertugas menjaga kedisiplinan murid baru dan menghukum murid baru yang memiliki pelanggaran. Little Perfect Team akan menyerahkan pelanggaran berat pada Perfect Team. Mereka juga dikenal sangat galak, perkataan mereka membuat orang ingin bunuh diri.
Eyes Control Team:
Team yang dibentuk untuk mengawasi jalannya masa perkenalan murid baru. Segala kegiatan ada dibawah pengawasan Eyes Control Team. Untuk beberapa murid baru yang mendapat perlakuan tidak pantas oleh Perfect dan Little Perfect Team bisa melapor pada Eyes Control Team. Team ini di kenal ramah dan santai meskipun sebenarnya mereka kerja dengan sangat keras.
Murid baru a.k.a Hobae:
Murid baru Dream Land’s School harus menjalani masa perkenalan sekolah selama seminggu. Orangtua mereka benar-benar menyerahkan kepada sekolah dan mempercayakan kepada sekolah. Para Hobae diharuskan mengikuti perkenalan selama seminggu penuh dan tiga hari terakhir mereka harus menginap di sekolah. Hobae bisa berteman baik dengan para Sunbae Koordinator Hobae atau biasa di sebut KoBae. Hobae harus berhati-hati dengan sunbae berlabel P (Perfect) dan LP (Little Perfect), jika mereka tertangkap melakukan kesalahan maka habislah mereka.

                “Sudah lengkap semuanya? Tidak ada yang ketinggalan kan?” Jiyoung menggeleng, Ayahnya tersenyum. “Baiklah, semoga hari pertama menyenangkan!” Ayahnya mengecup keningnya sebelum Jiyoung keluar dari mobil.
                Ayahnya hanya mengantar seratus meter sebelum sekolah, menyebabkan Jiyoung harus berjalan bersama para murid baru lainnya. Pagi itu dingin, matahari masih belum muncul. Jiyoung menoleh siapa tau ada anak yang di kenalnya atau bahkan bisa bertemu cinta pertamanya, tapi sampai gerbang tinggi sekolah barunya Jiyoung tidak menemukan seseorang yang dia kenal.
                “Untuk semua hobae! Harap pakai atribut kalian sekarang juga!” teriak seseorang nyaring, membuat hobae yang ada di depan gerbang segera mengeluarkan nama dada mereka dan memakainya. Jiyoung mengalungkan kertas bertuliskan nama dan kelasnya. Jiyoung masuk dengan takut, sesekali menoleh ke belakang. Mungkinkah salah satu dari hobae ini adalah cinta pertamanya?
                “Sekolah ini keren, membiarkan sunbae tampan sepertinya di gerbang depan.” Seseorang berkata di sebelah Jiyoung, “Hai, aku Sulli!” anak itu mengajak Jiyoung berkenalan.
                “Kang Jiyoung.” balas Jiyoung sambil tersenyum, keduanya terus berjalan menuju lapangan luas yang ada di depan kantor kepala sekolah.
                “Upacara akan dilaksanakan lima belas menit lagi!” seorang gadis dengan rambut diikat ke atas berteriak, jiyoung bisa melihat name tag nya bertuliskan Jung Eunji.
                Sulli dan Jiyoung saling mengobrol, membicarakan sekolah megah mereka. Tak lupa juga membicarakan tentang para Sunbae yang terlihat begitu sempurna di mata mereka. Para sunbae memakai jas berwarna biru dongker, ada nama di sebelah kiri mereka dan di sebelah kanan tersemat sebuah lencana. Jiyoung dan Sulli penasaran dengan arti lencana para sunbae, karena lencana mereka berbeda.
                Seperti sunbae laki-laki yang menunggu mereka di gerbang, mereka menggunakan lencana bertuliskan “EC”, sama persis dengan milik jung Eunji. Sedangkan mereka juga menemukan sunbae menggunakan lencana bertuliskan “LP”, “K”, dan “P”.
                “Kira-kira apa artinya?” tanya Jiyoung dan Sulli mengangkat bahu tanda tak mengerti. Untuk sesaat Jiyoung membiarkan otaknya tidak memikirkan cinta pertamanya.
                Upacara di mulai dua puluh menit kemudian, hobae mendapat sambutan dari kepala sekolah dan ketua murid. Jiyoung dan Sulli berbisik ketika ketua murid naik podium tadi, mereka tidak menyangka jika ketua murid mereka adalah siswa tingkat akhir. Dua ratus balon berwarna biru dan putih dilepas di udara, Jiyoung mendengar ada anak merengek di sebelahnya karena ingin mendapatkan salah satu balon tersebut. Jiyoung memutar bola matanya.
                “Hobae, kalian akan ke kelas sebentar lagi. Pastikan kalian telah berkumpul dengan teman sekelas kalian. Di sebelah utara sudah ada Koordinator sunbae yang akan membimbing kalian selama masa perkenalan berlangsung.” Teriak Cha Haegyeon, sunbae berlencana EC. “Dimulai dari barisan sebelah kanan saya, silahkan ke utara dan temukan Koordinator kalian.”
                Perlahan barisan hobae bergerak, terdengar sedikit ricuh saat mereka mulai berjalan mencari koordinator mereka yang sudah berdiri dengan papan yang mereka angkat tinggi-tinggi. Jiyoung bersyukur karena ternyata Sulli satu kelas dengannya, mereka bergandengan dan berhenti di barisan kelas B. Jiyoung melihat koordinator mereka tak begitu tinggi, anak laki-laki dengan wajah yang terkesan imut tapi tidak membuatnya terlihat cantik. Ah entah bagaimana cara menjelaskan Koordinator mereka yang bernama Kim Minsoek itu.
                Hobae sudah berbaris sesuai dengan kelas mereka, para hobae saling berbisik memandang gedung tinggi yang ada di depan mereka. Gedung para hobae, gedung itu terlihat modern dengan arsitektur berwana biru dan putih.
                “Jieun Jieun, kau bisa bawa hobaemu sekarang!” Choi Minho berlari mendekati koordinator kelas A yang ada di depan sendiri, Lee Jieun mengangguk dan memimpin hobaenya untuk mulai berjalan memasuki gedung.
                “Minsoek kau selanjutnya, perhatikan jarak kalian!” lanjut Minho berteriak pada Minseok yang mengacungkan jempolnya. Jiyoung dan Sulli memekik ketika Minho berdiri di sebelah mereka, sunbae mereka yang satu itu boleh dikatakan hampir sempurna.
                “Eunji, tolong bantu Jieun di depan!” Minho memberi isyarat dan Eunji langsung berlari ke barisan paling depan.
                Kelas B berjalan sesuai dengan instruksi yang diberikan Minseok, hiruk pikuk ini membuat Jiyoung nyaman. Entah bagaimana, yang pasti Jiyoung tidak akan melupakan hari pertama di sekolahnya ini.
                DUK!
                BRUK!
                Jiyoung terjatuh ketika hendak menaiki tangga, Sulli membantunya berdiri.
                “Aduh!” pekik Jiyoung.
                “Tidak apa-apa kan?” tanya Sulli khawatir.
                “Kenapa berhenti, hobae kelas B?” Minseok berteriak, beberapa anak terlihat berbisik pada Minseok, “Apa? Ada yang jatuh?” detik berikutya Minseok sudah menghampiri Jiyoung, “Kau tidak apa-apa Kang Jiyoung?” awalnya Jiyoung GR karena Minseok tau namanya, tapi kemudian Jiyoung sadar bahwa ada nama di dadanya.
                “Tidak apa-apa sunbae, aku rasa ada yang mendorongku tadi.” Jawab Jiyoung cepat.
                “Tolong jangan saling dorong ya!” Minseok berkata pada hobae di belakang Jiyoung.
                “KELAS B KENAPA BERHENTI?” anak laki-laki dengan tubuh tinggi bersuara serak dengan lencana LP di dadanya berteriak.
                “Ada yang jatuh sunbae...”
                “Kenapa hyung?” tanya Chanyeol pada Minseok.
                “Tidak, anak ini jatuh. Tapi tidak apa-apa.” Minseok kembali ke barisan depan, “KELAS B AYO JALAN LAGI!”
                “Hei kau! Tidak ada yang luka?” tanya Chanyeol tegas pada Jiyoung, Jiyoung hanya mengangguk. “DAN KENAPA KAU TERTAWA, KIM JONGIN?!?!?!” Chanyeol memandang galak pada Jongin yang berdiri di belakang Jiyoung. Jongin langsung diam dan pura-pura sibuk melihat poster di dinding. “Akanku ingat namamu, KIM JONGIN!” Chanyeol memandangnya seram kemudian berjalan menjauhi mereka.
                Jiyoung dan hobae lainnya sudah duduk manis di kelas B, Jiyoung dan Sulli duduk bersebelahan. Banyak anak berbisik tapi begitu Minseok berdeham semuanya kembali diam dan fokus pada Minseok yang berdiri di depan kelas.
                “Ehem! Pertama aku ingin memperkenalkan diri, namaku Kim Minseok. Kalian bisa memanggilku hyung atau oppa, tapi jika ada LP team di sekitar kita, aku sarankan kalian memanggilku sunbae saja.” Kata Minseok begitu ramah tapi juga penuh wibawa.
                “Sekarang kita butuh ketua kelas, adakah diantara kalian yang ingin menjadi ketua?” Minseok memandang wajah setiap hobaenya dan sayangnya tidak ada yang mengangkat tangan sampai seorang anak dengan tubuh kurus berteriak nyaring.
                “Jongin saja hyung!” katanya sambil menunjuk Jongin yang melotot padanya. Minseok melihat Jongin, keningnya berkerut kemudian dia tersenyum simpul.
                “Bagaimana Jongin?” Jongin memberi ekspresi penuh tanda tanya pada Minseok, kemudian Minseok kembali berteriak “Yang setuju Jongin menjadi ketua angkat tangan!” hampir seluruh kelas mengangkat tangan mereka. Jongin terbelalak tak percaya, Jiyoung dan Sulli juga mengangkat tangan mereka. 
                “Oke, Jongin ketua kalian. Sekarang kita butuh seorang wakil, aku minta para hobae perempuan, ada yang bersedia?” Minseok sedikit tersentak karena beberapa tangan teracung ke atas. Sebenarnya alasan mereka angkat tangan hanya ingin mendapat kesempatan untuk bisa kenal dan dekat dengan Jongin. “Jongin kau bisa maju ke depan sekarang?” Jongin maju dengan ogah-ogahan.
                Jiyoung menoleh melihat sekitar tujuh tangan teracung ke atas seraya memberi wajah yang paling meyakinkan. Mereka begitu berharap untuk menjadi wakil dan melakukan kesibukan menyenangkan bersama Jongin. Kemudian Jiyoung merasa Sulli memukul pundaknya keras.
                “Apa?” tanya Jiyoung kaget, Sulli memberi isyarat agar Jiyoung melihat kedepan. Dan betapa kagetnya Jiyoung ketika melihat tangan Jongin menunjuk ke arahnya.
                “Aku ingin dia yang jadi wakil hyung!” kata Jongin tegas, Minseok menatap Jiyoung yang seperti orang bodoh karena tidak mengerti.
                “Iya iya, Jiyoung saja. Kau mau kan Jiyoung?” Sulli berkata bersemangat.
                “Aku rasa Jiyoung oke.” Kata Minseok membuat Jongin tersenyum, “Yang setuju Jiyoung menjadi wakil tolong angkat tangan!” seluruh anak laki-laki yang mengangkat tangan dan juga Sulli. Anak perempuan yang sudah berharap menjadi wakil menggerutu kesal.
                “Stt! Jangan melamun!” bisik Sulli, Jiyoung masih ragu.
                “Baik Kang Jiyoung, temanmu sudah memilihmu. Aku harap kau mau menjalankan tugasmu dengan baik.” Minseok berkata dengan begitu baik, Jiyoung mengangguk seraya menatap Jongin yang terlihat asyik menendang udara.
                Setelah itu Minseok memberi mereka penjelasan tentang sekolah dan beberapa kelas yang harus mereka ambil di tahun pertama. Kemudian dilanjutkan dengan obrolan seru, banyak hobae menanyakan ini itu pada Minseok, dari yang penting sampai tidak penting. Obrolan hangat itu terhenti ketika ada sunbae dengan lencana EC masuk dan membisikkan sesuatu pada Minseok.
                “Para hobae akan mengikuti kegiatan bersama di aula besar sepuluh menit lagi, mohon kerjasamanya dan jangan terlalu menyusahkan koordiator kalian!” kata sunbae yang bernama Lee Taemin.
                Jiyoung mendengar kelas sebelah juga ribut karena mereka harus keluar kelas menuju aula besar. Para sunbae dibantu ketua dan wakil ketua memberi instruktur pada hobae menuju aula besar.
                “Jongin, Jiyoung, kalian di depan ya!” Minseok memberi isyarat, Sulli berdiri di belakang Jiyoung.
                “Kau wakil ya?” Taemin berjalan mendekatinya dan Jiyoung mengangguk, “Kau simpan ini ya, ini daftar nama kelas. Jangan lupa untuk membawanya setiap hari selama acara pengenalan.” Kata Taemin begitu lembut, Jiyoung hanya mengangguk tanpa menatap wajahnya.
                “Memangnya kenapa kalau tidak dibawa?” celetuk Jongin penasaran.
                “Kalian akan dapat masalah.” Taemin tersenyum lalu pergi ke kelas sebelah untuk membagi daftar nama. “Ingat tuh, jangan sampai tertinggal!” kata Jongin pada Jiyoung.

                Semua hobae dibawa menuju aula besar yang tepat berada di sebelah gedung mereka. Berbeda dengan gedung mereka yang memiliki bangunan modern, aula besar terlihat seperti kastil. Didominasi dengan warna kuning keemasan, bangunan itu  memberi kesan tua dan kuat. Sesaat Jiyoung berimajinasi dirinya sedang bersekolah di hogwarts dan akan mengikuti seleksi topi sebentar lagi.
                Para hobae diminta untuk duduk di lantai, suasana kembali riuh, Minseok menyuruhnya untuk duduk di depan dan Jongin memberinya tempat tepat disebelahnya. Jiyoung segera menarik Sulli agar duduk di sebelah kirinya.
                Barisan kelas A yang ada paling ujung kanan sudah terlihat rapi, sedang kelas B sampai E masih terlihat ribut di belakang. Jongin menoleh ke belakang untuk melihat anggota kelasnya, sesekali melotot jika masih ada anak yang bicara dengan suara keras. Jiyoung hanya diam sambil melirik sesering mungkin ke arah Jongin.
                “Para hobae tolong tenang! Sebentar lagi kalian akan mengikuti beberapa rangkaian acara, yang pertama dan akan dilakukan tidak lama lagi adalah perkenalan dari semua sunbae. Mohon kerjasamanya!” kata Hagyeon yang ada di atas podium, hobae sudah mulai tenang.
                Sekitar lima puluh atau lebih sunbae sudah berdiri di sisi-sisi barisan hobae, banyak anak berbisik dan dengan terang-terangan melihat sunbae mereka. Semua memakai  lencana dengan huruf berbeda dan membuat mereka semakin penasaran.
                “Stt.. Jongin!” Jiyoung mendengar seseorang dari sebelah kirinya memanggil Jongin, tapi entah mengapa kepalanya ikut menoleh untuk melihat siapa yang memanggil Jongin, “Ketua kelas?” sambungnya sambil terkikik.
                “Iya!” jawab Jongin juga sambil terkikik, “Kau juga kan?” Jongin menunjuknya dan mereka berdua tertawa bersama.
                “Itu temanmu? Pasti sinting juga!” celetuk Krystal yang duduk di sebelah Sehun, Sehun menatapnya sekilas seakan tak peduli.
                “Orang seperti apa yang memilihmu menjadi ketua!” kata Sehun masih dengan tawa renyahnya, Jongin hanya mengangguk seraya memegang perutnya dan tertawa.
                “Kau teman Jongin?” tanya Sulli pada Sehun.
                “Iya kenapa? Kau naksir Jongin?” tanya Sehun seakan dia sudah mengenal Sulli sejak lama, Sulli menyeringai sedangkan Jiyoung melirik pada Sehun yang sedang memerhatikannya. Tapi percakapan itu tidak berlanjut karena Lee Jinki dan Kim Junmyeon, ketua dan wakil ketua murid sudah berada di depan memberikan perkenalan mereka.
                “Aku kira kalian sudah mengenalku di upacara pagi tadi, aku ketua murid Lee Jinki dan dia wakil ketua murid Kim Junmyeon tapi dia lebih akrab dipanggil Suho – percayalah aku juga tidak tau kenapa.” Kata Jinki membuat semua anak tertawa sedang Suho hanya tersenyum dengan wibawanya. Kemudian Jinki mempersilahkan beberapa sunbae berlencana sama untuk maju ke depan dan memperkenalkan diri, yang pertama para sunbae dengan lencana “K”.
                “Kami Koordinator Hobae Team, kami yang akan membantu kalian selama menjalani acara perkenalan ini. Aku Lee Jieun, koordinator dari kelas A.” Kata gadis dengan rambut sebahu itu memperkenalkan diri, wajahnya ramah dan senyumnya begitu tulus.
                “Aku Kim Minseok koordinator dari kelas B.” Kata Minseok dan kelas B bersorak, Jongin mengangkat kedua tangannya dan meminta temannya bersorak lebih keras.
                “Aku Kim Jongdae, koordinator dari kelas C!” seru sunbae dengan suaranya yang terdengar kurus seperti orangnya. Sehun berdiri menghadap teman-temannya dan memimpin mereka untuk bersorak, tak mau kalah dari kelas Jongin. Sehun baru duduk kembali ketika Jongdae mengingatkannya dan Krystal memandangnya dengan galak.
                “Hai hobae, aku Do Kyungsoo koordinator dari kelas D!” Jung Ilhoon sebagai ketua kelas juga melakukan hal yang sama dengan Sehun, aula besar penuh dengan suara sorakan para hobae.
                “Dan aku Xi Luhan Koordinator dari kelas E!” Yook Sungjae, ketua kelas E melakukan hal konyol yang tidak dilakukan oleh semua ketua kelas lainnya, menyulut tawa dari para hobae dan sunbae dengan menari seperti cacing kepanasan. Jiyoung berpikir mungkin Sungjae tidak punya rasa malu.
                “Mohon perhatiannya hobae! Meskipun kami sudah dikhususkan untuk menjadi koordinator setiap kelas, tapi kami berlima adalah koordinator kalian semua. Kelas A sampai E bisa meminta bantuan dari semua Koordinator disini. Kami berlima akan membantu kalian!” kata Jongdae dan sorakan semakin keras, tidak tahu apa alasan mereka bersorak. Hanya saja euforia suasana dan teman baru begitu kuat saat ini.
                Kemudian Jinki meminta para koordinator untuk minggir, digantikan dengan sunbae dengan lencana “EC” di jas biru mereka. Tak begitu berbeda dengan K Team, mereka menebar aura keramahan dengan senyum mereka.
                “Kami Eyes Control Team, kami yang bertugas untuk mengatur dan memantau semua kegiatan kalian. Jika ada hobae yang mendapat perlakuan tidak baik dari sunbae, kalian bisa melapor kepada kami. Aku ketua EC Team, Choi Minho!” para anak perempuan bersorak sampai tenggorokan mereka serak, Choi minho memang tipe-tipe sunbae yang akan menjamin masa depan. Kemudian seorang sunbae perempuan bernama Jung Eunji memperkenalkan dirinya dengan begitu ramah, sekarang para anak laki-laki yang bersorak.
                “Aku Kim Myungsoo, EC Team!” sapa Myungsoo dan Jiyoung mendengar Krystal memekik melihat sunbae yang satu itu. Sehun mengejek Myungsoo seperti orang aneh yang sok penting dan berhasil membuat Krystal mencubit tangannya.
                “Aku EC Team, namaku Cha Hagyeon!” anak perempuan di belakang Jongin tidak berhenti memanggil Hagyeon membuat Jongin menoleh padanya dan memaksanya untuk diam.
                “Aku Lee Taemin, hai semuanya!” sunbae itu, dia melambai seraya memberi senyuman yang bisa membius siapa saja bahkan Jiyoung. Untuk sesaat Jiyoung tidak bisa mengalihkan pandangan dari Taemin, sunbae yang tadi bicara padanya. Jiyoung terus melihatnya tertawa ringan dan mengabaikan sorak yang begitu ramai, Jiyoung tersadar ketika orang di sebelahnya berteriak mencoba mengalahkan sorakan.
                “KEREMPENG! KEREMPENG!” teriak Jongin, Jiyoung melihatnya dengan ngeri, betapa tidak tau takutnya anak ini, “APA?” teriaknya ketika sadar Jiyoung sedang memerhatikannya, Jiyoung hanya menggeleng.
                Kali ini Suho yang meminta para EC Team untuk minggir, digantikan sunbae dengan lencana P. Ada empat sunbae, dua perempuan dan dua laki-laki yang keempatnya tidak mau susah-susah memberi senyum mereka pada para hobae. Bahkan mereka memberi pandangan ‘merendahkan’ pada hobae. Tatapan mereka kuat dan tajam, seakan bisa menembus mata para hobae dan membuatnya buta.
                Sungjae baru saja membuat gerakan untuk mengajak semua hobae bersorak ketika salah satu diantara P Team berkata dengan tegas.
                “TIDAK ADA YANG BERSORAK!” kata Kim Kibum tegas, Sungjae menatapnya kaget, tidak menyangka sunbae yang ini akan berkata seperti itu. Suasana ceria dan keramahan yang diberi para sunbae sebelumnya langsung hilang seketika. Keempat sunbae berlencana P menatap setiap mata para hobae dengan tajam.
                “Kami Perfect Team! Kami bertugas memberi peraturan dan hukuman bagi para hobae yang melakukan pelanggaran. Dan namaku Jung Nicole.” Katanya tanpa senyum, membuat suasana sula seketika menjadi horror.
                “Aku Goo Hara!” kata seorang di sebelahnya, rambut panjangnya diikat satu keatas.
                “Aku Nam Woohyun!” Jiyoung memerhatikan Nam Woohyun, meskipun wajahnya terkesan ramah tapi tidak ada senyum diwajahnya.
                “Dan Aku Kim Kibum! Kami akan memberi hukuman pada kalian yang melakukan pelanggaran berat. Ada team lain yang membantu kami dan mereka yang aktif di lapangan, mereka adalah Little Perfect Team.” Kibum memberi isyarat agar kelima sunbae berlencana LC untuk bergabung dengan mereka di depan.
                Kelima sunbae berlencana LP tidak kalah sangar dari P team. Mereka berlima tidak tersenyum, wajah mereka begitu keras, bibir mereka terkatup rapat dengan dagu yang sedikit mereka angkat.
                “Kami Little Perfect Team yang akan mengawasi kalian! Jangan harap kalian bisa lepas dari kami jika melakukan kesalahan!” kata seorang yang paling tinggi di antara mereka, orang itu yang tadi memarahi Jongin ketika Jiyoung jatuh. Keempat LP team yang lain mengangguk seraya menyebar pandangan horror pada semua hobae.
                “Ada peraturan yang harus kalian ketahui!” teriak anak perempuan dengan rambut panjang lurus, tubuhnya mungil dan kulitnya begitu putih.
                “Peraturan pertama, SUNBAE SELALU BENAR!” kata Baekhyun dengan tegas.
                “Peraturan kedua!” teriak Tao yang mempunyai wajah paling preman diantara lima anak tersebut.
                “Jika sunbae melakukan kesalahan, kembali ke peraturan pertama!” sambung Luna tak kalah tegas. Beberapa anak berbisik sebagai tanda protes tapi P Team segera berteriak.
                “TIDAK ADA YANG BERBISIK SELAMA KAMI BICARA!” teriak Hara dengan pandangan liar, membuat bisikan itu hilang dalam beberapa detik. Setelah merasa cukup, P team pergi dari aula besar tapi tidak dengan LP team. Mereka tetap disana,memasang tampang horror mereka. Mereka bahkan tidak memperkenalkan nama mereka pada para hobae.
                “Untuk para hobae putri, aku tidak ingin melihat rambut kalian terurai seperti sekarang! Kalian sedang mengikuti acara perkenalan! Bukan kontes kecantika!” Minah berteriak seraya melihat ke arah Jiyoung yang rambut panjangnya terurai. Jiyoung menoleh untuk melihat yang lain, Sulli, Krystal dan beberapa anak lain juga tidak mengikat rambut mereka, Jiyoung sedikit merasa lega.
                “DALAM WAKTU DUA MENIT! TIDAK ADA YANG RAMBUTNYA TERURAI, SEKARANG JUGA IKAT RAMBUT KALIAN!” teriak Baekhyun membuat para anak perempuan panik, mereka memekik dan sibuk mencari ikat rambut dari tas mereka. Untung saja tas tidak mereka tinggal di kelas.
                Jiyoung sibuk mengaduk tasnya untuk mencari ikat rambut, waktu dua menit itu hampir habis dan Jiyoung masih belum menemukannya.
                “Untung aku selalu menjadikan ikat rambutku sebagai gelang!” pekik Sulli lega, beberapa anak ada yang saling berbagi karet rambut. Seseorang membawa satu kotak penuh dan habis seketika padahal Jiyoung belum sempat meminta padanya. Jiyoung terlihat panik sekarang, dia hampir mengeluarkan semua barangnya. Sulli membantunya mengaduk isi tas, tapi tetap saja Jiyoung tidak menemukannya.
                “Mungkin aku tidak membawanya!” kata Jiyoung putus asa.
                “Aduh, jangan sampai kau dapat hukuman dari mereka!” Sulli mencoba meminta para hobae lain dan hasilnya nihil.
                “SUDAH TIDAK ADA WAKTU LAGI! YANG TIDAK MENGIKAT RAMBUTNYA MAJU KE DEPAN!” teriak Luna, Jiyoung menelan ludah dengan susah sampai seseorang yang duduk di sebelah kanannya memberinya sesuatu.
                “Pakai ini, bisa dibuat ikat rambut kan?” Jongin menyodorkan sebuah gelang dari tali berwarna-warni.
                “Gomawo!” Jiyoung segera memakainya, tapi gelang tali itu tidak elastis dan selalu gagal untuk mengikat rambut Jiyoung. Berkali-kali Jiyoung memakainya ulang dan berkali-kali pula gelang tali itu merosot dari rambutnya.
                “Kang Jiyoung! Jika kau masih tidak bisa memakainya dengan benar, maju ke depan!” kata Chanyeol dengan suara menuduh, Jiyoung berusaha keras membuatnya tidak merosot. Sulli mencoba membantunya dan selalu gagal. “MAJU SEKARANG!” kata Chanyeol, kemudian dia beralih pada anak lain. Jiyoung hendak berdiri ketika Jongin menahan tangannya.        
“Sini aku bantu!” Jongin mengambil gelang dari tangan Jiyoung dengan cepat, menggigitnya hingga terputus. “Sini sini mana rambutmu!” kata Jongin cepat, Jiyoung mengangkat rambutnya dengan satu tangan. Jongin melingkarkan gelang yang sekarang menjadi seutas tali itu pada rambut Jiyoung, melilitkannya beberapa kali dan kemudian mengikat kuat di bagian atas.
“Uh?” Jiyoung menyentuh rambutnya yang kini sudah terikat kuat.
“Sudah kan? Gak merosot lagi kan?” tanya Jongin memastikan, Jiyoung mengangguk padanya dengan senyum sebagai tanda terimakasih. Detik berikutnya Chanyeol kembali menghampiri Jiyoung yang tidak segera maju ke depan, Jiyoung memperlihatkan ikatan rambutnya yang kuat dan membuat Chanyeol melepaskannya.
“Jongin, terimaksih ya!” kata Jiyoung lagi, Jongin hanya mengangguk menunjukkan sikap cueknya.
LP Team memberi hukuman ringan kepada hobae putri yang tidak mengikat rambutnya, Jiyoung mendengar mereka harus memuat artikel entah tentang apa. Yang pasti dia bersyukur di hari prtamanya dia tidak dihukum, dalam hati dia terus berterima kasih pada Jongin yang sejak kejadian tadi hanya bungkam sambil memainkan tasnya.
Setelah perkenalan para sunbae, mereka mendapat materi dari beberapa pengajar untuk mata pelajaran tertentu. Sulli dan Jiyoung saling berbisik, membicarakan akan mengambil konsentrasi apa mereka nantinya dan tidak terasa para K team sudah kembali memimpin, memberi mereka instruksi untuk kembali ke kelas.
Seperti biasa, suasana kembali ricuh ketika para hobae mulai berjalan ke gedung. Hanya saja bedanya kali ini ada lima orang yang berdiri sambil berteriak, “TANPA SUARA!”, ya sepertinya LP Team sedang bertugas.
“CEPAT!” teriak Baekhyun tepat ketika Jiyoung melewatinya, Jiyoung dan yang lainnya mempercepat langkah mereka hampir saja berlari ketika Baekhyun kembali berteriak, “JANGAN LARI! KALIAN INGIN JATUH?!” Jiyoung mendengus kesal, orang-orang itu benar-benar menyebalkan.
“Hati-hati nanti jatuh lagi!” Minseok memperingatkan Jiyoung ketika dia melewati tangga Jiyoung hanya tersenyum dan melangkah hati-hati.

Para hobae sudah kembali ke kelas masing-masing, dan jam sudah menunjukkan ini waktu makan siang. Beberapa sunbae terlihat masuk ke masing-masing kelas dengan membawa bertumpuk-tumpuk kotak berwarna putih, Minseok membantu untuk membagi makanan pada hobae.
“Jongin dan Jiyoung bisa bantu kan?” tanya Minseok membuat keduanya bangkit dan menghampirinya. Membagi kotak makanan, kotak kue dan minuman untuk teman-temannya,  setelah sudah yakin semuanya dapat keduanya kembali ke bangku masing-masing.
“SELAMAT MAKAN!” para hobae mulai melahap makanannya begitu juga dengan Jiyoung dan Sulli. Sesekali mengobrol dalam sendok demi sendok yang membawa makanan mereka ke dalam mulut.
“Hoi Jongin!” Sehun masuk ke dalam kelas B sambil membawa kotak dan botol minumannya, Jongdae berjalan cepat di belakangnya.
“Memang boleh makan disini?” tanya Jongin seraya memberi Sehun bangku kosong dari belakang dan membiarkannya duduk di sebelahnya, Sehun memutar bola matanya tak peduli.
“Hyung, anak itu benar-benar tidak bisa diatur.” Kata Jongdae pada Minseok seraya menunjuk Sehun dengan tatapannya.
“Biarkan saja, lagi pula ini waktu istirahat.” Jawab Minseok sambil terkikik pelan.
“Dia itu ketua kelas, tapi cenderung tidak mengikuti peraturan. Kau tau, dia hobae dengan nilai terbaik di angkatan ini.” bisik Jongdae tapi Jiyoung dan Sulli bisa mendengarnya. “Aku sangat sial hyung, wakilnya yang bernama Jung Krystal juga sama beraninya seperti Sehun.” Keluh Jongdae dan membuat Minseok tertawa, mereka memerhatikan Sehun dan Jongin yang makan sambil tertawa tanpa suara.
“Bukankah itu bagus, memang harus ada hobae seperti itu.” Minseok menepuk punggung Jongdae pelan, Jongdae memberi isyarat dia akan kembali ke kelasnya.
“Oh Sehun, segera habiskan makananmu dan kembali ke kelas!” kata Jongdae ringan.
“Baik hyung...” Jongdae sudah keluar kelas, “...tersayang!” sambung Sehun memicu tawa keras dari seluruh kelas. Beberapa dari mereka sampai tersedak, Minseok hanya menggeleng melihat Sehun dan Jongin sedang memukul punggung Sehun keras sambil tertawa.
Lima belas menit kemudian para hobae sudah menyelesaikan makannya, Sehun sudah kembali ke kelasnya setelah Jongdae memanggilnya. Jongin sedang berkeliling dengan kantong plastik besar di tangannya, membiarkan teman-temannya memasukkan kotak kosong pada kantong plastiknya. Sampai akhirnya Jongin berdiri di sebelah Jiyoung, menyuruh gadis itu membuang kotaknya lewat isyarat mata.
“Aduh iya iya ini, kasihan banget Jongin kumpulin kotak mau dijual ya?” goda Sulli pada Jongin yang mengerutkan kening seraya menyeringai konyol.
“Lain kali kau yang kujual biar aku dapat uang banyak!” balas Jongin sambil senyum penuh kemenangan, mereka berakhir saling mengejek sampai Jiyoung menyuruh Jongin segera pergi.
Meskipun ingin, Jiyoung yakin dia tidak bisa melakukan apa yang dilakukan Sulli barusan. Sulli begitu mudah melontarkan lelucon pada seorang yang baru dia kenal, sedangkan Jiyoung dia cenderung tidak bicara jika lawannya tidak mengajak bicara.
Kegiatan selanjutnya, Minseok memberi mereka tugas yang harus mereka bawa besok. Banyak yang menggerutu ketika Minseok menulis kata demi kata yang dia tulis di papan tulis, mungkin mereka tidak bisa tidur nanti malam karena banyaknya tugas. Setelah selesai dengan tugas, Minseok dan beberapa sunbae yang sudah masuk ke kelas memberi mereka permainan. Kali ini Taemin yang memimpin, sedang Minseok duduk di bangku paling belakang dan beberapa sunbae lain ikut membantu Taemin.
Taemin memberi mereka permainan kata yang sedikit rumit, entah untuk keberapa kalinya Sulli salah dalam permainan ini dan harus ke kelas sebelah untuk memperkenalkan dirinya pada hobae kelas lain. Sulli selalu kembali sambil terkikik, membuat Jiyoung penasaran apa yang dia lakukan di kelas sebelah. Tapi pertanyaan itu terjawab ketika Eunji membawa Sungjae ke kelas mereka.
“Noona kau keterlaluan, aku sudah benar tadi.” Kata Sungjae mencoba lepas dari cengkraman Eunji, tapi Eunji tetap menyeretnya.
“Perkenalkan dirimu!” perintah Eunji sambil tersenyum, “Persis seperti yang kau lakukan di kelas tadi” sambungnya. Sungjae memandang seluruh kelas, mengambil nafas dalam, mengerjapkan matanya sebelum dia membuka mulut.
“HAI KELAS D, NAMAKU YOOK SUNGJAE. SEMOGA KALIAN MELIHAT PESONAKU!” seluruh kelas langsung tertawa tanpa kecuali, Sungjae mengenalkan dirinya dengan cara yang kelewat konyol. Suaranya jadi melengking tinggi, matanya tidak fokus, tangannya dia lempar ke segala arah persis seperti alien. Jiyoung dan Sulli saling menggenggam sambil tertawa, menahan sakit diperut mereka.
“Kau tidak seperti itu kan tadi?” tanya Jiyoung.
“Tidak... kkk.. Tentu saja tidak!” kata Sulli sambil mengibas tangannya. Sungjae dan Eunji sudah kembali, permainan berlanjut. Beberapa anak yang kalah dalam permainan ini harus ke kelas lain, tapi untungnya Jiyoung tidak pernah kalah. Jiyoung melirik Jongin yang sedang menutup wajahnya dengan kedua tangan, teman-temannya bersorak padanya, sepertinya Jongin baru saja kalah dalam permainan ini.
“Oh akhirnya ketua kelas! Ayo Jongin, aku secara khusus mengantarmu ke kelas lain.” Taemin menghampiri Jongin yang pura-pura tidak melihat Taemin.
“Aku tidak suka permainan ini.” kata Jongin serius, tapi terlihat jelas dia sedang menahan tawa, “Gara-gara kau Taemin!”
“Eist! Panggil aku sunbae!” kata Taemin tersenyum penuh arti. Jiyoung terus melihat Jongin yang mulai melangkah, sesaat mata mereka bertemu, Jiyoung tersenyum padanya tapi Jongin hanya diam tak peduli.

“Ingat jangan sampai terlambat besok! Dan besok akan lebih melelahkan dari hari ini.” Minseok memberitahu hobaenya. Minseok masih memberi mereka instruksi untuk menunggu giliran keluar kelas. Jiyoung berdiri tepat di depan Jongin sekarang, membuat Jiyoung sekuat tenaga menahan keinginannya untuk menoleh ke belakang. Sulli menariknya untuk berjalan lebih cepat dan meninggalkan Jongin yang terlihat menunggu seseorang.
“Kau dijemput?” tanya Sulli ketika mereka sampai di depan gerbang tinggi sekolah mereka.
“Ya, tapi aku tidak tau kita pulang seawal ini. Aku tidak membawa ponselku.” Kata Jiyoung kesal.
“Jiyoung aku sudah dijemput. Kau ingin aku mengantarmu?” tawar Sulli melihat ayahnya sudah melambai padanya.
“Err... Tidak untuk hari ini, aku takut seseorang menjemputku. Sebaiknya aku menunggu.” Jawab Jiyoung sambil tersenyum, Sulli melambai padanya dan hilang dalam lautan para hobae yang sibuk mencari jemputan mereka.
Jiyoung berdiri sendirian sekarang, mengedar pandang mencari salah satu anggota keluarganya yang akan menjemputnya. Beberapa sunbae ada di depan gerbang untuk mengawasi para hobae, salah satu dari mereka menyentuh pundak Jiyoung pelan dan berkata, “Menunggu jemputan?”
“Eh? Ya sunbaenim.” Kata Jiyoung sedikit membungkuk pada Lee Taemin yang berdiri di sebelahnya. Mereka hanya diam setelah itu, Taemin memberi senyuman setiap ada hobae yang menyapanya dan tidak ada tanda-tanda Taemin akan pergi dari sana.
“Hei ini milikmu ketinggalan!” tiba-tiba seseorang sudah muncul di sebelah kiri Jiyoung dengan mengulurkan kotak pensil berwarna hijau cerah.
“Terima kasih Jongin!” Jiyoung mengambilnya dan menaruh dalam tasnya. Jongin datang bersama Sehun yang berdiri di sebelahnya dan memerhatikan Jiyoung dengan seksama. Sedangkan Jiyoung tidak bisa untuk tidak mencuri pandang pada Jongin.
“Jadi ini wakilmu?” tanya Sehun pada Jongin tanpa berniat membuat Jiyoung dan Taemin tidak mendengarnya. Jongin mengangguk seraya melirik Jiyoung sekilas, “Cantik!” kata Sehun membuat wajah Jiyoung bersemu merah. Tidak bisakah Sehun mengucapkan itu untuk dirinya sendiri? Kenapa dia bahkan sekarang tidak sungkan memerhatikan Jiyoung dari ujung rambut sampai kaki.
“Jadi kau pulang jam berapa Lee Taemin?” tanya Jongin memecah keheningan yang terjadi selama beberapa detik.
“Satu jam lagi mungkin. Kalian menungguku disini saja.” Jiyoung menoleh pada Taemin yang sibuk melihat ponselnya, “Aku masuk dulu supaya aku bisa pulang cepat dan mengantar kalian berdua!” Taemin melihat Jongin dan Sehun, kemudian tersenyum pada Jiyoung dan berlari masuk kembali ke sekolah.
“Jangan bilang kau menunggu Taemin juga!” tuduh Jongin, Jiyoung menggeleng cepat. Untung saja dia melihat mobil ayahnya tak jauh dari tempatnya berdiri dan segera berlari tanpa berpamitan pada Sehun atau Jongin, kemudian penyesalan menyerangnya.
***
 TBC

Author's Note: Akhirnya di post, di chapter awal ini masih berusaha ngenalin kehidupan sekolah Jiyoung yang baru. Cinta pertamanya masih kesentuh dikit, siapa juga ya cinta pertamanya? Silahkan pikir sendiri. ^_^. Ini bukan sekolah SMA ya, ini semacem sekolah tinggi ato apalah, sederajat sama univ tapi yah gitu deh. 
Di next chapter bakal dijelasin pertemanan Jiyoung dan beberapa orang yang terdeteksi sebagai cinta pertama Jiyoung. Di tunggu ya, jangan lupa komentarnya. Don't be silent reader. ^_^ 

Komentar

  1. hm, dari yang gue baca di previewnya sebenarnya belom tentu cinta pertamanya jing itu jongin kan. dan belom tentu juga dia berakhir sama cinta pertamanya kan. sok tauuuu! ide tentang mos sekolahannya lucu bgt. gue bisa bgt ngebayangin chen jadi koor hobae dan ngurusin anak tengil kayak sehun hahaha. pas scene jongin neriakin taemin "kerempeng kerempeng" itu kocak parah. si taemin ni bukan sunbae doang kan ya, tapi temennya jongin juga. gue suka ada adegan selipannya jimin hihihi. apakah orang ketiganya taemin? atau sehun? chanyeol? karena gue tahu authornya suka nyelipin chanyeol-jiyoung :P btw kayanya ada salah dikit ya, di atas ditulis kalo minho itu koor hobae tapi pas di cerita dia jadi eyes control team. good good gue tunggu next chapternya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahehe. entahlah siapa cinta pertama si jiyoung. bakal jadi cerita yangpanjang untukmenemukan cinta pertamanya. terus iya itu keliru minho sama jongdae ketuker. tapi udah di benerin kok, minho emang eyes control team. ^^ trims kak miki!

      Hapus
  2. Antara taemin ma kai nih kaya'a

    Oya d stu kai brni bgt ma taemin lama adik kah mereka......
    Wkwkwk sifat'a sehun d sni lucu susah d atur n nyeleneh


    Next chapter jgn lama2 ya

    BalasHapus
  3. tetep, jongin jiyoung jadi yang unyu di chap ini,, chanyeol jadi galak ya? oke, susah ngebayanginnya nih thor. hahaha. peran xiumin selalu keren deh emang. kupikir di sini juga, xiumin di sini bener2 ngayomi adik2 kelasnya. tetep penasaran sama first lovenya jiyoung. jangan jangan malah sehun. lhooh??? update soon yah author. :D thanks for this update

    BalasHapus
  4. Kyaaaa bandelnya Kai disini tipe bandel yang bikin ketawa, cocok banget dia jadi ketua kelas soalnya dari kharakter dia disini dia tipe penggerak gitu, in my sotoy opinion. Hal-hal kecil yang berbuah manis banget aku bilang, nolongin Jiyoung masangin ikat rambut :3 trus aku juga suka Hara ada di perfect team, kebayang banget ini! coba deh ada dramanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah