Langsung ke konten utama

[FANFIC] Love Love Love - Part 2 [END]



Love Love Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Bae Suzy, Choi Sulli, Xi Luhan, Son Naeun, Huang Zitao
Pairing: Kai/Jing
Genre: romance, fluff
Lenght: two shot
Author: YRP
Summary: Kim Jongin menjadi bulan-bulanan Kang Jiyoung karena penampilannya yang culun. Tapi bagaimana jika Jongin mulai merasa jantungnya berdegup kencang saat bersama Jiyoung?





Jiyoung sudah menentukan waktu dan tempat untuk pertemuan Jongin dan Naeun. Sudah tidak tau berapa kali Jongin melihat Jiyoung tertawa sendiri karena membayangkan ekspresi Naeun jika pengemar rahasianya itu ternyata tidak ada.
                “Aduh Jiyoung sadar! Berdoa semoga Naeun itu nggak melapor ke Tao.” Kata Sulli ketika Jiyoung tak hentinya tertawa.
                “Kalau nanti akhirnya berurusan sama Tao baru nangis deh.” Kata Suzy, Jiyoung menatapnya liar.
                “Belum pernah kena pukul Tao sih. Coba rasain deh, sakit banget.” Kata Jiyoung enteng. Krystal terlihat ngeri membayangkan Tao juga heran bagaimana bisa Jiyoung tidak kapok membuat masalah dengan Tao. Jiyoung bisa selamat selama ini juga karena Luhan dan Sehun, mereka berdua yang berhasil menghentikan aksi bahaya Tao pada Jiyoung dengan ancaman akan mengadu ke pihak sekolah.
                “Kau bisa berkelahi kan Jongen?” tanya Jiyoung pada Jongin yang menatap udara. “Jongen? WOI JONGEN!”
                “Eh, iya Jiyoung. Aku tidak sebaik itu dalam urusan berkelahi.” Jawabnya ragu, Jiyoung hanya mencibir.
                “Apa aku harus meminta Sehun atau Luhan oppa untuk mengajarimu? Ah lain kali saja, kau harus banyak belajar.” Kata Jiyoung lebih pada dirinya sendiri.

                Gerimis siang itu tidak membuat rencana Jiyoung batal untuk melakukan pertemuan Jongin dan Naeun. Jongin berdiri di depan kelas dengan ransel di pundaknya, menunggu Jiyoung yang terlihat sedang berunding dengan Sulli, Suzy dan Krystal. Tak lama kemudian mereka keluar.
                “Jongen kkamjong, kau denganku. Ayo!” kata Jiyoung membuat Jongin berjalan di belakangnya. Jiyoung membawanya ke parkiran mobil, berhenti di sebuah mobil berwarna merah.
                “Kau bawa mobil Jiyoung? Biasanya kau di antar sopir.” Jongin bertanya.
                “Err... Ini mobil Suzy, aku meminjamnya. Oh ya, aku pengemudi ilegal. Orangtuaku tidak membolehkanku membawa mobil karena terakhir aku mengendarai aku menabrak tiga anak sekolah. Tapi tenang saja, kau akan selamat.” Kata Jiyoung, Jongin menelan ludah tidak yakin dengan kalimat terakhir Jiyoung.
                “Yang lain kemana? Kenapa kita tidak bersama saja, Jiyoung?”
                “Hmm, sebaiknya aku menjelaskan supaya kau tidak banyak tanya. Suzy, Sulli dan Krystal akan menunggu kita di rumah Krystal. Kita berdua harus ke rumahku dulu karena aku lupa membawa sesuatu. Pertemuan dengan Naeun jam enam sore, jadi aku rasa kita punya waktu yang cukup.” Jiyoung mengecek arlojinya.
                Selama perjalanan sudah tidak terhitung berapa kali Jiyoung ngerem mendadak, berkali-kali Jongin memekik. Rasanya nyawanya sedang melayang-layang karena cara Jiyoung mengendari mobil yang sangat payah. Jongin bersyukur ketika Jiyoung menghentikan mobilnya di depan rumah besar. Jiyoung memberi isyarat Jongin agar ikut turun.
                Jongin pikir Jiyoung akan membiarkannya menunggu di depan pintu, tapi ternyata Jiyoung menyeretnya hingga di depan kamar Jiyoung. Betapa kagetnya Jongin mendengar Jiyoung berteriak ketika masuk kamar, cepat-cepat dia menengok ingin tau apa yang terjadi.
                “Kyyaa! Sehun! Bikin kaget saja!” teriak Jiyoung tepat di telinga Sehun.
                “Duh berisik banget.” Keluh Sehun. Jongin tidak pernah tau hubungan mereka sedekat itu, lagi-lagi Jongin tidak enak hati pada Sehun karena kekasihnya itu sudah mengajaknya masuk ke rumahnya.
                “Aku kan sudah bilang jangan masuk kamar jika aku tidak ada.” Omel Jiyoung seraya membuka laci, mencari sesuatu.
                “Aku butuh pinjam buku. Eh Jiyoung aku terpilih jadi ketua MPK.” Kata Sehun kalem meskipun terdengar jelas dia sedang pamer.
                “MPK? Apa itu? Organisasi hitam?”
                “Majelis Perwakilan Kelas, Jiyoung. Aku menggantikan Luhan hyung.” Jelasnya.
                “Ya ya, kalau sudah selesai urusanmu disini segera keluar dan segera pulang ke rumahmu sendiri!” kata Jiyoung mengingatkan, “Eh, kau lihat Luhan oppa?”
                “Di kamarnya, sebentar lagi kami mau pergi bersama . Kenapa?” Sehun mengangkat kepalanya dan melihat ada Jongin berdiri di depan pintu, wajahnya tegang dan sangat tidak enak. “Loh Jongin? Kau datang dengan Jongin tadi?” tanya Sehun kaget.
                “Hem, ada urusan. Bye Sehun!” Jiyoung mengacak rambut Sehun dan segera mendorong Jongin keluar. Jongin sempat mengangguk pada Sehun dan semoga saja Sehun bisa mengerti bahwa Jongin tidak akan macam-macam pada kekasihnya.
                “Jiyoung, memang Sehun tidak marah melihatmu denganku?” bisik Jongin takut.
                “Kenapa harus marah?” Jiyoung balik tanya.
                “Kan dia pacarmu.” Tuduh Jongin, Jiyoung tertawa pelan.
                “Please Kkamjong, Sehun itu sepupuku. Sinting!”

                Jiyoung tidak berganti pakaian, tapi terlihat dari isi tasnya sepertinya Jiyoung membawa baju ganti dan berniat berganti pakaian di rumah Krystal. Ketika mereka sampai depan rumah, Jongin menawarkan diri untuk menyetir.
                “Jiyoung biar aku saja yang bawa mobil, biar kita selamat.” Katanya, Jiyoung memandangnya merasa terhina.
                “Kau bisa nyetir?” tanya Jiyoung jengkel. Jongin mengangguk.
                “Ayahku yang mengajariku, dengan mobil kantor.” Jawab Jongin enteng, Jiyoung melempar kunci mobil yang berhasil ditangkap dengan keren oleh Jongin. Untuk pertama kalinya Jiyoung menganggap Jongin keren.
                Jongin mengendarai mobil jauh lebih baik dari Jiyoung, bahkan Jiyoung pikir level Jongin sudah sama dengan Luhan. Jiyoung memberitahu letak rumah Krystal, Jongin memarkir mobil Suzy dengan apik.
                “Oke, langsung masuk!” Jiyoung mengajak Jongin masuk ke kamar Krystal yang luas. Mereka disambut oleh yang lainnya. Jongin masuk dan memilih duduk di pinggiran ranjang Krystal, melihat kamar Krystal yang mungkin lebih luas dari ruang makan di rumah Jongin. Kemudian Jongin sadar, tidak ada warna pink di kamar Krystal.
                “Jongin mandi dulu deh, biar fresh.” Usul Sulli, Jongin mengangguk. Krystal segera memberi Jongin handuk dan mengantarnya ke kamar mandi.
                Sepuluh menit Jongin sudah keluar dari kamar mandi dan di seret oleh Suzy untuk duduk di depan meja rias Krystal. Suzy melepas kacamata tebal Jongin.
                “Kalian tidak berniat membiarkanku tanpa kacamata kan? Aku tidak bisa melihat.” Kata Jongin.
                “Aku sudah membeli lensa untukmu. Tiga untuk kanan dan empat untuk kiri kan?” tanya Jiyoung dan Jongin mengangguk.
                Krystal membantu Jongin untuk memasang lensanya. Suzy menata rambut super rapi Jongin, Sulli menyiapkan baju yang akan Jongin pakai, sedangkan Jiyoung tiduran di ranjang Krystal. Jiyoung hampir saja tertidur ketika Sulli berteriak senang memanggilnya.
                “Jiyoung Jiyoung lihat deh Jongin ganteng banget!” teriak Sulli, dengan ogah Jiyoung bangkit dari tidurnya dan melihat Jongin, ya itu Jongin. Kacamata besarnya sudah tidak ada digantikan lensa, rambutnya yang super rapi itu sudah hilang menjadi rambut yang sedikit berantakan yang tertata, membuatnya jauh terlihat keren. Tidak ada poni yang menutupi keningnya. Dengan kaos berwarna putih di lapisi kemeja warna biru yang kancingnya di biarkan terbuka. Sempurna!
                “Kita buka jasa make over yuk. Lihat perubahan kkamjong dengan Jongin yang ini.” kata Krystal memerhatikan Jongin dari ujung rambut hingga ujung kaki.
                “Tapi Jongin memang punya bakat keren. Sayang otaknya tidak punya ide untuk membuat dirinya sendiri keren.” Kata Suzy, awalnya Jongin senang mendengar perkataan Suzy tapi yang terakhir itu membuatnya kembali kesal.
                “Taruhan, Naeun pasti jatuh cinta beneran!” pekik Jiyoung senang. Jongin tersenyum padanya dan detik berikutnya Jiyoung memeluknya sekilas. “Jongen aku tidak menyangka kau bisa seperti ini!”
***
                Skenario sudah disusun, Jongin melajukan mobil Suzy menuju cafe dekat kota sedangkan Jiyoung, Krystal, Sulli dan Suzy naik mobil Krystal membuntuti. Sesuai rencana, Naeun sudah menunggu di cafe. Jongin turun dengan seikat bunga, mendekati meja dengan sosok Naeun yang terlihat begitu manis sore itu.
                “Maaf sudah membuatmu menunggu.” Kata Jongin lembut, Jongin tersenyum seraya menyerahkan seikat bunga untuk Naeun yang terlihat begitu kaget.
                “Jadi kau yang mengirim surat dan kado selama ini?” Naeun terlihat begitu terkejut, melihat Jongin yang begitu tampan ada di depannya. “Dan namamu?”
                “Kim Jongin.” Jongin begitu baik memerankan Jongin baru yang di buat Jiyoung dan teman-temannya, “Kita bisa memesan makanan sekarang, Naeun-ssi?” Jongin bertanya dengan sopan, Naeun tersipu dan mengangguk.
                Jiyoung, Krystal, Sulli dan Suzy memerhatikan dari meja yang bebas jangkauan pandang Naeun. Mereka memakai topi untuk menutupi sebagian wajah mereka, membawa kacamata dan masker jika di perlukan. Jiyoung terlihat gelisah, terus meminum minumannya sambil melihat punggung Naeun.
                Makanan Jongin dan Naeun datang, Jongin sesekali bertanya dengan semua pertanyaan yang sudah di buat oleh Jiyoung. Tidak tau bagaimana tapi Jongin terlihat sangat natural, sangat berbeda dengan Jongin bulan-bulanan Kang Jiyoung. Tapi Jongin tidak merasakan sensasi seperti ketika dia bersama Jiyoung, jantungnya berdetak cepat hanya karena dia takut ketahuan.
                “Jika kau tidak keberatan aku bisa mengantarmu pulang, Naeun-ssi.” Kata Jongin lagi-lagi membuat Naeun tersenyum.
                “Ya tentu saja, tapi aku rasa kau tidak sedang mengusirku pulang kan Jongin-ssi. Masih banyak yang ingin aku obrolkan denganmu.” Kata Naeun dengan senyumnya, Jongin sempat tersenyum garing tapi kemudian tersenyum lembut.
                “Aku harap Huang Zitao tidak marah karena putrinya makan malam denganku.” Jongin memberinya senyum nakal, Naeun sedikit tersedak.
                “Hmm. Huk.. tidak, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Huang Zitao. Orang di sekolah hanya salah paham.” Katanya cepat, “Jika aku boleh tau kau berada di kelas mana Jongin-ssi? Sepertinya aku hampir tidak pernah melihatmu di sekolah. Maaf sebelumnya karena tidak menyadari orang tampan sepertimu.”
                “Oh itu, tentu saja. Kau tidak akan pernah melihatku seperti ini di sekolah.” Kata Jongin. Kemudian seseorang duduk di sebelah Jongin, merangkulkan lengannya di leher Jongin sambil tersenyum puas.
                “Hai Naeun! Jadi kau tidak menganggap Tao sebagai pacarmu?” Jiyoung mencium pipi Jongin sekilas dan beralih melihat Naeun. Wajah Jongin dan Naeun sama-sama seperti kepiting rebus sekarang. “BUAKAKAKAKA, kau bodoh sekali. Aku yang mengirim semua kado untukmu selama ini. Kau senang? Kau pikir dirimu terkenal?”
                “Kang Jiyoung! Kau benar-benar!” Naeun tidak bisa berkata apa-apa lagi saking marahnya.
                “Coba kita lihat bagaimana reaksi Tao mendengar semua ini.” Jiyoung mengambil recorder dari saku kemeja Jongin, ternyata dari tadi alat itu merekam suara Jongin dan Naeun, “Oh, aku bahkan merekam video semua ini. Cafe ini memberiku pelayanan yang baik.” Jiyoung menunjuk sebuah camera kecil tak jauh dari meja mereka.
                “Kau tidak akan memberitahu Tao. Kang Jiyoung kau benar-benar licik!” Naeun berkata dengan penuh kebencian.
                “Ya persis seperti dirimu, sangat licik.” Jiyoung bangkit seraya menarik Jongin, “Bye Naeun. Jika kau tidak hati-hati denganku video ini akan sampai di tangan Tao.”

                Jongin mencoba berkonsentrasi menyetir, aksi Jiyoung yang tiba-tiba mencium pipinya tadi membuat Jongin panas dingin. Jiyoung sedang tertawa melihat video rekaman Jongin dan Naeun di cafe tadi.
                “Err.. Jiyoung, dimana yang lain? Krystal, Sulli dan Suzy?” tanya Jongin.
                “Mereka menunggu di rumahku, aku sengaja menyuruh mereka pulang dulu. Aku tidak mau Naeun melihat keterlibatan mereka.” jawab Jiyoung. Jongin sedikit kagum, Jongin tau ini masalah Jiyoung dan Jiyoung tidak ingin sahabatnya terlibat jika Naeun balik menyerang.
                Semua berkumpul di rumah Jiyoung, bahkan Sehun juga disana. Sehun bertanya apa yang sudah mereka lakukan dengan Jongin, tapi Krystal hanya memberinya jawaban jahil.
                “Kenapa Sehun? Kau takut punya saingan baru di sekolah?” goda Krystal.
                “Bukan seperti itu, aku takut kalian baru saja memanfaatkan Jongin.” Kata Sehun membuat mereka semua bergidik. “Sudah sebaiknya semua pulang! Ini sudah malam.” Kata Sehun mencoba membubarkan mereka. Meskipun mereka proses di awal, akhirnya mereka mau pulang juga. Sehun menyeret Krystal dan mengantarnya pulang ke rumah. Sedang Sulli dan Jongin di antar oleh Suzy.
                “Da Jongin, kamu ganteng banget deh, besok ke sekolah gitu ya!” kata Sulli ketika Jongin turun di depan rumahnya. Jongin tersenyum.
                “Sulli, Suzy, bagaimana bajunya? Kalian tidak keberatan menungguku ganti dan membawanya kan? Atau aku harus mencucinya dulu?” tanya Jongin polos.
                “Err... Kayanya baju itu punyamu deh. Jiyoung yang beli khusus buatmu, jadi teoriku baju itu sudah milikmu sekarang.” jawab Suzy bangga.
                “Pokoknya besok gak usah pakai kacamata ya, Jongin! Mulai besok pakai lensa saja!” Sulli mengedikkan matanya.
                “Aku akan mengembalikannya pada Jiyoung, ini punya Jiyoung. Tadi aku ikut mengambil lensa ini di rumahnya.” Jelas Jongin, Suzy membuang nafas kesal.
                “Itu juga Jiyoung pesan khusus buat kau Kim Jongin. Rencananya sih itu kado ulang tahun waktu kau marah-marah itu. Inget kan? Tengah malam aku dan Jiyoung datang kesini hujan-hujanan, sebenarnya sih itu kejutan ulang tahun.” Suzy berkata tanpa melihat ekspresi Jongin yang seperti baru saja jatuh dari ketinggian lima belas meter.
                “Suzy! Kan Jiyoung bilang masalah itu gak boleh bocor! Apalagi ke Jongin!” Sulli memukul pundak Suzy membuat Suzy membekab mulutnya.
                “Duh, Jongin jangan bilang ke Jiyoung kalau aku yang bilang masalah ini ya. Kalau sampai Jiyoung tau apalagi kalau sampa kau bilang kalau aku yang bilang masalah ini aku bisa dibunuh.” Suzy keluar dari mobil dan memohon pada Jongin. Jongin masih belum sadar.
                “Aduh cepet pulang deh, sebelum kita makin aneh-aneh nanti!” ajak Sulli. Mereka segera berpamitan meninggalkan Jongin yang beku karena kalimat panjang Suzy.
***
                Jiyoung, Sulli, Sehun, Suzy dan Krystal sedang ngobrol di depan kelas pagi itu seraya menunggu kedatangan Jongin. Dari jauh Jiyoung bisa melihat Jongin memakai kacamata besarnya, berjalan sambil menunduk seperti biasa.
                “Jongin!!! Aku sudah bilang jangan pakai kacamata itu lagi!” teriak Sulli membuat Jongin meloncat saking kagetnya. Suzy mendorong Jongin dari belakang hingga dia tersungkur dan kacamatanya terjauh. Dengan elegan Krystal menginjak kacamata itu hingga pecah, framenya juga patah.
                “Krystal, apa tujuanmu merusak kacamata Jongin? Penglihatan Jongin itu parah!” sentak Sehun pada Krystal, Krystal yang tidak tau reaksi Sehun akan marah begitu membuatnya ingin menangis.
                “Kok kamu bentak aku sih?” Krystal berkata dengan suara bergetar.
                “Kalian kalau bercanda harus mikir dulu, kalau kaya gini gimana jadinya! Jongin jadi susah belajar.” Sehun tidak menurunkan nada suaranya yang terlihat marah. Jongin memungut kacamatanya yang sudah rusak, memandangnya dengan sedih.
                “Memang kacamatanya harus rusak dulu biar Jongin pakai lensa.” Sulli mencoba menjelaskan pada Sehun yang menatap Krystal galak. Krystal memukul Sehun keras-keras dan berlari menyembunyikan tangisnya, Sehun mengejarnya.
                “Kau bawa lensanya kan?” tanya Suzy tegang.
                “Ya, tapi aku berencana mengembalikan pada Jiyoung.” jawabnya datar. Jiyoung yang sedari tadi diam meliriknya.
                “Kau pakai saja, itu milikmu.” Kata Jiyoung kemudian pergi masuk kelas. Suzy dan Sulli melambai pada Jongin sebelum akhirnya mengikuti Jiyoung.
***
                Jongin sedikit merasa risih karena beberapa anak mulai memperhatikannya, bahkan tak sedikit dari mereka yang berbisik ketika Jongin melewati koridor. Di kelasnya sendiri Jongin sudah mendapat banyak pujian, dan Sulli membanggakan diri penampilan baru Jongin itu berkat dirinya. Beberapa menit Sulli menghampiri Jongin untuk menata rambutnya, membuat Jongin ingin segera pulang ke rumah.
                Jiyoung tidak berhenti mengolok-olok Jongin, menggoda dan menggangu Jongin setiap kali ada kesempatan. Seluruh penghuni kelas sudah tau, Jongin itu makanan Jiyoung. Sejak kejadian Krystal merusak kacamatanya, Sehun tidak berhenti mengingatkan Jiyoung jika Jiyoung hendak mengganggu Jongin. Berulang kali Sehun bilang bahwa mereka tu keterlaluan, bahkan sampai sekarang Krystal dan Sehun tak saling bicara.
                Bel istirahat Jongin memilih untuk pergi ke perpustakaan, selain ingin mencari buku untuk di baca sebenarnya Jongin menghindari setiap orang yang tak segan-segan melihatnya kemanapun dia pergi. Jongin memilih perpustakaan lama yang letaknya di ujung, perpustakaan yang menyimpan buku-buku lama. Jongin suka membaca buku sejarah disana, bukan sok pintar tapi Jongin merasa sedang membaca buku cerita.
                “Heran kenapa Kang Jiyoung itu tidak berulah setelah kau mendorongnya dari tangga.” Baekhyun berkata kepada Tao, Jongin mendadak menghentikan langkahnya dan menguping beberapa anak yang berkumpul di belakang perpustakaan lama.
                “Mungkin udah sadar kalau dia itu bukan tandinganku.” Jawab Tao sambil tersenyum licik.
                “Tapi bisa saja Jiyoung sedang merencanakan sesuatu yang hebat untukmu.” Kata Chanyeol membuat kening Tao berkerut.
                “Kita tunggu saja apa yang bisa dilakukan Jiyoung. Paling-paling minta bantuan kakak dan sepupunya yang sok pintar itu.” Jongin mendengar suara langkah Tao mendekat ke tempatnya, buru-buru dia berlari agar tidak ketahuan.

                Jantungnya berdegup cepat, Jiyoung menariknya tangannya sambil berjalan cepat. Tidak begitu sulit menyamai langkah Jiyoung, hanya saja Jongin merasa sulit bernafas sekarang. bukan karena takut, tapi karena tangan Jiyoung yang menggenggamnya.
                “Jiyoung, kita mau kemana?”
                “Main-main sebentar mau kan?” Jiyoung tersenyum, dilihat dari ekspresinya ini bukan pertanda baik. Jiyoung mengajaknya ke kantin, berhenti di meja Naeun dan teman-temannya sedang makan.
                “Hai Naeun, kau tidak menangis karena Jongin cuma suruhanku kan? Aku takut kau kecewa beratdan terlanjur jatuh cinta padanya.” Jiyoung menarik Jongin agar lebih dekat dengannya, dia juga menarik tangan Jongin dan dilingkarkannya di lehernya sendiri.
                “Jangan mencari masalah denganku Kang Jiyoung atau...” Naeun tidak melanjutkan kalimatnya.
                “Atau kenapa? Mau laporan sama Tao? Coba aja kalau berani!” tantang Jiyoung. Teman-teman Naeun bingung, melihat Jiyoung dan Naeun yang ingin saling cakar atau melihat ketampanan Jongin yang berdiri di sebelah Jiyoung.
                “Kalau begitu tunggu saja!” Naeun meraih jus jeruknya dan menyiramnya pada wajah Jiyoung.
                “USH!” Jiyoung mengerjap dan mengusap wajahnya yang basah, Jiyoung maju selangkah untuk memukul Naeun tapi Jongin memegang lengannya kuat-kuat.
                “Jiyoung ayo pergi!” kata Jongin seraya bergelut dengan Jiyoung yang meronta.
                “Pergi setelah aku membuat wajahnya memar!” Jiyoung masih meronta, Jongin memeluknya dari belakang.
                “Coba saja kalau bisa, dasar bodoh! Kau frustasi karena tidak bisa sepandai kakak dan sepupumu yang sangat berprestasi di sekolah ini. Ayo coba pukul aku!” Naeun menantang sambil tersenyum puas. Jongin bisa merasa Jiyoung gemetar saking marahnya. Mereka sudah menjadi perhatian sekarang.
                “Jiyoung!” Luhan datang dengan langkah cepat, membantu Jongin untuk membawa adiknya menjauh dari Naeun. Luhan dan Jongin berhasil membuat Jiyoung mundur, tak kalah akal Jiyoung menendang meja dan membuat semua yang ada di atasnya terjatuh.
                “TUNGGU AKU MEMBALASMU UNTUK INI SON NAEUN!” teriak Jiyoung. Naeun yang juga terlihat marah menghampiri Jiyoung hendak menarik rambutnya. Untung Jongin dengan cepat menyambar tangannya dan menahannya agar tidak mendekat ke Jiyoung.
                “Ssttt! Sudah kubilang jangan berulah!” Luhan berbisik di telingga Jiyoung, tajam penuh peringatan. Kemudian Jongin bisa melihat Sehun, Krystal, Sulli dan Suzy datang. Sulli dan Suzy membawa Jiyoung pergi dengan sesekali memperingatkannya. Sedang Krystal menatap tajam Naeun yang masih dalam kendali Jongin.
                “DASAR MUKA DUA!” Krystal memukul kepala Naeun keras.
                “Jung Soojung!” Sehun menariknya, mereka saling tatap, saling tantang. Sehun mengajaknya untuk pergi tapi Krystal sepertinya masih ingin menyerang Naeun. Tanpa banyak bicara lagi Sehun mengangkat tubuh Krystal, menggendongnya pergi dari sana. Krystal berteriak tapi Sehun tidak menggubrisnya.
                “OH SEHUN TURUNKAN AKU!”
                Jongin melihat Naeun menangis, tapi entah mengapa Jongin merasa tangis itu terlalu di buat-buat.
                “Keributan apa ini?” Tao sudah ada di belakang mereka dengan seram, melihat Jongin dari atas ke bawah.
                “Wah, sepertinya ada yang berani cari masalah nih!” Jongdae, anak bertubuh kecil itu menyeringai pada Jongin.
                “Berani juga ambil kesempatan sama Naeun.” Chanyeol mendorong tubuh Jongin. Belum sempat Jongin menjaga keseimbangannya Tao sudah memukulnya. Jongin terhuyung, beberapa murid perempuan berteriak takut. Untungnya ada anak yang melerai mereka sehingga Jongin tidak mati sia-sia di tangan Tao.
                “Tunggu kejutan lain pulang sekolah nanti!” Baekhyun berbisik sebelum Jongin pergi dari sana.
***
                “Kalian para cewek bisa kan mengendalikan diri kalian sendiri?” Sehun bicara penuh penekanan pada Jiyoung dan Krystal. “Jiyoung! Paman selalu bilang padaku untuk membantu Luhan hyung mengawasimu, tolong dong jaga sikap sedikit.”
                “Memang si Naeun itu...”
                “Stop! Jangan nyalahin orang lain. Aku tau kalian baru saja memanfaatkan Jongin buat ngerjain Naeun.” Suzy dan Sulli saling lirik. Sehun memandang Jiyoung yang terus menunduk, kelihatan dia masih menahan marah.
                Jongin berjalan cepat ketika melewati mereka, segera duduk di bangkunya yang ada di sudut. Tunggu saja sampai pulang sekolah, lihat apa yang akan dilakukan Tao dan gengnya padanya.
                Siang itu hujan, seperti biasa Jongin melihat ke arah jendela yang memperlihatan pohon basah. Sekilas dia menoleh untuk melihat Jiyoung yang sedang memandang kosong ke arah papan tulis. Satu hal yang selalu ingin diketahui Jongin, dia selalu ingin tau apa yng dipikirkan gadis itu.
                Hujan berhenti tepat ketika bel berdering, meninggalkan halaman yang basah. Seharusnya ini menjadikan perjalanan pulang yang menyenangkan bersama udara sejuk sehabis hujan. Tapi Jongin tau Tao sudah menunggunya. Segera Jongin keluar kelas, tidak memedulikan Jiyoung yang berteriak memanggilnya.
                Tak jauh dari kelas mereka Baekhyun dan Chanyeol terlihat sedang menunggunya. Jongin tidak berniat kabur dan membiarkan Chanyeol menariknya. Baekhyun menyeringai di sebelahnya, seakan mencemooh Jongin yang hanya diam. Mereka membawa Jongin ke bagian paling belakang sekolah, sepi.
                Seperti perkiraan Jongin, Tao sudah menunggu disana bersama Jongdae yang terlhat asyik menendang kaleng kosong. Ada tiga orang lagi yang tidak diketahui Jongin sebelumnya, tersenyum penuh arti melihat Jongin berada di rangkulan Chanyeol. Chanyeol mendorongnya hingga tersungkur di depan Tao yang langsung menginjak tangan Jongin.
                “Ouch!” Jongin memekik kesakitan karena Tao sengaja memperdalam injakannya. Jongdae menendang genangan air hujan sehingga membuatnya menyiprat ke arah Jongin dan membuat seragamnya basah dan kotor.
                “Dimana Baekhyun?” tanya Tao pada Chanyeol.
                “Tadi bersamaku, mungkin ke toilet.” Jawab Chanyeol enteng, Tao kembali fokus pada Jongin yang sekarang sudah bangkit, berdiri di depannya.
                “Aku bertanya-tanya, bagaimana mungkin anak sepertimu berani menggoda Naeun. Teman sekelasnyapun tidak ada yang berani menyapa karena Tao.” Jongdae memerhatikan setiap inci wajah Jongin. Tidak ada ekspresi di wajahnya.
                Tao menarik bagian depan kerah Jongin, membuat Jongin jinjit dan sedikit tercekik karena Tao menariknya kuat ke atas. Sebuah pukulan hampir saja mendarat di wajah Jongin ketika Baekhyun datang membawa seseorang.
                “Tao! Dia juga mengambil bagian saat di kantin tadi. Dia juga dalang dari penggemar rahasia Naeun.” Baekhyun menarik Jiyoung yang berusaha memberontak. Jongin menoleh ke arahnya, betapa marahnya Jongin ketika melihat Baekhyun menariknya dengan tidak sopan. Lengan Baekhyun melingkar di leher Jiyoung dan tangan lainnya menarik rambut panjang Jiyoung. Jongin tau Jiyoung kesakitan karena Baekhyun menariknya dengan kuat.
                “Kau lagi KangJi! Hari ini membawa sepupu dan kakakmu? Sehun dan Luhan itu?” Tao meludah, Jiyoung tersenyum licik.
                “Orang yang kau sedang kau lindungi itu bahkan tidak menganggapmu sebagai pacarnya. Aku turut prihatin akan itu Tao.” Kata Jiyoung dengan lagak menyebalkan. Tao terlihat begitu marah pada Jiyoung.
                Tao mendorong Jongin agar menjauh darinya dan menghampiri Jiyoung yang tidak bisa bergerak karena Baekhyun menahannya. Tao menyeringai kemudian sebuah pukulan mendarat di pipi Jiyoung. Tidak ada penyesalan di wajah Tao, membuat Jongin amrah karena dia melihatnya sendiri. Tao masih menikmati melihat Jiyoung yang kesakitan ketika Jongin dengan apik menendangnya.
                “Aish! Berani melawan?” tanya Tao seram, Jiyoung memekik melihat perlawanan Jongin. Ekspresi Jongin masih datar seperti sebelumnya, Jiyoung khawatir Tao akan menghabisinya.
                “Kkamjong bodoh!” gertak Jiyoung kesal. Tao memandang Jongin rendah, Jongin balas menatapnya seakan tidak takut dengannya. Beberapa kali Tao menyerangnya tapi Jongin berhasil menghindarinya. Jiyoung sedikit kaget karena Jongin bisa bertahan sebaik ini, bahkan sekarang Jongin mulai melawan Tao.
                Jiyoung bisa melihat pertahanan Jongin terlihat begitu teratur, Jongin juga tidak termakan emosi seperti Tao sekarang. Jiyoung jadi curiga jangan-jangan Jongin pemegang sabuk hitam. Chanyeol ikut bergabung menyerang Jongin, sekali dua kali Jongin bisa bertahan tapi ketiga ketiga anak lain ikut meyerangnya jelas Jongin kalah.
                Baekhyun berteriak mencela Jongin yang terkena pukulan bertubi-tubi, tapi meskipun seperti itu Jongin masih bisa sesekali menghindar dengan gerakannya yang gesit. Jiyoung berusaha lepas dari Baekhyun dan Jongdae yang juga ikut memegganginya, tapi selalu gagal. Jiyoung sudah tidak tahan melihat darah di wajah Jongin. Jongin masih bisa berdiri tegak meskipun pukulan terus diarahkan padanya.
                “Berhenti! Aku datang bersama guru!” Krystal berteriak dengan nafas tersengal, Tao dan lainnya menghentikan aksi mereka. Sulli dan Suzy menyusul di belakangnya.
                “Gak percaya? Sebentar lagi Leeteuk songsaenim akan datang dnegan Sehun!” kata Sulli, Tao mendorong Jongin. Baekhyun dan Jongdae melepas tangan Jiyoung dengan kasar. Jiyoung langsung berlari ke arah Jongin yang sungguh parah.
                “Aku lega bisa buat wajah tampan pacarmu itu babak belur.” Kata Tao tajam, Jiyoung hanya memandangnya penuh benci. Baekhyun dan Jongdae tertawa seraya meninggalkan tempat itu.
                “Jongin gimana?” Suzy menghampiri Jongin yang berdiri di depan Jiyoung sambil menatap gadis itu dalam.
                “Yuk cepet diobati! Jongin kasihan banget.” Sulli memandang khawatir.
                “Bisa kalian bertigapergi dulu? Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Jiyoung.” Krystal menarik Sulli dan Suzy agar pergi dari sana. Jongin menyeka darah yang ada di sudut bibirnya, belum sempat Jongin bicara tapi Jiyoung sudah menghambur ke pelukannya.
                “Aku gak pernah tau ternyata kau bisa berkelahi, Jongen. Tapi yang barusan itu jelas tidak fair.” Kata Jiyoung dalam pelukan Jongin.
                “Ayahku mengajariku bela diri sejak kecil.” Jawab Jongin sedikit kaku.
                “Aku minta maaf! Gara-gara aku kau jadi babak belur gini, aku minta maaf.” Jongin bisa merasa Jiyoung sedang menangis sekarang.
                “Udah gakpapa, enak juga kok dipukuli.” Jongin menepuk punggung Jiyoung.
                “AKU MINTA MAAF!” Jiyoung makin menangis hebat, Jongin melihat airmatanya membasahi sebagian wajahnya. Ada yang berbeda dari tangis itu, ini bukan tangis yang biasa Jongin lihat. Ada rasa sakit ditangis Jiyoung kali ini.
                “Jiyoung, aku harus bilang sesuatu.” Jongin mencoba memberanikan diri menatap mata Jiyoung.
                “Ya,.. Tapi aku benar-benar minta maaf...” Jiyoung mengangguk sambil mengusap airmatanya dengan punggung tangannya.
                “Jiyoung, bagaimana jika aku menyukaimu?” kalimat itu terjun bebas dari mulut Jongin, membuat tangis Jiyoung berhenti sesaat. “Jiyoung, sepetinya aku menyukaimu. Ya aku menyukaimu!”
                “Jongen?”
                “Kau mau tidak jadi pacarku?” Jongin memenggang kedua tangan Jiyoung erat.
                “Jongen, pukulan Tao tadi keras banget ya?” Jiyoung menatapnya khawatir.
                “Bukan, ini serius!” Jongin mencoba meyakinkan. Jiyoung terlihat berpikir. “Jiyoung kau mau kan jadi pacarku?
                “Err, harusnya sih aku jawab iya tapi hhmmbbb....” Jongin tidak mengijinkan Jiyoung bicara lagi. Rasanya ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, Jongin mencium Jiyoung yang masih terlihat kaget dengan aksi mendadak ini.
                “Jongen, kita harus ngobati lukamu.” Jiyoung melepas ciuman Jongin dan berusaha mengambil oksigen banyak-banyak.
                “Tidak perlu, ini bahkan tidak sakit sama sekali.” Jawab Jongin dengan senyum di wajahnya.
***
                Keributan itu terdengar di telinga guru membuat Jiyoung dan Krystal harus diskors karenanya. Jiyoung diskros selama seminggu karena keributan dengan Naeun di kantin, Krystal juga seminggu karena memukul Naeun. Naeun juga diskors karena keributan itu dan yang pasto Tao dan komplotannya karena penyerangan pada Jongin. Guru beranggapan Jongin hanya korban dari ulah mereka dan membebaskan Jongin dari hukuman. Sulli dan Suzy yang sewatu keributan di kantin juga tidak turun tangan bebas dari hukuman.
                Sehun tak berhenti untuk mengingatkan Sulli dan Suzy supaya tidak ikut berulah lagi. Jongin sampai bosan mendengar pidato singkat Sehun, tapi bagaimanapun Jongin beranggapan Sehun adalah teman yang baik. Tidak sadar sejak kapan keduanya menjadi sangat dekat sekarang. Sehun banyak cerita tentang masalah-masalah yang terjadi di organisasinya, terkadang mereka berdua juga membicarakan tentang Jiyoung dan Krystal. Jongin baru tau jika Sehun dan Krystal sudah jadian lebih awal beberapa hari sebelum Jongin dan Jiyoung.
                “Sudah seminggu tidak bertemu Jiyoung, tidak ada keinginan untuk menemuinya?” tanya Sehun sepulang sekolah,
                “Kau sendiri yang bilang Jiyoung dilarang menerima tamu.” Kata Jongin pasrah, Sehun tersenyum.
                “Aku bisa mengaturnya untukmu.” Sehun mengajak Jongin untuk berkunjung ke rumah Jiyoung. orangtua Jiyoung tidak ada di rumah, Sehun juga sudah meminta bantuan Luhan.
                Sehun mengetuk pintu kamar Jiyoung, sayup-sayup terdengar suara dari dalam kamar Jiyoung. Jongin takut Jiyoung jadi sinting mengobrol sendiri di kamar karena hukuman ini. Pintu menjeblak terbuka, Jongin hendak memeluk gadis yang membuka pintu itu ketika Sehun memekik kaget.
                “Jung Soojung? Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak kabur dari rumah kan?” tanya Sehun pada Krystal yang tersenyum garing. Jiyoung muncul dibelakang Krystal dan langsung bersorak melihat Jongin ada di depan pintunya.
                “JONGEN! BISA KAU KERJAKAN TUGASKU? LEETEUK SONGSAENIM MEMBERI BANYAK SEKALI TUGAS YANG SULIT SEBAGAI HUKUMAN!” Jiyoung memeluk Jongin dan hampir membuat mereka terjengkang ke belakang.
                “Aku tidak akan menuliskan untukmu kali ini, aku hanya akan membantumu.” Kata Jongin pada Jiyoung yang mengerucutkan bibirnya, Jongin melihat Sehun sudah masuk ke kamar seraya memberi Krystal berjuta pertanyaan. Kesempatan, Jongin mengecup bibir Jiyoung sekilas dan...
                PLAK!
                Pukulan mendarat dengan bebas di pipi Jongin.
                “Kalau ada yang lihat gimana?”

Author's Note: HAHAHA! Semoga suka sama ceritanya ya! Jangan lupa komen... ^^

Komentar

  1. end di part 2 ya? pengen liat love love love #2. haha.. itu kan si tao belum tau kalau naeun cuma main2 sama dia dan nggak suka beneran. bhehehe.. nice story author nim.. ditunggu ff selanjutnya yah. i i'm always looking forward for your blog.. update soon :) and thanks for the update. #bow 90 degree :D

    BalasHapus
  2. huaaa....mian baru bisa koment sekarang....akhirnya kaijing bersatu juga,tapi masih penasaran sama mereka berdua...pengen ada sekuel nya trus jga naeun blum di buat sengsara..hehe..pengen liat dia di bully sma jiyoung cs..tao jga sebenarnya dia thu sadar gak sich klo cma di mainin si naeun...ok nice chap....waiting your next story!

    BalasHapus
  3. menghibur sangat kaijing di sini ya XD hei jd pengen masuk gengnya tao, isinya keren2 begitu XD

    BalasHapus
  4. nah terus si tao gimana tuh kan belum tau kalo sebenarnya si naeun cuma manfaatin dia, pengen tau aja nasib si naeun wkwkwk. gue suka parah pas jing muncul di cafe terus nyipok pipi jongin itu hahaha kebayang bgt mukanya naeun. eh kok gue berasa ngebash si naeun begini? haha pokoknya kocaklah. gue turut senang akhirnya mereka bareng. walau gue harap jing jangan ngejajah jongin terus2an, kasian serius sama karakternya XD

    BalasHapus
  5. I know it! Si Jongin tau berkelahi! Aku malah udah bayangin dia jago banget! Jadi adegan dikeroyok dan kalah itu di luar ekspektasi...he he!
    Jongin pasti digebuk keras ya? Otaknya rusak tuh kayaknya, habis dia berani nyatain perasaan plus main cium! Apalagi yang terakhir...wahhh, benar-benar berubah! (Efek make over Kali nih...haha!)
    Kirain 'Jongen' itu typo, ternyata panggilan sayang Jiyoung ke Jongin...mereka tuh imut! Terutama waktu Jiyoung nangis Dan Jongin bilang kalau dipukul itu enak...itu kalau bukan bohong pasti karena otaknya rusak! And it's so sweet!
    Intinya aku suka fanfic ini, semoga ke depannya author lebih memperhatikan typo-nya. Tadi aku nemu satu atau dua...but I love the idea, so it doesn't really matter...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah